MENYANJUNG DAN MENGHINA NABI MUHAMMAD SHALALLAHU ‘ALAIHI WASALLAM

MENYANJUNG DAN MENGHINA NABI MUHAMMAD SHALALLAHU ‘ALAIHI WASALLAM

Oleh. ABDUL AZIS JAURI


 

وَإِذَا رَأَيْتَهُمْ تُعْجِبُكَ أَجْسَامُهُمْ وَإِنْ يَقُولُوا تَسْمَعْ لِقَوْلِهِمْ كَأَنَّهُمْ خُشُبٌ مُسَنَّدَةٌ يَحْسَبُونَ كُلَّ صَيْحَةٍ عَلَيْهِمْ هُمُ الْعَدُوُّ فَاحْذَرْهُمْ قَاتَلَهُمُ اللَّهُ أَنَّى يُؤْفَكُونَ (4)


“Dan apabila kamu melihat mereka, tubuh-tubuh mereka menjadikan kamu kagum. Dan jika mereka berkata kamu mendengarkan perkataan mereka. Mereka adalah seakan-akan kayu yang tersandar. Mereka mengira bahwa tiap-tiap teriakan yang keras ditujukan kepada mereka. Mereka itulah musuh (yang sebenarnya) maka waspadalah terhadap mereka; semoga Allah membinasakan mereka. Bagaimanakah mereka sampai dipalingkan (dari kebenaran).” QS. Al-Munafiqun 63:4

 

1. Menyanjung dan Memuji: Peringatan Allah SWT Kepada Kaum Nasrani

Allah Subhanahu wa Ta’ala pernah menegur kaum Nasrani yang memuji-muji Nabi Isa binti Maryam

alaihis salam secara berlebih-lebihan sebagaimana di firmankan dalam Al-Quran:

 

يَا أَهْلَ الْكِتَابِ لَا تَغْلُوا فِي دِينِكُمْ وَلَا تَقُولُوا عَلَى اللَّهِ إِلَّا الْحَقَّ إِنَّمَا الْمَسِيحُ عِيسَى ابْنُ مَرْيَمَ رَسُولُ اللَّهِ وَكَلِمَتُهُ أَلْقَاهَا إِلَى مَرْيَمَ وَرُوحٌ مِنْهُ فَآمِنُوا بِاللَّهِ وَرُسُلِهِ وَلَا تَقُولُوا ثَلَاثَةٌ انْتَهُوا خَيْرًا لَكُمْ إِنَّمَا اللَّهُ إِلَهٌ وَاحِدٌ سُبْحَانَهُ أَنْ يَكُونَ لَهُ وَلَدٌ لَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ وَكَفَى بِاللَّهِ وَكِيلًا (171)


“Wahai Ahli Kitab, janganlah kamu melampaui batas dalam agama kalian, dan janganlah kalian mengatakan terhadap Allah kecuali yang benar. Sesungguhnya Al Masih, Isa putera Maryam itu, adalah utusan Allah dan (yang diciptakan dengan) kalimat-Nya (Maksudnya: janganlah kamu mengatakan Nabi Isa Alaihi sallam itu Allah)” QS. An-Nisa 4:171


Kaum Nasrani tidak hanya menuhankan Nabi Isa, bahkan para pendetapun mereka Tuhankan. Allah SWT berfirman dalam masalah ini:


اتَّخَذُوا أَحْبَارَهُمْ وَرُهْبَانَهُمْ أَرْبَابًا مِنْ دُونِ اللَّهِ وَالْمَسِيحَ ابْنَ مَرْيَمَ وَمَا أُمِرُوا إِلا لِيَعْبُدُوا إِلَهًا وَاحِدًا لَا إِلَهَ إِلا هُوَ سُبْحَانَهُ عَمَّا يُشْرِكُونَ (31)


“Mereka menjadikan orang-orang alimnya dan rahib-rahib mereka sebagai tuhan selain Allah dan (juga mereka mempertuhankan) Al Masih putera Maryam, padahal mereka hanya disuruh menyembah Tuhan yang Esa, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia. Maha suci Allah dari apa yang mereka persekutukan.“ QS. At-Taubah 9:31


Ketika Adi bin Hatim (waktu itu beliau masih memeluk agama Kristen) masuk kota Madinah dan menemui Rasulullah SAW dengan mengenakan kalung salib, pada saat yang sama Rasulullah SAW waktu itu sedang membaca Al-Quran bertepatan dengan surat At-Taubah ayat 31. Saat itu pula Adi bin Hatim membantah: “Sesungguhnya mereka tidak menyembahnya.” Rasulullah SAW  menjawab: “Tidak, sesungguhnya mereka mengharamkan yang halal dan menghalalkan yang haram bagi mereka, lalu mereka mematuhinya, itu artinya menyembah orang alim dan rahib-rahib mereka .........” Setelah menerangkan tentang tauhid, kemudian Rasulullah SAW mengajaknya masuk islam, akhirnya Adi bin Hatim masuk islam. (HR. Ahmad dan At-Tirmidzi).


Rasulullah SAW sebagai penutup ajaran islam mengingatkan pula kepada umatnya agar tidak berlebih- lebihan dalam memuji dirinya kecuali dalam batas-batas yang Allah tentukan. Rasulullah shalallahu alaihi wasallam bersabda:


لَا تُطْرُونِي كما أَطْرَتِ النَّصَارَى ابْنَ مَرْيَمَ، فإنَّما أَنَا عَبْدُهُ، فَقُولوا: عبدُ اللَّهِ، وَرَسُولُهُ


“Janganlah kalian menyanjung-nyanjung diriku sebagaimana orang-orang Nasrani menyanjung Isa binti Maryam. Sesungguhnya aku ini hanyalah hamba Allah. Maka katakanlah Abdullah wa Rasuluhu (Hamba Allah dan Rasuln-Nya).” HR. Bukhari 3445

 

Pelajaran penting dari ayat dan hadits diatas bagi umat islam. Tidak ada kepatuhan kepada siapapun dalam masalah agama, tidak peduli perkataan siapapun, walaupun namanya terkenal, gelarnya rangkap dan ketokohannya melintasi benua, tetapi dalam menetapkan halal dan haram, pahala dan dosa wajib bagi mereka menyertakan dasar dari Al-Quran dan Al-Hadits. Karena menghalalkan dan mengharamkan adalah hak prerogatif Allah Subhanahu wa Ta’ala. Demikian pula menyanjung dan memuji manusia hanya diperbolehkan dalam batas-batas kewajaran bahkan kepada Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wasallam.

 

2. Menghina Rasulullah Muhammad Shalallahu ‘alaihi wasallam

Kalau Allah SAW mengharamkan memuji, menyanjung Rasulullah SAW secara berlebihan lalu bagaimana dengan orang yang mencela, bahkan menghina beliau secara langsung maupun tidak langsung. Andaikan yang menghina itu adalah orang non islam bisa dimaklumi, karena bagi orang kafir yang tidak mengenal sosok Muhammad shalallahu alaihi wasallam adalah manusia biadab. Tapi ketika sosok yang menghina Rasulullah SAW adalah mengaku muslim maka timbul beberapa pertanyaan, siapakah nabi mereka, dan siapakah panutan mereka dalam beraqidah, beribadah, dan darimana mereka belajar islam. Kecuali mereka telah menjadi munafik

 

Beberapa waktu yang lalu pernah kita baca lewat media elektronik dan kita dengar lewat you tube, seorang tokoh yang mengatakan “Orang yang berjenggot adalah orang goblok. Kemudian, semakin bertambah (gobloknya. pen) sesuai panjang jenggotnya”. Tokoh yang lain mengatakan “Islam di Arab datang sebagai penakluk (penjajah-pen)”. “Islam kita ini Islam sejati, tidak islam abal-abal seperti di timur tengah”. Kemudian ada lagi profesor ahli tafsir yang mengatakan “Nabi Muhammad sendiri belum terjamin masuk surga”. Dan masih banyak penghinaan yang lainnya. Saya berlindung kepada Allah SWT dari keburukan mereka semua

 

Profil Nabi Muhammad shalallahu alaihi wasallan dan para sahabat yang telah Allah SAW ridhai wajahnya berjenggot lebat. Mereka menyebarkan agama islam penuh kedamaian sebagaimana namanya, ISLAM. Apabila ada tuduhan berjenggot lambang kebodohan. Maka hakekatnya telah menuduh Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya orang-orang bodoh. Padahal sejarah telah membuktikan, betapa manusia yang belajar agama islam dengan baik adalah sekelompok kaum yang cerdas. Nabi Muhammad SAW terbukti kehebatannya oleh dunia sebagai manusia jenius. Di Indonesia ada KH. Hasyim Asy’ari pendiri NU, KH. Ahmad Dahlan Pendiri Muhammadiyah, KH. M. Natsir. Dan ribuan kyai yang hebat, cerdas, mereka semua berjenggot. Andaikan islam datang dengan kekerasan niscaya tidak akan datang manusia berbondong-bondong untuk masuk islam. Terbukti sampai hari ini, di Amerika dan Eropa Islam adalah agama yang pertumbuhannya paling pesat

 

Peringatan dari Allah

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman dalam surat At-Taubah ayat 65-66


وَلَئِنْ سَأَلْتَهُمْ لَيَقُولُنَّ إِنَّمَا كُنَّا نَخُوضُ وَنَلْعَبُ قُلْ أَبِاللَّهِ وَآيَاتِهِ وَرَسُولِهِ كُنْتُمْ تَسْتَهْزِئُونَ (65) لَا تَعْتَذِرُوا قَدْ كَفَرْتُمْ بَعْدَ إِيمَانِكُمْ إِنْ نَعْفُ عَنْ طَائِفَةٍ مِنْكُمْ نُعَذِّبْ طَائِفَةً بِأَنَّهُمْ كَانُوا مُجْرِمِينَ (66)


"Dan jika kamu tanyakan kepada mereka (tentang apa yang mereka lakukan itu), tentulah mereka akan menjawab: "Sesungguhnya kami hanyalah bersenda gurau dan bermain-main saja". Katakanlah: "Apakah dengan Allah, ayat-ayat-Nya dan Rasul-Nya kalian selalu berolok-olok?" Tidak usah kalian minta maaf, karena kamu kafir sesudah beriman. Jika Kami memaafkan segolongan daripada kamu (lantaran mereka tobat), niscaya Kami akan mengazab golongan (yang lain) disebabkan mereka adalah orang-orang yang selalu berbuat dosa".

 

Ayat ini turun untuk merespon segolongan kaum munafik yang mengolok-olok Nabi SAW. Dalam sejarah diceritakan ada sebagian yang diterima tobatnya, dan sebagian lagi Allah SWT  siksa. Maka dari itu hati- hatilah melontarkan ucapan, iman menjadi taruhan. Tidak ada satu kalimatpun keluar dari mulut seseorang kecuali akan dimintai tanggung jawabnya. Allah berirman dalam surat Qof ayat 18:

مَا يَلْفِظُ مِنْ قَوْلٍ إِلا لَدَيْهِ رَقِيبٌ عَتِيدٌ (18)


Artinya: “Tiada suatu ucapan pun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir (mencatat)”

 

Dari Sahal bin Sa'ad berkata: "Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa salam bersabda:


مَنْ يَتَكَفَّلْ لِي مَا بَيْنَ لَحْيَيْهِ وَمَا بَيْنَ رِجْلَيْهِ أَتَكَفَّلْ لَهُ بِالْجَنَّةِ


"Barangsiapa dapat menjamin untukku apa yang ada diantara dua jambangnya (lisan) dan apa yang diantara kedua kakinya (kemaluan), aku menjamin baginya surga." HR. At-Tirmidzi No.2332   

 

Penutup

Tidak setiap yang keluar dari mulut orang terkenal dan hebat adalah sesuatu yang baik. Bagi orang baragama kebaikan dan keburukan diukur oleh kitab Allah SWT yaitu Al-Quran dan Sunnah Nabi-Nya. Semoga kita terselamatkan dari akhlak yang buruk

Wallahu a’lam bishshawab

.

MENYANJUNG DAN MENGHINA NABI MUHAMMAD SHALALLAHU ‘ALAIHI WASALLAM  MENYANJUNG DAN MENGHINA NABI MUHAMMAD SHALALLAHU ‘ALAIHI WASALLAM Reviewed by sangpencerah on Februari 17, 2022 Rating: 5

Tidak ada komentar: