BEROBATLAH BILA SAKIT
Oleh :
Subadi BA
Anggota
Majelis Tarjih Cabang Sukun
Didalam hadits Bukhori diberitakan bahwa
Abu Hurairah mengatakan bahwa nabi bersabda:
“Allah SWT tidak akan menurunkan penyakit
kecuali pasti menurunkan obatnya”.
Kita sebagai umat Nabi Muhammad SAW tidak
boleh putus asa tetap harus berusaha maksimal dengan cara yang halal, rasional dan
tidak menyekutukan Allah SWT.
Di dalam masalah sakit nabi pernah
memberi kabar kegembiraan dengan sabda beliau:
“Tiada akan mengenai pada seorang muslim
kesulitan, sakit, kesedihan serta kesempitan sampai dengan duri yang mengenai
dirinya pasti Allah SWT akan menghilangkan kesalahan-kesalahannya (sebab
ketabahannya). Hadits ini ditulis oleh Bukhori dalam shohihnya.
Di hadits lain yang diberitakan oleh Abu
Hurairah juga bahwa nabi bersabda:
“Perumpamaan seorang mukmin itu seperti
rumput ilalang”. Bagaimanapun angin datang menerpa dirinya dia hanya sebentar
rebah kemudian bangkit kembali. Sedangkan orang yang banyak berbuat dosa
(durhaka) perumpamaannya seperti pohon cemara, bila diterpa angin (musibah)
batang itu tumbang dan tidak bisa bangkit kembali". Hadits ini juga diriwayatkan
oleh Bukhori.
Sebab itu nabi menginginkan kita menjadi
orang iman, sehingga musibah yang datang menimpa kita tidak menyebabkan kita jatuh
apalagi tumbang dan tidak bisa bangkit kembali.
Nabi Muhammad memberi kabar gembira
dengan sabdanya:
“MAYYURIDILLAHU BIHI KHOIRON YUSHIB
MINHU” ( Barang siapa yang Allah kehendaki kebaikan terhadap orang itu, (maka Allah
SWT) akan memberi musibah dari Allah sendiri). Hadits ini juga diberitakan oleh
Bukhori dalam shahihnya.
Aisyah r.a. istri nabi telah berkata: “Aku
tidak melihat seorangpun yang lebih berat sakitnya melebihi Rasulullah SAW”.
Hadits ini juga diberitakan oleh Bukhori.
Ibnu Abas seorang sahabat nabi berkata: “Aku
akan memperlihatkan kepada kamu semua wahai sahabatku, seorang wanita dari ahli
surga, maukah kamu?. Para
sahabat berkata: “Ya”. Ibnu Abas berkata: “Seorang wanita hitam menghadap Nabi SAW
dan berkata: “Hamba sakit wahai nabi, berdoalah untuk aku”.Nabi bersabda: “Kalau
engkau mau bersabar tabah menahan sakit surga adalah untukmu, tapi bila engkau
ingin aku berdoa kepada Allah agar Allah menyembuhkanmu aku pasti akan berdoa
untukmu”. Wanita itu berkata: “Sungguh aku memilih bersabar”.
Banyak
sekali orang yang tidak tahan dalam menghadapi musibah sakit, sehingga ada yang
meminta cepat mati. Nabi Muhammad SAW memberi jalan
keluar diberitakan dalam hadits Bukhori bahwa Nabi Muhammad bersabda:
لاَ يَتَمَنَّيَنَ أَحَدُكُمُ الْمَوْتَ لِضُرٍّ
أَصَابَهُ، فَإِنْ كَانَ لاَ بُدَّ فَاعِلًا فَلْيَقُلْ: اللَّهُمَّ أَحْيِنِي مَا
كَانَتِ الْحَيَاةُ خَيْرًا لِي، وَتَوَفَّنِي إِذَا كَانَتِ الْوَفَاةُ خَيْرًا لِي
“Janganlah sekali-kali kalian meminta
mati sebab musibah yang menimpanya, tetapi kalaupun terpaksa menginginkan mati,
maka hendaknya dia berdoa: “ALLAHUMMA AHYINI MAKANATIL HAYATU KHOIROLLI,
WATAWAFFANI IDZA KAANATIL WAFATU KHOIROLLI” (Ya Allah hidupkan aku bilamana
hidup itu lebih baik bagiku. Dan matikan aku bila kematian itu lebih baik
bagiku). Hadits ini diberitakan dalam Bukhori.
Jadi yang diminta kebaikan menurut Allah
SWT bukan kebaikan menurut kita. Sebab kita sering mengatakan atau mendengar orang mengatakan: “Lebih baik
aku mati saja daripada hidup seperti ini” Padahal dia tidak tahu apakah mati
itu lebih baik bagi dia sebab kita sangat tidak bisa memprediksi apa yang akan
terjadi. Kita pada umumnya hanya mengikuti persangkaan padahal Allah SWT
melarang kita mengikuti persangkaan dengan firmanNya:
“INNADHONNA
LA YUGHNI MINAL HAQQI SYAIA”
Sungguh
persangkaan itu tidak memiliki kebenaran sedikitpun. (QS. An-Najm 28)
Apalagi
apabila persangkaan buruk tentu sangat dilarang. Dalam hadits shahih
disebutkan:
“IYYAKUM
WADDHONNA FAINNADDHONNA AKDZABUL HADITS”
Jauhilah
olehmu persangkaan buruk sebab persangkaan buruk itu paling dustanya hadits.
Karena
itu kita dalam mengatasi masalah supaya tetap berusaha maksimal rasional tidak
menyekutukan Allah SWT. Didalam banyak hadits apabila kita menghadapi sakit
atau musibah lainnya kita disuruh mengucapkan:
“ALLAHURABBI
LAA USYRIKU BIHI SYAIA”
Allah itu
adalah Tuhanku aku tidak akan pernah menyekutukan-Nya (Allah SWT) dengan
sesuatu apapun atau dengan siapapun.
Yang
paling bahaya bila kita sakit minta kesembuhan tidak kepada Allah SWT, padahal
jelas nabi Ibrahim diberitakan oleh Allah SWT dalam Al-Qur’an beliau berkata:
“FAIDZA
MARIDDLTU FAHUWA YASYFIIN”
Apabila aku sakit maka Dialah yang
menyembuhkan aku. (QS. Asy-Syu’ara 80)
Dokter, tabib, obat, jamu, doa adalah
sarana yang menjadi ikhtiar kita. Kita memang wajib berikhtiar berusaha maksimal, rasional sesuai dengan
Al-Qur’an dan sunnah nabi. Tetapi bila terjadi kematian juga, kita sudah tidak
bersalah. Kita sewajarnya mengucapkan
إِنَّا لِلَّهِ
وَإِنَّآ إِلَيْهِ رَٰجِعُونَ
“INNALILLAHI
WA INNA ILAIHI ROJIUN”
Sungguh
kami milik Allah dan sungguh kepada-Nyalah kami kembali. (QS.Al-Baqarah,156)
Inilah konsep kehidupan yang harus kita
jalani.
Tidak ada komentar: