BAKHIL DAN DERMAWAN

 BAKHIL DAN DERMAWAN
Oleh : Alm. Ust. Suherman - Anggota CMM


MUQADDIMAH

وَاللَّيْلِ إِذَا يَغْشَى (1) وَالنَّهَارِ إِذَا تَجَلَّى (2) وَمَا خَلَقَ الذَّكَرَ وَالْأُنْثَى (3) إِنَّ سَعْيَكُمْ لَشَتَّى (4) فَأَمَّا مَنْ أَعْطَى وَاتَّقَى (5) وَصَدَّقَ بِالْحُسْنَى (6) فَسَنُيَسِّرُهُ لِلْيُسْرَى (7) وَأَمَّا مَنْ بَخِلَ وَاسْتَغْنَى (8) وَكَذَّبَ بِالْحُسْنَى (9) فَسَنُيَسِّرُهُ لِلْعُسْرَى (10) وَمَا يُغْنِي عَنْهُ مَالُهُ إِذَا تَرَدَّى (11)

  

Demi malam apabila menutupi (cahaya siang). Dan siang apabila terang benderang dan penciptaan laki-laki dan perempuan. Sesungguhnya usaha kamu memang berbeda-beda. Adapun orang yang memberikan (hartanya di jalan Alloh) dan bertaqwa dan membenarkan adanya pahala yang terbaik (surge) maka kami akan menyiapkan baginya jalan yang mudah. Dan adapun orang-orang yang bakhil, dan dirinya merasa cukup, serta mendustakan pahala yang terbaik, maka kelak kami akan menyiapkan baginya jalan yang sukar. Dan hartanya tidak bermanfaat baginya, apabila ia telah binasa” (Al Lail : 1-11).

 


KISAH SI PELIT

Pada zaman Rasululloh SAW ada seorang yang mempunyai sebuah pohon kurma yang subur, buahnya pun lebat. Karena suburnya daunnya sangat rindang, rantingnya sampai menjulur ke palataran tetangganya miskin. Sayang pemilik pohon kurma itu sangat pelit, sehingga sebutir buah kurma saja, si tetangga yang miskin beserta anak-anaknya tidak pernah merasakan nikmatnya buah kurma itu. Jangankan diberi, sedang buah kurma yang sudah jatuh ke tanah sekalipun tidak boleh diambil oleh anak-anak keluarga miskin. Pemilik pohon kurma itu benar-benar sangat pelit, kikir bin bakhil.

Pada suatu hari salah seorang anak keluarga miskin itu, menemukan sebutir buah kurma yang terjatuh di halaman rumahnya, segera ia mengambilnya dan memakannya. Tetapi naas, ketika sedang mengunyah, pemilik pohon kurma itu mengetahuinya. Ia segera menghampiri anak itu dan merampasnya apa yang sedang dikunyahnya.

“Ini kurmaku, kau tidak berhak memakannya” demikian ujar pemilik kurma itu sambil menghardik dan memaki-maki.

Karena tidak tahan akan ulah si Bakhil itu, maka ayah anak keluarga miskin tersebut mengadu kepada Rasulullah SAW. Beliau berjanji akan menyelesaikan masalah itu. Keesokan harinya Rasulullah SAW mendatangi pemilik pohon kurma itu, kepadanya beliau bersabda: “Berikan buah kurma yang rantingnya menjuntai ke halaman tetangga itu. Sebagai gantinya Allah akan memberimu kelak “surga yang indah”. Begitulah nasehat Rasulullah SAW. “Hanya itu tawaranmu. Tidak, aku masing sayang pohon kurmaku” demikian jawabannya sambil mencibirkan bibir dan meninggalkan Rasulullah SAW.

 

 

KISAH SI DERMAWAN

Peristiwa si Bakhil diatas, rupanya diam-diam ada seorang yang mengikuti mendengarkan dialog Rasulullah SAW dengan si bakhil tersebut. Dia bergegas-gegas menjumpai Rasulullah SAW setelah si bakhil itu pergi, dan berkata kepada beliau : “Ya Rasululloh, apakah tawaran yang rasul berikan kepada pemilik pohon kurma itu juga berlaku kepadaku? Apakah jika pohon kurma itu milikku, tawaran itu masih berlaku? Demikian dia menjelaskan. “Ya” jawab Rasulullah SAW tegas dan mengangguk.

Orang yang bertanya itu segera mencari pemilik pohon kurma itu, dan berkata “Aku tadi mendengar dan melihat kau berdialog dengan Rasulullah, dan beliau menawarkan surga kepadamu, sebagai gantinya pohon kurmamu. Mengapa engkau menolak?”

“Ya, aku masih sayang pohon kurmaku daripada tawaran surga. Sebab pohon kurmaku sangat lebat buahnya” jawabnya singkat.

“Pohon kurmamu memang lebat buahnya. Sayang aku tidak memilikinya. Apakah boleh pohon kurma itu saya beli?

“Asal cocok harganya, dong. Tetapi saya kira kau tidak akan mampu membelinya”

“Berapa harganya, aku akan membelinya?

Maka terjadilah akad jual beli. Tidak dijelaskan berapa harga sebuah pohon kurma itu, tetapi kedua belah pihak sudah sepakat, dan meskipun harganya sangat mahal. Setelah urusan akad jual beli selesai, maka pembeli pohon kurma itu menghadap Rasulullah SAW, memberitahukan bahwa pohon kurma yang menjadi masalah itu sudah dibelinya. Saat itu juga pohon kurma itu diserahkan kepada Rasulullah SAW.

Pada hari berikutnya, Rasulullah SAW mengajak pembeli pohon kurma tersebut, bersama-sama menuju ke keluarga miskin dan menyerahkan pohon kurma yang telah pernah menjadi masalah, kepada keluarga miskin tadi. Rasulullah SAW bersabda  “Ambillah pohon kurma itu, sebab sekarang akulah yang memilikinya. Sekarang aku serahkan kepadamu” demikian penjelasan Rasulullah SAW, dan keluarga miskin itu sangat berterima kasih kepada Rasulullah SAW.

 

MAKHLUK CIPTAAN ALLAH SWT ITU SEIMBANG

Peristiwa si bakhil dan si dermawan diatas, terekam baik sekali di ‘arasy. Saat itulah turun wahyu surat Al Lail (seperti dalam muqaddimah diatas) yang menegaskan tentang perbedaan posisi antara orang kikir dan orang dermawan, pada penggalan awal surat Al Lail diatas.

Kaya dan miskin adalah dua pasangan yang menghiasi kehidupan masyarakat dunia. Sama halnya siang dan malam, laki-laki dan wanita. Isi dunia ini diciptakan Allah SWT selalu berpasang-pasangan. Itulah keseimbangan. Allah SWT menciptakan demikian, maksudnya agar manusia bisa saling mengenal, saling kerja sama, saling tolong menolong dan saling membutuhkan. Itulah kehidupan sosial masyarakat dunia, sehingga tidak ada si kaya menindas si miskin, dan si miskin menggarong si kaya.

 


MENJAGA KESEIMBANGAN MASYARAKAT

Di antara amalan ibadah muamalah, tugas kita manusia sebagai khalifah, adalah membuat keseimbangan dengan metode mengatasi kesenjangan ekonomi yang terjadi di masyarakat. Kita bukanlah akan menghapus kemiskinan, sebab kemiskinan itu sampai kapanpun selalu tetap ada.

Kemiskinan itu terjadi, penyebabnya bermacam-macam. Mungkin karena kena musibah, tsunami, gempa, angin puting beliung, banjir, kebakaran, cacat jasmani, kecelakaan dan sebagainya.

Demikian juga kekayaan. Orang kaya penyebabnya pun bermacam-macam. Mungkin karena usahanya berhasil sukses, karena mendapat warisan, mendapat rezeki dan nikmat Allah SWT yang tak disangka dan lain sebagainya.

Tugas kita manusia sebagai khalifah membuat keseimbangan. Baik si kaya maupun si miskin hendaklah bersama-sama memakmurkan bumi. Yang kaya mengangkat si miskin, yang miskin membantu si kaya, yang diatas mengangkat yang dibawah.

Tentu saja orang-orang yang sedang diatas, haruslah memulai lebih dahulu. Siapa mereka? Yaitu orang-orang yang sedang mendapat nikmat dari Allah SWT, seperti tokoh masyarakat, penguasa, para dermawan, para sarjana, para pemimpin dan khususnya para tokoh agama. Sebab jika para tokoh agama tidak bisa turut mengatasi kesenjangan di masyarakat, tidak bisa menjawab segala masalah yang terjadi di masyarakat, besar kemungkinan para tokoh agama akan dipinggirkan.

 


KHATIMAH

Dalam islam sangat concern (perhatian) terhadap segala bentuk ketimpangan sosial, khususnya ekonomi. Rasulullah SAW selalu berada di belakang orang-orang miskin. Beliau sangat tanggap terhadap nasib orang miskin. Beliau tidak menunggu dari umat tetapi secara aktif selalu bersama-sama mereka dalam keseharian. Di depan rumah beliau tidak memasang papan nama yang berbunyi “DI SINI MENERIMA PENGADUAN”, tetapi kenyataannya orang yang mengadukan perkara, setiap hari ada.

Beliau mempraktekkan fungsi zakat, infaq dan shadaqah, selalu menganjurkan membantu fakir  miskin, yatim piatu agar umat tidak termasuk orang-orang yang mendustakan agama. (Al Ma’un: 3)

 

وَلَا يَحُضُّ عَلَى طَعَامِ الْمِسْكِينِ

 

Sepanjang kepemimpinan beliau, tidak ada demontrasi yang menuntut ini dan itu. Berbeda dengan Negara kita. Hampir setiap hari ada demonstrasi yang menuntut ini dan itu. Kita prihatin terhadap nasib para fakir miskin, yatim piatu, janda dan orang-orang terlantar yang belum menerima uluran tangan dari para dermawan. Oleh sebab itu besar sekali pahala yang akan dilimpahkan oleh Allah SWT kepada mereka yang gemar mengulurkan tangan sebagai dermawan. Islam tidak membedakan antara dermawan terhadap fakir miskin, yatim piatu, janda dan jihad fi sabilillah, seperti sabda Rasul “Mengulurkan tangan kepada janda dan fakir miskin sama dengan berjihad fisabilillah atau berpuasa dan tahajjud sepanjang masa” (HR Bukhari)





BAKHIL DAN DERMAWAN BAKHIL DAN DERMAWAN Reviewed by sangpencerah on Oktober 21, 2021 Rating: 5

Tidak ada komentar: