Pertanyaan:
dalam Khutbah-khutbah sering kita dengar anjuran untuk banyak membaca shalawat atau tahlil ataupun bacaan lainnya yang disebutkan dalam hadis sahih yang dinyatakan akan menjadi simpanan di akhirat nanti bagaimana penjelasannya nya? ( Kasi delamir, jln kenanga no. 44 RT. 01, Kebun Kenanga Bengkulu)
Jawaban:
Tuntunan untuk mengungkapkan bacaan-bacaan seperti membaca shalawat membaca tasbih Tahmid dan takbir seperti tersebut dalam hadits-hadits shahih merupakan petunjuk pelaksanaan yang diberikan oleh Rasulullah SAW terhadap ayat-ayat yang memang menganjurkan demikian. Banyak ayat-ayat yang menganjurkan agar kita berzikir di waktu pagi maupun petang, di waktu malam maupun siang, dikala sedang duduk maupun sedang berdiri. di antaranya seperti tersebut pada surat Al Quran Al-ahzab 41-42
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱذْكُرُوا۟ ٱللَّهَ ذِكْرًا كَثِيرًا
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, berzdikirlah (dengan menyebut nama) Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya
Masih banyak ayat-ayat yang menganjurkan demikian yang oleh Nabi pelaksanaan Dzikir itu antara lain dengan lisan yang diberikan dengan memberikan alternatif untuk memudahkan sesuai dengan kemampuan dan kesempatan. seseorang yang mempunyai waktu yang banyak dapat membaca berbagai bacaan sedangkan yang tidak banyak waktu terluang dapat membaca bacaan yang pendek, yang terpenting janganlah hati kita kosong dari dzikir dan Perintah agar kita tidak membiarkan hati kita dalam keadaan lalai adalah tersebut dalam surat Al A'raf ayat 205
وَٱذْكُر رَّبَّكَ فِى نَفْسِكَ تَضَرُّعًا وَخِيفَةً وَدُونَ ٱلْجَهْرِ مِنَ ٱلْقَوْلِ بِٱلْغُدُوِّ وَٱلْءَاصَالِ وَلَا تَكُن مِّنَ ٱلْغَٰفِلِينَ
Artinya: Dan sebutlah (nama) Tuhanmu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa takut, dan dengan tidak mengeraskan suara, di waktu pagi dan petang, dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lalai
Penyebutan nama Allah SWT dengan tuntunan yang beraneka bacaan yang diberikan oleh Nabi SAW Janganlah dianggap hal yang tidak penting dan memberat-beratkan, tetapi hendaknya diterima dengan pengamalan yang ikhlas bukan karena sesuatu yang dijanjikan, yang kadang-kadang menyebabkan kurang keikhlasan kita. Untuk memilih bacaan mana yang baik diserahkan kepada masing-masing kita, menurut kemampuan dan kesempatan kita. Pedoman yang terpenting adalah agar tuntunan yang dibaca itu berdasarkan pada tuntunan yang Shahih dan jangan sampai takalluf diri dengan memberat-beratkan dan melampaui batas. tetapi juga Jangan sampai kita yang hidup di masa modern ini mengenyampingkan bacaan-bacaan yang memang benar dan baik berdasarkan tuntunan Rasulullah SAW
Sumber: Fatwa-fatwa Tarjih, Tanya Jawab Agama, Jiid 2, Suara Muhammadiyah
Tidak ada komentar: