MAKAN

 MAKAN
Oleh. Hasan Albana, M.Pd (CMM no. 258)

 


Shin Tae Yong (STY) pelatih tim nasional Indonesia saat ini atau baru-baru ini, dalam sesi wawancara podcast ketika ditanya apa kekurangan pemain Indonesia pada piala AFF lalu yang belum berhasil merebut juara 1. Hal yang disebutkan oleh STY dan sangat penting kita perhatikan adalah masalah  makanan. Para pemain Indonesia memang belum pandai dalam mengatur pola makan dan memilih makanan. Terlebih makanan favorit mereka adalah dominasi goreng-gorengan dan over karbohidrat yang mengakibatkan pemain tidak memiliki power dan loyo.


Pemain tim nasional Indonesia menjadi representasi penduduk umum di negeri ini, yakni dalam hal memperhatikan makanan masih belum baik. Sekelas atlet nasional masih belum, menurut STY, apalagi yang bukan atlet. Data penyakit tidak menular yang terus meningkat juga tidak hanya dialami oleh orang yang berusia lanjut atau tua, namun kaum muda juga saat ini mengalaminya, obesitas, gula darah, darah tinggi, dsb. Semua berawal dari pola makan yang kurang baik.


Sebagai seorang muslim, tentu ayat-ayat kauniyah yang berasal dari fenomena alam maupun dari manusia itu sendiri perlu kita pikirkan, perlu kita sandingkan kembali kepada rujukan utama. Karena telah digaransi Allah SWT dan RasulNya untuk berpegang teguh kepadanya yakni Al-Qur’an dan Sunnah. nukilan ayat terkait makanan tentu ada pada surat ke 80 Abasa, ayat 24 falyandzuril insaanu ilaa tho’aamih” maka hendaklah manusia itu memperhatikan makanannya. memperhatikan pola makannya, memperhatikan apa yang dimakannya, memperhatikan cara makannya, termasuk cara memperolehnya, dsb. Semua tentang makan dan makanan


Berlaku untuk siapa ayat tersebut? tentunya bagi seluruh manusia khususnya umat muslim, akan tetapi terkadang umat lainlah yang lebih memperhatikan tentang pola makan ini. Program-program seperti TRF time restricted feeding  atau intermitten fasting yang kerap dianggap berhasil dalam diet menjaga kesehatan di era saat ini,  juga prinsip utamanya adalah puasa, yang sebenarnya umat muslim lebih memiliki program yang sempurna seperti puasa Ramadhan satu bulan yang wajib, puasa sunnah senin-kamis, puasa ayyamul bidh dan sebagainya. Sayang sekali bilamana yang menggunakan program-program tersebut justru non muslim.


Bahkan yang lebih menarik perhatian adalah peraih penghargaan sekelas nobel dunia 2016, di dapatkan oleh seorang Jepang bernama Yoshinori Ohsumi yang meneliti terkait puasa ini yakni authophagy<1>, sel mati dimakan oleh sel yg hidup sehingga terjadi peremajaan dalam tubuh manusia. Manusia akan sehat, awet muda, usia sel nya lebih muda shuumu tashihu, berpuasalah maka engkau akan sehat. Ketika seseorang puasa dalam beberapa jam, maka tubuh akan membentuk protein khsusus di seluruh tubuh yang disebut Autophagisom. Dan Autophagisom inilah yang berperan seperti sapu raksasa mengumpulkan sel sel mati yg tidak berguna dan bisa membahayakan tubuh untuk dikeluarkan.


Efek jangka panjang dari perintah berpuasa ini, kita dapati seseorang yang usia biologisnya lebih muda dibanding usia kronolgisnya, usia biologis adalah usia sel sel penyusun tubuhnya, sedangkan usia kronolgis adalah usia semenjak ia lahir hingga sekarang atau tertera di KTP. tidak heran bila seorang yang berusia 50 tahun namun ia masih energik, kuat, dan semangat bekerja, karena ia menjaga pola makannya yang menguntungkan usia biologisnya yaitu usia sel-sel yang ada dalam tubuhnya dimana ia mengalami peremajaan teus menerus tatkala ibadah puasa.


Sayangnya, kesehatan tidak diperjual belikan di aplikasi online seperti shoope food dll, pun halnya gojek grab dll yang mendapatkan berbagai macam diskon, dll. Padahal ia merupakan kebutuhan yang sejajar dengan kebutuhan primer sepeti makan. Kaya raya tetapi tidak sehat tentu kurang sempurna, ganteng atau cantik tapi kalau sakit juga hambar. Untuk sehat pun juga tidak bisa diwakilkan, semua terserah diri sendiri.


Kata-kata bijak mengatakan bahwa you are what you eat, kamu adalah kumpulan apa yang kamu makan. Anda adalah apa yang anda makan, Kita nanti akan seperti apa yang kita makan. Sehingga pandai-pandai memilih makan adalah solusi terbaik. Tentunya yang halal dan thoyyib. Allah SWT berfirman dalam Al-Quran:


 يَا أَيُّهَا النَّاسُ كُلُوا مِمَّا فِي الْأَرْضِ حَلَالًا طَيِّبًا


Wahai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi (QS Al-Baqarah:168)


Pun halnya terlalu berlebihan dalam makanan juga tidak terlalu direkomendasikan. Wakulu wasyrobuu wala tusrifuu.. dan makan minumlah, tetapi jangan berlebihan, innahu laa yukhibul musrifiin, sungguh Allah tidak menyukai orang yang berlebih lebihan. (QS. Al-A’raf 31)


Terlalu berlebihan gula mengakibatkan beberapa penyakit yang tidak menular sepeti diabetes, telalu banyak lemak gorangan juga kolesterol tinggi, terlalu banyak garam juga darah tinggi, obesitas, yang semuanya akan menjadi komorbid, dan ketika terdapat virus-virus seperti corona, omicron, deltacron, maka penyakit bawan tersebut akan menghambat proses penyembuhan.


Dan yang terakhir, lembaga-lembaga modern saat ini, dibuat untuk memenuhi kebutuhan berupa makan, minum. Bisnis makanan sampai sekarang adalah bisnis yang paling banyak menyedot uang di dunia modern. Di jalan-jalan besar, kanan-kiri, kesemuanya menyajikan makanan. bahkan aset bulanan suatu restoran fast food di Indonesia bisa sampai puluhan miliyar rupiah. Jadi, puluhan miliyar rupiah dikeluarkan oleh orang Indonesia hanya untuk makan. Rata-rata orang Indonesia mengeluarkan lebih dari 75% dari penghasilannya untuk makan & minum. Inilah fakta penduduk modern saat ini,

Oleh karenanya, mari kita perhatikan pola makan kita, tentunya kembali meniru Rasulullah SAW dengan pola hidupnya yg sehat, khususnya terkait menjaga pola makan kita dengan sebaik-baiknya. Pandai-pandai memilih makanan, mengolah, dan kapan memakannya.

Inilah bahan renungan kita bersama hari ini, semoga kita semuanya sehat, semangat beraktifitas, beirbadah, dan kehidupan kita penuh berkah serta bahagia dunia akhirat


Catatan:

1.      Yoshinori Ohsumi, Mechanisms for autophagy, https://www.nobelprize.org/prizes/medicine/2016/press-release




MAKAN MAKAN Reviewed by sangpencerah on Januari 27, 2022 Rating: 5

Tidak ada komentar: