CUKUPLAH KEMATIAN SEBAGAI NASEHAT

CUKUPLAH KEMATIAN SEBAGAI NASEHAT
(MEMETIK IBRAH DI BALIK MUSIBAH JATUHNYA PESAWAT SRIWIJAYA AIR SJ-182
Drs. H. Bambang Edy (sekretaris majelis Tabligh PDM Kota Malang


PENDAHULUAN 

Setiap manusia yang masih menjalani hidup di dunia ini pasti akan mengalami berbagai uijian dan mushibah, dan mushibah itu bisa dating dari diri sendiri, keluarga, saudara dekat maupun saudara jauh, dari tetangga, teman bahkan dari sesuatu yang tidak kita duga sebelumnya. Oleh sebab itulah maka masing-masing diantara kita harus mempersiapkan diri menghadapi berbagai ujian dan mushibah dalam kehidupan ini. Karena yang namanya orang beriman akan maendapat ujian dari keimannya, sebagaimana firman Allah SWT dalam surat al-Angkabut:2 Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: "Kami telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi? Hal ini dapat juga dimaknai bahwan ujian akan datang bersamaan dengan apa yang sedang kita lakukan pada saat itu. Maka sebaik-baik manusia adalah orang yang selalu mempersiapkan diri dengan berbagai kemungkinan yang akan terjadi. Salah satu contoh yang segar dalam ingatan dan pikiran kita dan kita ketahui bersama bahwa pada hari Sabtu, 9 Januari 2021 pesawat Sriwijaya Air SJ-182 dengan rute penerbangan Jakarta-Pontianak telah jatuh di Kepulauan Seribu Jakarta dan menewaskan seluruh penumpangnya yang berjumlah 62 orang. 

Pada kesempatan ini saya ingin mengajak sahabat-sahabatku untuk bersama-sama memetik ibrah atau mengambil pelajaran dengan adanya peristiwa nahas tersebut. Yang perlu diingat adalah bahwa ujian/mushibah akan dating kapan dan dimana saja.


IBRAH YANG BISA KITA PETIK

Ada beberapa ibrah yang bisa kita petik dari kejadian musibah tersebut antara lain : 


1. KEMATIAN ADALAH PERISTIWA YANG PASTI DATANGNYA. 

Dalam Quran surat Al Imran 185 Allah Subhanahu Wata’ala menegaskan :

   

كُلُّ نَفْسٍ ذَآئِقَةُ الْمَوْتِ


“Bahwa tiap-tiap yang berjiwa (bernyawa) pasti akan mengalami kematian….”


2. KEMATIAN ADALAH ADALAH SESUATU YANG GHAIB

Peristiwa ini menyadarkan kepada kita bahwa, manusia adalah makhluk yang sangat lemah, kita tidak tahu apa yang akan terjadi dengan diri kita besuk pagi, bahkan dalam peristiwa ini, apa yang akan terjadi empat menit setelah pesawat lepas landas, dan juga kita kita tahu dimana kita akan mati, apakah di darat, di laut, atau mungkin di udara…


وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ مَاذَا تَكْسِبُ غَدًا ۖوَمَا تَدْرِي نَفْسٌ بِأَيِّ أَرْضٍ تَمُوتُ

  

 “…dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya esok hari, dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati”. (QS.  Lukman 34)


3. KEMATIAN ITU SUDAH DITETAPKAN WAKTUNYA OLEH ALLAH - TIDAK BISA DIMAJUKAN ATAU DIUNDUR SESAATPUN.


Tentang hal ini peringatan Allah Subhanahu Wata’ala dengan jelas mengingatkan :


 وَلِكُلِّ أُمَّةٍ أَجَلٌ فَإِذَا جَاءَ أَجَلُهُمْ لا يَسْتَأْخِرُونَ سَاعَةً وَلا يَسْتَقْدِمُونَ


“Tiap-tiap umat mempunyai batas waktu (Kematian, kejayaan atau keruntuhan), maka apabila telah datang waktu (kematian)nya mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak dapat (pula) memajukannya”. (Q.S. Al A’Raf 34)


4. KEMATIAN ITU PASTI DAN KITA TIDAK DAPAT MENGHINDARINYA.

   

Dalam Qur’an Surat An Nisa’ 78 Allah Subhanahu Wata’ala berfirman :


أَيْنَمَا تَكُونُوا يُدْرِكُكُمُ الْمَوْتُ وَلَوْ كُنْتُمْ فِي بُرُوجٍ مُشَيَّدَةٍ


“Di mana saja kamu berada, kematian akan menemuimu, sekalipun   kamu berada di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh sekalipun”.


Begitu juga dalam Qur’an Surat Al Jumah 8, Allah Subhanahu Wata’ala mengingatkan :


 قُلْ إِنَّ الْمَوْتَ الَّذِي تَفِرُّونَ مِنْهُ فَإِنَّهُ مُلَاقِيكُمْ ۖثُمَّ تُرَدُّونَ إِلَىٰ عَالِمِ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ


“Katakanlah : ‘Sesungguhnya kematian yang kamu lari (yang kamu ingin menghindar) darinya, maka (ingatlah) bahwa sesungguhnya kematian itu akan datang menemuimu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, lalu Dia akan memberitahukan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan’". 


5. KEMATIAN SEBAGAI UJIAN KESABARAN BAGI MANUSIA


Hal ini sesuai firman Allah dalam Qur’an Surat Al Baqarah 155-157 Allah Subhanahu Wata’ala berfirman :


وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِنَ الْخَوْفِ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِنَ الأمْوَالِ وَالأنْفُسِ وَالثَّمَرَاتِ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ


155. Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar,



الَّذِينَ إِذَا أَصَابَتْهُمْ مُصِيبَةٌ قَالُوا إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ 


156. (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan, "Sesungguhnya kami adalah kepunyaan Allah dan kepada Allah jugalah kami kembali ".


أُولَئِكَ عَلَيْهِمْ صَلَوَاتٌ مِنْ رَبِّهِمْ وَرَحْمَةٌ وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُهْتَدُونَ 


157. Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.



PENUTUP

 

• JANGAN MATI KECUALI DALAM KEADAAN BERAGAMA ISLAM 

Dalam Qur’an Surat Al Imran 102 Allah Subhanahu Wata’ala berfirman :


يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلا تَمُوتُنَّ إِلا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ


“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dengan sebenar-benarnya takwa dan janganlah sekali-kali kamu mati, melainkan dalam Keadaan muslim”.


• PERBANYAK MENGINGAT KEMATIAN 

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

أَكْثِرُوا ذِكْرَ هَاذِمِ اللَّذَّاتِ


“Perbanyaklah mengingat pemutus kelezatan” (HR. An Nasai no. 1824, Tirmidzi no. 2307 dan Ibnu Majah no. 4258 dan Ahmad 2: 292)


Dihadis yang lain Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam juga mengingatkan : 

عَنِ ابْنِ عُمَرَ أَنَّهُ قَالَ : كُنْتُ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- فَجَاءَهُ رَجُلٌ مِنَ الأَنْصَارِ فَسَلَّمَ عَلَى النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- ثُمَّ قَالَ : يَا رَسُولَ اللَّهِ أَىُّ الْمُؤْمِنِينَ أَفْضَلُ قَالَ : « أَحْسَنُهُمْ خُلُقًا ». قَالَ فَأَىُّ الْمُؤْمِنِينَ أَكْيَسُ قَالَ : « أَكْثَرُهُمْ لِلْمَوْتِ ذِكْرًا وَأَحْسَنُهُمْ لِمَا بَعْدَهُ اسْتِعْدَادًا  أُولَئِكَ الأَكْيَاسُ .


Dari Ibnu ‘Umar, ia berkata, “Aku pernah bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, lalu seorang Anshar mendatangi beliau. Ia memberi salam dan bertanya, “Wahai Rasulullah, mukmin manakah yang paling baik?”. Beliau bersabda, “Yang paling baik akhlaknya”. Ia kembali bertanya, “Lalu mukmin manakah yang paling cerdas?”. Beliau bersabda, “Yang paling banyak mengingat kematian dan yang paling baik dalam mempersiapkan diri untuk alam berikutnya, itulah mereka yang paling cerdas.” (HR. Ibnu Majah no. 4259).

Imam Ibnu Majah meriwayatkan:


 عَنْ الْبَرَاءِ قَالَ كُنَّا مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي جِنَازَةٍ فَجَلَسَ عَلَى شَفِيرِ الْقَبْرِ فَبَكَى حَتَّى بَلَّ الثَّرَى ثُمَّ قَالَ يَا إِخْوَانِي لِمِثْلِ هَذَا فَأَعِدُّوا 


Dari Al Bara’, dia berkata: Kami bersama Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pada suatu jenazah, lalu Beliau duduk di tepi kubur, kemudian Beliau menangis sehingga tanah menjadi basah, lalu Beliau bersabda: “Wahai, saudara-saudaraku! Maka persiapkanlah untuk yang seperti ini,!” (HR. Ibnu Majah, no. 4.190).




CUKUPLAH KEMATIAN SEBAGAI NASEHAT CUKUPLAH KEMATIAN SEBAGAI NASEHAT Reviewed by sangpencerah on Januari 22, 2021 Rating: 5

Tidak ada komentar: