Hadits ke-2 dari 61, BAB 5. PENGAWASAN, KITAB : NUZHATUL MUTTAQIEN SYARH RIYADUS SHALIHIN
عن أَبِي ذَرٍّ جندب ابن جنادة وابي عبد الرحمن مُعَاذِ بْنِ جَبَلٍ رضي الله عنهما عَنْ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قال: اتَّقِ اللَّهِ حَيْثُمَا كُنْتَ وَأَتْبِعْ السَّيِّئَةَ الْحَسَنَةَ تَمْحُهَا، وَخَالِقِ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ. رواه الترميذي وقال: حديث حسن.
61. Bertaqwalah kepada Allah dimanapun kamu berada, dan hendaknya setelah melakukan kejelekan/keburukan, kamu (segera) melakukan kebaikan yang dapat menghapusnya. Serta bergaulah dengan manusia dengan akhlak yang baik
HR. Tirmidzi fii abwaabil birri was shillati (Bab Maa jaa a fii mu'asyaratin naasi) raqm 1988
Lughatul Hadits:
- Ittaqullaha: Jadikan antara dirimu dan antara hukuman Allah SWT itu sebagai pencegahan (dalam bermaksiat), dan itu dengan melakukan perintah-perinyah-Nya dan meninggalkan larang-larangan-Nya.
- Khaitsumaa kunta: di tempat mana saja, baik di lihat manusia maupun tidak dilihat manusia, cukuplah dengan pengawasan/dilihat oleh Allah SWT.
- Watbi'i : jika kamu telah (terlanjur) berbuat keburukan maka ikutilah dengan berbuat kebaikan.
Faidah Hadits:
- Perbuatan Kebaikan dapat menghapus perbuatan keburukan, atau menghilangkan keurukan dari catatan amal, dan dikatakan ini adalah kinayah tentang tiadanya hukuman atas perbuatan keburukan tsb, dan dikatakan pula ini dalam hal dosa-dosa kecil, adapun dosa-dosa besar tidak dapat terhapus kecuali dengan taubat beserta syarat-syaratnya, dan ini selain perbuatan maksiat/dosa yang terkait dengan hak-hak manusia.
- Bagian dari Akhlak yang baik adalah keceriaan wajah, tidak berbuat aniaya, membiasakan berbuat kebaikan, dan berinteraksi dengan manusia sebagaimana kamu suka diperlakukan dalam berinteraksi.
Tidak ada komentar: