Semua makhluq Allah terlahir sebagai makhluq lemah yang tidak memiliki daya apa-apa, termasuk manusia. Seperti yang dijelaskan oleh Allah SWT,
وَٱللَّهُ أَخْرَجَكُم مِّنۢ بُطُونِ أُمَّهَٰتِكُمْ لَا تَعْلَمُونَ شَيْـًٔا وَجَعَلَ لَكُمُ ٱلسَّمْعَ وَٱلْأَبْصَٰرَ وَٱلْأَفْـِٔدَةَ ۙ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ
“Dan Allah mengeluarkan kamu dari
perut ibumu dalam keadaan tidak punya pengetahuan apapun. Dan Dia memberi kamu
pendengaran, penglihatan, dan hati agar kamu bersyukur.” (QS. An
Nahl;16: 78).
Ayat diatas
menegaskan bahwa semua manusia dibekali Allah SWT dengan modal yang sama untuk
menjalani hidup di dunia ini. Setiap
orang pun mempunyai peluang untuk menjadi manusia-manusia yang shalih, termasuk
kita. Dalam kesempatan kali ini kami akan mengulas mengenai beberapa tauladan orang-orang shalih terdahulu sesuai perannya masing-masing yang termuat dalam al-Qur’an.
1.
Penguasa
Shalih
Kita semua pasti mengetahui kisah tantang salah satu dari 25 Nabi dan Rasul. Tidak ada orang yang mempunyai kekuasaan dan kekayaan seperti Nabi Sulaiman as., Akan tetapi kekuasaan dan kekayaan yang dimilikinya justru membuatnya semakin shalih, bukan sebaliknya. Ia berkata,
هَٰذَا مِن فَضْلِ رَبِّى لِيَبْلُوَنِىٓ ءَأَشْكُرُ أَمْ أَكْفُرُ
“…ini adalah karunia Rabbku, untuk menguji apakah aku bersyukur atau ingkar…” (QS. an-Naml;27:40). Dari uraian diatas dapat kita petik pelajaran bahwa kekuasaan dan kekayaan kita tidaklah ada seujung kuku dibandingkan dengan kekuasaan beliau Nabi Sulaiman as. Maka tidaklah baik bila menyombongkan diri dan semena-mena di bumi Allah karena kekuasaannya. Bukankah sudah jelas kewajiban kita untuk mensyukuri nikmat dan karunia yang kita dapatkan sampai saat ini? Renungkan!
2.
Pejabat
Shalih
Pejabat shalih yang dimaksudkan disini adalah Nabi Yusuf as, yang menjabat sebagai Bendaharawan Negara Mesir pada waktu itu, tapi beliau tidak tergoda oleh urusan keduniawian. Seperti dalam firman Allah SWT,
فَلَمَّا كَلَّمَهُۥ قَالَ إِنَّكَ ٱلْيَوْمَ لَدَيْنَا مَكِينٌ أَمِينٌ () قَالَ ٱجْعَلْنِى عَلَىٰ خَزَآئِنِ ٱلْأَرْضِ ۖ إِنِّى حَفِيظٌ عَلِيمٌ
“…raja berkata: "Sesungguhnya kamu (mulai) hari ini menjadi
seorang yang berkedudukan tinggi lagi dipercayai pada sisi kami." Berkata Yusuf: "Jadikanlah aku bendaharawan negara (Mesir);
sesungguhnya aku adalah orang yang pandai menjaga, lagi berpengetahuan." (QS. Yusuf;12:54-55). Dua hal yang menonjol dari sifat
Nabi Yusuf as adalah kemandirian dan professional. Sejak pertama ia tidak bisa
dipengaruhi oleh kepentingan orang lain. Dari uraian diatas dapat kita petik
pelajaran bahwa keshalihan dan pengetahuan akan menjadi pembimbing seorang
pejabat saat banyak benturan dengan kepentingan yang datang ‘menggoda’.
3.
Tentara
Shalih
Thalut adalah panglima perang pada jaman Nabi Dawud, sebelumnya dia adalah rakyat biasa yang tidak terlalu dikenal. Akan tetapi karena ilmu, kekuatan dan keshalihannya maka Allah memilihnya. Seperti dalam firman Allah SWT,
قَالَ إِنَّ ٱللَّهَ ٱصْطَفَىٰهُ عَلَيْكُمْ وَزَادَهُۥ بَسْطَةً فِى ٱلْعِلْمِ وَٱلْجِسْمِ ۖ وَٱللَّهُ يُؤْتِى مُلْكَهُۥ مَن يَشَآءُ
“…Nabi
(mereka) berkata: "Sesungguhnya Allah telah memilih rajamu dan
menganugerahinya (Thalut) ilmu yang luas dan tubuh yang perkasa." Allah
memberikan pemerintahan kepada siapa yang dikehendaki-Nya…” (QS. al-Baqarah;2:247). Dari uraian diatas dapat kita
petik pelajaran bahwa kesalihan dan ilmu harus diutamakan dalam memilih
pemimpin, bukan senioritas atau popularitas. Karena keshalihan membimbing
konsepsi dan hukum. Sedangkan ilmu mengajari strategi. Sudah sejauh manakah
kita membekali diri dengan keshalihan dan ilmu?
4.
Pemuda
Shalih
Kisah tentang Ashabul Kahfi adalah para pemuda yang lari dari kekejaman penguasa demi agama mereka. akhirnya Allah SWT memberi sebuah petunjuk dengan mengarahkan mereka ke sebuah gua dan Allah SWT menidurkan mereka selama 309 tahun. Dari uraian di atas dapat kita petik pelajaran, bahwa barang siapa yang konsisten menjaga keshalihannya, maka Allah SWT akan memberi jalan keluar dari setiap kesulitan. Meskipun Allah akan memberikan petunjuk, akan tetapi secara teknis kita harus ikhtiar mencari jalan/strategi terbaik. Sesuai firman Allah SWT,
“Kami kisahkan kepadamu (Muhammad) cerita ini dengan
benar. Sesungguhnya mereka adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka,
dan Kami tambah pula untuk mereka petunjuk.” (QS.
al-Kahfi;18:13).
5.
Perempuan
Shalihah
Siti Maryam adalah wanita shalihah yang kuat dalam menjaga kesuciannya. Ketika Malaikat Jibril membawa perintah dari Allah SWT pun Mariyam masih menggunakan keshalihannya.
Dia (Maryam) berkata, “Bagaimana mungkin aku mempunyai anak laki-laki, padahal tidak pernah ada orang (laki-laki) yang menyentuhku dan aku bukan seorang pezina! (QS. Maryam;19:20).
وَمَرْيَمَ ٱبْنَتَ عِمْرَٰنَ ٱلَّتِىٓ أَحْصَنَتْ فَرْجَهَا فَنَفَخْنَا فِيهِ مِن رُّوحِنَا وَصَدَّقَتْ بِكَلِمَٰتِ رَبِّهَا وَكُتُبِهِۦ وَكَانَتْ مِنَ ٱلْقَٰنِتِينَ
dan (ingatlah) Maryam binti Imran
yang memelihara kehormatannya, maka Kami tiupkan ke dalam rahimnya sebagian
dari ruh (ciptaan) Kami, dan dia membenarkan kalimat Rabbnya dan
Kitab-Kitab-Nya, dan dia adalah termasuk orang-orang yang taat. (QS. at-Tahrim;66:12). Lalu
bagaimana dengan kita yang godaanya datang dari syetan dan iblis?
6.
Suami Shalih
Selain sibuk berdakwah, Nabi Ibrahim as juga sangat mencintai keluarganya. Ketika harus meninggalkan Hajar dan Ismail, ia memasrahkannya kepada Allah SWT.
رَّبَّنَآ إِنِّىٓ أَسْكَنتُ مِن ذُرِّيَّتِى بِوَادٍ غَيْرِ ذِى زَرْعٍ عِندَ بَيْتِكَ ٱلْمُحَرَّمِ رَبَّنَا لِيُقِيمُوا۟ ٱلصَّلَوٰةَ فَٱجْعَلْ أَفْـِٔدَةً مِّنَ ٱلنَّاسِ تَهْوِىٓ إِلَيْهِمْ وَٱرْزُقْهُم مِّنَ ٱلثَّمَرَٰتِ لَعَلَّهُمْ يَشْكُرُونَ
“Ya Tuhan
kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebahagian keturunanku di lembah yang
tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati,
ya Tuhan kami (yang demikian itu) agar mereka mendirikan shalat, maka
jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan beri rezkilah
mereka dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur.” (QS. Ibrahim;14:37). Dengan keshalihan yang handal, Nabi
Ibrahim as membangun logika terbalik. Ia justru memohon buah-buahan padahal
sebelumnya ia berkata bahwa di tempat itu tidak ada tanaman. Bagaimana ada buah
tanpa tanaman?. Ia yakin sepenuhnya bahwa tiada hal yang tidak mungkin bagi
Allah SWT.
7.
Istri
Shalihah
Istri dari Raja Fir’aun merupakan teladan istri shalihah. Ia adalah bagian dari keluarga Fir’aun tapi tetap menjadi perempuan yang shalihah. Ia juga berperan menyelamatkan Nabi Musa as saat masih bayi di sungai nil atas kehendak Allah SWT. Ia sangat mengharapkan surga Allah. seperti yang tertulis dalam firman-Nya,
وَضَرَبَ ٱللَّهُ مَثَلًا لِّلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱمْرَأَتَ فِرْعَوْنَ إِذْ قَالَتْ رَبِّ ٱبْنِ لِى عِندَكَ بَيْتًا فِى ٱلْجَنَّةِ وَنَجِّنِى مِن فِرْعَوْنَ وَعَمَلِهِۦ وَنَجِّنِى مِنَ ٱلْقَوْمِ ٱلظَّٰلِمِينَ
“Dan Allah membuat isteri Fir'aun perumpamaan bagi orang-orang yang
beriman, ketika ia berkata: "Ya Rabbku, bangunkanlah untukku sebuah rumah
di sisi-Mu dalam firdaus, dan selamatkanlah aku dari Fir'aun dan perbuatannya,
dan selamatkanlah aku dari kaum yang zhalim.” (QS.
At-Tahrim;66:11). Dari uraian diatas dapat kita ambil hikmah bahwa meskipun mempengaruhi, keshalihan tidak tergantung pada lingkungan.
Seburuk apapun lingkungan seorang muslimah, tiada yang beban hidupnya seperti
hidup bersama Fir’aun, tapi istri Fir’aun (Asiyah) mampu mejaga
keshalihannya. Bagaimana dengan kita yang hidup di era globalisasi ini? Mampukah
mempertahankan peradaban yang diciptakan oleh asiyah?
8.
Anak Shalih
Keshalihan
Ismail yang paling menonjol adalah sikapnya saat akan disembelih ayahnya. Suatu
keikhlasan kepada perintah Allah SWT yang tiada terkira serta bakti kepada
orang tua tercinta. Lalu Allah SWT menggantinya dengan domba sehingga Ismail
selamat dari pencitraan
anak manusia dijadikan qurban, dan Allah SWT menjadikan pertistiwa itu sebagai
syari’at Islam yaitu Idul Adha. Dari uraian diatas
dapat kita jadikan pelajaran dalam kehidupan saat ini, bahwa sabar menjaga keshalihan akan mendapat
balasan yang jauh lebih baik dari kesabaran itu sendiri. Ibrahim as. Isma-il
as. Hajar dan Asiyah adalah sosok manusia shalih-shalihah pilihan yang ditamtsilkan oleh Allah
sebagai ibrah dan teladan bagi kelangsungan hidup manusia. Sekaligus hamba
pencipta peradaban dalam sejarah Islam.
Tidak ada komentar: