KONSPIRASI SYI’AH DI ABAD 21

KONSPIRASI SYI’AH DI ABAD 21
(Refleksi Revolusi jiwa dan mental bangsa)
oleh: Ziyad At-Tamimi, S.ThI, M.H.I (Anggota CMM No. 184)


 

 إِنَّ ٱلدِّينَ عِندَ ٱللَّهِ ٱلْإِسْلَٰمُ ۗ وَمَا ٱخْتَلَفَ ٱلَّذِينَ أُوتُوا۟ ٱلْكِتَٰبَ إِلَّا مِنۢ بَعْدِ مَا جَآءَهُمُ ٱلْعِلْمُ بَغْيًۢا بَيْنَهُمْ ۗ وَمَن يَكْفُرْ بِـَٔايَٰتِ ٱللَّهِ فَإِنَّ ٱللَّهَ سَرِيعُ ٱلْحِسَابِ

“ Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam. tiada berselisih orang-orang yang telah diberi Al Kitab (Kitab-Kitab yang diturunkan sebelum Al Qur’an (Al-Kaffah hlm. 53). kecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka, karena kedengkian (yang ada) di antara mereka. Barangsiapa yang kafir terhadap ayat-ayat Allah Maka Sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya” (QS. Ali Imran;2:19).

            Dari awal kemunculan agama Islam senantiasa kita saksikan bagaimana Islam di rongrong dari dalam (oleh kaum munafiqin) dan dari luar (oleh kaum musyrikin dan kafirin). Mereka kaum munafiqin ibaratnya menggunting dalam lipatan/duri dalam daging, menampakkan ke-Islaman dan menyembunyikan kekufuran. Berkenaan dengan mereka Allah SWT menurunkan satu surat penuh dalam Al-Qur’an di juz ke-28 yaitu surat al-Munafiqun. dan beberapa ayat dalam surat lainnya yang menunjukkan betapa urgennya untuk kita cermati. Adapun kaum musyrikin dan kaum kafirin, mereka nampak jelas dari luar memusuhi kaum muslimin.

            Tidak terkecuali di zaman kita sekarang ini, Islam menghadapi berbagai tantangan diantaranya kaum syi’ah. Banyak orang mengira kalau Agama Syi’ah adalah penganut madzhab atau paham tertentu yang masih dalam lingkup ajaran Islam. Benarkah demikian?.

            Pencetusnya adalah seorang Yahudi dari Yaman bernama Ibnu Saba’. Di masa pemerintahan Utsman ra. dia menyulut api fitnah, dengan menyatakan bahwa yang berhak menggantikan Nabi Muhammad SAW setelah beliau wafat adalah Ali bin Abi Thablis ra. Namun ketiga khalifah menyembunyikan hal itu, pent. Di zaman Ali ra. mereka pernah akan di bakar karena beliau tidak senang terhadap orang-orang yang berlebihan kepadanya, namun Abdullah Ibn Abbas ra. mencegahnya dengan menyatakan: “Janganlah anda menyiksa mereka dengan sesuatu (api) yang dengannya Allah kelak akan mengadzab para penghuni neraka”. lantas mereka menyebar ke mana-mana. Kemudian Ali memberlakukan cambuk 80 kali bagi orang yang menyakini dirinya lebih utama dari ketiga khalifah sebelumnya, dengan membenarkan isu Ibnu Saba’ si Yahudi itu.

            Demikianlah keberadaan Syi’ah dari zaman ke zaman semakin meluas dan turun temurun setelah masa Khulafa’ Ar-Rasyidin. Bahkan mereka terpecah menjadi beberapa golongan, diantaranya: kelompok Zaidiyyah (paling dekat dengan ahlu sunnah), Rafidhah (yang menolak dan memaki-maki Abu Bakar dan Umar serta shahabat lainnya secara umum kecuali ahlulbait menurut mereka) Itsnaa ‘Asyariyyah (imamiyyah yang berjumlah 12 orang), Nusyairiyyah (yang sekarang berkuasa di Syria) dan Al-Hutsiyyah (yang sekarang berusaha menguasai Yaman dan sedang di gempur oleh negara-negara Arab lainnya). Dan yang terparah dari mereka meyatakan kalau Jibril salah mewahyukan, mestinya kepada Ali bukan kepada Muhammad..Na’udzu billaah!!

            Secara umum mereka memiliki keyakinan yang disebut dengan taqiyyah (berpura-pura di hadapan khalayak guna menutupi belangnya). Dan yang akan kita sorot adalah bagaimana mereka melaknat para shahabat ra. Yang mulia setelah Nabi SAW. Shahabat Abu Bakar yang dijuluki oleh Nabi sebagai Ash-Shiddiq. Beliaulah orang yang pertama kali membenarkan Nabi SAW. Disaat semua orang mendustakannya. Bahkan Nabi menyatakan: “Kalau iman Abu Bakar diletakkan di sisi sebuah timbangan dan iman ummat ini diletakkan di sisi yang lain, niscaya iman Abu Bakar yang lebih berat”. Lantas bagaimana mulut orang-orang yang berdosa itu memakinya?          Begitu pula shahabat Umar ra. yang dengannya Allah memuliakan Islam sebagaimana do’a yang dipanjatkan Nabi SAW. “Ya Allah muliakanlah Al-Islam dengan masuknya salah seorang (umarain) yang engkau cintai, Umar Ibnul Khatthab atau ‘Amr Ibn Hisyam” dan ternyata Allah SWT memilih Umar ra. meskipun Islam sebelumnya telah berwibawa dengan ke-Islaman Hamzah ra. paman Nabi SAW.

            Dan secara umum Rasulullah SAW bersabda: “Janganlah kalian mencerca shahabatku, demi Allah sekiranya salah seorang diantara kalian berinfaq emas sebesar gunung Uhud; tidaklah akan mencapai keutamaan salah seorang dari mereka tidak pula separuh dari keutamaannya Para shahabat yang utama adalah khulafa’ ar-rasyidin dan 6 lainnya yg dijamin masuk syurga sementara yang lain secara umum adalah orang-orang yang diridha-i Allah sebagaimana dalam (QS. At-Taubah;9:100).

Abdullah Ibn Mas’ud berkata: “Para shahabat hatinya paling baik diantara hati semua ummat ini, paling mendalam ilmunya, paling sedikit membuat beban bagi diri sendiri, paling lurus dalam mengambil petunjuk, paling baik keadaannya. Mereka Allah pilih untuk menemani Nabinya SAW dalam rangka menegakkan agama-Nya. Maka  “Mencintai para shahabat adalah bagian dari sunnah, mendo’akan mereka termasuk qurbah (mendekatkan diri pada Allah, menjadikan mereka sebagai contoh dalam hidup adalah wasilah (sarana) dan meniti jejak mereka adalah fadhilah (sebuah keutamaan)”.

            Pada tahun 1996 yang lalu ketika saya menjadi mahasiswa tingkat pemula di LIPIA Jakarta, dalam sebuah ceramah umum salah seorang pengurus Dewan Dawah Indonesia (DDI) menceritakan bahwa banyak dari anak-anak bangsa ini yang di sekolahkan gratis ke Qum-Iran dan di tanggung penuh. Begitu mereka turun di bandara Teheran, bisa langsung nikah mut’ah (kawin kontrak). Dan inilah diantara daya tarik mereka dalam menjerat pemuda kaum muslimin. Namun yang perlu kita ketahui bahwa negara Iran sekarang dalam kesulitan menghadapi hasil nikah-nikah mut’ah yang mereka lakukan, kepada siapa anak-anak itu dinasabkan dan wanita-wanitanya terabaikan!!

            Perbedaan kaum syi’ah (sebagai pengikut Ibnu Saba’) dengan Sunni (pengikut Nabi Muhammad SAW dan shahabat ra.) dimulai dari hal yang mendasar seperti rukun Islam (mereka tidak menyebut syahadatain namun menggantinya dengan imamah (lihat Al-Kaafi juz 2 hlm. 18). Sementara  rukun Iman sama sekali berbeda dengan konsep Ahlussunnah. Disarming mereka punya kitab suci selain Al-Qur’an Al-Karim yang disebut mushhaf fathimi yang lebih dari 30 juz. Banyak ayat yang mereka tambah dan kurangi. Perbuatan mereka sebagaimana yang dilakukan kaum Yahudi terhadap Taurat dan kaum Nashara terhadap Injil. Sebagai contoh dalam surat asy-syarh mereka menyelipkan diantara ayatnya “wa ja’alnaa ‘aliyyan shihrak” (Dan kami jadikan Ali sebagai mantumu!).

Kebanyakan diantara kita tertipu dengan tangisan mereka. Kami bertanya kepada salah seorang Dosen di Madinah, wahai syekh: Mengapa orang-orang Syi’ah menangis di hadapan kuburan Baqi’? beliau menjawab: Tangisan mereka bohong! Tidakkah kalian membaca Al-Qur’an, bagaimana saudara-saudara Yusuf datang menemui ayah mereka dalam keadaan menangis lalu mengatakan kalau Yusuf telah mati diterkam oleh srigala. Padahal mereka berdusta (QS.Yusuf;12:16-18).

Orang-orang Syi’ah ingin merusak, merubah dan mengganti agama Islam; namun mereka tidak punya jalan untuk itu. Nenek moyang mereka adalah orang-orang persia (Iran), yang mereka berasal dari kaum majusi (penyembah api). Keyakinan mereka kepada Allah tercermin pada sebuah pertanyaan yang diajukan kepada imam mereka: “Wahai imam bagaimana nasib saya esok? kemudian dia menjawab: Begini dan begitu… Lalu selang beberapa saat si penanya kembali lagi: Wahai imam, anda mengatakan: Begini dan begitu… kok berbeda. Imam mereka menjawab: Telah nampak di hadapan Allah begini dan begitu. Ini adalah kelancangan  terhadap Allah, Maha suci Allah dari yang mereka katakan”. Berarti mereka menganggap Allah SWT tidak mengetahui apa yang akan terjadi esok!

Agama mereka penuh dengan dendam kesumat, khususnya terhadap shahabat yang mulia Abu Bakar dan Umar yang menaklukkan Persia. Namun Allah SWT mengadzab mereka di dunia sebelum di akhirat, dengan memukuli tubuh mereka sendiri baik berupa cambuk atau pedang sebelum nantinya di masukkan ke dalam neraka pada hari kiamat.

Waspadailah ceramah-ceramah dari pentolan Syi’ah di Indonesia, juga buku-buku terbitan mereka, maupun situs-situs mereka di internet! Karena sejak lama kita sudah hidup di kancah perang media masa. MUI telah menyesatkan mereka dalam fatwa-fatwanya, demikian halnya Al-Azhar di Mesir maupun Hai’ah Kibaar Al-Ulama Saudi. Wallaahu Al-Musta’aan!

 



KONSPIRASI SYI’AH DI ABAD 21 KONSPIRASI SYI’AH DI ABAD 21 Reviewed by sangpencerah on April 01, 2021 Rating: 5

Tidak ada komentar: