Puasa dan Pendidikan Karakter

 Puasa dan Pendidikan Karakter
Oleh: Ust H. Anas Yusuf, S.Pd.I. (LAZISMU dan CMM 51)

 



لَهُ مُعَقِّبَاتٌ مِنْ بَيْنِ يَدَيْهِ وَمِنْ خَلْفِهِ يَحْفَظُونَهُ مِنْ أَمْرِ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّى يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْ وَإِذَا أَرَادَ اللَّهُ بِقَوْمٍ سُوءًا فَلا مَرَدَّ لَهُ وَمَا لَهُمْ مِنْ دُونِهِ مِنْ وَالٍ

 

“Baginya (manusia) ada malaikat-malaikat yang selalu menjaganya bergiliran, dari depan dan belakangnya. Mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap suatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya dan tidak ada pelindung bagi mereka selain Dia.” (QS. Ar Ra’d: 11)

 

 

               Umat Islam di Indonesia merupakan jumlah terbesar penduduknya yang beragama Islam di dunia. Seharusnya mempunyai peran besar dalam melakukan proses pencerahan kepada umat. Namun fakta menunjukkan bahwa kita belum memiliki posisi tawar (bargaining position) yang signifikan dalam melakukan perubahan yang lebih baik agar menjadi umat pilihan (QS. Ali Imran: 110).

 

Alih-alih untuk membangun peradaban umat, para pemimpin negara ini (eksekutif, yudikatif dan legislatif) lebih suka disibukkan dengan agenda-agenda pribadi dan partainya untuk memperkaya dan memperkuat posisi kekuasaan dan jabatan. Korupsi berjamaah semakin menjadi-jadi tidak hanya dilakukan oleh partai nasionalis sekuler sekarang partai Islam pun sudah terlibat dalam pencurian uang negara dan rakyat. Sudah benarkah niat mereka ketika duduk di parlemen untuk memperjuangkan aspirasi dan ideologi umat Islam atau mencari ma’isyah atau mata pencaharian semata. Sehingga tidak mempunyai idealisme alias pragmatisme menjual agama dan ideologi. Sungguh sangat menyedihkan dan memprihatinkan. Inilah saatnya di tengah suasana carut marut, kompleksitas problematika umat, kehadiran Ramadhan yang penuh makna karakter keberkahan sangat dirindukan dan sudah seharusnya umat Islam mulai dari rakyat kecil sampai presiden menyambut dengan suka cita dan penuh kegembiraan serta melakukan tobat nasuha secara nasional dan mampu berintrospeksi diri dan menjadikan puasa Ramadhan sebagai titik menuju perubahan besar yaitu perilaku, sikap, perbuatan, ucapan, dan karakter umat Islam.

 

Puasa Ramadhan jangan hanya menjadi aktivitas rutin tiap tahunan sekedar menggugurkan kewajiban secara hukum fikih tanpa makna berkarakter yang signifikan artinya bahwa nilai-nilai yang ada pada karakter Ramadhan harus mampu mencerahkan pribadi, keluarga dan masyarakat bahkan dunia.

 

               Puasa dan Pendidikan Karakter Umat Di antara nilai-nilai pendidikan karakter yang ada pada puasa  Ramadhan yang harus menjadikan perhatian khusus pada umat Islam agar ada perubahan yang signifikan adalah:


1. Munculnya Jiwa Kesabaran


Munculnya jiwa kesabaran yang akan melahirkan sikap muroqabatullah memiliki jiwa karakter kesabaran yang melahirkan sikap muroqanatullah sangat dibutuhkan oleh seluruh unsur umat  Islam. Terutama para pemimpinnya di saat sekarang ini umat Islam sedang dalam kondisi galau dan memprihatinkan karena mengalami krisis multidimensional. Dengan mempunyai karakter kesabaran dan muroqabatullah, seseorang tidak akan berani menghalalkan segala cara dalam memperoleh apa yang dia inginkan termasuk merebut posisi kekuasaan dan jabatan lewat politik dan aktivitas kerja lainnya. Ia bisa menahan diri walaupun ia sangat membutuhkan. Inilah sikap amanah dan kejujuran dari hasil tarbiyah karakter Ramadhan yang disebut dengan sabar dan muraqabatullah atau merasa diawasi oleh Allah SWT, dalam setiap gerak langka aktivitas manusia tidak bisa lepas dari pantauan dan penglihatan atau pengawasan Allah Azza wa Jalla, kalau ini ada dalam setiap diri, keluarga masyarakat dan terutama para pemimpin, maka tentu ada perubahan besar di bangsa dan umat Islam ini, tentu tidak ada namanya korupsi, suap menyuap dan beberapa anomali atau penyimpangan sosial dalam kehidupan  lainnya.

 


2. Munculnya Sikap Disiplin


Sikap disiplin ini sangat dibutuhkan untuk bangsa, di saat umat Islam secara etos kerja sangat lemah. Nilai dan karakter disiplin ini telah diajarkan satu bulan penuh selama Ramadhan. Kita lihat pada pelaksanaan ibadah puasa misalnya kurang satu menit pun, kalau belum waktu berbuka puasa tentu kita tidak berani untuk berbuka, siapa pun dia akan patuh dan disiplin serta taat untuk menunggunya. Nilai dan karakter seperti inilah harus dikembangkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Sehingga kita sebagai umat Islam mayoritas tidak tertinggal dari bangsa barat, di mana mereka telah membudayakan nilai dan karakter disiplin di segala bidang. Dengan semangat disiplin yang tinggi suatu bangsa akan mampu membangun sebuah peradaban yang maju. Karena semua berjalan sesuai dengan aturan, semua orang dituntut untuk mampu bekerja secara profesional, karena sesungguhnya nilai dan karakter ini yaitu disiplin dan profesional sangat sesuai dengan ajaran Rasulullah SAW. Sebagaimana dalam haditsnya yang artinya, “Sesungguhnya Allah SWT mencintai seseorang apabila mengerjakan sesuatu dengan penuh profesional.” (HR. Ath Thabrari).


 

3. Munculnya Sikap Peduli terhadap Sesama


Dalam ibadah puasa memang telah diajarkan tentang pentingnya mempunyai kepedulian sosial atau nilai solidaritas sosial kepada sesama manusia lainnya. Nilai karakter ini seharusnya tidak hanya di bulan 






Puasa dan Pendidikan Karakter  Puasa dan Pendidikan Karakter Reviewed by sangpencerah on April 14, 2022 Rating: 5

1 komentar: