السلام عليكم ورحمة الله
وبركاته
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ
نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِينُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِالله ِمِنْ شُرُورِ
أَنْفُسِنَا وَسَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِ اللَّهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ
وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ
وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ.
اَللَّهُمَّ
صَلِّ عَلى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ إِلَى يَوْمِ
الدِّيْنِ
فَيَا عِبَادَ اللهِ
أُوصِيكُمْ وَإِيَّايَ نَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِه،ِ
قَالَ اللهُ تَعَالَى: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ
وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُّسْلِمُونَ.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا
قَدَّمَتْ لِغَدٍ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ
أَمَّا بَعْدُ…
Allahu Akbar, Allahu Akbar,
Allahu Akbar, Laa Ilaaha Illallahu, Allahu Akbar, Allahu Akbar, Walillahil
hamdu….
Jamaah shalat
Idul Adha yang dirahmati Allah
Alhamdulillah, bersyukur kita pagi ini dibangunkan dalam keadaan penuh dengan keimanan
kepada Allah dan dalam ketaatan kepadaNya serta diberikan kemudahan untuk
berkumpul bersama menjalankan serangkaian amal ibadah di hamparan bumi Allah
dalam nuansa yang penuh dengan kebahagiaan.
Sementara
saudara-saudara kita yang menjadi tamu Allah di tanah suci sedang melaksanakan
serangkaian ibadah haji walaupun dalm kondisi yang terbatas karena pandemi
yang belum berakhir semoga diberikan keselamatan dan
diterima ibadah hajinya sehingga menjadi haji yang mabrur.
Dan untuk saudara-saudara kita yang tahun ini belum bisa berangkat menunaikan
ibadah haji semoga Allah memberi kesabaran dan tetap mencatat niat baik mereka
dengan pahala yang terbaik di sisiNya.
Shalawat
dan salam semoga tercurah kepada junjungan dan uswah terbaik kita, Nabi
Muhammad Shallallahu alaihi wasallam, segenap keluarganya dan para sahabatnya
Radhiyallahu Anhum.
Jamaah shalat Idul Adha yang dirahmati Allah
Pada kesempatan yang penuh barokah ini dan dalam suasana hati yang
sedang tunduk patuh kepada Allah marilah bersama-sama meningkatkan kualitas
ketaqwaan kita kepada Allah azza wajalla, Karena kemulyaan seorang hamba di
sisiNya bukan diukur dari banyaknya harta bendanya ketika di dunia, bukanpula
karena pangkat dan derajatnya yang tinggi ketika di dunia, tidak pula karena
bentuk fisiknya. Tetapi kemuliyaan manusia di sisi Rabbul ‘alamin adalah karena
ketaqwaannya. Sebagaimana firmanNya:
إِنَّ
أَكۡرَمَكُمۡ عِندَ ٱللَّهِ أَتۡقَىٰكُمۡۚ إِنَّ ٱللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٞ ١٣
“Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah
ialah orang yang paling takwa diantara kamu.”(QS.
Al Hujurat: 13)
Untuk itulah, mari kita
berlomba-lomba menjalankan perintah-perintahNya dan meninggalkan seluruh
laranganNya agar kita termasuk hamba-hambaNya yang bertaqwa.
Jamaah shalat Idul Adha yang dirahmati Allah
Hari raya Idul Adha tidak pernah lepas dari
kisah 2 hamba Allah yang sholih, yakni Nabiyullah Ibrahim dan Nabiyullah Ismail
Alaihimassalam. Kisah yang fonomenal menggambarkan betapa kecintaan dan
ketaatan seorang hamba kepada Rabbnya, walaupun harus mengerjakan perintah yang
tidak masuk akal. Namun, hal itu tetap dilaksanakan demi kecintaan mereka
kepada Allah Ta’ala.
Kisah ini diabadikan oleh Allah Ta’ala dalam
Al Qur’an agar manusia dapat mengambil ibrah/ pelajaran dari kisah tersebut. Karena setiap
kisah yang disebutkan di dalam Al Qur’an tujuannya bukan semata-mata agar
dibaca dan diketahui namun agar manusia mendapatkan pelajaran berharga dalam
kehidupannya. Allah berfirman:
لَقَدۡ كَانَ فِي قَصَصِهِمۡ عِبۡرَةٞ
لِّأُوْلِي ٱلۡأَلۡبَٰبِۗ مَا كَانَ حَدِيثٗا يُفۡتَرَىٰ وَلَٰكِن تَصۡدِيقَ ٱلَّذِي
بَيۡنَ يَدَيۡهِ وَتَفۡصِيلَ كُلِّ شَيۡءٖ وَهُدٗى وَرَحۡمَةٗ لِّقَوۡمٖ
يُؤۡمِنُونَ ١١١
“Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran
bagi orang-orang yang mempunyai akal. Al Quran itu bukanlah cerita yang
dibuat-buat, akan tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya dan
menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai petunjuk dan rahmat bagi kaum yang
beriman.”
(QS.
Yusuf: 111)
Jamaah shalat Idul Adha yang dirahmati Allah
Allah juga menyebutkan dalam Al Qur’an agar kita menjadikan Nabi
Ibrahim Alaihissalam sebagai suri tauladan. Sebagaimana dalam firmanNya:
قَدۡ كَانَتۡ لَكُمۡ أُسۡوَةٌ حَسَنَةٞ
فِيٓ إِبۡرَٰهِيمَ وَٱلَّذِينَ مَعَهُۥٓ إِذۡ قَالُواْ لِقَوۡمِهِمۡ إِنَّا
بُرَءَٰٓؤُاْ مِنكُمۡ وَمِمَّا تَعۡبُدُونَ مِن دُونِ ٱللَّهِ كَفَرۡنَا بِكُمۡ
وَبَدَا بَيۡنَنَا وَبَيۡنَكُمُ ٱلۡعَدَٰوَةُ وَٱلۡبَغۡضَآءُ أَبَدًا
حَتَّىٰ تُؤۡمِنُواْ بِٱللَّهِ وَحۡدَهُۥٓ إِلَّا قَوۡلَ إِبۡرَٰهِيمَ
لِأَبِيهِ لَأَسۡتَغۡفِرَنَّ لَكَ وَمَآ أَمۡلِكُ لَكَ مِنَ ٱللَّهِ مِن شَيۡءٖۖ
رَّبَّنَا عَلَيۡكَ تَوَكَّلۡنَا وَإِلَيۡكَ أَنَبۡنَا وَإِلَيۡكَ ٱلۡمَصِيرُ ٤
“Sesungguhnya telah ada suri tauladan yang baik bagimu pada
Ibrahim dan orang-orang yang bersama dengan dia; ketika mereka berkata kepada
kaum mereka: "Sesungguhnya kami berlepas diri daripada kamu dari daripada
apa yang kamu sembah selain Allah, kami ingkari (kekafiran)mu dan telah nyata
antara kami dan kamu permusuhan dan kebencian buat selama-lamanya sampai kamu
beriman kepada Allah saja. Kecuali perkataan Ibrahim kepada bapaknya:
"Sesungguhnya aku akan memohonkan ampunan bagi kamu dan aku tiada dapat
menolak sesuatupun dari kamu (siksaan) Allah". (Ibrahim berkata): "Ya
Tuhan kami hanya kepada Engkaulah kami bertawakkal dan hanya kepada Engkaulah
kami bertaubat dan hanya kepada Engkaulah kami kembali" (QS. Al Mumtahanah: 4)
Ada beberapa pelajaran yang bisa kita ambil dalam kisah Nabi
Ibrahim tentang penyembelihan Nabi Ismail Alaihimassalam yang menjadi pelajaran
berharga Idul Qurban kita kali ini:
Pertama, Pentingnya Tauhid
Nabi Ibrahim mampu melaksanakan perintah Allah dengan ikhlas
untuk mengorbankan Nabi Ismail walau akhirnya Allah menggantinya dengan hewan
sembelihan, hal ini dikarenakan keimanan yang kuat. Seorang muslim tidak akan
mampu melaksanakan perintah Allah dengan ikhlas manakala tidak dilandasi dengan
tauhid yang kuat.
Tauhid menjadikan manusia sukses hidupnya di dunia dan di
akhirat. Karena tauhid membebaskan manusia dari penghambaannya terhadap sesama
makhluk yang nota bene sama-sama lemahnya. Perhatikanlah firman Allah Ta’ala:
وَعَدَ ٱللَّهُ ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ
مِنكُمۡ وَعَمِلُواْ ٱلصَّٰلِحَٰتِ لَيَسۡتَخۡلِفَنَّهُمۡ فِي ٱلۡأَرۡضِ كَمَا ٱسۡتَخۡلَفَ
ٱلَّذِينَ مِن قَبۡلِهِمۡ وَلَيُمَكِّنَنَّ لَهُمۡ دِينَهُمُ ٱلَّذِي ٱرۡتَضَىٰ
لَهُمۡ وَلَيُبَدِّلَنَّهُم مِّنۢ بَعۡدِ خَوۡفِهِمۡ أَمۡنٗاۚ يَعۡبُدُونَنِي لَا
يُشۡرِكُونَ بِي شَيۡٔٗاۚ وَمَن كَفَرَ بَعۡدَ ذَٰلِكَ فَأُوْلَٰٓئِكَ هُمُ ٱلۡفَٰسِقُونَ
٥٥
“Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di
antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan
menjadikan mereka berkuasa dimuka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan
orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi
mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan
menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka dalam ketakutan menjadi aman sentausa.
Mereka tetap menyembahku-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan
Aku. Dan barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah
orang-orang yang fasik” (QS. An Nuur: 55)
Untuk itulah semua dakwah para Nabi dan para Rasul adalah
mengajak manusia kepada Tauhid. Allah berfirman:
وَمَآ أَرۡسَلۡنَا مِن قَبۡلِكَ مِن
رَّسُولٍ إِلَّا نُوحِيٓ إِلَيۡهِ أَنَّهُۥ لَآ إِلَٰهَ إِلَّآ أَنَا۠ فَٱعۡبُدُونِ
٢٥
“Dan Kami tidak mengutus seorang rasulpun sebelum kamu melainkan
Kami wahyukan kepadanya: "Bahwasanya tidak ada Tuhan (yang hak) melainkan
Aku, maka sembahlah olehmu sekalian akan Aku". (QS. Al Anbiya’:25)
Jamaah shalat Idul Adha yang dirahmati Allah
Kedua, Mempersiapkan Generasi yang Sholih
Kisah Nabi Ismail yang ikhlas menyerahkan dirinya untuk
menjalankan perintah Allah agar disembelih oleh Nabi Ibrahim adalah menunjukkan
kesuksesan Nabi Ibrahim di dalam menyiapkan generasi yang Rabbani, generasi
yang taat kepada Allah Azza wajalla.
فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ ٱلسَّعۡيَ قَالَ
يَٰبُنَيَّ إِنِّيٓ أَرَىٰ فِي ٱلۡمَنَامِ أَنِّيٓ أَذۡبَحُكَ فَٱنظُرۡ مَاذَا
تَرَىٰۚ قَالَ يَٰٓأَبَتِ ٱفۡعَلۡ مَا تُؤۡمَرُۖ سَتَجِدُنِيٓ إِن شَآءَ ٱللَّهُ
مِنَ ٱلصَّٰبِرِينَ ١٠٢
“Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha
bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: "Hai anakku sesungguhnya aku
melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa
pendapatmu!" Ia menjawab: "Hai bapakku, kerjakanlah apa yang
diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang
yang sabar" (QS. Ash Shafaat: 102)
Anak adalah anugerah dari Allah Ta’ala, menjadi dambaan setiap
manusia. Betapa gembira dan bahagianya sepasang suami istri tatkala dikaruniai
anak olehNya dan betapa sangat berharapnya tatkala belum juga dikaruniai
seorang anak. Bahkan para Nabi pun mengadu kepada Allah saat belum juga
dikaruniai keturunan. Lihatlah, bagaimana Nabi Zakaria yang tak pernah putus
asa berdoa kepada Rabbul Alamin agar segera dikarunia anak
قَالَ رَبِّ إِنِّي وَهَنَ ٱلۡعَظۡمُ
مِنِّي وَٱشۡتَعَلَ ٱلرَّأۡسُ شَيۡبٗا وَلَمۡ أَكُنۢ بِدُعَآئِكَ رَبِّ شَقِيّٗا
٤
وَإِنِّي خِفۡتُ ٱلۡمَوَٰلِيَ مِن وَرَآءِي وَكَانَتِ ٱمۡرَأَتِي
عَاقِرٗا فَهَبۡ لِي مِن لَّدُنكَ وَلِيّٗا ٥ يَرِثُنِي وَيَرِثُ مِنۡ ءَالِ يَعۡقُوبَۖ
وَٱجۡعَلۡهُ رَبِّ رَضِيّٗا
“Ia berkata "Ya Tuhanku, sesungguhnya tulangku telah lemah
dan kepalaku telah ditumbuhi uban, dan aku belum pernah kecewa dalam berdoa
kepada Engkau, ya Tuhanku. Dan sesungguhnya aku khawatir terhadap penerusku
sepeninggalku, sedang isteriku adalah seorang yang mandul, maka anugerahilah
aku dari sisi Engkau seorang putera, yang akan mewarisi aku dan mewarisi sebahagian
keluarga Ya´qub; dan jadikanlah ia, ya Tuhanku, seorang yang diridhai" (QS. Maryaam: 4-6)
Sayangnya, banyak orang tua yang terlarut dalam suasana
kegembiraan tatkala Allah menganugerahinya anak, sehingga lupa bahwa ada
kewajibannya untuk mendidiknya dan mempersiapkannya menjadi generasi yang taat
kepada Rabbnya.
Memiliki anak yang sholih dan sholihah merupakan keuntungan
tersendiri bagi orang tua, tidak hanya keuntungan saat di dunia melainkan
sampai di akhirat kelak. Bahkan anak yang sholih akan membawa manfaat saat
orang tuanya meninggal dunia. Sebagaimana Rasulullah bersabada:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ
رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: إِذَا مَاتَ ابْنُ آدَمَ اِنْقَطَعَ عَمَلُهُ
إِلَّا مِنْ ثَلَاثٍ: صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ وَعِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ وَوَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ
Dari Abu Hurairah, sesungguhnya Rasulullah Saw bersabda : “
Apabila anak Adam mati maka terputuslah amalannya kecuali 3 perkara : sedekah
jariyah, ilmu yang bermanfaat dan anak shalih yang mendoakan orangtuanya ” (HR. Muslim no. 1631)
Rasulullah menyebutkan secara spesifik anak yang doanya
bermanfaat bagi orang tuanya yang telah meninggal dunia, yaitu anak yang
sholih. Jadi, tidak semua anak bermanfaat bagi orang tuanya saat meninggal
dunia. Karena ada anak yang akan menjadi musuh bagi orang tuanya, Allah
berfirman:
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓاْ إِنَّ
مِنۡ أَزۡوَٰجِكُمۡ وَأَوۡلَٰدِكُمۡ عَدُوّٗا لَّكُمۡ فَٱحۡذَرُوهُمۡۚ وَإِن
تَعۡفُواْ وَتَصۡفَحُواْ وَتَغۡفِرُواْ فَإِنَّ ٱللَّهَ غَفُورٞ رَّحِيمٌ ١٤
“Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya di antara
isteri-isterimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu maka
berhati-hatilah kamu terhadap mereka dan jika kamu memaafkan dan tidak memarahi
serta mengampuni (mereka) maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang” (QS. At Taghabun: 14)
Pada ayat di atas Allah mengingatkan kepada orang mukmin agar
tidak lalai dan senantiasa memperhatikan
pengasuhan, pendidikan dan pengawasan terhadap keturunannya, karena jika ia
lalai maka bisa jadi keturunannya akan menjadi musuh baginya.
Jamaah shalat Idul Adha yang dirahmati Allah
Mencetak generasi Sholih dan sholihah membutuhkan mujahadah
(perjuangan yang sangat gigih) tidak bisa dilakukan dengan ala kadarnya. Para
ulama memberikan tips kepada kita untuk membentuk generasi Qurratu a’yun.
1. Memilih pasangan hidup yang taat kepada Allah, hendaknya setiap pemuda agar memilih calon pendamping hidupnya
dari kebaikan agamanya. Karena anak yang lahir dari benih orang yang sholih dan
dari ladang yang sholihah akan menjadi anak yang sholih dan sholihah juga.
2. Khawatir jika meninggalkan generasi yang lemah, terutama lemah
iman. Kekhawatiran orang tua akan
meninggalkan generasi yang lemah terutama lemah iman akan menjadikan orang tua
serius dalam mendidik anak-anaknya.
وَلۡيَخۡشَ ٱلَّذِينَ لَوۡ تَرَكُواْ مِنۡ
خَلۡفِهِمۡ ذُرِّيَّةٗ ضِعَٰفًا خَافُواْ عَلَيۡهِمۡ فَلۡيَتَّقُواْ ٱللَّهَ
وَلۡيَقُولُواْ قَوۡلٗا سَدِيدًا ٩
“Dan hendaklah takut kepada Allah
orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang
lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu
hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan
perkataan yang benar.” (QS.
An Nisaa: 9)
3. Berdoa meminta keturunan yang sholih. Nabi Ibrahim dan Nabi Zakariya mengajarkan kepada kita untuk
mendapatkan generasi yang sholih dan sholihah maka hendaknya meminta dengan
sungguh-sungguh kepada Allah.
Doa Nabi Ibrahim Alaihissalam
رَبِّ هَبۡ لِي مِنَ ٱلصَّٰلِحِينَ ١٠٠
“Ya Tuhanku, anugrahkanlah kepadaku (seorang
anak) yang termasuk orang-orang yang saleh” (QS.
Ash Shafaat: 100)
Doa Nabi Zakaria Alaihissalam
هُنَالِكَ دَعَا زَكَرِيَّا رَبَّهُۥۖ
قَالَ رَبِّ هَبۡ لِي مِن لَّدُنكَ ذُرِّيَّةٗ طَيِّبَةًۖ إِنَّكَ سَمِيعُ ٱلدُّعَآءِ
٣٨
“Di sanalah Zakariya mendoa kepada
Tuhannya seraya berkata: "Ya Tuhanku, berilah aku dari sisi Engkau seorang
anak yang baik. Sesungguhnya Engkau Maha Pendengar doa" (QS. Ali Imran: 38)
4. Memberinya makanan dari rezeki yang halal, karena makanan yang haram akan berdampak kepada karakter
seseorang. Biasanya anak yang diberikan konsumsi yang haram akan susah dalam
menjalankan ketaatan kepada Allah.
5. Memberi pelajaran yang terbaik, pelajaran yang terbaik dari orang tua kepada anaknya adalah,
pelajaran yang menyelamatkannya dari api neraka. Menanamkan tauhid yang kuat,
membiasakannya dalam beribadah kepada Allah dan senantiasa berada pada akhlaqul
karimah serta mengajarinya ilmu tentang hasil ciptaan Allah agar semakin tebal
keimannya kepada Allah selain itu dia akan menjadi seorang yang ulul albab.
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ قُوٓاْ
أَنفُسَكُمۡ وَأَهۡلِيكُمۡ نَارٗا وَقُودُهَا ٱلنَّاسُ وَٱلۡحِجَارَةُ عَلَيۡهَا
مَلَٰٓئِكَةٌ غِلَاظٞ شِدَادٞ لَّا يَعۡصُونَ ٱللَّهَ مَآ أَمَرَهُمۡ
وَيَفۡعَلُونَ مَا يُؤۡمَرُونَ ٦
“Hai orang-orang yang beriman,
peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah
manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak
mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu
mengerjakan apa yang diperintahkan.” (QS.
At Tahriim: 6)
Jamaah shalat Idul Adha yang dirahmati Allah
Ketiga, Mencintai Allah di atas segalanya
Idul Qurban memberi pelajaran kepada kita melalui kisah Nabi
Ibrahim dan Nabi Ismail Alaihimassalam, agar mencintai Allah diatas
segala-galanya. Dan yang demikian itu menjadi salah satu tanda bagi orang yang
beriman.
وَمِنَ ٱلنَّاسِ مَن يَتَّخِذُ مِن دُونِ ٱللَّهِ
أَندَادٗا يُحِبُّونَهُمۡ كَحُبِّ ٱللَّهِۖ وَٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓاْ أَشَدُّ
حُبّٗا لِّلَّهِۗ وَلَوۡ يَرَى ٱلَّذِينَ ظَلَمُوٓاْ إِذۡ يَرَوۡنَ ٱلۡعَذَابَ
أَنَّ ٱلۡقُوَّةَ لِلَّهِ جَمِيعٗا وَأَنَّ ٱللَّهَ شَدِيدُ ٱلۡعَذَابِ ١٦٥
“Dan diantara manusia ada orang-orang yang menyembah
tandingan-tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka
mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman amat sangat cintanya kepada
Allah. Dan jika seandainya orang-orang yang berbuat zalim itu mengetahui
ketika mereka melihat siksa (pada hari kiamat), bahwa kekuatan itu kepunyaan
Allah semuanya, dan bahwa Allah amat berat siksaan-Nya (niscaya mereka
menyesal).”(QS. Al
Baqarah: 165)
Kehidupan dunia tidak selayaknya bagi seorang mukmin
menjadikannya melalaikan dirinya dari Allah ta’ala
رِجَالٞ لَّا تُلۡهِيهِمۡ تِجَٰرَةٞ وَلَا
بَيۡعٌ عَن ذِكۡرِ ٱللَّهِ وَإِقَامِ ٱلصَّلَوٰةِ وَإِيتَآءِ ٱلزَّكَوٰةِ
يَخَافُونَ يَوۡمٗا تَتَقَلَّبُ فِيهِ ٱلۡقُلُوبُ وَٱلۡأَبۡصَٰرُ ٣٧
“laki-laki yang tidak dilalaikan oleh perniagaan dan tidak
(pula) oleh jual beli dari mengingati Allah, dan (dari) mendirikan sembahyang,
dan (dari) membayarkan zakat. Mereka takut kepada suatu hari yang (di hari itu)
hati dan penglihatan menjadi goncang” (QS. An Nuur: 37)
Bahkan Allah mengancam kepada siapa saja yang kecintaannya
kepada makhluqnya melebihi cintanya kepada Allah Jalla wa ‘Ala
قُلۡ إِن كَانَ ءَابَآؤُكُمۡ
وَأَبۡنَآؤُكُمۡ وَإِخۡوَٰنُكُمۡ وَأَزۡوَٰجُكُمۡ وَعَشِيرَتُكُمۡ وَأَمۡوَٰلٌ ٱقۡتَرَفۡتُمُوهَا
وَتِجَٰرَةٞ تَخۡشَوۡنَ كَسَادَهَا وَمَسَٰكِنُ تَرۡضَوۡنَهَآ أَحَبَّ إِلَيۡكُم
مِّنَ ٱللَّهِ وَرَسُولِهِۦ وَجِهَادٖ فِي سَبِيلِهِۦ فَتَرَبَّصُواْ حَتَّىٰ يَأۡتِيَ ٱللَّهُ
بِأَمۡرِهِۦۗ وَٱللَّهُ لَا يَهۡدِي ٱلۡقَوۡمَ ٱلۡفَٰسِقِينَ ٢٤
“Katakanlah: "jika bapa-bapa, anak-anak, saudara-saudara,
isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan
yang kamu khawatiri kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu sukai, adalah
lebih kamu cintai dari Allah dan Rasul-Nya dan dari berjihad di jalan-Nya, maka
tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya". Dan Allah tidak
memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik.” (QS. At Taubah: 24)
Jamaah shalat
Idul Adha yang dirahmati Allah
Demikianlah uraian singkat khutbah idul adha tentang pelajaran
berharga dari Idul Qurban, semoga Allah menguatkan Aqidah kita dan
membersihkannya dari segala bentuk kesyirikan sehingga kita tidak terlalaikan
dari pesona kehidupan dunia agar kita menjadi hamba-hambaNya yang sukses dunia
dan akhirat, dan semoga Allah jadikan kita dan keturunan kita bahagia dunia dan
akhirat hingga menjadi penghuni surgaNya.
Marilah
kita akhiri khutbah pada pagi hari ini dengan sama-sama tawajuh kepada
Allah, bermunajat kepadaNya dengan ikhlas dan penuh harap agar setiap
permohonan kita dapat dikabulkanNya.
إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا
الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا صَلَّيْتَ
عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ، وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى
آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ، فِي
العَالَمِينَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ، وَارْضَ اللَّهُمَّ عَنْ خُلَفَائِهِ
الرَّاشِدِينَ، وَعَنْ أَزْوَاجِهِ أُمَّهَاتِ المُؤْمِنِينَ، وَعَنْ سَائِرِ
الصَّحَابَةِ أَجْمَعِينَ، وَعَنِ المُؤْمِنِينَ وَالمُؤْمِنَاتِ إِلَى يَوْمِ
الدِّينِ، وَعَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِينَ.
اللَّهُمَّ اغْفِرْ لَنَا وَلِلمُؤْمِنِينَ وَالمُؤْمِنَاتِ،
وَالمُسْلِمِينَ وَالمُسْلِمَاتِ، الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ، إِنَّكَ
سَمِيعٌ قَرِيبٌ مُجِيبُ الدَّعَوَاتِ.
رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ
لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ
رَبَّنَا إِنَّنَا آمَنَّا فَاغْفِرْ لَنَا ذُنُوبَنَا وَقِنَا عَذَابَ
النَّارِ
رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا ذُنُوبَنَا وَإِسْرَافَنَا فِي أَمْرِنَا وَثَبِّتْ
أَقْدَامَنَا وَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ
رَبَّنَا إِنَّنَا سَمِعْنَا مُنَادِيًا يُنَادِي لِلْإِيمَانِ أَنْ آمِنُوا
بِرَبِّكُمْ فَآمَنَّا رَبَّنَا فَاغْفِرْ لَنَا ذُنُوبَنَا وَكَفِّرْ عَنَّا
سَيِّئَاتِنَا وَتَوَفَّنَا مَعَ الْأَبْرَارِ
رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا
لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ
رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِوَالِدَيْنَا وَلِلْمُؤْمِنِينَ يَوْمَ يَقُومُ
الْحِسَابُ
رَبَّنَا اصْرِفْ عَنَّا عَذَابَ جَهَنَّمَ إِنَّ عَذَابَهَا كَانَ
غَرَامًا
رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ
وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا
رَبَّنَا وَسِعْتَ كُلَّ شَيْءٍ رَحْمَةً وَعِلْمًا فَاغْفِرْ لِلَّذِينَ
تَابُوا وَاتَّبَعُوا سَبِيلَكَ وَقِهِمْ عَذَابَ الْجَحِيمِ
رَبَّنَا وَأَدْخِلْهُمْ جَنَّاتِ عَدْنٍ الَّتِي وَعَدْتَهُمْ وَمَنْ
صَلَحَ مِنْ آبَائِهِمْ وَأَزْوَاجِهِمْ وَذُرِّيَّاتِهِمْ إِنَّكَ أَنْتَ
الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ
اللَّهُمَّ اجْعَلْ جَمْعَنَا هَذَا جَمْعًا مَرْحُومًا، وَاجْعَلْ
تَفَرُّقَنَا مِنْ بَعْدِهِ تَفَرُّقًا مَعْصُومًا، وَلا تَدَعْ فِينَا وَلا
مَعَنَا شَقِيًّا وَلا مَحْرُومًا.
اللَّهُمَّ أَعِزَّ الإِسْلامَ وَالمُسْلِمِينَ، وَوَحِّدِ اللَّهُمَّ
صُفُوفَهُمْ، وَأَجْمِعْ كَلِمَتَهُمْ عَلَى الحَقِّ، وَاكْسِرْ شَوْكَةَ
الظَّالِمِينَ، وَاكْتُبِ السَّلاَمَ وَالأَمْنَ لِعِبادِكَ أَجْمَعِينَ.
اللَّهُمَّ انْصُرِ اْلمُجَاهِدِينَ فِي سَبِيلِكَ فِي كُلِّ مَكَانٍ
وَزَمَانٍ.
اللَّهُمَّ وَحِّدْ صُفُوفَهُمْ وَثَبِّتْ أَقْدَامَهُمْ وَسَدِّدْ
رَمْيَهُمْ وَانْصُرْهُمْ عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ وَاْلمُشْرِكِينَ
وَاْلمُرْتَدِينَ وَاْلمُنَافِقِينَ وَاْلمُجْرِمِينَ وَاْلخَائِنِينَ.
اللَّهُمَّ يَا حَيُّ يَا قَيُّومُ يَا ذَا الجَلالِ وَالإِكْرَامِ، لاَ
إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ سُبْحَانَكَ بِكَ نَستَجِيرُ، وَبِرَحْمَتِكَ نَسْتَغِيثُ
وَلاَ تَكِلْنَا إِلَى أَنْفُسِنَا طَرْفَةَ عَيْنٍ، وَأَصْلِحْ لَنَا شَأْنَنَا
كُلَّهُ يَا مُصْلِحَ شَأْنِ الصَّالِحِينَ.
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً
وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُونَ وَسَلَامٌ عَلَى
الْمُرْسَلِينَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ.
والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته
Reviewed by sangpencerah
on
Juli 19, 2021
Rating:
Tidak ada komentar: