MUQADDIMAH.
وَإِذْ
قَالَ إِبْرَٰهِيمُ لِأَبِيهِ ءَازَرَ أَتَتَّخِذُ أَصْنَامًا ءَالِهَةً ۖ إِنِّىٓ
أَرَىٰكَ وَقَوْمَكَ فِى ضَلَٰلٍ مُّبِينٍ
“Dan ketika Ibrahim berkata kepada ayahnya, Azar, “Pantaskah
engkau (ayahku) menjadikan berhala-berhala ini sebagai tuhan ?
Sesungguhnya aku melihat engkau (ayahku) dan kaummu dalam kesesatan yang nyata:
(Al An”am:74).
Firman Allah SWT di atas adalah ayat
teguran Nabi Ibrahim AS kepada ayahnya sendiri, yaitu Azar, karena ayah bersama
seluruh kaumnya (rakyat) menyembah berhala-berhala..
KISAH NABI
IBRAHIM AS.
Dikisahkan (Al An’am:74-83) bahwa pada
masa Nabi Ibrahim AS, masyarakat Kan-aan, daerah ummat beliau, seluruhnya adalah penyembah berhala. Nabi
Ibrahim AS bermaksud ingin menyelamatkan ayah beliau beserta masyarakat dari
tauhid yang keliru, iman yang sesat itu. Beliau memberitahukan bahwa ilah
(sesembahan) yang benar adalah Allah, bukanlah berhala-berhala itu. Tetapi
pemberitahuan beliau itu sama sekali tidak ada tanggapan dari masyarakat. Demi
menegakkan nilai-nilai tauhid yang lurus, iman yang benar dan ilah (sesembahan)
yang benar, walaupun seorang diri beliau keluar dari rumah pada malam yang sepi
dengan membawa sebuah kapak, berani
menghancurkan semua berhala-berhala yang disembah, yang diagungkan dan yang
dikeramatkan oleh masyarakat Kan-aan. Hanya sebuah berhala, yaitu sebuah patung
yang paling besar, oleh Ibrahim AS tidak dihancurkan. Tetapi patung itu
dikalumgi dengan kapak yang telah dipakai menghancurkan semua berhala tadi.
Pagi hari, peristiwa itu menggemparkan masyarakat,
dan pasti masyarakat menuduh, bahwa Nabi Ibarahim-lah pelakunya. Maka segeralah
Ibrahim ditangkap, dan dihadapkan kepada rajanya, Namrudz. Maka terjadilah
dialog antara raja Namrudz dengan Nabi
Ibrahim AS., yang sudah tentu tentang masalah hancurnya berhala-baerhala itu
Nabi Ibrahim AS pura-pura tidak tahu bahwa semua berhala itu hancur. Akhirnya
raja Namrudz mengajak Nabi Ibrahim AS
untuk melihat dan menyaksikan ke lokasi tempat berhala yang hancur.
Setelah sampai di lokasi itu, dan telah
menyaksikan berhala yang hancur, maka Nabi Ibrahim AS menunjuk kearah berhala
yang masih utuh yang berkalung kapak dan berkata kepada raja Namrudz:
“Itulah pelakunya, yang menghancurkan
berhala-berhalamu yang kau sembah. Dan .
itulah kapaknya yang dipakai, masih dipegang dan dipakai kalung.. Coba
tanyakan kepadanya” Demikian penjelasan Nabi Ibrahim kepada raja Namrudz.
“Hai, Ibrahim, bagimana dia akan
menjawab, itukan patung, tentu saja tidak dapat menjawab, karena tidak dapat
berbicara” Demikian penjelasan raja Namrudz.
“Kalau
tidak bisa menjawab, karena memang tidak bisa berbicara, mengapa kau sembah bersama rakyatmu, kau keramatkan,
kau puja, kau agungkan, hai Namrudz” Demikian jawaban Nabi Ibrahim AS sambil
ajak mengejek kepada rajanya.
Mendengar penjelasan Nabi Ibrahim AS
dengan nada melecehkan itu, maka raja Namrudz memerintahkan kepada bawahannya
untuk menangkap dan membakar hidup-hidup. Akahirnya dibakarlah Nabi Ibraim AS
dalam keadaan hidup, segar bugar. Atas anugerah mu’jizat Allah, maka Nabi
Ibrahim AS tidak terbakar, karema apinya menjadi dingin. Itulah mu’jizat Nabi
Ibrahim AS.
Demikianlah sekelumit tentang Nabi
Ibrahim AS, bahwa dalam urusan yang berhubungan dengan aqidah / iman, beliau
tidak mengadakan kompromi sedikitpun, meskipun menghadapi ayah sendiri, tidak
ada basa-basi. Tauhid-iman harus tegak dan kokoh.
KONSEP
TAUHID ISLAM.
Konsep tauhid dalam Isam dirumuskan dalam kalimah thayyibah, yaitu dua Kalimah Syahadah - Asyhadu allaa ilaaha illallah, wa asyahadu anna Muahammadar Rasuulullah- (Aku bersaksi bahwa sesungguhnya tidak ada ilah (sesembahan) selain Allah, dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah).
Menjadikan ilah selian Allah SWT, adalah tindakan yang membatalkan tauhid dan iman. Jika seseorang menjadikan Allah SWT sebagai ilahnya, dan pada waktu yang bersamaan, menjadikan selain Allah SWT sebagai ilah-nya, maka masuk katagori dosa syirik, dosa yang tidak bisa diampuni oleh Allah SWT. Allah SWT menegaskan dalam firman-Nya
إِنَّ ٱللَّهَ لَا يَغْفِرُ أَن يُشْرَكَ بِهِۦ وَيَغْفِرُ
مَا دُونَ ذَٰلِكَ لِمَن يَشَآءُ ۚ وَمَن يُشْرِكْ بِٱللَّهِ فَقَدِ ٱفْتَرَىٰٓ
إِثْمًا عَظِيمًا
“Sesungguhnya
Allah tidak akan mengampuni {dosa karena mempersekutukan-Nya (syirik)} dan Dia
mengampuni (dosa apa saja) selain syirik
itu, bagi siapa yang Dia kehendaki. Barang siapa yang mempersekutukan Allah,
maka sungguh dia telah berbuat dosa besar” (An Nisa’ : 48)
Masalah aqidah atau iman adalah merupakan
masalah yang sangat fundamental yang sangat mendasar dalam Islam. Jika
seseorang telah hilang imannya, maka ia telah menjadi kafir, keluar dari Islam.
Na’udzu billah. Menjadi kafir itu tidak perlu datang ke kantor lurah
atau camat, mohon untuk dirubah dengan mengganti kolom agama di KTP-nya.
Banyak jalan seseorang menjadi kafir.
Misalnya saja, mengingkari terhadap kebenaran ayat-ayat Al Qur’an, mengingkari
ke-Esaan Allah SWT, ingkar terhadap kebenaran akan datangnya Hari Kiamat,
meyakini bahwa hukum-hukum manusia itu lebih baik daripada hukum-hukum Allah
SWT. Hal itu sudah cukup menjadikan seseorang menjadi kafir.
DERAJAT
MANUSIA YANG PALING
RENDAH.
Kafir, adalah sebutan manusia yang paling
rendah, bagi manusia yang tidak beriman. Allah SWT berfirman :
إِنَّ شَرَّ
ٱلدَّوَآبِّ عِندَ ٱللَّهِ ٱلَّذِينَ كَفَرُوا۟ فَهُمْ لَا يُؤْمِنُونَ
“Sesungguhnya
makhluk yang bergerak dan bernyawa, yang paling buruk dalam pandangan Allah
adalah orang-orang kafir, karena mereka tidak beriman” (Al Anfal:55)
إِنَّ
الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ وَالْمُشْرِكِينَ فِي نَارِ جَهَنَّمَ
خَالِدِينَ فِيهَا ۚ أُولَٰئِكَ هُمْ شَرُّ الْبَرِيَّةِ
“Sungguh, orang-orang kafir dari golongan Ahli Kitab
dan orang-orang musyrik (akan masuk) ke neraka Jahannam, mereka kekal di
dalmnya selamanya. Mereka adalah seburuk-buruknya (sejahat-jahatnya) makhluk”
(Al Bayyinah:6)
Bagaimanapun jasanya amal perbuatan orang
di dunia, berjasa di masyarakat, tetapi kalau ia tidak beriman, kafir, maka
amal perbuatannya itu tidak akan diterima oleh Allah. Amal mereka seperti
fatamorgana dan debu yang beterbangan, dilihat dari jauh kelihatan ada air, tetapi
bila didekati tidak ada apa-apanya., seperti dijelaskan firman Allah SWT:
وَالَّذِينَ
كَفَرُوا أَعْمَالُهُمْ كَسَرَابٍ بِقِيعَةٍ يَحْسَبُهُ الظَّمْآنُ مَاءً حَتَّىٰ
إِذَا جَاءَهُ لَمْ يَجِدْهُ شَيْئًا
“Dan orang-orang kafir itu amal mereka laksana
fatamorgana di tanah yang datar yang disangka air oleh orang-orang.yang
kehausan, tetapi bila didatangi air itu tidak didapati suatu apapun” (An Nur:
39).
وَقَدِمْنَا
إِلَىٰ مَا عَمِلُوا مِنْ عَمَلٍ فَجَعَلْنَاهُ هَبَاءً مَنْثُورًا
“Dan
Kami perlihatkan segala amal (orang kafir) yang mereka kerjakan, lalu Kami akan
jadikan amal itu (seperti) debu yang beterbangan” (Al Furqan: 23).
Kisah nyata yang terjadi, seorang yang
populer, dia terkenal karena jasanya. Dia berhasil bisa menciptakan lampu
listrik, sehingga dunia pada waktu malam bisa terang benderang, karena jasa
nya, bermanfaat di masyarakat mampu menerangi dunia ini. Siapa dia ? Dia adalah
Edison. Tetapi sangat disayangkan, konon kabarnya Edison itu tidak beriman.
Karena tidak beriman, maka Allah akan membalas seperti ayat Al Furqan:23 di
atas
Seandainya dia beriman, alangkah
bahagianya nanti di akhirat. Sekian banyak orang yang menghidupkan dan menyalakan
lampunya, maka akan menpadat pahala yang luar biasa dari orang-orang yang menyalakan
lampu listriknya. Banyak orang-orang yang berjasa di masyarakat dunia, tetapi
sayang mereka ada yang tidak beriman.
DERAJAT ORANG-ORANG
YANG
BERIMAN.
Berbahagialah (kita) orang yang
beriman. Begitu sangat pentingnya masalah
aqidah, masalah iman, yang insya Allah akan mendampingi kita, membahagiakan
kita di Hari Kiyamat nanti. Itulah iman, nikmat anugerah Allah SWT yang paling
berharga.
Orang beriman (Mukmin) iu dimuliakan
Allah. Banyak sekali firman Allah yang menginformasikan bahwa Mukmin itu mulia.
Firman Allah yang di antaranya:
أُو۟لَٰٓئِكَ هُمُ
ٱلْمُؤْمِنُونَ حَقًّا ۚ لَّهُمْ دَرَجَٰتٌ عِندَ رَبِّهِمْ وَمَغْفِرَةٌ وَرِزْقٌ
كَرِيمٌ
“Mereka itulah orang-orang yang benar-benar beriman.
Mereka memperoleh derajat (kemuliaan) yang tinggi di sisi Tahan-nya, dan
ampunan serta rezeki (kenikmatan) yang mulia” (Al Anfal:4).
Jadi orang beriman itu mulia, lebih mulia
daripada makhluk apapun (termasuk malaikat). Rasulullah SAW selalu mengingatkan
ummat beliau, agar jangan sampai tergelincir dalam merawat iman, karena iman
itu bisa bertambah dan bisa berkurang, dan bahkan iman itu bisa hilang karena
tidak dirawat, tidak dices, tidak diperbaharui. Oleh karena itu beliau
memerintahkan ummat beliau agar selalu mengeces iman, selalu memperbaharui
iman, dengan sabda beliau :
“Perbaharuilah imanmu!” Seorang sahabat bertanya, “Ya, Rasulullah, bagaimana memperbaharui iman ?” Jawab beliau, “Perbanyaklah membaca -LAA ILAAHA ILLALLAH !” (HR. Ahmad).
KHATIMAH.
Memperbanyak dengan berulang-ulang mengucapkan membaca Kalimah Thayyibah, yaitu –LAA ILAAHA
ILLALLAH- akan sangat berfaedah, insyaAllah akan menjadi gerak reflek di
penghujung hidup, waktu sakaratul maut. Meskipun (insya Allah) tidak dibimbing
oleh famili atau keluarga pada waktu sakaratul maut, bilamana seseorang
senantiasa membiasakan mengucapkan Kalimah Thayyibah pada masa hidupnya di
dunia, lisannya dengan gerak reflek akan mengucapkan Kalimah Thayyibah, di
akhir hayatnya.. Itulah husnul khatimah
Di penghujung hidup kita, ucapan yang
meluncur dari bibir kita adalah Kalimah Thayyibah, itulah yang diidam-idamkan
oleh ummat Muslim, itulah khusnul khatimah
Anas bin Malik berkata, “Kalau kita bisa lulus dari berbagai ujian pada saat sakaratil maut, maka itulah sesungguhnya kemenangan besar, yang pantas dirayakan diliang lahat (kubur) bersama-sama saudara kita yang wafat lebih dahulu. Insya Allah para malaikat ikut bergembira merayakan hari Husnul Khatimah, karena bisa mengucapkan Kalimah Thayyibah, di akhir hidup kita.” (Kata mutiara seorang sahabat)..
Alhamdulillah....
BalasHapusBisa nambah ilmu dan wawasan