Menakar kehidupan Dunia

 Menakar kehidupan Dunia
Oleh : H. Imam Abda’I, SH, SE, MM 
( Keetua MPI Kota Malang dan Anggota CMM no.44)
 

ٱعْلَمُوٓا۟ أَنَّمَا ٱلْحَيَوٰةُ ٱلدُّنْيَا لَعِبٌ وَلَهْوٌ وَزِينَةٌ وَتَفَاخُرٌۢ بَيْنَكُمْ وَتَكَاثُرٌ فِى ٱلْأَمْوَٰلِ وَٱلْأَوْلَٰدِ ۖ كَمَثَلِ غَيْثٍ أَعْجَبَ ٱلْكُفَّارَ نَبَاتُهُۥ ثُمَّ يَهِيجُ فَتَرَىٰهُ مُصْفَرًّا ثُمَّ يَكُونُ حُطَٰمًا ۖ وَفِى ٱلْءَاخِرَةِ عَذَابٌ شَدِيدٌ وَمَغْفِرَةٌ مِّنَ ٱللَّهِ وَرِضْوَٰنٌ ۚ وَمَا ٱلْحَيَوٰةُ ٱلدُّنْيَآ إِلَّا مَتَٰعُ ٱلْغُرُورِ


“Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megahan serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak. Ia bagaikan hujan yang tanamannya mengagumkan para petani, kemudian tanaman itu mengering dan kamu lihat warnanya kuning lalu menjadi hancur. Sedangkan di akhirat (kelak) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. Dan tidaklah kehidupan dunia ini melainkan kesenangan yang menipu (QS.Al-Hadiid:20)
 

Ada tiga sikap manusia dalam memandang kenikmatan dunia:

Pertama: mereka yang memandang kesenangan dunia sebagai tujuan hidupnya. Oleh karena itu, mereka bekerja keras siang malam untuk mencari harta. Dengan harta itu mereka bersenang-senang dan menikmati berbagai kenyamanan dunia. Mereka lupa bahwa di balik kehidupan dunia ini ada kehidupan yang jauh lebih besar dan lebih kekal. Kehidupan akhirat yang tak berkesudahan.

 

Kedua: mereka yang memandang kesenangan dunia sebagai sesuatu yang tercela dan hina. Tidak hanya sampai di situ, mereka bahkan mengharamkan berbagai kenikmatan dunia. Paham seperti ini dianut oleh sebagian kalangan sufi. Di antara mereka ada yang menjauhi nikah alias tidak mau kawin sepanjang hidup. Sebagian lagi ada yang menghindari penggunaan teknologi, dan sebagainya. Mereka berpandangan bahwa menikmati kesenangan dunia akan menjauhkan seseorang dari Allah SWT. Juga, siapa yang menginginkan kenikmatan akhirat ia mesti menjauhi kenikmatan dunia. Dalam pandangan mereka hanya ada dua pilihan: dunia atau akhirat. Dan tidak mungkin menggabungkan antara keduanya.

 

Ketiga: mereka yang memandang dunia sebagai sarana meraih akhirat. Bagi mereka akhirat adalah tujuan hidup, tetapi bukan berarti meninggalkan dunia. Mereka bekerja mencari dunia dengan semangat dan etos kerja yang tinggi. Sebagian mereka kaya raya dan pengusaha yang sukses. Akan tetapi itu semua bukanlah tujuan. Tujuan mereka adalah meraih ridha Allah SWT dan surga-Nya. Inilah cara pandang yang benar yang sesuai dengan tuntunan Islam. Golongan inilah yang selamat lagi beruntung.

Bahaya tertipu dengan kesenangan dunia

1.  Sejak dahulu hingga kini tidak sedikit orang-orang yang tertipu oleh dunia. Demi dunia, tidak sedikit manusia yang rela mengorbankan segala-galanya. Karena dunia, kawan bisa menjadi musuh, saudara tidak lagi disapa, anak jadi durhaka, dan serentetan tindak kriminal lainnya. Oleh karena itu, setiap muslim wajib waspada agar tidak tertipu oleh dunia. Terpedaya oleh dunia akan mendatangkan banyak petaka, di antaranya:
Mengabaikan kehidupan akhirat yang jauh lebih kekal. Akibatnya, lupa bersiap bekal untuk kehidupan akhirat. Mereka memburu kesenangan dunia yang fana dan melalaikan kenikmatan surga yang baqa. Akibatnya, tidak ada bagian untuk mereka di akhirat selain neraka. Mereka ini adalah golongan yang benar-benar merugi.

2.  Mengenyampingkan norma-norma halal dan haram. Bagi para pemburu dunia tidak ada istilah haram. Semua cara akan mereka tempuh demi memuaskan nafsu mereka. Akibatnya, mereka banyak berbuat kerusakan di muka bumi.

3.  Memicu permusuhan, persengketaan dan bahkan peperangan. Sejarah telah mencatat bahwa perang dunia pertama dan kedua dipicu oleh persaingan dalam memperebutkan dunia dan kekuasaan.

4.  Lupa akan tujuan hidup yang sebenarnya. Sesungguhnya tujuan Allah SWT mencipatakan manusia dan jin adalah agar mereka beribadah kepada-Nya. Inilah tujuan hidup yang sejati. Akan tetapi para pemburu dunia lupa dengan tujuan besar ini karena terbius oleh kelezatan dunia. Mereka terkecoh dengan perhiasan dunia sehingga lupa dengan Khaliq-nya. Sehingga, keadaan mereka tak ubahnya binatang ternak. Allah SWT berfirman:

 

وَالَّذِينَ كَفَرُوا يَتَمَتَّعُونَ وَيَأْكُلُونَ كَمَا تَأْكُلُ الْأَنْعَامُ وَالنَّارُ مَثْوًى لَهُمْ

“Orang-orang yang kafir itu bersenang-senang (di dunia) dan makan seperti makannya binatang ternak. Neraka adalah tempat tinggal mereka. (QS. Muhammad: 12).

5.  Semua kesenangan dunia itu akan lenyap tanpa bekas manakala seseorang dicelupkan ke dalam neraka. (Na’udzu billahi min dzalik). Rasulullah Saw.bersabda:
“Kelak pada hari kiamat akan didatangkan orang yang paling senang hidupnya di dunia dari kalangan penghuni neraka. Kemudian ia dicelupkan ke neraka sekali celup lalu dikatakan kepadanya, ‘Wahai anak Adam, apakah engkau pernah merasakan kesenangan ketika di dunia dahulu?’ Ia menjawab, ‘Tidak, demi Allah wahai Rabb-ku.’ Lalu didatangkan orang yang paling sengsara hidupnya di dunia dari kalangan penghuni surga. Kemudian ia dicelupkan ke surga sekali celup lalu dikatakan kepadanya, ‘Wahai anak Adam, apakah engkau pernah merasakan kesusahan atau penderitaan ketika di dunia dahulu?’ Ia menjawab, ‘Tidak, demi Allah, aku tidak pernah merasakan kesusahan atau penderitaan sedikitpun.’” (HR. Muslim).

 

Demikianlah perbandingan antara kehidupan dunia dengan akhirat. Peringatan Allah SWT tentang pesona dunia. Di dalam al-Qur’an berulang kali Allah SWT mengingatkan kita agar tidak terpedaya oleh pesona dunia yang memang memukau ini. Sesungguhnya kehidupan dunia ini sangatlah fana dan singkat, sedangkan di akhirat kelak tersedia surga dengan segala kenikmatannya dan neraka dengan segala penyiksaannya. Kampung akhirat adalah kehidupan yang sejati dan  kekal  

 

Wallahu’alam bisshowab

 




Menakar kehidupan Dunia Menakar kehidupan Dunia Reviewed by sangpencerah on Agustus 20, 2021 Rating: 5

Tidak ada komentar: