Hadits ke-17 dari 41, BAB 3. SABAR, KITAB : NUZHATUL MUTTAQIEN SYARH RIYADUS SHALIHIN

Hadits ke-17 dari 41, BAB 3. SABAR, KITAB : NUZHATUL MUTTAQIEN SYARH RIYADUS SHALIHIN



وعن أبي عبد الله خبّاب بن الأرتّ رضي الله عنه قال‏:‏ شَكَوْنَا إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ مُتَوَسِّدٌ بُرْدَةً لَهُ فِي ظِلِّ الْكَعْبَةِ , فَقُلْنَا: أَلَا تَسْتَنْصِرُ لَنَا أَلَا تَدْعُو لَنَا؟ فَقَالَ: قَدْ كَانَ مَنْ قَبْلَكُمْ يُؤْخَذُ الرَّجُلُ فَيُحْفَرُ لَهُ فِي الْأَرْضِ فَيُجْعَلُ فِيهَا ثمّ يُؤتَى بِالْمِنْشَارِ فَيُوضَعُ عَلَى رَأْسِهِ فَيُجْعَلُ نِصْفَيْنِ، وَيُمْشَطُ بِأَمْشَاطِ الْحَدِيدِ مَا دُونَ لَحْمِهِ وَعَظْمِهِ، مَا يَصُدُّهُ ذَلِكَ عَنْ دِينِهِ، وَاللَّهِ لَيَتِمَّنَّ هَذَا الْأَمْرُ حَتَّى يَسِيرَ الرَّاكِبُ مِنْ صَنْعَاءَ إِلَى حَضْرَمَوْتَ لَا يَخَافُ إِلَّا اللَّهَ وَالذِّئْبَ عَلَى غَنَمِهِ، وَلَكِنَّكُمْ تَسْتَعْجِلُونَ. (‏‏(‏رواه البخاري‏)‏‏)‏‏.‏ ‏وفي رواية‏:‏ ‏ ‏ وهو متوسِّدٌ بُردةً وقد لقينا من المشركين شدّة‏


41. Dari Abu Abdullah, yaitu Khabbab bin Aratti ra., katanya: "Kami mengadu kepada Rasulullah SAW dan beliau ketika beralaskan kain burdahnya (di bawah kepalanya sebagai bantal dan berada) di naungan Ka'bah, maka kami mengadu: tidakkah engkau memohonkan pertolongan (kepada Allah) untuk kita, (sehingga kita menang)?  Beliau lalu bersabda: "Sungguh pernah terjadi terhadap orang-orang sebelum klian (zaman Nabi-nabi yang lalu) ada seorang yang diambil (oleh musuh, karena ia beriman), kemudian digalikan tanah untuknya dan ia ditimbun di dalam tanah tadi, selanjutnya didatangkanlah sebuah gergaji dan  diletakkan di atas kepalanya, sehingga kepalanya terbelah menjadi dua. Dan ada yang disisir dengan sisir yang terbuat dari besi sehingga memisahkan daging dan tulangnya, semua siksaan itu tidak memalingkan ia dari agamanya (yakni ia tetap beriman kepada Allah SWT) . Demi Allah, sungguh akan menyempurnakan perkara ini (Agama Islam), sehingga seorang yang berjalan (musafir) dari Shan'a ke Hadhramaut tidak ada yang ditakuti melainkan Allah atau karena takut pada serigala atas kambingnya (sebab takut demikian ini lumrah saja). Tetapi kalian semua hendak tergesa-gesa" (Riwayat Bukhari).

Dalam riwayat lain diterangkan: "Beliau saat itu sedang beralaskan burdahnya, padahal kami mendapat kesulitan (penganiayaan) yang amat sangat dari kaum musyrikin.


HR Imam Bukhari fii kitaabi 'alamaatun nubuwwati (Bab 'alamaatun nubuwwati fiil  islam) wa Baabu Maa laqiya Nabiyu SAW wa ashaabuhu minal musyrikiina bimakkati) 



Lughatul Hadits:

-Al burdatu : kain bercorak garis-garis, ada yg mengatakan: kain hitam persegi didalamnya (corak) kecil dipakai orang arab,  jamaknya: Burudun

- Mutawassidun: meletakkan burdah dibawah kepalanya. 

- Maa yashudduhu: tidak menghentikannya. 

- Haadzal Amru: agama islam

- Arraakibu: musafir, seorang yang berjalan dengan tenang.



Faidah Hadits:

- (Terdapat)  pujian kesabaran atas perlakuan siksaan (tidak menyenangkan)  dalam beragama. 

- menyakini atas apa yang dikabarkan oleh Nabi Muhammad SAW tentang berkembangnya agama islam, dan kondisi yang aman dan damai, atas bukti-bukti nubuat dan tanda-tanda kebenarannya. 

- kesabaran para sahabat Nabi Muhammad SAW atas siksaan dengan hati yang ridha dan jiwa yang tenang. Dan mengadunya mereka bukan karena bosan dan jenuh,  akan tetapi mereka melihat ke agama islam secara penuh demi ibadah (kepada Allah SWT) dan mengharap atas kesempurnaan kebahagiaan.

- hiburan orang-orang shaleh yang sedang diuji agamanya yaitu mereka bersabar. 

- permusuhan bertentangan dengan iman,  dan wajibkan kepada orang-orang mukmin setiap waktu untuk menahan kesakitan dan bersabar atas penganiayaan yang menimpanya.

- Islam itu agama yang aman dan damai





Hadits ke-17 dari 41, BAB 3. SABAR, KITAB : NUZHATUL MUTTAQIEN SYARH RIYADUS SHALIHIN Hadits ke-17 dari 41, BAB 3. SABAR, KITAB : NUZHATUL MUTTAQIEN SYARH RIYADUS SHALIHIN Reviewed by sangpencerah on November 14, 2021 Rating: 5

Tidak ada komentar: