UMMAT MUSLIM HENDAKLAH TAHAN BANTINGAN.
Oleh : M. Soeroer.
MUQADDIMAH.
صٓ ۚ وَٱلْقُرْءَانِ ذِى ٱلذِّكْرِ
“Shaad,
demi Al Qur’an yang
penuh dzikir” (Shaad : 1).
Sebelum
melanjutkan pengertian dari
ayat di atas, penulis kok
ingat, bahwa di Negara
kita penah populer
dengan kalimat -KETAHANAN
NASIONAL- yaitu suatu usaha
untuk membentengi Negara
kita agar tidak
dirongrong dan tidak
diserang oleh siapa saja, yang ingin
menjajah menguasai Negara
kita. Untuk itu
perlu -PERTAHANAN NASIONAL- sebagai benteng
atau perisai untuk
melawan musuh bilamana
ada serangan dari
luar atau dari
dalam negeri sendiri.
Maka diadakanlah kementerian
yang khusus mengurusi
-KETAHANAN NASIONAL- ini, yaitu
Kementerian Pertahanan Negara.
Dalam
dunia Olah Raga, ada
olah raga yang
disebut -Olah Raga
Bela Diri, yaitu suatu
usaha untuk menjaga
badan jasmani agar
tidak mudah diserang
atau dikalahkan bilamana
menghadapi lawan yang
menyerangnya. Di antara Olah Raga
Bela Diri itu
ialah - Pencak Silat-.
Dalam
dunia Kesehatan ada
usaha untuk melindungi
badan jasmani agar
tidak mudah sakit,
atau tidak mudah
diserang penyakit apa
saja, sehingga badan tetap
sehat. Jadi badan tetap
sehat karena memiliki
- Kekebalan Tubuh-. yang
tidak mudah sakit
atau di serang oleh
penyakit. Usaha ini di antaranya
adalah -gerakan imunisasi,
yang laksanakan di Posyandu.
KUNCI
KEHIDUPAN.
Dalam
Islam ada dua Kunci
Kehidupan, yaitu kesehatan dan
kekayaan (kesejahteraan).
Pertama. Kesehatan
Manusia hendaknya menjaga
kesehatannya, baik kesehatan
jasmani maupun kesehatan
ruhani. Oleh karena itu
ummat Muslim hendaknya memiliki
kekebalan (dari penyakit)
baik kekebalan jasmani
maupun kekebalan ruhani.
Agar manusia memiliki
kekebalan tubuh (baik jasmani
maupun ruhani) Islam
memberikan informasi agar manusia
tetap hidup, hendaknya
manusia makan dan
minun, makanan dan
minuman yang baik-baik,
makanan dan minuman
yang bergizi banyak
vitamin, yang terkenal
dengan makanan-minuman -empat
sehat, lima sempurna dan
enam halal. Empat
sehat dan lima sempuna akan
menyehatkan badan jasmani, sedangkan makanan-minumanan halal
akan menyehatkan ruhani. Dalam
Islam makanan-minuman yang
tidak halal (haram)
baik zatnya atau
pun cara mencarinya, menyebabkan ruhaninya sakit, akhlaknya (budi pekertinya) buruk, seperti penipu, korupsi , mencuri dan
sebagainya, itu semua
karena makan-minum yang
haram (tidak halal). Yang
lebih berbahaya lagi
orang yang makan-minum
yang tidak halal (haram)
doanya tidak detirima
oleh Allah SWT.
Kedua. Kesejahteraan
(Kekayaan)
Manusia hendaknya memiliki kekayaan, agar hidupnya sejahtera, aman, dan tentemam. Kekayaan itu juga disebut rezeki. Mencari rezeki atau kekayaan itu banyak sekali jalannya, Bisa bertani, nelayan, berbisnis (apa saja) dan sebagainya.
Kedua
kunci kehidupan di atas
manusia hendaklah memburunya, selalu berusaha
agar badan jasmani
dan badan ruhani
tetap sehat. Harus
dijaga kekebalan tubuh
jasmani dan ruhaninya.
Bilamana terpaksa kena
musibah sakit harus
diobati. Sebab Allah SWT-lah
yang menguji manusia
dengan penyakit, dan
Allah SWT pula yang mengadakan
obat penyakit, kecuali
satu saja penyakit
yang tidak ada obatnya, yaitu penyakit
tua , Demikian sabda
Rasulullah SAW.
Di samping
selalu menjaga kekebalan, manusia wajib kaya.
Dengan kaya rezeki , manusia akan
sejahtera, aman dan
tenteram dalam hidupnya. Cara mencari
rezekipun hendaknya menurut
hukum syari’at agama. Dalam
berbisnis, bertani nelayan
dan sebagainya, jangan melanggar
aturan hukum sari’at
agama. Diatas sudah sedikit
dijelaskan bahwa makan-minum
barang yang haram
(tidak halal) doanya
tidak diterima oleh
Allah SWT. Rasulullah SAW pun
bersabda, barang siapa
pertumbuhan daging jasmani
dan ruhani manusia
yang berasal dari
makanan-minuman dan obat
yang haram, maka pantas
dan sesuai-lah tempatnya
nanti di akhirat yaitu
di neraka.
TAHAN BANTINGAN.
Ummat
Muslim hendaklah tahan bantingan, maksudnya
tahan ujian dengan
beberapa musibah, agar
tidak mudah diserang
musuh-musuh dari luar maupun
dari dalam. Dan tidak mudah
diserang oleh penyakit-penyakit
Mari
kita kembali ke
Muqaddjmah di atas, tentang firman
Allah SWT, “Shaad, dengan Al Qur’an
yang penuh dzikir”
Di atas
telah dijelaskan, bahwa kekebalan
diri, benteng diri atau
perisai diri agar
tidak mudah diserang
oleh musuh, atau
penyakit, sudah jelas, yaitu
memelihata dua kunci
kehidupan, ialah kesehatan dan
kekayaan. Tatapi Allah memberikan
informasi, bahwa pembentengan
diri atau perisai
diri yang sebenarnya
(yang haqiqi) bukan
hanya tidak mudah
diserang oleh musuh
atau diserang penyakit,
bukan hanya tidak
mempan senjata, bukan hanya
tidak mempan tapak palunne
pande sisane gurinda, tinatah mendal
jinara menter, tatapi
perisai diri yang
haqiqi, yang sebenarnya
adalah ketika kita
manusia terbebas dari
serangan syetan ( Syaithan), musuh kita
manusia yang abstrak
(tak bisa ditangkap
oleh indra manusia). Sekali lagi
yaitu godaan syetan.
Kalau
kita manusia dapat
terbebas dari godaan
syetan, maka kita
manusia akan terbebas
dari neraka syahwat
(seks) di dunia dan
neraka jahannam di akhirat. Benteng
diri atau perisai
itu adalah dzikir
(Al Qur’an). Al Qur’an (dzikir)
kita imani, kita
fahami, kita baca
dan kita hayati,
kita amalkan dan
kita jadikan segala
bentuk interaksi bersamanya
sebagai benteng diri.
Al Qur’an (dzikir) semuanya
adalah ayat-ayatnya adalah
dzikurullah dan hudallah
(petunjuk Allah SWT) bagi hati
manusia (yang sadar).
Akan tetapi betapa
sering kita membaca
Al Qur’an tanpa disertai
kesadaran hati, sehingga
banyak ayat-ayat berlalu
di lisan, sedangkan tidak
membekas di hati. Maka
kadar interaksi kita
bersama Al Qur’an akan
banyak mempengaruhi ketahanan
benteng diri kita.
KEHEBATAN DAN
KEDAHSYATAN DZIKIR (AL QUR’AN)
Banyak
sekali ayat-ayat yang
menjelaskan bahwa dzikir
itu hebat, Al Qur’an itu
dahsyat. Kehebatan dan
kedahsyatan Al Qur’an
dan dzikir, di antaranya :
- Syetan itu
lari dari rumah
yang dibacakan Al Qur’an.
- Syetan itu
lari dari suara
dzikir dan adzan sejauh
adzan dikumandangkan, sambil
terkentut-kentut.
- Setan itu
lari sambil menangis,
bila mendengar dari orang yang
membaca Al Qur’an ketika
membaca ayat sajdah, lalu
bersujud.
- Syetan itu
selalu menghindar dari kedekatan Khafifah
Umar bin Khaththab ra,
karena Umar itu
selau berdzkir.
- Pada zaman
Rasulullah SAW syetan pernah
menampakkan diri sebagi
sosok Surakah bin Malik dan bersumpah membantu
menjadi pendamping tentara Musyrikin
(Kafir), akhirnya kabur menjauh
dari pasukan Muslim
yang selalu berdzikir.
- Kemudian ada
pasukan syetan yang
membawa obor ingin
membakar Rasulullah SAW,
tetapi akhirnya syetan-syetan
itu terjungkal-jungkal
ketika Rasulullah SAW
berdzikir, membaca -Laa ilaaha
illallah-. yang selalu memperbaharui
iman.
Peristiwa
semua di atas karena
mereka selalu berdzikir
kepada Allah dengan
menghayati dzikir mereka,
mereka berdzikir melahirkan
ketaatan beribadah, dan
membuat takut akan
siksa Allah, bila mereka
tidak melaksanakan ibadah yang
sungguh-sungguh.
DZIKIR ITU REALISASI
TAUHID.
Dzikir
kepada Allah SWT itu adalah
realisasi tauhidullah (meng-esakan
Allah SWT) karena cinta kepada
Allah SWT. Di masyarakat
kita banyak orang-orang
berdzikir dengan lisan, hanya
sebatas ucapan saja.
Bahkan ada orang-orang
yang berdzikir secara
berlebihan (over dosis)
dengan cara yang
tidak wajar, ( tidak pernah
dicontohkan oleh Rasulullah SAW), sampai
akhirnya tidak sadarkan
diri, yang kemudian (setelah
tak sadar itu)
dianggap sebagai puncak
dzikir mereka. Sungguh
terbalik dari arti
dzikir yang berarti
ingat, kenapa puncaknya
malah tidak sadar ?. Orang yang
meng-esakan Allah SWT, ia
pasti banyak mengagungkan
Allah SWT dan menjalin
hubungan cinta dengan Allah SWT,
ia pasti banyak
mengingat Allah SWT, sehingga ketaatannya
kepada Allah SWT selalu bertambah.
MACAM
DZIKIR DAN METODENYA.
Dzikrullah
(dzikir kepada Allah) SWT
adalah sebagai perisai
diri atau membengtengi
diri (di hari akhirat)
dari api neraka. Banyak sekali
cara membuat perisai
diri untuk membentengi supaya
tidak dapat kena
siksa Allah SWT dari api
neraka. Di antaranya:
- Membaca Al Qur’an dan berinteraksi dengan Al Qur’an,
- Selalu memperbaharui iman dengan memperbanyak membaca -Laa ilaaha illallah (dan dihayati),bahkan kalimat tauhid yang dapat dibaca pada waktu nazak (sakaratul maut) pada akhir hayat manusia dijamin masuk surga,
- Mencari ilmu (dalam majelis-majelis ilmu) dan lain sebagainya.
Dalam berdzikir mencari
ilmu ini (perhatikan)
sabda rasulullah SAW,
disampaikan oleh Abu
Hurairah ra., Rasulullah
SAW bersabda: “Sesungguhnya
Allah mempunyai malaikat-malaikat yang
utama, mereka berkeliling
di jalan-jalan untuk mencari
(kelompok) ahli dzikir ( yang
sedang mencari ilmu). Maka
apabila mereka menjumpai
suatu kelompok ahli
dzikir yang sedang
mencari ilmu, mereka
saling memanggil- “Ayo, ke
sini, ada yang
kalian cari !”. Kemudian mereka
mengelilingi ahli dzikir
yang sedang mencari
ilmu, dengan sayap-sayap mereka
terbentang sampai kelangit
dunia. Allah SWT bertanya
kepada para malaikat, meskipun Allah SWT lebih tahu
dari para malaikat-Nya. Apa yang diucapkan
hamba-hamba-Ku ?” Nabi bersabda,
mereka menjawab : “Mereka
sedang bertasbih, berdzikir,
bertahmid, memperdalam ilmu tauhid
untuk mencucikan Nama-Mu”
Rasul
bersabda, kemudian Allah SWT
berfirman: “Apakah mereka
pernah melihat Aku ?”
Mereka menjawab, “Tidak, demi
Allah mereka tidak
pernah melihat-Mu” Rasul
bersabda,, Allah bertanya :
“Bagaimana seandainya mereka
melihat Aku ?” Mereka
menjawab, Seandainya mereka
melihat-Mu, maka pastilah
mereka lebih giat beribadah, lebih giat bertahmid dan
mencusikan Engkau, dan lebih banyak bertasbih
kepada-Mu”
Rasul
bersabda, Allah bertanya:
“Apakah mereka minta
kepada-Ku ?” Mereka menjawab,
Mereka meminta kepada-Mu
surga” Rasul bersabda, , Allah bertanya:
“Apakah mereka pernah
melihatnya (surga) ?”. Mereka
menjawab, Tidak, demi
Allah wahai Tuhan kami,
mereka tidak pernah
melihatnya (surga)” Rasul
bersabda, Allah SWT
bertanya: “Bagaimana seandainya
mereka melihatnya ?” Mereka menjawab, Seandainya
mereka melihatnya, maka
pastilah mereka lebih
berambisi, lebih giat
mencarinya dan lebih
kuat keinginannya untuk
meraihnya”
Rasul
bersabda, , Allah SWT
bertanya: “Dari apa
mereka berlindung ?” Mereka
menjawab, Mereka berlindung
dari api neraka”
Rasul bersabda, Allah SWT bertanya : “Apakah
mereka pernah melihatnya
(neraka) ?” Mereka menjawab,
Tidak, demi Allah
wahai Tuhan kami,
mereka tidak pernah
melihatnya”. Rasul bersabda,
Allah SWT bertanya:
Bagaimana seandainya mereka
melihatnya (neraka) ?” Mereka
menjawab, Seandainya mereka
melihatnya, pastilah mereka
lebih jauh menghindarinya dan
lebih takut kepadanya”
Rasul bersabda,, Allah SWT
berfiman: “Aku persaksikan di hadapan kalian,
bahwa Aku telah mengampuni
mereka”
Rasul
bersabda, Ada satu
malaikat yang melapor, Diantaran mereka ahli
dzikir ada orang-orang
yang datang karena
suatu kepentingan lain,
kemudian Allah SWT berfiman:
“Mereka adalah teman-teman
duduk yang tidak akan celaka orang
yang duduk bersama
mereka” (HR. Bukhari Muslim).
KHATIMAH.
Untuk
menutup tulisan ini
penulis simpulkan, bahwa pengamanan
diri,, pembentengan diri
dan perisai diri
(sehingga Ummat Muslim tahan
bantingan dari segala
macan ujian) yang
paling aman dan
haqiqi memang hanya
ketika kita manusia
selalu berdzikir ingat
kepada Allah SWT sehingga
kita manusia menjauhi dosa
dan maksiakt dan
bisa meraih kesejahteraan
hidup yang haqiqi.
Allah SWT berfiman:
أَلَا بِذِكْرِ ٱللَّهِ تَطْمَئِنُّ ٱلْقُلُوبُ
“ . . . . hanya dengan berdzikir hati menjadi temteram” (Ar Ra’du: 28).
Tidak ada komentar: