WASPADA KONSPIRASI SETAN MELALUI MAKANAN

WASPADA KONSPIRASI SETAN MELALUI MAKANAN

Oleh: Nanang Zakaria, S.Pd.I
(Founder Syariat Cinta dan Anggota CMM 259)


 

            Dahulu saat Allah SWT memerintahkan Adam dan Hawa untuk tinggal di surga, Allah SWT memberi kebebasan kepada mereka berdua untuk menikmati segala suguhan yang ada di surga. Hanya saja mereka dilarang untuk mendekati sebuah pohon. Allah SWT berfirman:

وَقُلْنَا يٰٓاٰدَمُ اسْكُنْ اَنْتَ وَزَوْجُكَ الْجَنَّةَ وَكُلَا مِنْهَا رَغَدًا حَيْثُ شِئْتُمَاۖ وَلَا تَقْرَبَا هٰذِهِ الشَّجَرَةَ فَتَكُوْنَا مِنَ الظّٰلِمِيْنَ

Kami berfirman, “Wahai Adam, tinggallah engkau dan istrimu di dalam surga, makanlah dengan nikmat (berbagai makanan) yang ada di sana sesukamu, dan janganlah kamu dekati pohon ini, sehingga kamu termasuk orang-orang zalim!” (QS. Al Baqarah: 35)

Tetapi setan memperdayai mereka berdua sehingga Adam dan Hawa tidak sekedar mendekati pohon tersebut melainkan justru memakan buahnya, yang menyebabkan mereka dikeluarkan dari surga.

 

فَدَلّٰىهُمَا بِغُرُوْرٍۚ فَلَمَّا ذَاقَا الشَّجَرَةَ بَدَتْ لَهُمَا سَوْءٰتُهُمَا وَطَفِقَا يَخْصِفٰنِ عَلَيْهِمَا مِنْ وَّرَقِ الْجَنَّةِۗ وَنَادٰىهُمَا رَبُّهُمَآ اَلَمْ اَنْهَكُمَا عَنْ تِلْكُمَا الشَّجَرَةِ وَاَقُلْ لَّكُمَآ اِنَّ الشَّيْطٰنَ لَكُمَا عَدُوٌّ مُّبِيْنٌ

 

Ia (setan) menjerumuskan keduanya dengan tipu daya. Maka, ketika keduanya telah mencicipi (buah) pohon itu, tampaklah pada keduanya auratnya dan mulailah keduanya menutupinya dengan daun-daun (di) surga. Tuhan mereka menyeru mereka, “Bukankah Aku telah melarang kamu berdua dari pohon itu dan Aku telah mengatakan bahwa sesungguhnya setan adalah musuh yang nyata bagi kamu berdua?” (QS. Al A’raaf: 22)

 

            Makanan tidak hanya berfungsi untuk memberikan nutrisi bagi tubuh, tetapi makanan juga berfungsi untuk dapat menopang tubuh (memberikan tenaga) agar kuat dalam beribadah. Sebagaimana Rasulullah SAW  bersabda:

 

مَا مَلَأَ ابْنُ آدَمَ وِعَاءً شَرًّا مِنْ بَطْنٍ حَسْبُ ابْنِ آدَمَ أُكُلَاتٌ يُقِمْنَ صُلْبَهُ فَإِنْ كَانَ لَا مَحَالَةَ فَثُلُثُ طَعَامٍ وَثُلُثُ شَرَابٍ وَثُلُثٌ لِنَفْسِهِ

 

 

“Tidak ada bejana yang diisi oleh manusia yang lebih buruk dari perutnya, cukuplah baginya memakan beberapa suapan sekedar dapat menegakkan tulang punggungnya (memberikan tenaga), maka jika tidak mau, maka ia dapat memenuhi perutnya dengan sepertiga makanan, sepertiga minuman dan sepertiga lagi untuk nafasnya.”

 (HR. Ahmad (17186), Ibnu Majah (no. 3349), al-Hakim (IV/ 121).

 

Iblis yang merupakan musuh bebuyutan manusia telah meminta kepada Allah Ta’ala agar ditangguhkan usianya sampai hari kiamat kelak, agar ia dan seluruh keturunannya dapat menggelincirkan umat manusia sebagaimana ia telah berhasil menggelincirkan bapak moyang manusia yaitu Nabi Adam Alaihissalam dari kenikmatan surga, melalui konspirasi jahat agar Adam dan Istrinya mencicipi buah dari pohon yang dilarang oleh Allah SWT untuk didekati oleh mereka.

            Allah SWT mengingatkan umat manusia agar memperhatikan makanan yang akan dimasukkan ke dalam lambungnya. Perhatikan firman Allah SWT:

 

فَلْيَنْظُرِ الْاِنْسَانُ اِلٰى طَعَامِهٖٓ ۙ

Maka, hendaklah manusia itu memperhatikan makanannya. (QS. ‘Abasa: 24)

 

Tidak hanya itu Allah SWT juga mengingatkan bahwa makanan juga merupakan alat konspirasi iblis dalam menggelincirkan manusia. Allah berfirman:

 

 يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ كُلُوْا مِمَّا فِى الْاَرْضِ حَلٰلًا طَيِّبًا ۖوَّلَا تَتَّبِعُوْا خُطُوٰتِ الشَّيْطٰنِۗ اِنَّهٗ لَكُمْ عَدُوٌّ مُّبِيْنٌ

“Wahai manusia, makanlah sebagian (makanan) di bumi yang halal lagi baik dan janganlah mengikuti langkah-langkah setan. Sesungguhnya ia bagimu merupakan musuh yang nyata.” (QS. Al Baqarah: 168)

 

Ayat di atas jelas bahwa Allah SWT memerintahkan manusia untuk mengonsumsi makanan yang halal lagi thayyib dan perintah ini digandeng dengan larangan mengikuti langkah-langkah setan. Hal ini mengindikasikan bahwa ada konspirasi setan dalam hal makanan untuk menggelincirkan bani Adam. Maka manusia harus berhati-hati dan selektif untuk memasukkan makanan ke dalam lambungnya.

 

            Allah SWT secara spesifik memerintahkan umat yang beriman untuk mengonsumsi makanan yang halal dan dari rezeki yang baik yang telah dianugerahkan oleh Allah SWT kepada mereka. Untuk itulah setan mengetahui dampak atau bahaya makanan haram bagi orang yang beriman. Diantara dampak atau bahaya makanan haram bagi orang yang beriman adalah:

 

1.     Doanya tidak dikabulkan oleh Allah

 

ثُمَّ ذَكَرَ الرَّجُلَ يُطِيْلُ السَّفَرَ أَشْعَثَ أَغْبَرَ يَمُدُّ يَدَيْهِ إِلَى السَّمَاءِ: يَا رَبِّ يَا رَبِّ، وَمَطْعَمُهُ حَرَامٌ ومشربه حرام وَمَلْبَسُهُ حَرَامٌ وَغُذِيَ بِالحَرَامِ فَأَنَّى يُسْتَجَابُلِذَلِكَ .رَوَاهُ مُسْلِمٌ.

 

“Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menyebutkan seorang laki-laki yang lama bepergian; rambutnya kusut, berdebu, (dan) ia menengadahkan kedua tangannya ke langit, lantas berkata, ‘Wahai Rabbku, wahai Rabbku.’ Padahal makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya haram, dan ia dikenyangkan dari yang haram, lalu bagaimana mungkin doanya bisa terkabul.” (HR. Muslim no. 1015, shahih]

 

 

Padahal diantara waktu yang mustajabah untuk berdoa adalah saat seseorang sedang safar atau saat seseorang sedang melakukan perjalanan jauh selama bukan tujuan yang haram. Tetapi jika seorang musafir tersebut memakan makanan yang haram atau ia meminum minuman yang haram atau harta yang ia peroleh dengan cara yang haram maka doanya tidak akan diterima oleh Allah SWT .

Hal ini hendaknya menjadi renungan bagi setiap orang yang beriman, jika selama ini doa-doa kita serasa belum juga dikabulkan oleh Allah, boleh jadi makanan yang kita konsumsi masih mukholathoh bil haram (bercampur dengan sesuatu yang haram) sehingga hal ini menyebabkan doa tidak terkabul meski dilakukan di waktu yang mustajabah.

 

2.     Masuk neraka

Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

 

 

إِنَّهُ لاَ يَرْبُو لَحْمٌ نَبَتَ مِنْ سُحْتٍ إِلاَّ كَانَتِ النَّارُ أَوْلَى بِهِ 

 

Sesungguhnya tidaklah daging (manusia) yang tumbuh dari barang haram kecuali Neraka lebih pantas baginya”( Hadits riwayat At- Tirmidzi, 614, Shahih, At-Tabrani 212.

 

Dikutip dari buku The Miracle of Yatim yang ditulis Abdul Hakim El Hamidy. Sudah menjadi kebiasaan sehari-hari, Abu Bakar menanyakan apa-apa yang dihidangkan oleh pelayannya. Namun pada suatu hari Abu Bakar menyantap sejumlah hidangan yang telah diberikan oleh pelayannya tanpa menanyakan apa-apa terlebih dahulu. Pelayan Abu Bakar pun merasa heran karena untuk pertama kalinya, tuannya tidak menanyakan dulu soal makanan dan minuman yang telah disiapkannya.

Lalu pelayan itu pun bertanya, "Wahai tuanku, setiap hari engkau menanyakan makanan yang aku hidangkan, tetapi mengapa hari ini engkau tidak menanyakannya?" Kemudian Abu Bakar pun langsung menghentikan mengunyah makanan yang tengah disantapnya, dan bertanya, "Aku telah dicekam rasa lapar, jadi dari mana engkau memeroleh makanan ini?" Pelayan menjawab, "Aku bersikap seperti dukun dan meramalkan masa depan kepada seseorang di masyarakat yang masih bodoh. Kemudian sebagai gantinya ia memberikan makanan ini kepadaku." Abu Bakar pun terkejut dan langsung memasukkan jari-jarinya ke dalam mulutnya supaya bisa memuntahkan makanan yang sudah terlanjur masuk ke dalam perutnya itu. "Hampir saja engkau membinasakanku wahai pelayan!" katanya dengan nada marah. "Ya Allah, ampunilah aku atas keringat yang bercampur darah yang telah aku minum," lanjutnya.

Sayangnya, Abu Bakar tidak bisa lagi mengeluarkan semua makanan dan minuman yang sudah masuk ke dalam perutnya. Dia pun bertanya, “apakah semua yang dilakukan pelayannya ini semata-mata untuk mendapatkan makanan?

Abu Bakar pun mengatakan, jika dia pernah mendengar Rasulullah bersabda, “Setiap daging yang tumbuh dari sesuatu yang haram, maka neraka tempat terbaiknya.”

 

3.     Berdampak pada perilaku

Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

 

إِنَّ الْخَيْرَ لاَ يَأْتِيْ إِلاَّ بِالخَيْرِ

 “Sesungguhnya kebaikan itu tidaklah datang kecuali (membawa) kebaikan” (HR. Al Bukhari. No 2630, Fathul Bari 2842)

 

Mafhum mukhalafah dari hadits di atas adalah keburukan juga akan melahirkan keburukan pula.

Maka, jika diri kita atau anggota keluarga kita terasa begitu sulit untuk diajak kebaikan atau sulit untuk diajak taqarrub kepada Allah, boleh jadi makanan yang kita konsumsi atau yang kita berikan kepada mereka masih bercampur dengan sesuatu yang haram.

 

 

Konspirasi Syetan Melalui Makanan

 

Syetan sangat paham jika hamba yang beriman tidak akan memakan makanan yang telah diharamkan oleh Allah. Namun ia akan membuat langkah-langkah untuk menjerumuskan orang yang beriman ke dalam neraka melalui makanan. Sehingga orang yang beriman tidak sadar bahwa ia telah terjebak kepada langkah-langkah syetan.

Konspirasi syetan terhadap seorang mukmin melalui makanan adalah, dengan cara menggelincirkannya melalui cara mendapatkan rezekinya. Sehingga saat seorang mukmin mendapatkan rezeki yang haram maka ia akan memakan makanan yang haram.

Diantara perbuatan yang dapat menyebabkan rezeki seseorang menjadi haram adalah:

 

1.     Melakukan Riba

 

وَاَحَلَّ اللّٰهُ الْبَيْعَ وَحَرَّمَ الرِّبٰواۗ

“Padahal, Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba.” (QS. Al Baqarah: 275)

 

2.     Mendapatkan dengan cara yang batil

 

وَلَا تَأْكُلُوْٓا اَمْوَالَكُمْ بَيْنَكُمْ بِالْبَاطِلِ وَتُدْلُوْا بِهَآ اِلَى الْحُكَّامِ لِتَأْكُلُوْا فَرِيْقًا مِّنْ اَمْوَالِ النَّاسِ بِالْاِثْمِ وَاَنْتُمْ تَعْلَمُوْنَ ࣖ

Dan janganlah kalian makan harta di antara kalian dengan jalan yang batil dan (janganlah) kalian membawa (urusan) harta itu kepada para hakim dengan maksud agar kamu dapat memakan sebagian harta orang lain itu dengan jalan dosa, padahal kalian mengetahui.” (QS. Al Baqarah: 188)

 

3.     Syubhat

 “Sesungguhnya yang halal itu jelas, sebagaimana yang haram pun jelas. Di antara keduanya terdapat perkara syubhat–yang masih samar–yang tidak diketahui oleh kebanyakan orang. Barangsiapa yang menghindarkan diri dari perkara syubhat, maka ia telah menyelamatkan agama dan kehormatannya. Barangsiapa yang terjerumus ke dalam perkara syubhat, maka ia bisa terjatuh pada perkara haram. Sebagaimana ada penggembala yang menggembalakan ternaknya di sekitar tanah larangan yang hampir menjerumuskannya. Ketahuilah, setiap raja memiliki tanah larangan dan tanah larangan Allah di bumi ini adalah perkara-perkara yang diharamkan-Nya. Ingatlah di dalam jasad itu ada segumpal daging. Jika ia baik, maka seluruh jasad akan ikut baik. Jika ia rusak, maka seluruh jasad akan ikut rusak. Ingatlah segumpal daging itu adalah hati (jantung).” (HR. Muttafaqun alaih) [HR. Bukhari no. 2051 dan Muslim no. 1599]



 




WASPADA KONSPIRASI SETAN MELALUI MAKANAN WASPADA KONSPIRASI SETAN MELALUI MAKANAN Reviewed by sangpencerah on Februari 03, 2022 Rating: 5

Tidak ada komentar: