Hadits ke-6 dari 65, BAB 5. PENGAWASAN, KITAB : NUZHATUL MUTTAQIEN SYARH RIYADUS SHALIHIN

Hadits ke-6 dari 65, BAB 5. PENGAWASAN, KITAB : NUZHATUL MUTTAQIEN SYARH RIYADUS SHALIHIN



عن أَبَي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّهُ سَمِعَ النبي صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: إِنَّ ثَلَاثَةً فِي بَنِي إِسْرَائِيلَ أَبْرَصَ وَأَقْرَعَ وَأَعْمَى اراد الله أَنْ يَبْتَلِيَهُمْ فَبَعَثَ إِلَيْهِمْ مَلَكًا فَأَتَى الْأَبْرَصَ فَقَالَ: أَيُّ شَيْءٍ أَحَبُّ إِلَيْكَ قَالَ لَوْنٌ حَسَنٌ وَجِلْدٌ حَسَنٌ قَدْ قَذِرَنِي النَّاس، فَمَسَحَهُ فَذَهَبَ عَنْهُ فَأُعْطِيَ لَوْنًا حَسَنًا فَقَالَ: فأَيُّ الْمَالِ أَحَبُّ إِلَيْكَ؟ قَالَ الْإِبِلُ أَوْ قَالَ البقر - شك الراوي، فَأُعْطِيَ نَاقَةً عُشَرَاءَ فَقَالَ : بَارَك الله لَكَ فِيها.  فأَتَى الْأَقْرَعَ فَقَالَ: أَيُّ شَيْءٍ أَحَبُّ إِلَيْكَ ،قَالَ شَعَرٌ حَسَنٌ، وَيَذْهَبُ عَنِّي هَذَا قَدْ قَذِرَنِي النَّاسُ، فَمَسَحَهُ فَذَهَبَ عنه وَأُعْطِيَ شَعَرًا حَسَنًا قَالَ: فَأَيُّ الْمَالِ أَحَبُّ إِلَيْكَ قَالَ الْبَقَرُ، فَأَعْطي بَقَرَةً حَامِلًا وَقَالَ: بَارَكُ الله لَكَ فِيهَا، فأَتَى الْأَعْمَى فَقَالَ أَيُّ شَيْءٍ أَحَبُّ إِلَيْكَ ؟قَالَ:  أن يَرُدّ اللَّهُ بَصَرِي فَأُبْصِر  النَّاسَ قَالَ :فَمَسَحَهُ فَرَدَّ اللَّهُ إِلَيْهِ بَصَرَهُ، قَالَ فَأَيُّ الْمَالِ أَحَبُّ إِلَيْكَ؟ قَالَ الْغَنَمُ فَأَعْطَاهُ شَاةً وَالِدًا فَأُنْتِجَ هَذَانِ وَوَلَّدَ هَذَا. فَكَانَ لِهَذَا وَادٍ مِنْ إِبِلٍ وَلِهَذَا وَادٍ مِنْ بَقَرٍ وَلِهَذَا وَادٍ مِنْ غَنَمٍ ثُمَّ إِنَّهُ أَتَى الْأَبْرَصَ فِي صُورَتِهِ وَهَيْئَتِهِ فَقَالَ: رَجُلٌ مِسْكِينٌ تَقَطَّعَتْ بِيَ الْحِبَالُ فِي سَفَرِي فَلَا بَلَاغَ ليَ الْيَوْمَ إِلَّا بِاللَّهِ ثُمَّ بِكَ، أَسْأَلُكَ بِالَّذِي أَعْطَاكَ اللَّوْنَ الْحَسَنَ وَالْجِلْدَ الْحَسَنَ وَالْمَالَ بَعِيرًا أَتَبَلَّغُ عَلَيْهِ فِي سَفَرِي فَقَالَ: الْحُقُوقَ كَثِيرَةٌ فَقَالَ كَأَنِّي أَعْرِفُكَ أَلَمْ تَكُنْ أَبْرَصَ يَقْذَرُكَ النَّاسُ فَقِيرًا فَأَعْطَاكَ اللَّهُ؟ فَقَالَ لَقَدْ وَرِثْتُ هذا المال كَابِراً عَنْ كَابِرٍ،  فَقَالَ: إِنْ كُنْتَ كَاذِبًا فَصَيَّرَكَ اللَّهُ إِلَى مَا كُنْتَ، وَأَتَى الْأَقْرَعَ فِي صُورَتِهِ وَهَيْئَتِهِ فَقَالَ لَهُ مِثْلَ مَا قَالَ لِهَذَا، ورَدَّ عَلَيْهِ مِثْلَ مَا رَدَّ  هَذَا، فَقَالَ: إِنْ كُنْتَ كَاذِبًا فَصَيَّرَكَ اللَّهُ إِلَى مَا كُنْتَ،  وَأَتَى الْأَعْمَى فِي صُورَتِهِ فَقَالَ: رَجُلٌ مِسْكِينٌ وَابْنُ سَبِيلٍ إنقَطَّعَتْ بِيَ الْحِبَالُ فِي سَفَرِي، فَلَا بَلَاغَ لي الْيَوْمَ إِلَّا بِاللَّهِ ثُمَّ بِكَ، أَسْأَلُكَ بِالَّذِي رَدَّ عَلَيْكَ بَصَرَكَ شَاةً أَتَبَلَّغُ بِهَا فِي سَفَرِي؟ فَقَالَ: قَدْ كُنْتُ أَعْمَى فَرَدَّ اللَّهُ إليّ بَصَرِي فَخُذْ مَا شِئْتَ ودع ما شئت ، فَوَاللَّهِ لَا أَجْهَدُكَ الْيَوْمَ بِشَيْءٍ أَخَذْتَهُ لِلَّهِ عز وجل ، فَقَالَ أَمْسِكْ مَالَكَ، فَإِنَّمَا ابْتُلِيتُمْ فَقَدْ رَضِيَ اللَّهُ عَنْكَ وَسَخِطَ عَلَى صَاحِبَيْكَ. ((متفق عليه)) ،


65. Dari Abu Hurairah radhiallahu'anhu, bahwa dia mendengar Nabi SAW bersabda, "Ada tiga orang dari Bani Israil yang menderita sakit. Yang pertama menderita penyakit kusta, yang kedua berkepala botak dan yang ketiga buta. Kemudian Allah Ta'ala menguji mereka dengan mengutus malaikat menemui mereka. Pertama, malaikat mendatangi orang yang berpenyakit kusta lalu bertanya kepadanya, "Apa yang paling kamu sukai?". Orang ini menjawab, "Warna kulit dan kulitku yang bagus karena sekarang ini manusia menjauh dariku". Beliau melanjutkan, "Maka malaikat itu mengusap kulitnya hingga hilang dan berganti dengan warna dan kulit yang bagus". Lalu malaikat bertanya lagi, "Harta apa yang paling kamu sukai?". Orang itu menjawab, "Unta". Perawi berkata, "Atau sapi", perawi ragu bahwa orang yang berpenyakit kusta ataukah yang berkepala botak. Yang satu berkata, "Unta" dan yang lainnya berkata, "Sapi". Maka dia diberi puluhan unta, lalu malaikat berkata, "Semoga pada unta-unta itu ada keberkahan buatmu". Kemudian malaikat itu mendatangi orang yang berkepala botak dan bertanya kepadanya, "Apa yang paling kamu sukai?". Orang ini menjawab, "Tumbuh rambut yang bagus dan penyakit ini pergi dariku karena sekarang ini manusia menjauh dariku". Beliau melanjutkan, "Maka malaikat itu mengusap kepala orang ini hingga hilang dan berganti dengan rambut yang bagus". Lalu malaikat bertanya lagi, "Harta apa yang paling kamu sukai?". Orang itu menjawab, "Sapi". Maka dia diberi seekor sapi yang sedang bunting lalu malaikat berkata, "Semoga pada sapi itu ada keberkahan buatmu". Kemudian malaikat itu mendatangi orang yang buta lalu bertanya kepadanya, "Apa yang paling kamu sukai?". Orang ini menjawab, "Seandainya Allah Ta'ala mengembalikan penglihatanku sehingga dengan penglihatan itu aku dapat melihat manusia". Beliau melanjutkan, "Maka malaikat itu mengusap mata orang ini hingga Allah Ta'ala mengembalikan penglihatannya". Lalu malaikat bertanya lagi, "Harta apa yang paling kamu sukai?". Orang itu menjawab, "Kambing". Maka dia diberi seekor kambing yang bunting". Maka kedua orang yang pertama tadi hewan-hewannya berkembang biak dengan banyak begitu juga orang yang ketiga, masing-masing mereka memiliki lembah untuk menggembalakan unta-unta, lembah untuk menggembalakan sapi-sapi dan lembah untuk menggembalakan kambing-kambing. Kemudian malaikat itu mendatangi orang yang tadinya berpenyakit kusta dalam bentuk keadaan seperti orang yang berpenyakit kusta lalu berkata, "Saya orang miskin yang bekalku sudah habis dalam perjalananku ini dan tidak ada yang menyampaikan aku hidup hingga hari ini kecuali Allah Ta'ala. Maka aku memohon kepadamu demi orang yang telah memberimu warna dan kulit yang bagus berupa seekor unta, apakah kamu mau memberiku bekal agar aku dapat meneruskan perjalananku ini? Maka orang ini berkata, "Sesungguhnya hak-hak sangat banyak (untuk aku tunaikan) ". Lalu malaikat bertanya kepadanya, "Sepertinya aku mengenal Anda. Bukankah kamu dahulu orang yang berpenyakit kusta dan manusia menjauhimu dan kamu dalam keadaan faqir lalu Allah Ta'ala memberimu harta?". Orang ini menjawab, "Aku memiliki ini semua dari harta warisan turun menurun". Maka malaikat berkata, "Seandainya kamu berdusta, semoga Allah Ta'ala mengembalikanmu kepada keadaanmu semula". Kemudian malaikat itu mendatangi orang yang dahulunya berkepala botak dalam bentuk keadaan orang yang berkepala botak, lalu malaikat berkata sebagaimana yang dikatakan kepada orang pertama tadi lalu orang yang dahulunya berkepala botak ini menjawab seperti jawaban orang yang dahulunya berpenyakit kusta lalu malaikat berkata, "Seandainya kamu berdusta, semoga Allah Ta'ala mengembalikanmu kepada keadaanmu semula". Lalu malaikat mendatangi orang yang dahulunya buta dalam bentuk sebagai orang buta lalu berkata, "Saya orang miskin yang bekalku sudah habis dalam perjalananku ini dan tidak ada yang menyampaikan aku hidup hingga hari ini kecuali Allah Ta'ala. Maka aku memohon kepadamu demi Dzat yang telah mengembalikan penglihatanmu berupa seekor kambing, apakah kamu mau memberiku bekal agar aku dapat meneruskan perjalananku ini? Maka orang ini menjawab, "Dahulu aku adalah orang yang buta lalu Allah Ta'ala mengembalikan penglihatanku dan aku juga seorang yang faqir lalu Dia memberiku kecukupan, maka itu ambillah sesukamu. Demi Allah, aku tidak akan menghalangimu untuk mengambil sesuatu selama kamu mengambilnya karena Allah Ta'ala". Maka malaikat itu berkata, "Peganglah hartamu. Sesungguhnya kalian sedang diuji dan Allah Ta'ala telah ridha kepadamu dan murka kepada kedua temanmu". (HR. Muttafqun alaih) .


HR. Bukhari fiil Anbiyaai (Bab Maa dzukira 'an bani israaiil) wa HR. Muslim Fiiz Zuhdi fii faatihatihi.


Lughatul Hadits:

- Albarashu: sebuah penyakit, yaitu bercak putih yang tampak di  tak).

- Yabtalihim: mengujinya, atau melakukan perbuatan percobaan/pengetesan.

- Qadzirany: Manusia membeciku dan menjauh dariku.

- Fala Balagha: menyampaikan sesuatu yang dibutuhkan

- Kaabiran 'an kaabirin: kakek buyut (turun temurun)



Faidah Hadits:

-diantara sifat terburuk yaitu bakhil (pelit), karena itu membawa (harta) yang kamu miliki bisa melupakan nikmat Allah Ta'ala dan (dampak) keburukannya.

- Pelit dan bohong adalah 2 hal yang menyebabkan kemarahan Allah Ta'ala dan kemurkaan-Nya.seperti yang dilakukan oleh (kisah) orang yang lepra dan botak tersebut.

- Jujur dan mulia merupakan bagian dari sifat yang terpuji, seperti halnya sifat orang buta tersebut, yang kemudian memiliki sikap syukur dan kesungguhan (beriman). maka dapatlah dengan sikap itu keridhaan Allah Ta'ala.

- Balasan disisi Allah Ta'ala atas apa yang didapat bersala dari apa yang diperbuat dan dengan bagaimana niatnya.

- Boleh memberitahukan tentang (prilaku) bani Israil, karena didalamnya banyak pelajaran dan contoh bagi yang lain.

- Faidah hadits berisi arahan dan tuntunan dengan kisah/cerita, karena bisa lebih meresap dalam jiwa,  dengan (sebab adanya) berbagai contoh (prilaku).

- Kepada orang mukmin agar memiliki sifat jujur dan mulia, dan terus menerapkan prilaku syukur atas nikmat Allah Ta'ala baik dengan perkataan maupun perbuatan.






Hadits ke-6 dari 65, BAB 5. PENGAWASAN, KITAB : NUZHATUL MUTTAQIEN SYARH RIYADUS SHALIHIN Hadits ke-6 dari 65, BAB 5. PENGAWASAN, KITAB : NUZHATUL MUTTAQIEN SYARH RIYADUS SHALIHIN Reviewed by sangpencerah on Mei 26, 2022 Rating: 5

Tidak ada komentar: