Hadits ke-20 dari 44, BAB 3. SABAR, KITAB : NUZHATUL MUTTAQIEN SYARH RIYADUS SHALIHIN (1)

Hadits ke-20 dari 44, BAB 3. SABAR, KITAB : NUZHATUL MUTTAQIEN SYARH RIYADUS SHALIHIN (1)



عَنْ أَنَسِ رضى الله عنه : كَانَ ابْنٌ لأَبِى طَلْحَةَ يَشْتَكِى ، فَخَرَجَ أَبُو طَلْحَةَ ، فَقُبِضَ الصَّبِىُّ : فَلَمَّا رَجَعَ أَبُو طَلْحَةَ قَالَ; مَا فَعَلَ ابْنِى؟، قَالَتْ أُمُّ سُلَيْمٍ هُوَ أَسْكَنُ مَا كَانَ . فَقَرَّبَتْ لَه الْعَشَاءَ فَتَعَشَّى ، ثُمَّ أَصَابَ مِنْهَا ، فَلَمَّا فَرَغَ قَالَتْ; وارُوا  الصَّبِىَّ . فَلَمَّا أَصْبَحَ أَبُو طَلْحَةَ أَتَى رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم  فَأَخْبَرَهُ فَقَالَ : أَعْرَسْتُمُ اللَّيْلَة؟، . قَالَ نَعَمْ . قَالَ: اللَّهُمَّ بَارِكْ لَهُمَا . فَوَلَدَتْ غُلاَمًا. قَالَ لِى أَبُو طَلْحَةَ: احمله حَتَّى تَأْتِىَ بِهِ النَّبِىَّ  صلى الله عليه وسلم  وبعث مَعَهُ بِتَمَرَاتٍ ، فَقَالَ : أَمَعَهُ شَىْءٌ ؟ . قَالُ:  نَعَمْ, تَمَرَاتٌ . فَأَخَذَهَا النَّبِىُّ صلى الله عليه وسلم  فَمَضَغَهَا ، ثُمَّ أَخَذَهَا مِنْ فِيهِ فَجَعَلَهَا فِى فِى الصَّبِىِّ ، ثم حَنَّكَهُ  وَسَمَّاهُ عَبْدَ اللَّهِ .((متفق عليه))

,  ‏وفى رواية للبخاري‏:‏ قال ابن عيينة ‏:فَقالَ رَجُلٌ مِنَ الأنْصَارِ: فَرَأَيْتُ تِسْعَةَ أَوْلَادٍ كُلُّهُمْ قدْ قَرَأَ القُرْآنَ.

 وفى رواية لمسلم‏:‏ مَاتَ ابْنٌ لأَبِى طَلْحَةَ مِنْ أُمِّ سُلَيْمٍ فَقَالَتْ لأَهْلِهَا لاَ تُحَدِّثُوا أَبَا طَلْحَةَ بِابْنِهِ حَتَّى أَكُونَ أَنَا أُحَدِّثُهُ, فَجَاءَ فَقَرَّبَتْ إِلَيْهِ عَشَاءً فَأَكَلَ وَشَرِبَ, ثُمَّ تَصَنَّعَتْ لَهُ أَحْسَنَ مَا كَانَ تَصَنَّعُ قَبْلَ ذَلِكَ فَوَقَعَ بِهَا فَلَمَّا رَأَتْ أَنَّهُ قَدْ شَبِعَ وَأَصَابَ مِنْهَا قَالَتْ: يَا أَبَا طَلْحَةَ أَرَأَيْتَ لَوْ أَنَّ قَوْمًا أَعَارُوا عَارِيَتَهُمْ أَهْلَ بَيْتٍ فَطَلَبُوا عَارِيَتَهُمْ أَلَهُمْ أَنْ يَمْنَعُوهُمْ ,قَالَ: لاَ. فَقَالَتْ فَاحْتَسِبِ ابْنَكَ. قَالَ: فَغَضِبَ ثم قَالَ: تَرَكْتِنِى حَتَّى تَلَطَّخْتُ ثُمَّ أَخْبَرْتِنِى بِابْنِى. فَانْطَلَقَ حَتَّى أَتَى رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم فَأَخْبَرَهُ بِمَا كَانَ, فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم « بَارَكَ اللَّهُ لَكُمَا فِى غَابِرِ لَيْلَتِكُمَا ». قَالَ فَحَمَلَتْ, (قَالَ) وكان رسول الله صلى الله عليه وسلم فِي سِفِرٍ وهِي معهُ، وكان رسول الله صلى الله عليه وسلم إذا أتى المدينة مِن سِفرٍ لا يَطرُقُها طُروقاً فَدَنوا من المدينة، فضَربها المَخَاضُ، فاحتَبَسَ عليها أبو طلحة، وانطلق رسول الله صلى الله عليه وسلم (قال)‏:‏ يقول أبو طلحة‏: ‏إِنَّكَ لَتَعْلَمُ يَا رَبِّ إِنَّهُ يُعْجِبُنِي أَنْ أَخْرُجَ مَعَ رسول الله صلى الله عليه وسلم  إِذَا خَرَجَ, وَأَدْخُلَ مَعَهُ إِذَا دَخَلَ، وَقَدِ احْتَبَسْتُ بِمَا تَرَى، تَقُولُ أُمُّ سُلَيْمٍ: يَا أَبَا طَلْحَةَ مَا أَجِدُ الَّذِي كُنْتُ أَجِدُ، انْطَلِقْ، فَانْطَلَقْنَا  وَضَرَبَهَا الْمَخَاضُ حِينَ قَدِمَا فَوَلَدَتْ غُلاَمًا فَقَالَتْ لِي أُمِّي ‏:‏ يا أَنَسُ لاَ يُرْضِعُهُ أَحَدٌ حَتَّى تَغْدُوَ بِهِ عَلَى رَسُولِ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم، فَلَمَّا أَصْبَحَ احْتَمَلْتُهُ فَانْطَلَقْتُ بِهِ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم‏.‏ وذكر تمام الحديث‏


