وَعَنْ أُمِّ الْمُؤْمِنِينَ أُمِّ عَبْدِ اللَّهِ عَائشَةَ رَضيَ الله عنها قالت: قالَ رسول الله صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم: “يَغْزُوجَيْشٌ الْكَعْبَةَ فَإِذَا كَانُوا ببيْداءَ مِنَ الأَرْضِ يُخْسَفُ بأَوَّلِهِم وَآخِرِهِمْ”. قَالَتْ: قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ، كَيْفَ يُخْسَفُ بَأَوَّلِهِم وَآخِرِهِمْ وَفِيهِمْ أَسْوَاقُهُمْ وَمَنْ لَيْسَ مِنهُمْ،؟ قَالَ: ” يُخْسَفُ بِأَوَّلِهِم وَآخِرِهِمْ، ثُمَّ يُبْعَثُون عَلَى نِيَّاتِهِمْ” مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ: هذَا لَفْظُ الْبُخَارِيِّ.
Dari Ummul Mu’minin yaitu Ibunda (yang sebenarnya adalah Bibinya) dari Abdullah, yaitu Aisyah rodhiallahu ‘anhu berkata; saya mendengar Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassallam bersabda;
HR. Muttafaq ‘Alaih. ke-shahih-annya, dan lafadz diatas adalah milik Imam Bukhari rahimahullah
Lughotul Hadits
Sayyidah ‘Aisyah radhiallahu ‘anha digelari Ummul Mu’minin, yaitu Ibundanya sekalian orang mu’min, sebab beliau adalah istri dari Rasululloh SAW, jadi gelar tersebut memang sudah selayaknya. Beliau radhiallahu ‘anha juga digelari Ummu Abdulloh (Ibunya Abdullah) oleh Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassallam, sebenarnya Abdullah itu bukan putranya, melainkan putra dari saudarinya yang bernama ‘Asma. Sehingga dengan ‘Aisyah RA, Abdullah adalah keponakannya, karena beliau sendiri tidak memiliki seorang putra pun..
- Manusia itu berbuat sesuai dengan tujuannya, baik ataupun buruk. Walaupun ada yang tidak merasa ketika sedang berbuat yang “tampak” baik namun sejatinya buruk, begitupula sebaliknya.
- Ancaman bagi yang berkawan (akrab) dengan ahli maksiat dan fajir.
- Anjuran untuk berkawan (akrab) dengan orang baik.
- Kabar dari Rasulullah sholallohu ‘alaihi wassallam tentang sesuatu yang ghaib, dan bagi kita hanya wajib untuk mempercayainya, karena tidaklah yang keluar dari lisan Beliau shalallahu ‘alaihi wassallam adalah hawa nafsu, melainkan wahyu semata.
وَعَنْ أُمِّ الْمُؤْمِنِينَ أُمِّ عَبْدِ اللَّهِ عَائشَةَ رَضيَ الله عنها قالت: قالَ رسول الله صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم: “يَغْزُوجَيْشٌ الْكَعْبَةَ فَإِذَا كَانُوا ببيْداءَ مِنَ الأَرْضِ يُخْسَفُ بأَوَّلِهِم وَآخِرِهِمْ”. قَالَتْ: قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ، كَيْفَ يُخْسَفُ بَأَوَّلِهِم وَآخِرِهِمْ وَفِيهِمْ أَسْوَاقُهُمْ وَمَنْ لَيْسَ مِنهُمْ،؟ قَالَ: ” يُخْسَفُ بِأَوَّلِهِم وَآخِرِهِمْ، ثُمَّ يُبْعَثُون عَلَى نِيَّاتِهِمْ” مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ: هذَا لَفْظُ الْبُخَارِيِّ.
Dari Ummul Mu’minin yaitu Ibunda (yang sebenarnya adalah Bibinya)
dari Abdulloh, yaitu Aisyah rodhiallohu ‘anhu berkata; saya mendengar
Rosululloh sholallohu ‘alaihi wassallam bersabda;
“Ada sekumpulan tentara yang akan memerangi ka’bah (menghancurkan),
kemudian setelah mereka berada di suatu padang (tanah) lapang, mereka
semua dibenamkan kedalam tanah, dari yang pertama sampai yang terakhir”
Aisyah rodhiallohu ‘anhu pun bertanya; “Wahai Rosululloh sholallohu
‘alaihi wassallam, bagaimanakah semuanya dibenamkan dari yang pertama
sampai yang terakhir, sedang diantara mereka itu ada yang ahli pasar
(pedagang), serta adapula yang tidak termasuk golongan mereka tadi
(yaitu yang tidak berniat menghancurkan ka’bah)?”
Rosululloh sholallohu ‘alaihi wassallam menjawab; “Ya, semuanya akan
dibenamkan dari yang pertama sampai yang terakhir, kemudian nantinya
mereka akan di ba’ats (dibangkitkan) dari masing-masing kuburnya (sesuai
niatnya masing-masing) untuk dihisab (dan diputuskan) dosa atau
tidaknya”
Disepakati hadits ini [Muttafaq ‘Alaihi] ke-shohih-annya, dan lafadz diatas adalah milik Imam Bukhori rohimahulloh
Read more https://bimbinganislam.com/nuzhatul-muttaqin-hadits-ke-2/
Read more https://bimbinganislam.com/nuzhatul-muttaqin-hadits-ke-2/
Tidak ada komentar: