PEMBINAAN KELUARGA DENGAN PEDOMAN HIDUP ISLAMI
Bagi kita kaum muslimin
selalu mendambakan sebuah keluarga yang kita idamkan yakni keluarga sakinah,
keluarga yang bahagia lahir batin. Namun pada kenyataannya tidaklah mudah untuk
mencapainya, dan bahkan dalam pengalaman hidup ini justru jauh panggang dari
api, antara yang dicita-citakan dengan kenyataan yang ada dalam hidup dan
kehidupan. Mengapa bisa terjadi yang demikian ini?
Kalau kita cermati ada
beberapa sebab manusia mengalami nasib yang sebaliknya dari pada yang
diharapkan antara lain disebabkan: 1 Bukan dengan petunjuk Allah swt sebagai
landasan hidupnya. Pada hal Allah SWT telah memberikan petunjukNya lewat Kitab
Suci Al Qur'an dan Hadits Nabi SAW, agar dipedomani sebagai Pedoman Hidup Islami.
Kita renungkan Firman Allah SWT dalam Surah Thaha ayat 124
وَمَنْ
أَعْرَضَ عَن ذِكْرِى فَإِنَّ لَهُۥ مَعِيشَةً ضَنكًا وَنَحْشُرُهُۥ يَوْمَ
ٱلْقِيَٰمَةِ أَعْمَىٰ
“Dan
barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan
yang sempit, dan kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan
buta".
2.
Karena dorongan nafsu yang tidak terkendalikan, nafsunya selalu mendorong untuk
berbuat
kejahatankemungkaran seperti Firman Allah SWT dalam Surah Yusuf ayat 53
وَمَآ
أُبَرِّئُ نَفْسِىٓ ۚ إِنَّ ٱلنَّفْسَ لَأَمَّارَةٌۢ بِٱلسُّوٓءِ إِلَّا مَا
رَحِمَ رَبِّىٓ ۚ إِنَّ رَبِّى غَفُورٌ رَّحِيمٌ
Dan aku
tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), karena sesungguhnya nafsu itu selalu
menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku.
Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
3. Karena pengaruh lingkungan sekitar.
Disebutkan dalam Firman Nya Surah At-Taghabun ayat 14 yang berbunyi:
يَٰٓأَيُّهَا
ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ إِنَّ مِنْ أَزْوَٰجِكُمْ وَأَوْلَٰدِكُمْ عَدُوًّا لَّكُمْ
فَٱحْذَرُوهُمْ ۚ وَإِن تَعْفُوا۟ وَتَصْفَحُوا۟ وَتَغْفِرُوا۟ فَإِنَّ ٱللَّهَ
غَفُورٌ رَّحِيمٌ
“Hai
orang-orang yang beriman, sesungguhnya di antara isteri-isterimu dan
anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu, maka berhati-hatilah kamu terhadap
mereka, dan jika kamu memaafkan dan tidak memarahi serta mengampuni (mereka)
maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”
Demikian beberapa faktor
penyebab sebagaimana Firman Allah SWT itu, maka menjadi pilihan utama bagi
orang beriman untuk mengatur dan menata kehidupannya berdasarkan Pedoman Hidup
Islami yang diturunkan Allah SWT kepada umat manusia.
Kalau kita mau rajin
membaca Al Qur'an dan Al Hadits Nabi SAW maka segera kita akan mendapatkan
bimbingan dan petunjuk bagi upaya menggapai kebahagiaan hidup dengan cara:
1. Menciptakan lingkungan
rumah tangga yang Islami, 2. Para orang tua Bapak/Ibu / dan orang-orang dewasa
yang tinggal bersama keluarga, hendaknya menjadi/meneladani sebagai orang
shaleh. 3. Makan yang dikonsumsi harus halal dan baik 4. Lingkungan tempat
tinggal yang bagus. 5. Pembinaan keluarga sakinah terus berlangsung, lingkungan
pergaulan yang baik.
Menciptkan lingkungan yang
Islami yakni menciptakan agar rumah tangga selalu dalam suasana yang diwarnai
dengan ajaran Al-Islam. Untuk itu diperlukan beberapa faktor untuk mendapatkan
perhatian:
a. Pedoman Hidup harus
Islami: b. Menyadari tanggung jawab sebagai manusia dengan tugas hidupnya. c.
Memperhatikan tujuan hidupnya.
Kita seharusnya yakin
bahwa sesungguhnya Allah SWT sebagai Pencipta manusia Yang Maha Mengetahui
tentang manusia dan apa yang baik bagi manusia. Itulah sebabnya Allah SWT menurunkan
Al Qur'an sebagai pedoman hidup manusia. Lihat Firman Allah SWT Surah Al
Jaatsiyah ayat 20; “Al Qur'an ini adalah pedoman bagi manusia, petunjuk dan
rahmat bagi kaum yang meyakini”
.
Untuk menjadikan Al Qur'an
sebagai Pedoman Hidup, itu tidaklah semudah yang kita bayangkan, ada suatu
proses panjang yang harus kita tekuni antara lain :
1. Kita yakini bahwa Al
Qur'an itu wahyu Allah SWT; 2. Bahwa Al Qur'an itu Pedoman Hidup Islami yang
sempurna ; 3. Sering mempelajari dengan membacanya berulang-ulang:
Rasulullah SAW dalam
Sabdanya :
اِنَ الٌذِي لَيسَ فيِ جَوفِه شَي مِنَ القُرانِ كَالَبيتِ
الخَرِبِ
“Sesungguhnya
orang yang tidak ada (pernah membaca) Al Qur'an dalam hatinya, maka dia laksana
rumah yang roboh (rusak)” ( HR Tarmidzi).
Kita mengulangi membacanya
tanpa bosan, bahkan akan semakin merasuk ke dalam Qalbu, sehingga hati ini
semakin cinta terhadap Al Qur'an, dan ini merupakan kunci keberhasilan.
Bila sudah tumbuh rasa
cinta kepada Al qur'an, itulah pertanda bahwa Iman telah bersemi dalam hati
sanubari, inilah modal dasar.
Dengan Iman kepada Al
Qur'an dan As Sunnah serta menjadikan pedoman hidup, kita mesti selamat dari
bahaya kesesatan dalam hidup. Firman Allah SWT dalam surah Al An'am ayat 153 ;
وَأَنَّ
هَٰذَا صِرَٰطِى مُسْتَقِيمًا فَٱتَّبِعُوهُ ۖ وَلَا تَتَّبِعُوا۟ ٱلسُّبُلَ
فَتَفَرَّقَ بِكُمْ عَن سَبِيلِهِۦ ۚ ذَٰلِكُمْ وَصَّىٰكُم بِهِۦ لَعَلَّكُمْ
تَتَّقُونَ
“Dan bahwa
(yang kami perintahkan) ini adalah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah dia, dan
janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu
mencerai-beraikan kamu dari jalan-Nya. Yang demikian itu diperintahkan Allah
kepadamu agar kamu bertakwa”
.
Dengan Iman hati kita
menjadi aman, aman dari rasa takut kepada selain Allah SWT. Berdasarkan Firman
Allah SWT dalam Surah Al Ahqaf ayat 13.
إِنَّ
ٱلَّذِينَ قَالُوا۟ رَبُّنَا ٱللَّهُ ثُمَّ ٱسْتَقَٰمُوا۟ فَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ
وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ
“Sesungguhnya
orang-orang yang mengatakan: "Tuhan kami ialah Allah", kemudian
mereka tetap istiqamah maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan mereka
tiada (pula) berduka cita.”
Sekedar ilustrasi, pernah
terjadi perdebatan singkat antara Nabi SAW dengan kaum Quraisy seperti Abu Jahal,
Al Walid bin Mughirah, dan Nadir bin Harts, mereka pada mengatakan kepada
Junjungan Besar kita dengan ucapan :
إنك لتشقى حيث تركت دین أبائك
"Sungguh
engkau celaka bilamana engkau meninggalkan agama nenek moyangmu. Lalu Nabi Muhammad
SAW menjawab:
بل بعثت رحمة للعالمين
"Bahkan
saya di utus untuk menjadi Rahmat bagi seluruh semesta alam". Mereka
mengatakan lagi ; "Bahkan kamu pasti celaka; Nabi Saw menolak pendapat
mereka dan mereka tetap menuduh Nabi sebagai sumber marabahaya.
Peristiwa inilah yang
menyebabkan turunnya Surah Thaha ayat 2 yang berbunyi:
مَآ
أَنزَلْنَا عَلَيْكَ ٱلْقُرْءَانَ لِتَشْقَىٰٓ
“Kami
tidak menurunkan Al Qur'an ini kepadamu agar kamu menjadi susah”;
Al Maraghi menafsirkan ayat ini: Allah SWT menurunkan ayat tersebut untuk meyakinkan kesalahan orang Quraisy menolak tuduhan mereka kepada Nabi SAW sekaligus memperkanalkan bahwa Islam adalah satu-satunya Agama untuk mencapai segala kesuksesan, itu pasti.
Tidak ada komentar: