Hadits ke-4 dari 57, BAB 4. KEBENARAN, KITAB : NUZHATUL MUTTAQIEN SYARH RIYADUS SHALIHIN

عن أبي ثابت، وقيل: أبي سعيد، وقيل: أبي الوليد، سهل بن حُنَيْفٍ وَهُوَ بدريٌّ رضي الله عنه: أنَّ النَّبيّ صلى الله عليه وسلم قَالَ: ((مَنْ سَأَلَ الله تَعَالَى الشَّهَادَةَ بِصِدْقٍ بَلَّغَهُ اللهُ مَنَازِلَ الشُّهَدَاءِ وَإِنْ مَاتَ عَلَى فِرَاشِهِ)). رواه مسلم.

57. Dari Abu Tsabit, dalam suatu riwayat lain disebut-kan Abu Said dan dalam riwayat lain pula disebutkan Abul walid, yaitu Sahl bin Hunaif r.a., dan dia pernah menyaksikan peperangan Badar, bahwasanya Nabi SAW. bersabda: "Barangsiapa yang memohon kepada Allah Ta'ala supaya dimatikan syahid dan permohonannya itu dengan secara yang sebenar-benarnya, maka Allah akan menyampaikan orang itu ke tingkat orang-orang yang mati syahid, sekalipun ia mati di atas tempat tidurnya." (Riwayat Muslim)

HR Muslim Fiil Isyarah ( Bab Istihbaabus Syahadati fii sabilillahi ta'ala)

Lughatul Hadits:

- Badriyyun : Hadir pada saat peperangan Badar.

- Asy syahaadatu: Asalnya adalah Kematian dalam rangka memerangi musuh demi mencari Ridha Allah Ta'ala, dinamakan Syahadah karena orang tersebut adalah seseorang yang disaksikan baginya oleh Allah SWT dan Malaikatnya dengan surga, dikatakan juga karena sebenarnya ia hidup tidak mati sebagaimana yang hadir melihat, dan dikatakan juga karena Malaikat Rahmat mempersaksikannya, dan dikatakan juga karena pendiriannya dengan bersaksi (melihat) kebenaran dalam menjalankan perintah Allah SWT hingga terbunuh,

- Manazilas Syuhadaai: Derajat orang-orang mati syahid disisi Allah SWT.

Faidah Hadits:

- Sesungguhnya kebenaran/kejujuran hati menyebabkan tercapainya keinginan, dan sesungguhnya barang siapa yang meniatkan sesuatu dari amal kebaikan niscaya diberi pahala baginya meskipun belum benar-benar terjadi (dilakukan) amalnya.

- Dianjurkan memohon (dimatikan dalam keadaan) syahid serta tulus ihklas dalam memintanya.