44. Dari Anas ra., katanya: "Abu Thalhah itu mempunyai seorang putra yang sedang menderita sakit. Abu Thalhah keluar pergi (menghadap Nabi SAW), kemudian dicabut rohnya anaknya itu (yakni meninggal dunia). Ketika Abu Thalhah kembali, ia berkata: "Bagaimanakah keadaan anakku?" Ummu Sulaim, (Istrinya, ibu anak tersebut) menjawab: "Ia dalam keadaan tenang" Istrinya itu lalu menyiapkan makan malam untuknya kemudian Abu Thalhah pun memakannya, selanjutnya ia menyetubuhi istrinya itu. Setelah selesai hajatnya, (istrinya mengatakan kabar meninggalnya puteranya) Ummu Sulaim berkata: "Makamkanlah anak itu". Setelah menjelang pagi harinya Abu Thalhah mendatangi Rasulullah SAW., lalu memberitahukan hal tersebut (kematiannya anaknya yang ia baru mengerti setelah selesai tidur bersama istrinya). Kemudian Nabi bersabda: "Apakah kalian bersetubuh tadi malam?" Abu Thalhah menjawab: "Ya." Beliau SAW lalu mendoakan: "Ya Allah, berikanlah keberkahan pada kedua orang ini (yakni Abu Thalhah dan istrinya)”. Selanjutnya Ummu Sulaim itu melahirkan seorang anak lelaki lagi. Abu Thalhah lalu berkata padaku ( Anas ra. yang meriwayatkan Hadis ini): "Bawalah ia sehingga kamu datang di tempat Nabi SAW. dan besertanya kirimkanlah beberapa biji buah kurma. Nabi SAW. bersabda: "Adakah besertanya sesuatu benda?" Iya -Anas menjawab: "Ya. ada beberapa biji buah kurma", Buah kurma itu diambil oleh Nabi SAW. lalu dikunyahnya kemudian diambillah dari mulutnya, selanjutnya dimasukkanlah dalam mulut anak tersebut. Setelah itu digosokkan di langit-langit mulutnya dan memberinya nama Abdullah." (HR. Muttafaq 'alaih)

Dalam riwayat Bukhari disebutkan: Ibnu 'Uyainah berkata: "Kemudian ada seorang dari golongan sahabat Anshar berkata: "Lalu saya melihat sembilan orang anak lelaki yang semuanya dapat membaca dengan baik dan hafal akan al-Quran, yaitu semuanya dari anak-anak Abdullah yang dilahirkan (hasil peristiwa malam dahulu itu). 

Dalam riwayat Muslim disebutkan: "Anak Abu Thalhah dari Ummu Sulaim meninggal dunia, lalu istrinya itu berkata kepada seluruh keluarganya: "Janganlah kalian semua memberitahukan hal kematian anak itu kepada Abu Thalhah, sehingga aku sendirilah yang hendak memberitahukannya nanti." Kemudian datanglah Abu Thalhah, kemudian istrinya menyiapkan makan malam untuknya dan ia pun makan dan minum. Selanjutnya istrinya itu memperhias diri dengan sebaik-baik hiasan yang ada padanya dan bahkan belum pernah berhias sepert itu sebelum peristiwa tersebut. Seterusnya Abu Thalhah menyetubuhi istrinya. Sewaktu istrinya telah mengetahui bahwa suaminya telah kenyang dan selesai menyetubuhinya, ia pun berkatalah pada Abu Thalhah: "Bagaimanakah pendapatmu, jikalau sesuatu kaum meminjamkan sesuatu yang dipinjamkannya kepada salah satu keluarga, kemudian mereka meminta kembalinya apa yang dipinjamkannya. Patutkah keluarga yang meminjamnya itu menolak untuk mengembalikannya benda tersebut kepada yang meminjaminya?" Abu Thalhah menjawab: "Tidak boleh menolaknya" Kemudian berkata pula istrinya: "Bayangkan bagaimana jika (pinjaman) itu adalah anakmu sendiri?" Abu Thalhah lalu marah kemudian berkata: "Kamu biarkan aku tidak mengetahui (kematian anakku), sehingga aku berlumuran janabah, lalu kamu beritahukan hal anakku itu padaku." Ia pun bergegas menemui Rasulullah SAW. lalu memberitahukan segala sesuatu yang telah terjadi, kemudian Rasulullah SAW. bersabda: "Semoga Allah memberikan keberkahan kepada kalian berdua dalam di malam itu."

Anas ra. berkata: "Kemudian istrinya hamil." Anas ra. melanjutkan katanya: "Rasulullah SAW. sedang dalam berpergian dan Ummu Sulaim itu menyertainya pula - bersama suaminya juga. Rasulullah SAW apabila datang di Madinah dari berpergian malam hari, tidak pernah mendatangi rumah keluarganya malam-malam. (Saat itu) Ummu Sulaim tiba-tiba merasa sakit karena hendak melahirkan, maka karena hal itu Abu Thalhahpun jadi tertahan (yakni tidak dapat terus mengikuti Nabi SAW). Rasulullah SAWpun terus berangkat. Anas berkata: "Setelah itu Abu Thalhah berkata: "Sesungguhnya Engkau tentulah Maha Mengetahui, ya Tuhanku, bahwa saya ini ingin sekali untuk keluar berpergian bersama-sama Rasulullah SAW. di waktu beliau keluar berpergian dan untuk masuk (tetap di negerinya, bersama-sama dengan beliau) di waktu beliau masuk. Sesungguhnya saya telah tertahan pada saat ini dengan sebab sebagaimana yang Engkau ketahui."

Ummu Sulaim lalu berkata: "Hai Abu Thalhah, saya tidak menemukan sakitnya hendak melahirkan sebagaimana yang biasanya saya rasakan. Maka itu berangkatlah. Kita pun berangkat (maksudnya Rasulullah SAW, Abu Thalhah dan istrinya), lalu iapun melahirkan seorang anak lelaki. Ibuku (yakni ibu Anas ra.) berkata padaku: "Hai Anas, janganlah anak itu disusui oleh siapapun sehingga kamu pergi pagi-pagi besok dengan membawa anak itu kepada Rasulullah SAW."

Ketika waktu pagi tiba, saya membawa anak tadi kemudian pergi membawanya kepada Rasulullah SAW. Ia menuturkannya Hadis ini sampai selesai

HR Bukhari fil Janaaiz ( Bab min lam yudhar huznahuindal musibah) wa fil ‘aqiqah (Bab Tasmiyatul maulud) HR Muslim fil adab ( Bab istihbabu tahniyakal maulud inda wildatihi) wa fi fadaailis shahabat ( Bab min fadaili abi thalhah al anshary)

Bersambung ke-2 habis



Hadits ke-20 dari 44, BAB 3. SABAR, KITAB : NUZHATUL MUTTAQIEN SYARH RIYADUS SHALIHIN (1) Hadits ke-20 dari 44, BAB 3. SABAR, KITAB : NUZHATUL MUTTAQIEN SYARH RIYADUS SHALIHIN (1) Reviewed by sangpencerah on Desember 06, 2021 Rating: 5

Tidak ada komentar: