SEMUA ATAS TAKDIR ALLAH MAKA RIDHOLAH ATAS KEPERGIAN MEREKA

 SEMUA ATAS TAKDIR ALLAH MAKA RIDHOLAH ATAS KEPERGIAN MEREKA

 Oleh H. Hasan Basri, (CMM 196)

 



Musibah/pandemi yang telah terjadi di bulan yang lalu dan bulan ini yang menyebabkan kita kehilangan orang-orang yang kita cintai.

Ada diantara kita yang kehilangan ayahnya, ada yang kehilangan ibunya, ada yang kehilangan istrinya, anak-anaknya, keluarganya, sahabatnya, guru-gurunya, dls dan sekaligus dari orang-orang yang kita cintai.

Kesedihan yang begitu mendalam telah menyelimuti kita semua karena berpisah dengan mereka.

Kita boleh bersedih, mata kita boleh meneteskan air mata. Menangis adalah sesuatu yang manusiawi dan bukan tanda kelemahan kita .

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pun juga menangis tatkala berpisah atas meninggalnya putra kesayangan beliau yang bernama Ibrahim.

 

Yang tidak boleh adalah menyesali takdir dan tidak ridha dengan ketetapan Allah SWT. Kemudian mengucapkan kata umpatan, hujatan atau melakukan perbuatan yang dilarang.  Kalau saja, andai saja, jika saja, dst dari kata-kata yang menunjukkan ketidakridhaan atas takdir Allah SWT inilah yang tidak diperbolehkan. Seperti:

“Kalau saja ibu tidak pergi ke sana maka tentu ibu tidak akan kena wabah seperti ini”.

“Kalau saja bapak tetap di rumah tentu bapak tidak akan juga seperti ini”.

“Andai saja aku tidak menemui si fulan dan si fulan tentu akupun tidak akan terinfeksi yang kemudian aku tularkan kepada keluargaku”.

“Jika saja rumah sakit itu tidak menolak anakku maka tentu anakku pun juga akan tertolong,” dst

Dari kata-kata kalau saja, andai saja, jikalau saja, Berandai-andai terhadap sesuatu yang telah terjadi sebagai bentuk ketidakridhaan terhadap Takdir Allah SWT sebagaimana ucapan orang-orang munafik yang menyesali dan tidak ridha dengan takdir Allah SWT atas kematian dan alasan lain akibat meninggalnya orang yang kita cintai, dls.

 

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

 

احْرِصْ عَلَى مَا يَنْفَعُكَ وَاسْتَعِنْ بِاللهِ وَلاَ تَعْجَزْ، وَإِنْ أَصَابَكَ شَيْءٌ فَلاَ تَقُلْ: لَوْ أَنِّيْ فَعَلْتُ لَكَانَ كَذَا وَكَذَا، وَلَكِنْ قُلْ: قَدَّرَ اللهُ وَمَا شَاءَ فَعَلَ، فَإِنَّ لَوْ تَفْتَحُ عَمَلَ الشَّيْطَانِ

 

“Bersungguh-sungguhlah dalam mencari apa yang bermanfaat bagimu, dan mohonlah pertolongan kepada Allah (dalam segala urusanmu), dan janganlah sekali-kali kamu bersikap lemah, dan jika kamu tertimpa suatu kegagalan, maka janganlah kamu mengatakan: “Seandainya aku berbuat demikian, tentu tidak akan begini atau begitu”, tetapi katakanlah: “ini telah ditentukan oleh Allah, dan Allah akan melakukan apa yang Ia kehendaki”, karena kata “seandainya” itu akan membuka pintu perbuatan syetan.” (HR. Muslim: 26)

 

Dalam kehidupan dunia, seorang muslim harus memiliki empat sifat :

Pertama, Bersemangat dalam mengejar dan melakukan hal-hal yang berfaedah dan bermanfaat baik untuk kepentingan duniamya terlebih untuk akhiratnya.

Kedua, Selalu isti’anah (memohon bantuan kepada Allah SWT).  Karena hanya kepada-Nyalah kita bergantung kepada-Nya kita berdo'a serta kepada-Nya kita bermunajat serta berharap.

Ketiga, Melanjutkan kegiatannya dan sekaligus urusannya dan terus tanpa merasa lemah.

Keempat, Jika hasil yang diperoleh bertolak belakang dengan hasil yang dimaksud serta tujuan yang dimaksud, maka ini adalah takdir yang harus diserahkan kepada Allah Jalla Jalaluh.

 

Apa yang telah terjadi dan menimpa kita maka terimalah dengan lapang dada. Semua adalah ketentuan serta takdir Allah SWT. Ajal setiap manusiapun telah ditetapkan, jika telah tiba waktunya maka tidak seorang pun yang dapat lari darinya.

Allah SWT berfirman:

 

قُلْ إِنَّ الْمَوْتَ الَّذِي تَفِرُّونَ مِنْهُ فَإِنَّهُ مُلَاقِيكُمْ

 

“Katakanlah: Sesungguhnya kematian yang kamu lari daripadanya, maka sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu” (QS. Al-Jumu’ah: 8)

Kita tidak akan bisa menyelamatkan orang-orang yang kita cintai itu dari kematian saat ajal telah datang, Sebagaimana Allah SWT berfirman:

 

 وَلِكُلِّ أُمَّةٍ أَجَلٌ ۖ فَإِذَا جَاءَ أَجَلُهُمْ لَا يَسْتَأْخِرُونَ سَاعَةً ۖ وَلَا يَسْتَقْدِمُونَ

 

“Tiap-tiap umat mempunyai batas waktu, maka apabila telah datang waktunya mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak dapat (pula) memajukannya”.(QS. Al-A’raf: 34)

 

Lantas mau kemana akan kita bawa orang-orang yang kita cintai itu untuk menghindarkan mereka dari ajal. Sampai pun kita lindungi mereka di dalam sebuah benteng yang kokoh, jika ajal telah sampai maka semua itu tidak akan berguna. Allah SWT berfirman:

 

أَيْنَمَا تَكُونُوا يُدْرِككُّمُ الْمَوْتُ وَلَوْ كُنتُمْ فِي بُرُوجٍ مُّشَيَّدَةٍ

“Dimana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh”. (QS. An-Nisa’: 78)

 

Maka terhadap semua yang telah terjadi, marilah kita katakan:

قَدَّرَ اللهُ وَمَا شَاءَ فَعَلَ

 Semua adalah takdir Allah dan Allah melakukan apa yang Ia kehendaki”

Jangan kemudian kita mengatakan andaisaja, kalau saja, jika saja, dst dari kata-kata yang menunjukkan ketidakridhaan kepada takdir Allah SWT.

 

Mari bersabar dan lapang dada menerima semuanya, mari kita siapkan amal shalih kita masing-masing, karena kita semua pun akan menyusul mereka, seraya kita berdo’a mudah-mudahan Allah SWTmempertemukan dan mengumpulkan kita kembali dengan orang-orang yang kita cintai ini di surga Allah SWT pada hari akhirat nanti.

Mudah mudahan faedah dan manfaat.... 



 

SEMUA ATAS TAKDIR ALLAH MAKA RIDHOLAH ATAS KEPERGIAN MEREKA SEMUA ATAS TAKDIR ALLAH MAKA RIDHOLAH ATAS KEPERGIAN MEREKA Reviewed by sangpencerah on September 23, 2021 Rating: 5

Tidak ada komentar: