وعَنْ أبي مُوسَى عبْدِ اللَّهِ بْنِ قَيْسٍ الأَشعرِيِّ رضِي الله عنه قالَ: سُئِلَ رسولُ الله صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم عَنِ الرَّجُلِ يُقاتِلُ شَجَاعَةً، ويُقاتِلُ حَمِيَّةً ويقاتِلُ رِياءً، أَيُّ ذلِك في سَبِيلِ اللَّهِ؟ فَقَالَ رَسُول الله صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم: “مَنْ قاتَلَ لِتَكُون كلِمةُ اللَّهِ هِي الْعُلْيَا فهُوَ في سَبِيلِ اللَّهِ” مُتَّفَقٌ عَلَيهِ
Dari Abu Musa, Abdullah bin Qais al-Asy’ary rodhiallohu ‘anhu berkata, “Rasulullah sholallohu ‘alaihi wasallam pernah ditanya oleh sebagian sahabatnya tentang seseorang yang berperang karena berani (sifatnya pemberani), seseorang yang berperang karena fanatisme kebangsaan , dan seseorang yang berperang karena riya’ (agar dipuji orang lain). Manakah di antara niat tersebut yang termasuk jihad di jalan Allah?” Rasulullah sholallohu ‘alaihi wasallam menjawab, _”Barangsiapa yang berperang untuk menegakkan kalimat Allah sebagai kalimat yang paling tinggi, maka dia berada (berjihad) di jalan Allah.”_ [Muttafaq ‘alaih]
Faedah Lughoh
• Su-i-la : Ditanya, dan yang bertanya disini adalah Laahiq bin Dhimroh
Al-Baahiliy rodhiallohu ‘anhu.
• Khamiyatan : Semangat untuk membela suku, kabliah, atau bangsa
• Riya’ : Ingin dilihat manusia
• Kalimatulloh : Agama Alloh
Faedah Hadits
- Bahwa amal-amal yang diberi pahala oleh Allah SWT yaitu berdasarkan niatnya yang benar.
- Keutamaan orang yang berjihad hanya terbatas bagi mereka yang berjihad untuk menegakkan kalimat Allah, namun orang yang meninggal di medan jihad, bagaimanapun itu tetap diperlakukan layaknya orang yang mati syahid, tidak dimandikan, tidak dikafani, dan tidak dishalatkan, tetapi langsung dikubur. Sedangkan niatnya diserahkan pada Allah.
Tidak ada komentar: