إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ
-وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا – مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ
لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ
أَشْهَدُ أَنْ لاَ
اِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ – وَأَشْهَدُ
أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
اَللَّهُمَّ صَلِّ
عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى
يَوْمِ الْقِيَامَةِ. أَمَّا بَعْدُ
فَيَاعِبَدَاللهِ أُوْصِيْكُمْ
وَأِيَّايَ بِتَقْوَى االلهِ حَقَّ تُقَاتِهِ فَقَدْ فَازَالْمُتَّقُوْنَ قَالَ اللهُ تَعَالَى فِي كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ
آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ
مُسْلِمُونَ
يَا أَيُّهَا النَّاسُ
اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا
زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ
الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا
اللهُ اَكْبَرُ اللهُ اَكْبَرُ لآأِلهَ اِلَّااللهُ
وَاللهُ اَكْبَرُ.اللهُ اَكْبَرُ وَلِلَّهِ الْحَمْدُ .اللهُ اَكْبَرُكَبِيْرًا وَالْحَمْدُاِللهِ
كَثِيْرًا وَ سُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةَوَّاَصِيْلًا
Ma’asyirol
Muslimin Rahimakumullah
Pagi ini keberkahan mengiringi kita seraya bersama
mengumandangkan takbir, tahmid dan tahlil bersama dengan umat Islam dari
seluruh pelosok negeri dan penjuru dunia. Mengungkapkan rasa syukur kita
kepadaNya, karena Dia telah memberi nikmat kepada kita sehingga dipertemukan
dengan bulan yang penuh
Barokah dan diberi kesempatan untuk dapat menjalankan serangkaian amaliah
ibadah di bulan Ramadhan, semoga seluruh aktifitas ibadah kita senantiasa
diterima oleh Allah Taala.
Shalawat
dan salam semoga tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wasallam, keluarga, para sahabat dan pengikut beliau hingga akhir zaman
nanti. Beliau adalah teladan terbaik sepanjang masa yang seharusnya menjadi
panutan kita dalam menjalani kehidupan di dunia ini, agar mendapatkan kehidupan
yang bahagia di dunia dan akherat.
اللهُ
اَكْبَرُ اللهُ اَكْبَرُ لآأِلهَ اِلَّااللهُ وَاللهُ اَكْبَرُ.اللهُ اَكْبَرُ وَلِلَّهِ
الْحَمْدُ
Ma’asyirol
Muslimin Rahimakumullah
Seiring berkumandangnya takbir, tahmid dan tahlil dari lisan
orang-orang yang beriman di seluruh penjuru dunia, maka Ramadhan telah
meninggalkan kita. Bulan yang penuh keberkahan, bulan yang di dalamnya doa-doa
orang yang berpuasa tidak tertolak, bulan yang selalu terdengar lantunan kalam
Ilahi dimana-mana, bulan dimana Allah melipat gandakan setiap amal kebaikan,
bulan dimana Allah menTarbiyah orang yang beriman agar menjadi orang
yang bertaqwa. Allah berfirman:
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُتِبَ عَلَيْكُمُ
الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَۙ
“Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa
sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa” (QS. Al Baqarah: 183)
Bulan itu sudah meninggalkan kita, kini yang bisa kita lakukan hanyalah
berdoa kepada Allah agar seluruh amalan kebaikan yang telah kita lakukan di
sepanjang bulan Ramadhan dapat diterima oleh Allah Jalla wa Ala, senantiasa
diberikan istiqomah menjalankannya dan kita berharap agar diberi kesempatan
lagi untuk berjumpa dengan bulan Ramadhan tahun depan serta dapat mengisinya
dengan amalan-amalan sholih.
اللهُ اَكْبَرُ اللهُ اَكْبَرُ لآأِلهَ
اِلَّااللهُ وَاللهُ اَكْبَرُ.اللهُ اَكْبَرُ وَلِلَّهِ الْحَمْدُ
Ma’asyirol Muslimin Rahimakumullah
Kewajiban Puasa di bulan Ramadhan adalah amaliyah ubudiyah
rutin yang datang setiap tahun sekali. Orang-orang yang beriman menyambutnya
dengan bangga penuh syukur, karena mereka menyadari bahwa di dalamnya terdapat
keberkahan, ampunan dan tarbiyah untuk menjadi hamba Allah yang mulia di
sisiNya. Namun tidak sedikit orang Islam yang menganggap kehadiran Ramadhan
biasa saja sebagai rutinitas tahunan dan tidak memiliki arti apa-apa dalam
kehidupannya.
Mereka yang menganggap bulan Ramadhan hanyalah rutinitas tahunan
saja akan tercermin dari bagaimana mereka menjalani hari-harinya selama bulan
Ramadhan. Ada yang beribadah, tetapi ibadahnya ala kadarnya bahkan kehadirannya
untuk mengisi shaf-shaf masjid hanya di awal-awal Ramadhan saja. Puasa yang
dijalankan hanya sekedar penggugur kewajiban saja, mereka menghadirkan jasadnya
namun tidak menghadirkan ruhnya.
Adapula yang cuek, santai bahkan tidak mengindahkan sama sekali
panggilan Allah. Di saat saudaranya yang lain khusyu’ dalam puasanya, mereka
malah santai makan di siang hari tanpa ada udzur syar’i, bahkan tetap tidak
pernah kelihatan mengisi shaf-shaf masjid untuk melaksanakan shalat bersama
saudaranya yang lainnya.
اللهُ اَكْبَرُ اللهُ اَكْبَرُ لآأِلهَ
اِلَّااللهُ وَاللهُ اَكْبَرُ.اللهُ اَكْبَرُ وَلِلَّهِ الْحَمْدُ
Ma’asyirol Muslimin Rahimakumullah
Perbedaan persepsi dan cara menyikapi kedatangan bulan Ramadhan
akan menyebabkan hasil yang berbeda pula. Setidaknya ada tiga kelompok orang
yang diberikan nikmat oleh Allah berjumpa Ramadhan dengan hasil yang berbeda
sesuai dengan bagaimana mereka memanfaatkan momentum Ramadhan.
Tiga kelompok itu adalah:
1.
Golongan Muttaqin
Yaitu orang-orang yang berhak mendapatkan predikat taqwa atas usaha
yang telah mereka lakukan.
Golongan ini yang berpuasa tidak hanya menahan untuk tidak makan
dan tidak minum juga tidak berhubungan suami istri di siang hari, tetapi juga
lisan dan prilakunya ikut berpuasa. Karena orang yang tidak dapat menahan
ucapan dan perbuatan buruknya maka puasanya tidaklah berguna bagi dirinya.
Rasulullah bersabda:
عن
أبي هريرة رضي الله عنه قال قال رسول الله صلّ الله عليه وسلّم : مَنْ لَمْ يَدَعْ
قَوْلَ الزُّوْر وَالْعَمَلَ بِه فَلَيْسَ لِلّهِ حَاجَةٌ فِي أَنْ يَدَعَ طَعَامَهُ
وَشَرَابَهُ (رواه البخارى)
Dari Abu Hurairah r.a berkata
Rasulullah saw. bersabda : “Barangsiapa yang tidak meninggalkan perkataan dan
perbuatan kotor, maka Allah swt. tidak
mempunyai keperluan dengan meninggalkan makan dan minumnya.” (HR. Al Bukhari no. 1903)
Dalam hadits yang lain:
Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda,
لَيْسَ
الصِّيَامُ مِنَ الأَكْلِ وَالشَّرَبِ
إِنَّمَا الصِّيَامُ مِنَ اللَّغْوِ وَالرَّفَثِ فَإِنْ سَابَّكَ أَحَدٌ أَوْ جَهُلَ عَلَيْكَ
فَلْتَقُلْ : إِنِّي صَائِمٌ إِنِّي
صَائِمٌ
“Puasa bukanlah hanya menahan makan
dan minum saja. Akan tetapi, puasa adalah dengan menahan diri dari perkataan
lagwu (perkataan yang sia-sia)dan rofats (perbuatan yang tercela). Apabila ada
seseorang yang mencelamu atau berbuat usil padamu, katakanlah padanya, “Aku
sedang puasa, aku sedang puasa”.”
(HR. Ibnu Majah dan Hakim Syaikh Al Albani dalam Shohih At Targib wa At Tarhib
no. 1082 mengatakan bahwa hadits ini shohih)
Selain itu, orang-orang yang menjadi golongan muttaqin adalah
mereka yang menghidupkan amaliyah ubudiyah sepanjang bulan Ramadhan
dengan penuh keikhlasan dan mengharap ridho Allah, sehingga mereka terus
berusaha untuk mempertahankan kabaikan-kebaikan yang telah ia lakukan dibulan
Ramadhan.
Mereka terus berusaha untuk meng-internalisasikan
nilai-nilai puasa dalam kehidupan mereka sehari-hari. Sehingga mereka
senantiasa istiqomah dalam kebaikan dan taqarrub ilaLlah.
اللهُ اَكْبَرُ اللهُ اَكْبَرُ لآأِلهَ
اِلَّااللهُ وَاللهُ اَكْبَرُ.اللهُ اَكْبَرُ وَلِلَّهِ الْحَمْدُ
Ma’asyirol Muslimin Rahimakumullah
2.
Golongan Muflishin
Yaitu
golongan yang rugi. Golongan seperti
yang digambarkan oleh Allah Taala dalam surah an-Nahl sebagai orang yang
mengurai kembali benang yang telah ditenunnya.
Mereka
yang masuk golongan ini adalah mereka yang menenun amaliyah Ramadhan baik yang
wajib maupun yang sunnah. Ia aktif ke masjid, rajin tarawih, bangun malam,
tadarus al-Qur’an, berdzikir,
bershadaqoh bahkan melaksanakan I’tikaf. Ia melakukan banyak kebaikan.
Akan
tetapi setelah Ramadhan berakhir ia menanggalkan satu-persatu kebaikan-kebaikan
yang telah ia tenun selama bulan Ramadhan. Masjid mulai ditinggalkan, malam ia
lewati dengan mendengkur. Bahkan di hari pertama Syawal ia sudah meninggalkan
Qiyamul Lail yang biasa ia lakukan selama Ramadhan, dengan dalih silaturrahim
berkunjung ke sanak saudaranya ia mulai meninggalkan masjid untuk shalat
berjamaah, shalatnya kembali diulur-ulur waktunya. Lisannya mulai kering dari
tilawah dan dzikir kepada Allah. Tak ada lagi uang mengalir untuk fakir miskin.
Bahkan mereka menghapus satu demi satu pahala kebaikan yang ia lakukan dengan
mulai melakukan kemaksiatan dan pelanggaran syari`at Allah.
Allah
Ta’ala telah
mengingatkan kita dalam surat An-nahl :
وَلَا تَكُوْنُوْا كَالَّتِي نَقَضَتْ غَزْلَهَا
مِنْ بَعْدِ قُوَّةٍ أَنْكَاثًا
"...dan janganlah kalian menjadi seperti seorang perempuan
yang menjadikan benang yang ia pintal/tenun dengan kuat menjadi cerai berai
kembali…..". (QS. An Nahl:
92)
اللهُ اَكْبَرُ اللهُ اَكْبَرُ لآأِلهَ
اِلَّااللهُ وَاللهُ اَكْبَرُ.اللهُ اَكْبَرُ وَلِلَّهِ الْحَمْدُ
Ma’asyirol Muslimin Rahimakumullah
3.
Golongan Ghofilin
Yaitu golongan orang yang tidak melakukan kebaikan apapun di bulan
Ramadhan, inilah golongan orang-orang yang lalai. Padahal Allah telah memberi
mereka nikmat dengan dipertemukannya dengan bulan Ramadhan. Padahal Allah telah
memberi kemudahan-kemudahan setiap hambaNya untuk melaksanakan segala macam
amaliayh kebaikan dengan membuka pintu-pintu surga (pintu-pintu kebaikan) dan
menutup pintu-pintu neraka (pintu keburukan) bahkan syetan dibelenggu oleh
Allah. Sebagaimana hal ini disampaikan oleh Rasulullah:
قَدْ جَاءَكُمْ
رَمَضَانُ شَهْرٌ مُبًارَكٌ
افْتَرَضَ اللّه ُعَلَيْكُمْ صِيَامَهُ تُفْتَحُ فِيْهِ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ وَتُغْلَقُ
فِيْهِ أَبْوَابُ الْجَحِيْمِ وَتُغَلُّ فِيْهِ الشَّيَاطِيْنُ فِيْهِ لَيْلَةٌ خَيْرٌ
مِن أَلْفِ شَهْرٍ مَنْ حُرِمَ خَيْرَهَا فَقَدْ حُرِمَ
Dari Abu Hurairah, dia berkata: Ketika datang bulan Ramadhan Rasulullah
Shallallahu 'alaihi wa Salam bersabda: "Telah datang kepada kalian bulan
Ramadhan, bulan yang penuh berkah, di dalamnya Allah mewajibkan kalian
berpuasa, di dalamnya pintu-pintu surga dibuka lebar dan pintu-pintu neraka
ditutup rapat, dan setan-setan dibelenggu. Pada bulan Ramadhan ada satu malam
yang lebih baik daripada seribu bulan, dan barangsiapa tidak mendapati malam itu maka ia telah kehilangan pahala seribu bulan."
(HR. An Nasa’i no. 2079 dan Imam Ahmad no.
6851)
Sekali lagi, mereka adalah orang-orang yang lalai yang tidak
melakukan kebaikan apapun di bulan Ramadhan bahkan sebaliknya mereka tetap
berada di dalam kejahilannya, waliyadzubillah.
Ketika Ramadhan berlalu mereka semakin beringas melakukan berbagai macam
kemaksiatan. Kelompok ini yang dikatakan oleh Allah telah tertutup hatinya
akibat perbuatan dosa mereka.
كَلّاَ بَلْ رَانَ عَلَى قُلُوْبِهِمْ مَا كَانُوْا
يَكْسِبُوْنَ.....
"...sekali-kali tidak demikian, tetapi apa yang mereka perbuat
telah menutup hati mereka ….." (QS. Al Muthaffifin: 14)
اللهُ اَكْبَرُ اللهُ اَكْبَرُ لآأِلهَ
اِلَّااللهُ وَاللهُ اَكْبَرُ.اللهُ اَكْبَرُ وَلِلَّهِ الْحَمْدُ
Ma’asyirol Muslimin Rahimakumullah
Termasuk
dalam kelompok yang manakah diri kita? Bertahun-tahun kita bertemu dan melewati
Ramadhan, tetapi apa yang kita dapatkan? Sudah kita benar-benar terpilih
sebagai Hamba yang mendapatkan predikat Taqwa. Sehingga kita termasuk ke dalam
kelompok Muttaqin atau kita termasuk kelompok Muflishin yang telah
menyia-nyiakan tenunan amaliyah ibadah kita kemudian kita urai satu-persatu.
Ma’asyirol
Muslimin Rahimakumullah
Agar
Ramadhan yang kita temui tidak berlalu sia-sia, tetapi mendatangkan perubahan positif
dalam diri kita dan menjadikan kita semakin kuat dan bermakna dalam menjalani
kehidupan ini. Sehingga layak kita menjadi hambaNya yang bertaqwa. Maka ada
beberapa hal yang biasa kita lakukan untuk menggapainya, diantaranya adalah :
1.
Berdoa
kepada Allah agar diberi istiqomah dan ditetapkan hati ini dalam ketaatan
kepada Allah.
Diantara
doa yang bisa kita baca adalah :
اللهم أعنا على ذكرك وشكرك وحسن عبادتك
Ya
Allah bantulah kami agar kami (istiqomah) mengingatmu dan bersyukur kepadamu
dan beribadah dengan baik kepadaMu.
يامقلّب القلوب ثبت قلوبنا على دينك وعلى طاعتك
Wahai
dzat yang membolak-balikkan hati! Tetapkanlah hati kami agar tetap (istiqomah)
dalam agamamu dan ketaatan kepadaMu.
2.
Berusaha
melestarikan amalan-amalan yang kita lakukan di bulan ramadhan dengan baik.
Diantaranya dengan melaksanakan puasa sunnah 6 hari di bulan
Syawal. Maka barang siapa yang berusaha, Allah Jalla wa Ala akan memudahkan
jalan kita menuju Istiqomah dan kemuliaan hidup. Allah berfirman:
وَقُلِ اعْمَلُوْا
فَسَيَرَى اللّٰهُ عَمَلَكُمْ وَرَسُوْلُهٗ وَالْمُؤْمِنُوْنَۗ
"Dan
katakanlah : beramallah kalian maka Allah dan Rasulnya serta orang-orang mu`min
akan melihat amal kalian……” (QS. At
Taubah: 105).
3.
Senantiasa
menyadari bahwa setiap kita akan kembali kepada Allah dan amal-amal kita akan
dimintai pertanggung jawabannya.
Sehingga
dengan demikian kita bisa terus istiqomah dalam ketaatan baik di bulan ramadhan
ataupun di luar ramadhan.
وَسَتُرَدُّوْنَ اِلٰى
عٰلِمِ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُوْنَۚ
"Dan kalian akan dikembalikan kepada Allah yang mengetahui
akan yang ghaib dan yang nyata, lalu Dia memberitahukan kepada kalian apa yang
telah kalian kerjakan" (At-taubah
105)
اللهُ اَكْبَرُ اللهُ اَكْبَرُ لآأِلهَ
اِلَّااللهُ وَاللهُ اَكْبَرُ.اللهُ اَكْبَرُ وَلِلَّهِ الْحَمْدُ
Ma’asyirol Muslimin Rahimakumullah
Dengan
doa yang ikhlas, ikhtiyar yang sungguh-sungguh dan menyadari bahwa setiap kita
akan kembali kepadaNya serta akan mempertanggung jawabkan semua yang telah kita
kerjakan di dunia. Semoga kita termasuk ke dalam golongan orang-orang yang
meraih kemenangan, meraih kebahagiaan yakni orang-orang yang bertaqwa, yang dijanjikan oleh Allah mendapatkan
surgaNya. Sebagaimana FirmanNya:
قُلۡ اَؤُنَبِّئُكُمۡ بِخَيۡرٍ مِّنۡ ذٰ لِكُمۡ لِلَّذِيۡنَ اتَّقَوۡا عِنۡدَ رَبِّهِمۡ جَنّٰتٌ
تَجۡرِىۡ مِنۡ تَحۡتِهَا الۡاَنۡهٰرُ خٰلِدِيۡنَ فِيۡهَا وَاَزۡوَاجٌ مُّطَهَّرَةٌ
وَّرِضۡوَانٌ مِّنَ اللّٰهِؕ وَاللّٰهُ بَصِيۡرٌۢ بِالۡعِبَادِۚ
Katakanlah, "Maukah aku kabarkan kepadamu apa yang lebih baik
dari yang demikian itu?" Bagi orang-orang yang bertakwa (tersedia) di sisi
Tuhan mereka surga-surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal
di dalamnya, dan pasangan-pasangan yang suci, serta ridha Allah. Dan Allah Maha
Melihat hamba-hamba-Nya.
(QS. Ali Imran: 15)
إِنَّ لِلْمُتَّقِينَ عِندَ رَبِّهِمْ جَنَّٰتِ ٱلنَّعِيمِ
“Sesungguhnya
bagi orang-orang yang bertakwa (disediakan) surga-surga yang penuh kenikmatan
di sisi Tuhannya”. (QS. Al Qalam: 34)
اللهُ اَكْبَرُ اللهُ اَكْبَرُ لآأِلهَ
اِلَّااللهُ وَاللهُ اَكْبَرُ.اللهُ اَكْبَرُ وَلِلَّهِ الْحَمْدُ
Ma’asyirol Muslimin Rahimakumullah
Demikianlah
uraian singkat khutbah idul fitri tentang tiga kelompok orang yang bertemu
dengan Ramadhan, semoga Allah menerima segala macam Amaliyah kita baik yang
wajib maupun yang sunnah dan Allah senantiasa menganugerahkan kepada kita
istiqomah di atas jalanNya.
Marilah kita akhiri khutbah pada pagi hari ini dengan sama-sama tawajuh
kepada Allah, bermunajat kepadaNya dengan ikhlas dan penuh harap agar
setiap permohonan kita dapat dikabulkanNya.
إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا
الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ
إِبْرَاهِيمَ
وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ
وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ
كَمَا بَارَكْتَ عَلَى
إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ
فِي العَالَمِينَ إِنَّكَ
حَمِيدٌ مَجِيدٌ
وَارْضَ اللَّهُمَّ عَنْ
خُلَفَائِهِ الرَّاشِدِينَ
وَعَنْ أَزْوَاجِهِ
أُمَّهَاتِ المُؤْمِنِينَ
وَعَنْ سَائِرِ
الصَّحَابَةِ أَجْمَعِينَ
وَعَنِ المُؤْمِنِينَ
وَالمُؤْمِنَاتِ إِلَى يَوْمِ الدِّينِ
وَعَنَّا مَعَهُمْ
بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِينَ.
اللَّهُمَّ اغْفِرْ لَنَا وَلِلمُؤْمِنِينَ وَالمُؤْمِنَاتِ وَالمُسْلِمِينَ وَالمُسْلِمَاتِ الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ إِنَّكَ سَمِيعٌ قَرِيبٌ مُجِيبُ الدَّعَوَاتِ.
رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ
لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ
رَبَّنَا إِنَّنَا آمَنَّا فَاغْفِرْ لَنَا ذُنُوبَنَا وَقِنَا عَذَابَ
النَّارِ
رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا ذُنُوبَنَا وَإِسْرَافَنَا فِي أَمْرِنَا وَثَبِّتْ
أَقْدَامَنَا وَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ
رَبَّنَا إِنَّنَا سَمِعْنَا مُنَادِيًا يُنَادِي لِلْإِيمَانِ أَنْ
آمِنُوا بِرَبِّكُمْ فَآمَنَّا رَبَّنَا فَاغْفِرْ لَنَا ذُنُوبَنَا وَكَفِّرْ
عَنَّا سَيِّئَاتِنَا وَتَوَفَّنَا مَعَ الْأَبْرَارِ
رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا
لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ
رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِوَالِدَيْنَا وَلِلْمُؤْمِنِينَ يَوْمَ يَقُومُ
الْحِسَابُ
رَبَّنَا اصْرِفْ عَنَّا عَذَابَ جَهَنَّمَ إِنَّ عَذَابَهَا كَانَ
غَرَامًا
رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ
وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا
رَبَّنَا وَسِعْتَ كُلَّ شَيْءٍ رَحْمَةً وَعِلْمًا فَاغْفِرْ لِلَّذِينَ
تَابُوا وَاتَّبَعُوا سَبِيلَكَ وَقِهِمْ عَذَابَ الْجَحِيمِ
رَبَّنَا وَأَدْخِلْهُمْ جَنَّاتِ عَدْنٍ الَّتِي وَعَدْتَهُمْ وَمَنْ
صَلَحَ مِنْ آبَائِهِمْ وَأَزْوَاجِهِمْ وَذُرِّيَّاتِهِمْ إِنَّكَ أَنْتَ
الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ
اللَّهُمَّ اجْعَلْ جَمْعَنَا هَذَا جَمْعًا مَرْحُومًا وَاجْعَلْ تَفَرُّقَنَا
مِنْ بَعْدِهِ تَفَرُّقًا مَعْصُومًا وَلا تَدَعْ فِينَا وَلا مَعَنَا شَقِيًّا
وَلا مَحْرُومًا.
اللَّهُمَّ أَعِزَّ الإِسْلامَ وَالمُسْلِمِينَ وَوَحِّدِ اللَّهُمَّ
صُفُوفَهُمْ وَأَجْمِعْ كَلِمَتَهُمْ عَلَى الحَقِّ وَاكْسِرْ شَوْكَةَ
الظَّالِمِينَ وَاكْتُبِ السَّلاَمَ وَالأَمْنَ لِعِبادِكَ أَجْمَعِينَ.
اللَّهُمَّ انْصُرِ اْلمُجَاهِدِينَ فِي سَبِيلِكَ فِي كُلِّ مَكَانٍ
وَزَمَانٍ.
اللَّهُمَّ وَحِّدْ صُفُوفَهُمْ وَثَبِّتْ أَقْدَامَهُمْ وَسَدِّدْ
رَمْيَهُمْ وَانْصُرْهُمْ عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ وَاْلمُشْرِكِينَ
وَاْلمُرْتَدِينَ وَاْلمُنَافِقِينَ وَاْلمُجْرِمِينَ وَاْلخَائِنِينَ.
اللَّهُمَّ يَا حَيُّ يَا قَيُّومُ يَا ذَا الجَلالِ وَالإِكْرَامِ لاَ
إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ سُبْحَانَكَ بِكَ نَستَجِيرُ وَبِرَحْمَتِكَ نَسْتَغِيثُ
وَلاَ تَكِلْنَا إِلَى أَنْفُسِنَا طَرْفَةَ عَيْنٍ وَأَصْلِحْ لَنَا شَأْنَنَا
كُلَّهُ يَا مُصْلِحَ شَأْنِ الصَّالِحِينَ.
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً
وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُونَ وَسَلَامٌ عَلَى الْمُرْسَلِينَ
وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ.
والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته
Jazakallahu Khoir untuk Ustadzuna Ali Wafa, Lc
Atas ide dan bimbingannya
Tidak ada komentar: