JANGAN MEMBANGGAKAN DIRI

 JANGAN  MEMBANGGAKAN DIRI

Oleh : Ust.. Suwandi Thohari
(Ketua Majelis Tarjih  PCM Sukun)

Al Qur’an yang menjadi petunjuk bagi manusia khususnya orang Islam banyak memberi pelajaran tentang umat-umat yang terdahulu. Diantaranya didalam surat Al Baqarah ayat 50: Tentang Orang-orang Bani Israel melihat musuh mereka yaitu Fir’aun dan pasukannya tenggelam”.

Didalam surat Al Baqarah ayat 51: Tentang

Mereka (umat nabi Musa/Bani Israel yang telah memperoleh kemenangan menghadapi Fir’aun) telah menjadi penyembah berhala.

 

Ini semua pelajaran bahwa kemenangan bisa menjadi awal dari kekalahan yang fatal, sebab manusia tidak menyadari bahwa dia sebenarnya lemah, manusia menjadi kuat hanya karena pertolongan Allah SWT.

Bila tidak disadari bahwa setiap kemenangan adalah karunia Allah SWT, kita akan lupa diri bahkan berbangga diri. Padahal mestinya bila datang pertolongan Allah SWT dan kemenangan seharusnya kita bersyukur, kita tidak memiliki apa-apa, kita tidak berdaya hanya karena pertolongan Allah SWT saja kita memperoleh kemenangan itu. Sebab itu didalam Al Qur’an An Nasr disebutkan:


إِذَا جَاءَ نَصْرُ اللَّهِ وَالْفَتْحُ (1) وَرَأَيْتَ النَّاسَ يَدْخُلُونَ فِي دِينِ اللَّهِ أَفْوَاجًا (2) فَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ وَاسْتَغْفِرْهُ إِنَّهُ كَانَ تَوَّابًا (3)

 

“IDZAJAA’A NASRULLAH WAL FATHU, WARAAITANNAASA YADHULUNA FIDINILLAHI AFWAAJA, FASABBIH BIHAMDI RABBIKA WASTAGHFIRU, INNAHU KANA TAWWABA”.

Artinya: Ketika datang pertolongan Allah dan kemenangan serta engkau melihat manusia berbondong-bondong masuk kedalam agama Allah (Islam), maka bertasbihlah engkau wahai Muhammad dan beristighfarlah (Memahasucikan Allah dan mohon ampun). Sesungguhnya Dia Maha Penerima Taubat.


Kita bayangkan bahwa Nabi Muhammad yang tidak pernah melakukan kesalahan sedikitpun dan tidak pernah berbuat dosa di suruh oleh Allah SWT untuk bertasbih dan minta ampun kepadaNya.


Ini semua adalah pelajaran agar kita meneladani perilaku beliau disaat memperoleh kemenangan tidak dengan berbangga diri tetapi dengan bertasbih (Subhanallah = Maha Suci Allah) dan memohon ampunan Allah (Astaghfirullah = Aku mohon ampun kepada Allah).

Pasti ini mengandung pelajaran yang sangat berharga kalau nabi Muhammad yang tidak pernah berdosa saja disuruh minta ampun apalagi kita.

 

Tetapi dalam kenyataan sejarah kehidupan nabi dan para sahabat beliau, setelah kemenangan itu umat Islam yang yang berjumlah ribuan orang menyebabkan sebagian orang dari mereka berbangga diri (ujub) padahal ujub itu akan menuju kepada kesombongan.

Kenyataan dalam perang Hunain disebutkan oleh Allah QS At Taubah 25:


إِذْأَعْجَبَتْكُمْ كَثْرَتُكُمْ

“IDZ A’JABATKUM KATSRATUKUM” (ketika membuat bangga jumlahmu yang banyak itu)


وَضَاقَتْ عَلَيْكُمُ ٱلْأَرْضُ

“DLAAKAT ALAIKUMUL ARDU” (Bumi menjadi sempit atas mereka).

Semua ini adalah pelajaran untuk kita bahwa dibawah kepemimpinan Nabi Muhammad saja bila orang telah berbangga diri dengan jumlah, maka menjadi jatuh.

Sebab itu kita harus mawas diri apakah didalam diri kita masih ada kebanggan dengan banyaknya ilmu, banyaknya harta, banyaknya pengikut.

 

Kita teladani perilaku Nabi Muhammad sewaktu menerima kemenangan di kota Mekkah. Beliau memasuki kota dengan menunduk hampir-hampir kepala beliau menempel ke punggung kendaraan beliau. Beliau bersabda kepada orang-orang yang menyerah yang semula memusuhi beliau:

“ANTUMUTTULAQO”

Kalian semua bebas

 

Coba kita bayangkan kebesaran jiwa nabi tidak ada kesombongan sedikitpun disaat memperoleh kemenangan bahkan beliau bertasbih memahasucikan Allah SWT dan beristighfar.

Ini semua memang perintah Allah SWT didalam Al Qur’an Surat Qaaf 39:


وَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ قَبْلَ طُلُوعِ ٱلشَّمْسِ وَقَبْلَ ٱلْغُرُوبِ


WASABBIH BIHAMDI RABBIKA QABLA THULUU'I ALSYSYAMSI WAQABLA ALGHURUUBI.

Bertasbihkah engkau Muhammad sebelum terbit matahari dan sebelum terbenam matahari.

Bahkan Nabi Muhammad bersabda dalam Shahih Muslim:

“Barangsiapa membaca Subhanallah Wabihamdihi “ (Maha suci Allah dengan memujinya)100x sebelum terbit matahari dan 100x sebelum terbenam matahari maka orang itu akan menjadi yang terbaik di hari kiamat.

 

Tentunya tidak sebatas membaca tetapi menghayati dalam arti dia tidak pernah mengerutu dan tidak pernah berbangga diri sebab dia tahu bahwa yang Maha Suci itu hanya Allah SWT.

Sedangkan kita seharusnya merasa telah banyak melakukan kesalahan sehingga kita wajib beristighfar. Mohon ampun kepadaNya.

Didalam Al Qur’an QS. Ali 'Imran:17 telah disebutkan tanda-tanda orang bertaqwa diantaranya mereka yang melakukan istighfar di waktu sahur (sepertiga malam terakhir).


وَٱلْمُسْتَغْفِرِينَ بِٱلْأَسْحَارِ

WAL MUSTAGHFIRINAH BIL ASHAAR (Dan orang-orang yang meminta ampun di waktu sahur).

Marilah kita memulai kembali hidup tanpa kesombongan, tanpa berbangga diri apapun yang diberikan Allah SWT kepada kita. Kita tanamkan tanaman surga:

“LAHAULA WALAQUWWATA ILLA BILLA” Tiada daya dan tidak ada kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah SWT.




JANGAN MEMBANGGAKAN DIRI JANGAN  MEMBANGGAKAN DIRI Reviewed by sangpencerah on Oktober 07, 2021 Rating: 5

Tidak ada komentar: