Hadits ke-11 dari 152, BAB 14. PERTENGAHAN DALAM KETAATAN, KITAB : NUZHATUL MUTTAQIEN SYARH RIYADUS SHALIHIN
Hadits ke-11 dari 152, BAB 14. PERTENGAHAN DALAM KETAATAN, KITAB : NUZHATUL MUTTAQIEN SYARH RIYADUS SHALIHIN
عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ ضي الله عنهما قَالَ: بَيْنَمَا النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَخْطُبُ إِذَا هُوَ بِرَجُلٍ قَائِمٍ، فَسَأَلَ عَنْهُ فقَالُوا : أَبُو إِسْرَائِيلَ نَذَرَ أَنْ يَقُومَ فِي الشَّمْسِ، وَلَا يَقْعُدَ، وَلَا يَسْتَظِلَّ، وَلَا يَتَكَلَّمَ، وَيَصُومَ، فقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: مُرُوهُ فَلْيَتَكَلَّمْ، وَلْيَسْتَظِلَّ، وَلْيَقْعُدْ، وَلْيُتِمَّ صَوْمَهُ. رواه البخاري.
153. Dari Ibnu Abbas. ra ia berkata; ketika Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berkhutbah, tiba-tiba terdapat seorang laki-laki yang berdiri. Kemudian beliau SAW bertanya mengenainya. Mereka menjawab; orang ini adalah Abu Israil, ia bernadzar untuk berdiri di bawah terik matahari dan tidak duduk, serta tidak bernaung, tidak berbicara, dan berpuasa. Beliau berkata: "Perintahkan dia agar berbicara, bernaung, duduk dan menyempurnakan puasanya. HR. Bukhari
HR. Bukhari fiil Imaani wa Nudhuri (Bab Nadzri fiima laa yamliku wa fii ma'shiyati).
Lughatul Hadits:
-Abu Israail: namanya yusair: yang mengecilkan hal yang mudah, kebalikan dari kesulitan. Dia adalah Anshary.
-Walaa yatakallamu: tidk berbicara dengan orang lain selain dzikir kepada Allah SWT
Faidah Hadits:
-Nadzar dengan diam (tidak mau berbicara kepada orang lain) bukanlah bentuk syariat islam dalam mendekatkan diri (kepada Allah SWT).
-Allah SWT tidak menerima amalan yang tidak sesuai syariat, yang tidak diijinkan-Nya, dan yang tidak menjadikannya pendekatan kepada-Nya.
-Tidaklah setiap (amalan) taqarrub dalam ibadah itu bermakna sama dengan taqarrub selain ibadah
Tidak ada komentar: