Tafsir QS. Asy-Syu'ara', ayat 181-184 Ibnu Katsir
أَوْفُوا الْكَيْلَ وَلَا
تَكُونُوا مِنَ الْمُخْسِرِينَ (181) وَزِنُوا بِالْقِسْطَاسِ الْمُسْتَقِيمِ
(182) وَلَا تَبْخَسُوا النَّاسَ أَشْيَاءَهُمْ وَلَا تَعْثَوْا فِي الْأَرْضِ
مُفْسِدِينَ (183) وَاتَّقُوا الَّذِي
خَلَقَكُمْ وَالْجِبِلَّةَ الْأَوَّلِينَ (184)
Sempurnakanlah takaran dan janganlah kalian
termasuk orang-orang yang merugikan; dan timbanglah dengan timbangan yang
lurus. Dan janganlah kalian merugikan manusia pada hak-haknya dan janganlah
kalian merajalela di muka bumi dengan membuat kerusakan; dan bertakwalah kepada
Allah yang telah menciptakan kalian dan umat-umat yang dahulu.
Nabi Syu'aib memerintahkan kepada mereka agar
menyempurnakan takaran dan timbangan, dan melarang mereka melihat (mengurangi)
takaran dan timbangan. Untuk itu ia mengatakan:
أَوْفُوا الْكَيْلَ وَلا
تَكُونُوا مِنَ الْمُخْسِرِينَ
Sempurnakanlah takaran dan janganlah kamu
termasuk orang-orang yang merugikan. (Asy-Syu'ara': 181)
Yakni bila kalian membayar kepada orang lain, maka
sempurnakanlah takaran mereka dan janganlah kalian mengurangi takaran mereka
yang menyebabkan kalian serahkan kepada mereka pembayaran yang kurang. Tetapi
bila kalian mengambil dari mereka, maka kalian memintanya dalam keadaan
sempurna dan cukup. Maka ambillah sebagaimana yang kalian serahkan, dan
serahkanlah sebagaimana yang kalian ambil.
وَزِنُوا بِالْقِسْطَاسِ
الْمُسْتَقِيمِ
dan timbanglah dengan timbangan yang lurus. (Asy-Syu'ara':
182)
Al-qistas artinya timbangan, pendapat yang
lain mengatakannya neraca. Sebagian di antara mereka mengatakan bahwa kata qistas
ini diarahkan dari bahasa Romawi (Latin). Mujahid mengatakan bahwa Al-qistasul
mustaqim artinya neraca yang adil menurut bahasa Romawi. Qatadah
mengatakan bahwa qistas artinya adil (seimbang).
Firman Allah SWT.:
وَلا تَبْخَسُوا النَّاسَ
أَشْيَاءَهُمْ
Dan janganlah kalian merugikan manusia pada
hak-haknya. (Asy-Syu'ara': 183)
Maksudnya, janganlah kalian mengurangi harta
benda mereka.
وَلا تَعْثَوْا فِي الأرْضِ
مُفْسِدِينَ
dan janganlah kalian merajalela di muka bumi
dengan membuat kerusakan. (Asy-Syu'ara': 183)
Yang dimaksud dengan membuat kerusakan ialah
membegal orang-orang yang melewati jalan, seperti pengertian yang terdapat di
dalam ayat lain melalui firman-Nya:
وَلا تَقْعُدُوا بِكُلِّ
صِرَاطٍ تُوعِدُونَ
Dan janganlah kalian duduk di tiap-tiap jalan
dengan menakut-nakuti. (Al-A'raf: 86)
Adapun firman Allah SWT.:
وَاتَّقُوا الَّذِي
خَلَقَكُمْ وَالْجِبِلَّةَ الأوَّلِينَ
dan bertakwalah kepada Allah yang telah
menciptakan kalian dan umat-umat yang dahulu. (Asy-Syu'ara': 184)
Nabi Syu'aib menakut-nakuti mereka dengan azab
Allah yang telah menciptakan mereka dan nenek moyang mereka di masa silam,
seperti pengertian yang terdapat di dalam firman Allah SWT. yang menceritakan
perkataan Nabi Musa a.s.:
رَبُّكُمْ وَرَبُّ
آبَائِكُمُ الأوَّلِينَ
Tuhan kalian dan Tuhan bapak-bapak kalian yang
terdahulu. (As-Saffat: 126)
Ibnu Abbas, Mujahid, As-Saddi, Sufyan ibnu
Uyaynah, dan Abdur Rahman ibnu Zaid ibnu Aslam mengatakan sehubungan dengan makna
firman-Nya:
وَالْجِبِلَّةَ الأوَّلِينَ
dan umat-umat yang terdahulu. (Asy-Syu'ara':
184)
Yakni Yang menciptakan orang-orang dahulu. Ibnu
Zaid membaca firman-Nya dengan bacaan berikut:
وَلَقَدْ أَضَلَّ مِنْكُمْ
جِبِلا كَثِيرًا
Sesungguhnya setan itu telah menyesatkan
sebagian besar di antaramu. (Yasin: 62)
Tidak ada komentar: