JANGAN MEMBANGGAKAN DIRI
Al Qur’an yang
menjadi petunjuk bagi manusia khususnya orang Islam banyak memberi pelajaran
tentang umat-umat yang terdahulu. Diantaranya didalam surat Al Baqarah ayat 50:
Tentang Orang-orang Bani Israel melihat
musuh mereka yaitu Fir’aun dan pasukannya tenggelam”.
Didalam surat Al Baqarah ayat 51: Tentang
Mereka (umat nabi Musa/Bani Israel
yang telah memperoleh kemenangan menghadapi Fir’aun) telah menjadi penyembah
berhala.
Ini semua pelajaran bahwa kemenangan bisa
menjadi awal dari kekalahan yang fatal, sebab manusia tidak menyadari bahwa dia
sebenarnya lemah, manusia menjadi kuat hanya karena pertolongan Allah SWT.
Bila tidak disadari bahwa setiap
kemenangan adalah karunia Allah SWT, kita akan lupa diri bahkan berbangga diri.
Padahal mestinya bila datang pertolongan Allah SWT dan kemenangan seharusnya
kita bersyukur, kita tidak memiliki apa-apa, kita tidak berdaya hanya karena
pertolongan Allah SWT saja kita memperoleh kemenangan itu. Sebab itu didalam Al
Qur’an An Nasr disebutkan:
إِذَا جَاءَ نَصْرُ اللَّهِ وَالْفَتْحُ (1)
وَرَأَيْتَ النَّاسَ يَدْخُلُونَ فِي دِينِ اللَّهِ أَفْوَاجًا (2) فَسَبِّحْ
بِحَمْدِ رَبِّكَ وَاسْتَغْفِرْهُ إِنَّهُ كَانَ تَوَّابًا (3)
“IDZAJAA’A
NASRULLAH WAL FATHU, WARAAITANNAASA YADHULUNA FIDINILLAHI AFWAAJA, FASABBIH
BIHAMDI RABBIKA WASTAGHFIRU, INNAHU KANA TAWWABA”.
Artinya: Ketika datang pertolongan Allah dan kemenangan serta engkau melihat
manusia berbondong-bondong masuk kedalam agama Allah (Islam), maka bertasbihlah
engkau wahai Muhammad dan beristighfarlah (Memahasucikan Allah dan mohon
ampun). Sesungguhnya Dia Maha Penerima Taubat.
Kita bayangkan
bahwa Nabi Muhammad yang tidak pernah melakukan kesalahan sedikitpun dan tidak
pernah berbuat dosa di suruh oleh Allah SWT untuk bertasbih dan minta ampun
kepadaNya.
Ini semua adalah
pelajaran agar kita meneladani perilaku beliau disaat memperoleh kemenangan
tidak dengan berbangga diri tetapi dengan bertasbih (Subhanallah = Maha Suci Allah) dan memohon ampunan Allah (Astaghfirullah = Aku mohon ampun kepada
Allah).
Pasti ini
mengandung pelajaran yang sangat berharga kalau nabi Muhammad yang tidak pernah
berdosa saja disuruh minta ampun apalagi kita.
Tetapi dalam
kenyataan sejarah kehidupan nabi dan para sahabat beliau, setelah kemenangan
itu umat Islam yang yang berjumlah ribuan orang menyebabkan sebagian orang dari
mereka berbangga diri (ujub) padahal ujub itu akan menuju kepada kesombongan.
Kenyataan dalam perang Hunain disebutkan oleh Allah QS At Taubah 25:
“IDZ A’JABATKUM KATSRATUKUM” (ketika
membuat bangga jumlahmu yang banyak itu)
“DLAAKAT ALAIKUMUL ARDU” (Bumi menjadi sempit atas mereka).
Semua ini adalah
pelajaran untuk kita bahwa dibawah kepemimpinan Nabi Muhammad saja bila orang
telah berbangga diri dengan jumlah, maka menjadi jatuh.
Sebab itu kita
harus mawas diri apakah didalam diri kita masih ada kebanggan dengan banyaknya
ilmu, banyaknya harta, banyaknya pengikut.
Kita teladani
perilaku Nabi Muhammad sewaktu menerima kemenangan di kota Mekkah. Beliau
memasuki kota dengan menunduk hampir-hampir kepala beliau menempel ke punggung
kendaraan beliau. Beliau bersabda kepada orang-orang
yang menyerah yang semula memusuhi beliau:
“ANTUMUTTULAQO”
Kalian
semua bebas
Coba kita bayangkan kebesaran jiwa nabi
tidak ada kesombongan sedikitpun disaat memperoleh kemenangan bahkan beliau
bertasbih memahasucikan Allah SWT dan beristighfar.
Ini semua memang perintah Allah SWT didalam
Al Qur’an Surat Qaaf 39:
WASABBIH
BIHAMDI RABBIKA QABLA THULUU'I ALSYSYAMSI WAQABLA ALGHURUUBI.
Bertasbihkah
engkau Muhammad sebelum terbit matahari dan sebelum terbenam matahari.
Bahkan Nabi Muhammad bersabda dalam Shahih
Muslim:
“Barangsiapa
membaca Subhanallah Wabihamdihi “ (Maha suci Allah dengan memujinya)100x
sebelum terbit matahari dan 100x sebelum terbenam matahari maka orang itu akan
menjadi yang terbaik di hari kiamat.
Tentunya tidak sebatas membaca tetapi
menghayati dalam arti dia tidak pernah mengerutu dan tidak pernah berbangga
diri sebab dia tahu bahwa yang Maha Suci itu hanya Allah SWT.
Sedangkan kita seharusnya merasa telah
banyak melakukan kesalahan sehingga kita wajib beristighfar. Mohon ampun
kepadaNya.
Didalam Al Qur’an QS. Ali 'Imran:17 telah
disebutkan tanda-tanda orang bertaqwa diantaranya mereka yang melakukan
istighfar di waktu sahur (sepertiga malam terakhir).
WAL MUSTAGHFIRINAH BIL ASHAAR
(Dan orang-orang yang meminta ampun di
waktu sahur).
Marilah kita memulai kembali hidup tanpa
kesombongan, tanpa berbangga diri apapun yang diberikan Allah SWT kepada kita. Kita tanamkan tanaman surga:
“LAHAULA WALAQUWWATA ILLA
BILLA” Tiada daya dan tidak ada kekuatan kecuali dengan
pertolongan Allah SWT.
Tidak ada komentar: