WASPADA KONSPIRASI
SETAN MELALUI MAKANAN
Dahulu saat Allah SWT memerintahkan Adam dan
Hawa untuk tinggal di surga, Allah SWT memberi kebebasan kepada mereka berdua
untuk menikmati segala suguhan yang ada di surga. Hanya saja mereka dilarang
untuk mendekati sebuah pohon. Allah SWT berfirman:
وَقُلْنَا
يٰٓاٰدَمُ اسْكُنْ اَنْتَ وَزَوْجُكَ الْجَنَّةَ وَكُلَا مِنْهَا رَغَدًا حَيْثُ شِئْتُمَاۖ
وَلَا تَقْرَبَا هٰذِهِ الشَّجَرَةَ فَتَكُوْنَا مِنَ الظّٰلِمِيْنَ
Kami berfirman, “Wahai Adam, tinggallah engkau dan
istrimu di dalam surga, makanlah dengan nikmat (berbagai makanan) yang ada di
sana sesukamu, dan janganlah kamu dekati pohon ini, sehingga kamu termasuk
orang-orang zalim!” (QS. Al Baqarah:
35)
Tetapi setan
memperdayai mereka berdua sehingga Adam dan Hawa tidak sekedar mendekati pohon
tersebut melainkan justru memakan buahnya, yang menyebabkan mereka dikeluarkan
dari surga.
فَدَلّٰىهُمَا
بِغُرُوْرٍۚ فَلَمَّا ذَاقَا الشَّجَرَةَ بَدَتْ لَهُمَا سَوْءٰتُهُمَا وَطَفِقَا
يَخْصِفٰنِ عَلَيْهِمَا مِنْ وَّرَقِ الْجَنَّةِۗ وَنَادٰىهُمَا رَبُّهُمَآ
اَلَمْ اَنْهَكُمَا عَنْ تِلْكُمَا الشَّجَرَةِ وَاَقُلْ لَّكُمَآ اِنَّ
الشَّيْطٰنَ لَكُمَا عَدُوٌّ مُّبِيْنٌ
“Ia
(setan) menjerumuskan keduanya dengan tipu daya. Maka, ketika keduanya telah
mencicipi (buah) pohon itu, tampaklah pada keduanya auratnya dan mulailah
keduanya menutupinya dengan daun-daun (di) surga. Tuhan mereka menyeru mereka, “Bukankah
Aku telah melarang kamu berdua dari pohon itu dan Aku telah mengatakan bahwa
sesungguhnya setan adalah musuh yang nyata bagi kamu berdua?” (QS. Al
A’raaf: 22)
Makanan tidak hanya berfungsi untuk
memberikan nutrisi bagi tubuh, tetapi makanan juga berfungsi untuk dapat menopang
tubuh (memberikan tenaga) agar kuat dalam beribadah. Sebagaimana Rasulullah SAW bersabda:
مَا مَلَأَ ابْنُ آدَمَ وِعَاءً شَرًّا مِنْ بَطْنٍ حَسْبُ ابْنِ آدَمَ أُكُلَاتٌ
يُقِمْنَ صُلْبَهُ فَإِنْ كَانَ لَا مَحَالَةَ فَثُلُثُ طَعَامٍ وَثُلُثُ شَرَابٍ وَثُلُثٌ
لِنَفْسِهِ
“Tidak ada bejana yang diisi oleh manusia yang lebih buruk
dari perutnya, cukuplah baginya memakan beberapa suapan sekedar dapat
menegakkan tulang punggungnya (memberikan tenaga), maka jika tidak mau,
maka ia dapat memenuhi perutnya dengan sepertiga makanan, sepertiga minuman dan
sepertiga lagi untuk nafasnya.”
(HR. Ahmad (17186), Ibnu Majah (no. 3349), al-Hakim (IV/ 121).
Iblis yang merupakan musuh bebuyutan manusia telah meminta
kepada Allah Ta’ala agar ditangguhkan usianya sampai hari kiamat kelak, agar ia
dan seluruh keturunannya dapat menggelincirkan umat manusia sebagaimana ia
telah berhasil menggelincirkan bapak moyang manusia yaitu Nabi Adam Alaihissalam
dari kenikmatan surga, melalui konspirasi jahat agar Adam dan Istrinya
mencicipi buah dari pohon yang dilarang oleh Allah SWT untuk didekati oleh mereka.
Allah SWT mengingatkan umat manusia agar memperhatikan makanan yang
akan dimasukkan ke dalam lambungnya. Perhatikan firman Allah SWT:
فَلْيَنْظُرِ
الْاِنْسَانُ اِلٰى طَعَامِهٖٓ ۙ
Maka,
hendaklah manusia itu memperhatikan makanannya. (QS.
‘Abasa: 24)
Tidak hanya itu Allah SWT juga mengingatkan bahwa makanan juga merupakan alat
konspirasi iblis dalam menggelincirkan manusia. Allah berfirman:
“Wahai
manusia, makanlah sebagian (makanan) di bumi yang halal lagi baik dan janganlah
mengikuti langkah-langkah setan. Sesungguhnya ia bagimu merupakan musuh yang
nyata.” (QS. Al Baqarah: 168)
Ayat
di atas jelas bahwa Allah SWT memerintahkan manusia untuk
mengonsumsi makanan yang halal lagi thayyib dan perintah ini digandeng dengan
larangan mengikuti langkah-langkah setan. Hal ini mengindikasikan bahwa ada
konspirasi setan dalam hal makanan untuk menggelincirkan bani Adam. Maka
manusia harus berhati-hati dan selektif untuk memasukkan makanan ke dalam
lambungnya.
Allah SWT secara spesifik
memerintahkan umat yang beriman untuk mengonsumsi makanan yang halal dan dari
rezeki yang baik yang telah dianugerahkan oleh Allah SWT kepada mereka.
Untuk itulah setan mengetahui dampak atau bahaya makanan haram bagi orang yang
beriman. Diantara dampak atau bahaya makanan haram bagi orang yang beriman
adalah:
1. Doanya
tidak dikabulkan oleh Allah
ثُمَّ ذَكَرَ الرَّجُلَ
يُطِيْلُ السَّفَرَ أَشْعَثَ أَغْبَرَ يَمُدُّ يَدَيْهِ إِلَى السَّمَاءِ: يَا رَبِّ
يَا رَبِّ، وَمَطْعَمُهُ حَرَامٌ ومشربه حرام وَمَلْبَسُهُ حَرَامٌ وَغُذِيَ
بِالحَرَامِ فَأَنَّى يُسْتَجَابُلِذَلِكَ .رَوَاهُ مُسْلِمٌ.
“Kemudian
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menyebutkan seorang laki-laki yang lama
bepergian; rambutnya kusut, berdebu, (dan) ia menengadahkan kedua tangannya ke
langit, lantas berkata, ‘Wahai Rabbku, wahai Rabbku.’ Padahal makanannya haram,
minumannya haram, pakaiannya haram, dan ia dikenyangkan dari yang haram, lalu bagaimana mungkin doanya bisa
terkabul.” (HR. Muslim no. 1015, shahih]
Padahal
diantara waktu yang mustajabah untuk berdoa adalah saat seseorang sedang
safar atau saat seseorang sedang melakukan perjalanan jauh selama bukan tujuan
yang haram. Tetapi jika seorang musafir tersebut memakan makanan yang haram
atau ia meminum minuman yang haram atau harta yang ia peroleh dengan cara yang
haram maka doanya tidak akan diterima oleh Allah SWT .
Hal
ini hendaknya menjadi renungan bagi setiap orang yang beriman, jika selama ini
doa-doa kita serasa belum juga dikabulkan oleh Allah, boleh jadi makanan yang
kita konsumsi masih mukholathoh bil haram (bercampur dengan sesuatu yang
haram) sehingga hal ini menyebabkan doa tidak terkabul meski dilakukan di waktu
yang mustajabah.
2. Masuk
neraka
Nabi
shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
إِنَّهُ لاَ يَرْبُو لَحْمٌ نَبَتَ مِنْ سُحْتٍ إِلاَّ
كَانَتِ النَّارُ أَوْلَى بِهِ
“Sesungguhnya tidaklah daging (manusia)
yang tumbuh dari barang haram kecuali Neraka
lebih pantas baginya”( Hadits riwayat
At- Tirmidzi, 614, Shahih,
At-Tabrani 212.
Dikutip
dari buku The Miracle of Yatim yang ditulis Abdul Hakim El Hamidy. Sudah
menjadi kebiasaan sehari-hari, Abu Bakar menanyakan apa-apa yang dihidangkan
oleh pelayannya. Namun pada suatu hari Abu Bakar menyantap sejumlah hidangan
yang telah diberikan oleh pelayannya tanpa menanyakan apa-apa terlebih dahulu.
Pelayan Abu Bakar pun merasa heran karena untuk pertama kalinya, tuannya tidak
menanyakan dulu soal makanan dan minuman yang telah disiapkannya.
Lalu
pelayan itu pun bertanya, "Wahai tuanku, setiap hari engkau menanyakan
makanan yang aku hidangkan, tetapi mengapa hari ini engkau tidak
menanyakannya?" Kemudian Abu Bakar pun langsung menghentikan mengunyah
makanan yang tengah disantapnya, dan bertanya, "Aku telah dicekam rasa
lapar, jadi dari mana engkau memeroleh makanan ini?" Pelayan menjawab,
"Aku bersikap seperti dukun dan meramalkan masa depan kepada seseorang di
masyarakat yang masih bodoh. Kemudian sebagai gantinya ia memberikan makanan
ini kepadaku." Abu Bakar pun terkejut dan langsung memasukkan jari-jarinya
ke dalam mulutnya supaya bisa memuntahkan makanan yang sudah terlanjur masuk ke
dalam perutnya itu. "Hampir saja engkau membinasakanku wahai
pelayan!" katanya dengan nada marah. "Ya Allah, ampunilah aku atas
keringat yang bercampur darah yang telah aku minum," lanjutnya.
Sayangnya,
Abu Bakar tidak bisa lagi mengeluarkan semua makanan dan minuman yang sudah
masuk ke dalam perutnya. Dia pun bertanya, “apakah semua yang dilakukan
pelayannya ini semata-mata untuk mendapatkan makanan?
Abu
Bakar pun mengatakan, jika dia pernah mendengar Rasulullah bersabda, “Setiap
daging yang tumbuh dari sesuatu yang haram, maka neraka tempat terbaiknya.”
3. Berdampak
pada perilaku
Nabi
shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
إِنَّ الْخَيْرَ
لاَ يَأْتِيْ إِلاَّ بِالخَيْرِ
“Sesungguhnya kebaikan itu tidaklah datang kecuali (membawa) kebaikan” (HR. Al Bukhari. No 2630, Fathul Bari 2842)
Mafhum
mukhalafah
dari hadits di atas adalah keburukan juga
akan melahirkan keburukan pula.
Maka,
jika diri kita atau anggota keluarga kita terasa begitu sulit untuk diajak
kebaikan atau sulit untuk diajak taqarrub kepada Allah, boleh jadi
makanan yang kita konsumsi atau yang kita berikan kepada mereka masih bercampur
dengan sesuatu yang haram.
Konspirasi Syetan Melalui Makanan
Syetan
sangat paham jika hamba yang beriman tidak akan memakan makanan yang telah
diharamkan oleh Allah. Namun ia akan membuat langkah-langkah untuk
menjerumuskan orang yang beriman ke dalam neraka melalui makanan. Sehingga
orang yang beriman tidak sadar bahwa ia telah terjebak kepada langkah-langkah
syetan.
Konspirasi
syetan terhadap seorang mukmin melalui makanan adalah, dengan cara
menggelincirkannya melalui cara mendapatkan rezekinya. Sehingga saat seorang
mukmin mendapatkan rezeki yang haram maka ia akan memakan makanan yang haram.
Diantara perbuatan yang dapat
menyebabkan rezeki seseorang menjadi haram adalah:
1.
Melakukan Riba
وَاَحَلَّ
اللّٰهُ الْبَيْعَ وَحَرَّمَ الرِّبٰواۗ
“Padahal,
Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba.”
(QS. Al Baqarah: 275)
2.
Mendapatkan
dengan cara yang batil
وَلَا تَأْكُلُوْٓا اَمْوَالَكُمْ بَيْنَكُمْ بِالْبَاطِلِ
وَتُدْلُوْا بِهَآ اِلَى الْحُكَّامِ لِتَأْكُلُوْا فَرِيْقًا مِّنْ اَمْوَالِ
النَّاسِ بِالْاِثْمِ وَاَنْتُمْ تَعْلَمُوْنَ ࣖ
“Dan janganlah kalian makan
harta di antara kalian dengan
jalan yang batil dan (janganlah)
kalian membawa
(urusan) harta itu kepada para hakim dengan maksud agar kamu dapat memakan
sebagian harta orang lain itu dengan jalan dosa, padahal kalian mengetahui.”
(QS. Al Baqarah: 188)
3.
Syubhat
Tidak ada komentar: