Meneladani Cara Dakwah Nabi SAW di Era Digital

Meneladani Cara Dakwah Nabi SAW di Era Digital
Oleh : Ahmad Afwan Yazid, M.Pd.
(CMM no 278, Guru ISMUBA SD Muhammadiyah 4 Kota Malang)


 

Era saat ini dimana teknologi dan ilmu pengetahuan sedang maju pesat. Dahulu orang-orang yang berjauhan saat ingin berkomunikasi satu dengan lainnya mereka menggunakan surat. namun saat ini dengan sekali tekan, pesan sudah sampai ke tujuan. meski yang mengirim pesan berada di Indonesia, dan yang dituju ada di Makkah, dalam beberapa detik saja sudah sampai pesan tersebut.

Di satu sisi ini adalah suatu peluang dan kesempatan baik, namun di sisi lain menjadi tantangan tersendiri, sisi baiknya informasi baik akan sampai begitu cepat, apalagi itu digunakan untuk berdakwah, mengajak orang kepada kebaikan, begitu baik dan bagusnya, namun bagaimana jika informasi yang buruk dan jahat, niscaya juga akan menyebar dengan cepatnya. lalu bagaimana sikap kita sebagai seorang muslim, dalam menggunakan teknologi ini untuk dakwah? namun tetap mengikuti sunnah dan cara Nabi SAW berdakwah.

Pada saat ini begitu banyak sarana-sarana untuk menyampaikan dakwah kepada orang lain, mulai dari Media sosial, media elektronik, media cetak, dan lain-lain, namun yang menjadi permasalahan adalah ketika seseorang berdakwah lewat media sosial.

Di sinilah begitu pentingnya meneladai cara dakwah Nabi, bahkan Allah SWT memuji akhlaq Nabi Muhammad SAW, sebagai bukti bahwa beliau pantas menjadi panutan kita semua, Allah berfirman

وَاِنَّكَ لَعَلٰى خُلُقٍ عَظِيْمٍ

"Sesungguhnya engkau (hai Muhammad) memiliki akhlak yang sangat agung." (QS.al-Qalam:4)

 

          Banyak hal yang dapat kita contoh dari Nabi SAW dalam berdakwah apa pun media yang kita gunakan. terkait tema kita siang ini Khatib teringat dengan ayat al-Qur'an yang mengkisahkan bagaimana metode atau cara Nabi berdakwah dalam QS. Ali Imran: 159 Allah SWT berfirman:


فَبِمَا رَحْمَةٍ مِّنَ اللّٰهِ لِنْتَ لَهُمْ ۚ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيْظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوْا مِنْ حَوْلِكَ ۖ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِى الْاَمْرِۚ فَاِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِيْنَ


Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya” (QS. Ali Imran 159)

 

          Dari ayat di atas, dapat kita ambil beberapa poin hikmah yang dapat kita jadikan panduan dalam berdakwah di era digital saat ini.

 

Pertama : berlemah-lembut dalam berdakwah

Rasulullah SAW bersabda.

يَاعَائِشَةُ إِنَّ اللَّهَ رَفِيْقٌ يُحِبُّ الرِّفْقَ فِيْ الأَمْرِ كُلِّهِ


Wahai Aisyah, sesungguhnya Allah itu Maha lembut dan mencintai kelembutan di dalam semua urusan” HR Bukhari.

 

Tidak sedikit kita dapatkan orang yang mengatas namakan "dakwah" namun ketika berbicara kepada orang lain sangat keras. Bukan karena suaranya keras, namun pada sikap. Orang yang baru mempelajari agama Islam, sudah disamakan keislamannya dengan orang yang sudah faqiih atau ahli fiqh, sehingga orang tersebut dikucilkan, tidak dijawab salamnya, tidak ditegur saat bertemu, enggan untuk bersalaman, tidak murah senyum kepada orang lain. Kita harus belajar kepada sikap Nabi SAW bagaimana menghadapi orang-orang yang awam, yang belum mengerti tentang Islam dan melakukan kesalahan dan dosa.

 

 

Kedua: Memaafkan dalam berdakwah

Maaf dan memaafkan adalah bentuk terindah interaksi antara manusia, meminta maaf adalah akhlaq mulia, namun memaafkan jauh lebih baik, karena tak mudah dilakukan oleh semua orang. Siapa manusia yang tak pernah berbuat salah kecuali para Nabi dan Rasul yang maksum. Rasulullah SAW bersabda,


مَنْ سَرَّهُ أَنْ يُشْرَفَ لَهُ الْبُنْيَانُ ، وَتُرْفَعَ لَهُ الدَّرَجَاتُ فَلْيَعْفُ عَمَّنْ ظَلَمَهُ ، وَلْيُعْطِ مَنْ حَرَمَهُ ، وَلْيَصِلْ مَنْ قَطَعَهُ


Barangsiapa yang ingin dibangunkan baginya bangunan di Surga, hendaknya ia memafkan orang yang mendzaliminya, memberi orang yang bakhil padanya dan menyambung silaturahmi kepada orang yang memutuskannya.” (HR. Thabrani)

 

Dalam berdakwah kepada orang lain, kadang kala bukanlah jawaban yang menyenangkan hati didapat melainkan kata-kata yang dapat mengkerutkan kening, menyesakkan dada, merenyuhkan ingatan. Tiada lain obat dari semua itu melainkan "memaafkan". maafkanlah meski berat, maafkanlah meski tidak mudah, maafkanlah meski hati tergores oleh kata-kata yang perih. Di Makkah Nabi SAW mendapatkan perlakuan yang kasar, kekejian yang dahsyat, perlakuan yang tak mengenakkan hati, namun lihat apa yang dilakukan oleh Rasulullah SAW ketika Fathul Makkah, Rasulullah SAW justru memaafkan penduduk makkah yang pernah menyakiti beliau. Sungguh mulia sikap dan akhlaq beliau.

 

Ketiga : berdakwah dengan mengajak bermusyawah dan tanya jawab

Dalam sebuah Hadist disebutkan seorang sahabat bercerita tentang sikap Nabi SAW,


 مَا رَأَيْتُ أَحَدًا أَكْثَرَ مَشُورَةً لِأَصْحَابِهِ مِنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ


“Saya tidak pernah melihat seseorang yang paling banyak bermusyawarah dengan para sahabatnya dibanding Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam”. (HR. Tirmidzi)

 

Begitu juga dalam berdakwah, melibatkan orang lain dalam pembicaraan, dalam bermusyawarah adalah salah satu cara agar orang tersebut merasa dihargai sebagai manusia, Al-Hasan Al-Bashri berkata,

“Jika anda sedang duduk berbicara dengan orang lain, hendaknya anda bersemangat mendengar melebihi semangat anda berbicara. Belajarlah menjadi pendengar yang baik sebagaimana anda belajar menjadi pembicara yang baik. Janganlah anda memotong pembicaraan orang lain.”

 

Keempat : Berdakwah dan Mendo’akan orang yang diajak

Dari Abdullah bin Amr bin Ash radhiallahu anhu, beliau berkata, Sesungguhnya Nabi shallallahu alaihi wa sallam membaca ayat Allah Ta"ala tentang Nabi Ibrahim,


رَبِّ اِنَّهُنَّ اَضْلَلْنَ كَثِيْرًا مِّنَ النَّاسِۚ  فَمَنْ تَبِعَنِيْ فَاِنَّهٗ مِنِّيْۚ


Ya Tuhanku, Sesungguhnya berhala-berhala itu telah menyesatkan kebanyakan daripada manusia, Maka Barangsiapa yang mengikutiku, Maka Sesungguhnya orang itu Termasuk golonganku” (QS. Ibrahim : 36)

 

Kelima : Berdakwah dan bertawakkal kepada Allah


فَاِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِيْنَ


Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orangorang yang bertawakkal kepada-Nya: (QS. Ali Imran : 159)

 

Selain tawakkal kita juga dapat melihat ayat lain, sebagai tambahan cara berdakwah di era modern dan tekologi ini. Allah Subhanahu wa Ta‟ala:


 اُدْعُ اِلٰى سَبِيْلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ وَجَادِلْهُمْ بِالَّتِيْ هِيَ اَحْسَنُۗ اِنَّ رَبَّكَ هُوَ اَعْلَمُ بِمَنْ ضَلَّ عَنْ سَبِيْلِهٖ وَهُوَ اَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِيْنَ


Serulah (manusia) kepada jalan Rabbmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Rabbmu, Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk” [QS. An-Nahl :125]

 

          Kelima hikmah tersebut, semoga dapat kita terapkan dalam kehidupan kita sehari-hari, agar kita bisa menjadi hamba Allah SWT yang turut menyebarkan agama Islam. Dan kita di golongkan ke dalam hambanya yang bertaqwa, aamiin yaa rabbal ‘aalamin.





Meneladani Cara Dakwah Nabi SAW di Era Digital Meneladani Cara Dakwah Nabi SAW di Era Digital Reviewed by sangpencerah on November 12, 2021 Rating: 5

Tidak ada komentar: