VALENTINE’S DAY GAYA MUDA MUDI

VALENTINE’S DAY GAYA MUDA MUDI
Oleh Hafidz S.Pd.M.Pd.I
Wakit Ketua MPI-PDM Kota Malang


Hari Kasih Sayang 


Secara historis Valentine Day diagungkan setiap bulan februari dimana bagi remaja putra-putri momen ini merupakan bulan yang cukup fantastis dan istimewa untuk meraih kebahagiaan dalam hidupnya, karena mereka bisa memastikan diri mendapat pelukan kasih sayang dari orang yang selama ini dianggap  menyayanginya. Februari adalah bulan penentuan kasih sayang bagi pasangan muda-mudi di dunia ini, begitu pula dengan remaja Indonesia tidak mau ketinggalan. Semestinya tidak perlu ikut-ikutan kebiasaan orang-orang barat yang selalu mengagungkan bulan februari sebagai bulan kasih sayang, karena dalam Islam bentuk kasih sayang sudah diajarkan jauh sebelum orang-orang barat mencetuskan hari dan bulan kasih sayang tersebut, bahkan 15 abad yang silam. Lalu apa ada yang salah jika pemuda Islam ikut merayakan hari kasih sayang? atau apa yang salah dengan mereka? Islam agama yang memiliki karakter untuk selalu memberikan, menanamkan rasa kasih sayang, dan tidak ada larangan bahkan sangat dianjurkan, hanya saja mereka (generasi Islam) belum memahami bentuk-bentuk kasih sayang yang telah diajarkan dalam Islam, disebabkan mereka malas mempelajari ajaran Islam yang sebenarnya, mereka mengira ajaran Islam hanya itu-itu saja(ngaji, shalat, zakat, puasa dan haji). Maka dari itu jangan suka mengekor dengan membabi buta, disamping hal semacam itu termasuk tasyabbuh” yang harus kita jauhi dalam hidup ini, sebagaimana pesan Rasul kepada umatnya “Barangsiapa yang menyerupai (tasyabbuh) suatu kaum berarti ia termasuk dalam kaum tersebut”(HR. Abu Dawud) mari pelajari Islam dengan lengkap dan sungguh-sungguh karena isinya sangat universal termasuk masalah kasih sayang, banyak ayat dan hadits yang menjelaskan tentang kasih sayang, mislanya; dari an-Nu’man bin Basyir, “Perumpamaan kaum mu’minin dalam hal saling mencintai, menyayangi dan mengasihi antara mereka bagaikan satu tubuh, jika salah satu ada yang sakit, maka yang lainnya akan ikut merasakan sakit dengan susah tidur dan demam” (HR Muttafaqun ‘Alaih) dipenguhujung hadits ini beliau memberikan penekanan pada dampak yang akan dialami karena tidak mau berkasih sayang dengan sesama, yaitu susah tidur dan demam, kita bisa membayangkan bagaimana gelisahnya orang yang mengalami susah tidur, dan bagaimana pula jika kita menderita demam?sungguh luar biasa kasih sayang yang ditanamkan dalam Islam, bahkan keselamatan seorang mu’min tergantung pada lisan dan perbuatannya “Orang Islam sejati adalah orang Islam lainnya selamat dari ucapan dan perbuatannya” seperti itulah Islam mengatur nilai-nilai kasih sayang bagi sesama. Bahkan Rasulullah SAW melarang beberapa perangai jelek yang akan merusak keutuhan hubungan kasih sayang. Misalnya saja diharamkan darah (parmusuhan, perselisihan yang dapat menumpahkan darah), harta (merampas hak orang lain, merampok, mencuri, korupsi) dan kehormatan (tidak boleh mengganggu, menggoda apalagi menodainya) seorang muslim. Allah menegaskan dalam surat al-Isra’;17:32 dan al-Mu’min;23:5-7, an-Nur;24:31 tentang menjaga kemaluan dan kehormatan diri sebagai penyebab rasa galau.


Rasa Galau

Rasa Galau banyak dialami oleh para remaja, dan muncul saat sepasang kekasih yang merasa kehilangan percaya diri dalam bercinta dan mencintai sesuatu. Ketika cinta tersandung oleh sedikit masalah, yang dirasakan sakitnya hati dan perasaan, maka disaat itulah rasa galau mendekam dalam dirinya bahkan berpotensi untuk menjadi stress sebagai pemicu pada penyakit stroke, tidak heran masa kini penyakit stroke banyak dialami anak muda. Oleh karena itu Islam datang untuk memberikan solusi terbaik mengatasi hal itu. Sebagai solusinya ada sebuah pesan moral yang disinyalir oleh baginda Rasulillah SAW dalam sabdanya “Cintailah kekasihmu yang wajar-wajar saja, siapa tahu suatu hari dia akan menjadi musuhmu. Dan bencilah secara wajar-wajar saja, siapa tahu dikemudina hari dia menjadi kekasihmu” (HR. Tirmidzi) pesan moral di atas adalah mencintai sesuatu tidak boleh berlebihan, dan membenci sesuatu juga tidak boleh berlebihan, akan tetapi lakukanlah dengan sedang-sedang saja (haunam maa). Supaya apabila terjadi sesuatu tidak memicu timbulnya rasa sakit hati dan rasa galau, karena tidak sesuai dengan yang diharapkan. Disamping itu kita sebagai manusia biasa tentu memiliki banyak keterbatasan dari berbagai aspek kehidupan, baik aspek pengetahuan, keterampilan, komunikasi, informasi bahkan yang akan terjadi besok, lusa kita tidak pernah tahu. Termasuk sesuatu yang kita cintai dan kita benci, misalnya kekasih sejati, harta berlimpah, keturunan, keluarga yang sangat kita cintai dan kita banggakan hari ini, justeru nantinya akan menjadi musuh, menjadi malapetaka dalam hidup kita dan seterusnya, sebaliknya apa yang kita benci hari ini, belum tentu juga akan dibenci selamanya, bisa jadi lusa menjadi sesuatu yang disenangi dan dicintai bahkan memberi manfaat dalam hidup kita. Falsafah jawa dengan naluri berpikir yang bijak mengatakan “gething nyanding” sesuatu yang dibenci akan mendekat. Dalam qa’idah ushul fiqh “Khairul Umur Ausathuha” sebaik-baik urusan yang ada dipertengahan, memang tidak bisa dipungkiri bahwa dalam diri manusia ada potensi yang kuat untuk memprediksi segala sesuatu  dalam hidup ini, akan tetapi juga perlu disadari bahwa kekuatan potensi yang dimilikinya sangat terbatas dan ketergantungan kepada yang memberi potensi tersebut yaitu Allah SWT. Dialah yang Maha mengetahui segala sesuatu yang ada di alam raya ini dengan sifat ‘AlimNya” dan Allah sangat berkuasa untuk meniadakan atau membalikkan apa yang saat ini kita miliki, hal ini sangat mudah bagiNya atas kehendakNya, seorang kekasih akan menjadi musuh dalam sekejab, harta akan menjadi musnah dalam sesaat, keluarga akan berpisah dalam waktu yang singkat. Karena Allah dengan sifat QudrahNya memiliki kemampuan untuk memalingkan sesuatu dari kita, oleh sebab itulah Rasulullah SAW mengajarkan kepada umatnya agar banyak berdo’a “Yaa Muqallibal Quluub Tsabbit Qalbii ‘Alaa Dinik, Wa Tha’atik, Wa ‘Abdik, Wa A’thik. Demikian juga sesuatu yang kita anggap baik/jelek belum tentu baik/jelek menurut Allah SWT, sebagaimana firmanNya :


كُتِبَ عَلَيْكُمُ الْقِتَالُ وَهُوَ كُرْهٌ لَّكُمْ ۚ وَعَسٰٓى اَنْ تَكْرَهُوْا شَيْـًٔا وَّهُوَ خَيْرٌ لَّكُمْ ۚ وَعَسٰٓى اَنْ تُحِبُّوْا شَيْـًٔا وَّهُوَ شَرٌّ لَّكُمْ ۗ وَاللّٰهُ يَعْلَمُ وَاَنْتُمْ لَا تَعْلَمُوْنَ ࣖ


Diwajibkan atas kamu berperang, padahal berperang itu adalah sesuatu yang kamu benci. boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak Mengetahui”(QS. al-Baqarah;2:216)


ayat ini mengisyaratkan bahwa manusia tidak mengetahui kecuali sedikit saja, karena tidak tahu mana yang baik dan mana yang tidak baik, dalam hal ini Islam menawarkan solusi yaitu lakukan shalat istiharah dan berdo’a, atau  dengan do’a sapujagat “Rabbanaa…..

Sebagai uraian akhir mari kita bersikap sedang-sedang saja dalam segala hal, karena itu akan menyelamatkan diri kita sendiri di duni-akhirat dan berlebihan dalam semua hal akan menyiksa bathin kita sendiri, dan segala sesuatu yang dilakukan secara berlebihan akan menjadi tidak baik hasilnya dan bersifat sementara. Jauhkan sumber rasa galau dari kita dan dekatkan hubungan kasih sayang diantara kira. Wallaahu A’lam bish Shawaab


VALENTINE’S DAY GAYA MUDA MUDI VALENTINE’S DAY GAYA MUDA MUDI Reviewed by sangpencerah on Februari 12, 2021 Rating: 5

Tidak ada komentar: