وَإِذَا رَأَيْتَهُمْ تُعْجِبُكَ أَجْسَامُهُمْ
وَإِنْ يَقُولُوا تَسْمَعْ لِقَوْلِهِمْ كَأَنَّهُمْ خُشُبٌ مُسَنَّدَةٌ
يَحْسَبُونَ كُلَّ صَيْحَةٍ عَلَيْهِمْ هُمُ الْعَدُوُّ فَاحْذَرْهُمْ قَاتَلَهُمُ
اللَّهُ أَنَّى يُؤْفَكُونَ (4)
“Dan
apabila kamu melihat mereka, tubuh-tubuh mereka menjadikan kamu kagum. Dan jika
mereka berkata kamu mendengarkan perkataan mereka. Mereka adalah seakan-akan
kayu yang tersandar. Mereka mengira bahwa tiap-tiap teriakan yang keras
ditujukan kepada mereka. Mereka itulah musuh (yang sebenarnya) maka waspadalah
terhadap mereka; semoga Allah membinasakan mereka. Bagaimanakah mereka sampai
dipalingkan (dari kebenaran).” QS. Al-Munafiqun 63:4
1.
Menyanjung dan Memuji: Peringatan Allah SWT Kepada Kaum Nasrani
Allah Subhanahu wa Ta’ala pernah menegur kaum Nasrani yang
memuji-muji Nabi Isa binti Maryam
alaihis salam secara berlebih-lebihan sebagaimana di
firmankan dalam Al-Quran:
يَا أَهْلَ الْكِتَابِ لَا تَغْلُوا فِي
دِينِكُمْ وَلَا تَقُولُوا عَلَى اللَّهِ إِلَّا الْحَقَّ إِنَّمَا الْمَسِيحُ
عِيسَى ابْنُ مَرْيَمَ رَسُولُ اللَّهِ وَكَلِمَتُهُ أَلْقَاهَا إِلَى مَرْيَمَ
وَرُوحٌ مِنْهُ فَآمِنُوا بِاللَّهِ وَرُسُلِهِ وَلَا تَقُولُوا ثَلَاثَةٌ انْتَهُوا
خَيْرًا لَكُمْ إِنَّمَا اللَّهُ إِلَهٌ وَاحِدٌ سُبْحَانَهُ أَنْ يَكُونَ لَهُ
وَلَدٌ لَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ وَكَفَى بِاللَّهِ
وَكِيلًا (171)
“Wahai
Ahli Kitab, janganlah kamu melampaui batas dalam agama kalian, dan janganlah
kalian mengatakan terhadap Allah kecuali yang benar. Sesungguhnya Al Masih, Isa
putera Maryam itu, adalah utusan Allah dan (yang diciptakan dengan) kalimat-Nya
(Maksudnya: janganlah kamu mengatakan Nabi Isa Alaihi sallam itu Allah)” QS. An-Nisa 4:171
Kaum Nasrani tidak hanya menuhankan Nabi Isa, bahkan para
pendetapun mereka Tuhankan. Allah SWT berfirman dalam masalah ini:
اتَّخَذُوا أَحْبَارَهُمْ وَرُهْبَانَهُمْ
أَرْبَابًا مِنْ دُونِ اللَّهِ وَالْمَسِيحَ ابْنَ مَرْيَمَ وَمَا أُمِرُوا إِلا
لِيَعْبُدُوا إِلَهًا وَاحِدًا لَا إِلَهَ إِلا هُوَ سُبْحَانَهُ عَمَّا
يُشْرِكُونَ (31)
“Mereka
menjadikan orang-orang alimnya dan rahib-rahib mereka sebagai tuhan selain
Allah dan (juga mereka mempertuhankan) Al Masih putera Maryam, padahal mereka
hanya disuruh menyembah Tuhan yang Esa, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah)
selain Dia. Maha suci Allah dari apa yang mereka persekutukan.“ QS. At-Taubah 9:31
Ketika Adi bin Hatim (waktu itu beliau masih memeluk agama
Kristen) masuk kota Madinah dan menemui Rasulullah SAW dengan mengenakan kalung
salib, pada saat yang sama Rasulullah SAW waktu itu sedang membaca Al-Quran
bertepatan dengan surat At-Taubah ayat 31. Saat itu pula Adi bin Hatim
membantah: “Sesungguhnya mereka tidak menyembahnya.” Rasulullah SAW menjawab: “Tidak, sesungguhnya mereka
mengharamkan yang halal dan menghalalkan yang haram bagi mereka, lalu mereka
mematuhinya, itu artinya menyembah orang alim dan rahib-rahib mereka .........”
Setelah menerangkan tentang tauhid, kemudian Rasulullah SAW mengajaknya masuk
islam, akhirnya Adi bin Hatim masuk islam. (HR. Ahmad dan At-Tirmidzi).
Rasulullah SAW sebagai penutup ajaran islam mengingatkan pula
kepada umatnya agar tidak berlebih- lebihan dalam memuji dirinya kecuali dalam
batas-batas yang Allah tentukan. Rasulullah shalallahu alaihi wasallam
bersabda:
لَا تُطْرُونِي
كما أَطْرَتِ النَّصَارَى ابْنَ مَرْيَمَ، فإنَّما أَنَا عَبْدُهُ، فَقُولوا: عبدُ
اللَّهِ، وَرَسُولُهُ
“Janganlah
kalian menyanjung-nyanjung diriku sebagaimana orang-orang Nasrani menyanjung
Isa binti Maryam. Sesungguhnya aku ini hanyalah hamba Allah. Maka katakanlah
Abdullah wa Rasuluhu (Hamba Allah dan Rasuln-Nya).” HR. Bukhari 3445
Pelajaran penting dari ayat dan hadits diatas bagi umat
islam. Tidak ada kepatuhan kepada siapapun dalam masalah agama, tidak peduli
perkataan siapapun, walaupun namanya terkenal, gelarnya rangkap dan
ketokohannya melintasi benua, tetapi dalam menetapkan halal dan haram, pahala
dan dosa wajib bagi mereka menyertakan dasar dari Al-Quran dan Al-Hadits.
Karena menghalalkan dan mengharamkan adalah hak prerogatif Allah Subhanahu wa
Ta’ala. Demikian pula menyanjung dan memuji manusia hanya diperbolehkan dalam
batas-batas kewajaran bahkan kepada Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wasallam.
2.
Menghina Rasulullah Muhammad Shalallahu ‘alaihi wasallam
Kalau Allah SAW mengharamkan memuji, menyanjung Rasulullah
SAW secara berlebihan lalu bagaimana dengan orang yang mencela, bahkan menghina
beliau secara langsung maupun tidak langsung. Andaikan yang menghina itu adalah
orang non islam bisa dimaklumi, karena bagi orang kafir yang tidak mengenal
sosok Muhammad shalallahu alaihi wasallam adalah manusia biadab. Tapi ketika
sosok yang menghina Rasulullah SAW adalah mengaku muslim maka timbul beberapa
pertanyaan, siapakah nabi mereka, dan siapakah panutan mereka dalam beraqidah,
beribadah, dan darimana mereka belajar islam. Kecuali mereka telah menjadi
munafik
Beberapa waktu yang lalu pernah kita baca lewat media
elektronik dan kita dengar lewat you tube, seorang tokoh yang mengatakan “Orang yang berjenggot adalah orang goblok.
Kemudian, semakin bertambah (gobloknya. pen) sesuai panjang jenggotnya”.
Tokoh yang lain mengatakan “Islam di Arab datang sebagai penakluk (penjajah-pen)”. “Islam kita ini Islam sejati, tidak
islam abal-abal seperti di timur tengah”. Kemudian ada lagi profesor ahli
tafsir yang mengatakan “Nabi Muhammad
sendiri belum terjamin masuk surga”. Dan masih banyak penghinaan yang
lainnya. Saya berlindung kepada Allah SWT dari keburukan mereka semua
Profil Nabi Muhammad shalallahu alaihi wasallan dan para
sahabat yang telah Allah SAW ridhai wajahnya berjenggot lebat. Mereka
menyebarkan agama islam penuh kedamaian sebagaimana namanya, ISLAM. Apabila ada
tuduhan berjenggot lambang kebodohan. Maka hakekatnya telah menuduh Nabi
Muhammad SAW dan para sahabatnya orang-orang bodoh. Padahal sejarah telah
membuktikan, betapa manusia yang belajar agama islam dengan baik adalah
sekelompok kaum yang cerdas. Nabi Muhammad SAW terbukti kehebatannya oleh dunia
sebagai manusia jenius. Di Indonesia ada KH. Hasyim Asy’ari pendiri NU, KH.
Ahmad Dahlan Pendiri Muhammadiyah, KH. M. Natsir. Dan ribuan kyai yang hebat,
cerdas, mereka semua berjenggot. Andaikan islam datang dengan kekerasan niscaya
tidak akan datang manusia berbondong-bondong untuk masuk islam. Terbukti sampai
hari ini, di Amerika dan Eropa Islam adalah agama yang pertumbuhannya paling
pesat
Peringatan
dari Allah
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman dalam surat At-Taubah
ayat 65-66
وَلَئِنْ سَأَلْتَهُمْ لَيَقُولُنَّ إِنَّمَا
كُنَّا نَخُوضُ وَنَلْعَبُ قُلْ أَبِاللَّهِ وَآيَاتِهِ وَرَسُولِهِ كُنْتُمْ
تَسْتَهْزِئُونَ (65) لَا تَعْتَذِرُوا قَدْ كَفَرْتُمْ بَعْدَ إِيمَانِكُمْ إِنْ
نَعْفُ عَنْ طَائِفَةٍ مِنْكُمْ نُعَذِّبْ طَائِفَةً بِأَنَّهُمْ كَانُوا
مُجْرِمِينَ (66)
"Dan jika
kamu tanyakan kepada mereka (tentang apa yang mereka lakukan itu), tentulah
mereka akan menjawab: "Sesungguhnya kami hanyalah bersenda gurau dan
bermain-main saja". Katakanlah: "Apakah dengan Allah, ayat-ayat-Nya
dan Rasul-Nya kalian selalu berolok-olok?" Tidak usah kalian minta maaf,
karena kamu kafir sesudah beriman. Jika Kami memaafkan segolongan daripada kamu
(lantaran mereka tobat), niscaya Kami akan mengazab golongan (yang lain)
disebabkan mereka adalah orang-orang yang selalu berbuat dosa".
Ayat ini turun untuk merespon segolongan kaum munafik yang
mengolok-olok Nabi SAW. Dalam sejarah diceritakan ada sebagian yang diterima
tobatnya, dan sebagian lagi Allah SWT
siksa. Maka dari itu hati- hatilah melontarkan ucapan, iman menjadi
taruhan. Tidak ada satu kalimatpun keluar dari mulut seseorang kecuali akan
dimintai tanggung jawabnya. Allah berirman dalam surat Qof ayat 18:
مَا يَلْفِظُ مِنْ قَوْلٍ إِلا لَدَيْهِ رَقِيبٌ
عَتِيدٌ (18)
Artinya: “Tiada suatu
ucapan pun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang
selalu hadir (mencatat)”
Dari Sahal bin Sa'ad berkata: "Rasulullah Shallallahu
'alaihi wa salam bersabda:
مَنْ يَتَكَفَّلْ
لِي مَا بَيْنَ لَحْيَيْهِ وَمَا بَيْنَ رِجْلَيْهِ أَتَكَفَّلْ لَهُ بِالْجَنَّةِ
"Barangsiapa
dapat menjamin untukku apa yang ada diantara dua jambangnya (lisan) dan apa
yang diantara kedua kakinya (kemaluan), aku menjamin baginya surga." HR. At-Tirmidzi
No.2332
Penutup
Tidak setiap yang keluar dari mulut orang terkenal dan hebat
adalah sesuatu yang baik. Bagi orang baragama kebaikan dan keburukan diukur
oleh kitab Allah SWT yaitu Al-Quran dan Sunnah Nabi-Nya. Semoga kita
terselamatkan dari akhlak yang buruk
Wallahu a’lam bishshawab
Tidak ada komentar: