SHALATLAH SEBELUM DISHALATKAN

 SHALATLAH SEBELUM DISHALATKAN

Oleh: Muhammad Ilyas Anshari (CMM 262)


 

Seorang ustadz di sebuah rumah sakit Islam mengadakan sebuah riset. Ustadz ini yang mengurus orang supaya mati husnul khotimah. Supaya ibadahnya bener ketika sakit di dalam rumah sakit. Dia mengatakan dari 1000 orang yang dia tangani, hanya 70 orang yang bisa mengatakan laa ilaaha illallah.


Kita semua mengetahui keutamaan orang yang meninggal dunia dapat mengucapkan kalimat tauhid, laa ilaaha illallah. Rasulullah shallallahu alayhi wa sallam mengatakan,


مَنْ كَانَ آخِرُ كَلَامِهِ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ دَخَلَ الجَنَّةَ


Man kaana aakhiru kalaamihi laa ilaaha illallah dakhalal jannah

Barangsiapa yang akhir ucapannya (dalam kehidupan ini) adalah laa ilaaha illallah masuk surga (HR. Abu Daud, 3116)


Kenapa hanya 7 persen yang bisa mengatakan laa ilaaha illallah? Ternyata banyak orang-orang sakit yang berhenti beribadah. Banyak orang-orang yang tatkala masuk rumah sakit berhenti shalat. Dia mengatakan, “Nanti kalau saya sembuh saya akan shalat.”


Pertanyaanya, “Siapa yang menjamin engkau akan sembuh? Siapa yang menjamin engkau tidak akan mati dalam penyakitmu sekarang ini? Akhirnya mereka meremehkan ibadah shalat. Tidak shalat selama sakit! Berhari-hari di rumah sakit dengan alasan tidak bisa berwudhu!

Yang tidak bisa berwudhu sendiri, diwudhuin. Yang tidak bisa kena air, tayammum! Tidak bisa tayammum sendiri, suruh keluarganya tayammum! Jangan pernah putus hubungannya dengan Sang Pencipta! Agar tidak suul khaatimah.

 

Wallaahi jama’ah, Kita yang punya keluarga sakit atau kelak kita yang akan sakit. Maka ketahuilah! Bahwa ada perintah Allah SWT yang tidak boleh ditinggalkan. Yaitu perintah shalat. Dalam keadaan perang pun para sahabat disuruh untuk shalat. Allah berfirman


فَإِنْ خِفْتُمْ فَرِجَالا أَوْ رُكْبَانًا


Jika kamu takut (ada bahaya), shalatlah sambil berjalan kaki atau berkendaraan. (QS. Al-Baqarah: 239)


Dalam kondisi mereka berlari mengejar musuhnya, tidak mungkin berhenti untuk mengerjakan shalat, shalat! Dalam kondisi dengan kendaraannya, dengan kudanya berlari mengejar musuhtetap shalat! Selama hayat masih di kandung badan! Selama kita masih sadar, bahwa kita masih hidup. Maka Tetap wajib shalat!

 

Nabi menceritakan tentang kondisi mayoritas umatnya. Ada sebuah masa yang dimana kebodohan merata menimpa manusia, banyaknya orang yang meminum khamr dan zina dilakukan secara terang-terangan.


Sekarang betapa banyak kaum muslimin yang tidak tahu tata cara shalat. Yang itu merupakan tiang agamanya. Apabila tiang tiada maka bangunannya akan roboh dan hancur.


Yang satu kali meninggalkan shalat! dosanya menurut kesepakatan ulama Islam dan empat mazhab di dalamnya, lebih besar daripada  berzina dengan ibu kandungnya sendiri. Sekali tidak shalat di dalam Islam lebih besar dosanya daripada sekali membunuh, merampok, homo dan maksiat maksiat lainnya.

Akan tetapi kaum muslimin di hari ini jangankan shalat, bacaan shalat pun mereka tidak tahu, walaupun mereka shalat. Belum lagi mereka yang tidak pernah ke masjid sekalipun, kecuali dalam keadaan dipapah dalam keranda mayatnya.


Bukankah apa yang Nabi SAW beritakan di atas telah terjadi. Inilah kondisi umat Islam di akhir zaman.

 

Penghuni neraka ketika ditanya sebagaimana dalam QS. Al-Muddatstsir: 42-43


مَا سَلَكَكُمْ فِي سَقَرَ (42)


Maa salakakum fii saqor. (Apa yang menyebabkan kalian berada di neraka Saqar?


Apa jawab mereka?


قَالُوا لَمْ نَكُ مِنَ الْمُصَلِّينَ (43)


Qaalu Lam naku minal mushallin! (kita bukan termasuk orang-orang yang mendirikan shalat).


Shalat ini rukun Islam yang kedua. Tiangnya agama. Diwajibkan dengan cara yang sangat spesial. Allah SWT mewajibkan shalat kepada kita tidak melalui Malaikat Jibril yang kemudian disampaikan kepada Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam. Tidak. Akan tetapi Nabi SAW sendiri berangkat menuju ke langit yang paling tinggi dan menerima perintah shalat!

Lalu sebagian kita meremehkan shalat yang lima waktu. Merasa sudah menjadi orang baik, karena dia tidak berzina, dia tidak main judi, dia tidak minum khamr! Tapi dia tidak shalat. Istrinya pun tidak shalat, anaknya tidak shalat. Dia biarkan semua itu. Na’udzubillahi min dzaalik.

 

Ahibbati Fillah

Berapa banyak orang yang keluar rumah jalan kaki atau naik motor, pulang sudah di tandu. Berapa banyak diantara kita yang ketika mau keluar rumah memasang kancingnya sendiri, kemudian sampai rumah yang membukakan kancingnya ialah orang yang memandikan jenazahnya.

 
Sampai kapan kita akan melakukan kemaksiatan ini? Sampai kapan kita melihat kemungkaran ini terjadi? Allah SWT membuka pintu taubat nya lebar-lebar, Allah SWT mengatakan dalam Al-Quran Surat An-Nisa, ayat 18.


وَلَيْسَتِ التَّوْبَةُ لِلَّذِينَ يَعْمَلُونَ السَّيِّئاتِ حَتَّى إِذا حَضَرَ أَحَدَهُمُ الْمَوْتُ قالَ إِنِّي تُبْتُ الْآنَ


Dan taubat itu tidaklah (diterima Allah SWT) dari mereka yang melakukan kejahatan/kemaksiatan (yang menunggu) hingga apabila datang ajal kepada seseorang di antara mereka, (barulah) dia mengatakan, “Saya benar-benar bertaubat sekarang.”

 

Wallaahi jama'ah.. Kita hanya punya kesempatan satu kali dalam kehidupan ini. Ketika ajal tiba, manusia hanya bisa menangis… menyesal… berteriak… karena mendapatkan siksaan yang pedih dari Allah Jalla Jalaaluh.

 

Maka saat ini kita berangan, jangan sampai kita seperti penghuni neraka. Tatkala menjerit dalam api neraka. Allah SWT mengatakan,


وَهُمْ يَصْطَرِخُونَ فِيهَا رَبَّنَا أَخْرِجْنَا نَعْمَلْ صَالِحًا غَيْرَ الَّذِي كُنَّا نَعْمَلُ أَوَلَمْ نُعَمِّرْكُمْ مَا يَتَذَكَّرُ فِيهِ مَنْ تَذَكَّرَ وَجَاءَكُمُ النَّذِيرُ فَذُوقُوا فَمَا  لِلظَّالِمِينَ مِنْ نَصِيرٍ (37)


Dan mereka berteriak di dalam neraka itu, “Ya Tuhan kami, keluarkanlah kami (dari neraka), niscaya kami akan mengerjakan kebajikan, yang berlainan dengan yang telah kami kerjakan dahulu.” (Dikatakan kepada mereka), “Bukankah Kami telah memanjangkan umurmu untuk dapat berpikir bagi orang yang mau berpikir, padahal telah datang kepadamu seorang pemberi peringatan? Maka rasakanlah (azab Kami), dan bagi orang-orang zalim tidak ada seorang penolong pun.” QS. Fatir. 37

 


Rasulullah shallallahu alaihi wasallam yang dijamin masuk surga. Beliau dalam sehari berapa rakaat shalat? Yang wajib 17 rakaat, ditambah lagi 11 rakaat shalat tahajud beliau, ditambah lagi 12 rakaat shalat rawatib beliau, 40 rakaat.

Lalu sebagian besar diantara kita yang banyak dosa meremehkan urusan shalat ini? Maka pelajari yang sudah shalat, apakah shalat kita sudah benar atau belum? Jangan sampai kita capek dan lelah shalat namun akhirnya tidak diterima.

Kata Rasulullah shallallahu alaihi wasallam

 

 إِنَّ الرجلَ لِيصلِّي سِتِّينَ سَنَةً ، و ما تقبلُ لهُ صلاةً ، و لعلَّهُ يُتِمُّ الركوعَ و لا يُتِمُّ السُّجُودَ  و يُتِمُّ السُّجُودَ و لا يُتِمُّ الركوعَ


“Sungguh ada orang yang telah shalat 60 tahun, tapi tidak ada satupun shalatnya yang diterima, (karena) bisa jadi dia menyempurnakan rukuknya tapi tidak menyempurnakan sujudnya, dan ( bisa jadi pula)  dia menyempurnakan sujudnya tapi tidak menyempurkan rukuknya..”

(HR. Al Ashbahani dalam At Targhib [2/236], Ibnu Adi dalam Al Kamil fid Dhua’afa [7/256], dihasankan Al Albani dalam Silsilah Ash Shahihah no. 2535)

 

Yang penting saya shalat. Tidak! Di Al-Qur’an Surat Al-Ma'un ayat 4, Allah SWT mengatakan


فَوَيْلٌ لِلْمُصَلِّينَ (4)

fawaylul lil mushalliin

(Celakalah Orang-orang yang shalat)

Apalagi yang tidak shalat. Karena ada orang yang shalat tapi dia riya, tapi dia tidak peduli dengan waktunya, tapi dia tidak peduli dengan rukun dan syaratnya.

 

Ahibbati Fillah

Shalatlah sebelum dishalatkan. Allah SWT mengatakan


حَافِظُوا عَلَى الصَّلَوَاتِ وَالصَّلاةِ الْوُسْطَى وَقُومُوا لِلَّهِ قَانِتِينَ (238)

 

Peliharalah semua shalat dan shalat wustha (shalat yang pertengahan)! Dan berdirilah laksanakanlah (shalat) karena Allah dengan (tunduk dan penuh) kekhusyuan (kepada Allah Jalla Jalaaluh). (QS. Al-Baqarah: 238)


SHALATLAH SEBELUM DISHALATKAN SHALATLAH SEBELUM DISHALATKAN Reviewed by sangpencerah on Januari 20, 2022 Rating: 5

Tidak ada komentar: