KEMANDIRIAN PANGAN UMAT ISLAM

 KEMANDIRIAN PANGAN UMAT ISLAM
Oleh. Ebtafil mukti, S.Tp
( Alumni SKMM 3&4, Jaringan Petani Muhammadiyah on FB)


 

Dengan kondisi global yang penuh tidak kepastian. Dilihat dari adanya pandemic Covid 19 selama 2 tahun dan disusul dengan peristiwa perang antara Rusia dan Ukraina dimana Negara Ukraina adalah penghasil pangan pokok gandum yang memenuhi hampir 50% kebutuhan negara-negara di  dunia. Negara Rusia adalah penghasil gandum yang memenuhi 30% kebutuhan gandum secara global. Dengan peristiwa  ini  maka Negara-negara di dunia akan mencari alternatif bahan pangan pokok yang lain, hal ini adalah beras sebagai bahan pangan pokok  kedua setelah gandum.


Dengan meningkatnya permintaan bahan pangan pokok alternative maka telah dapat mempengaruhi ketersediaan pangan pokok terutama beras di semua negara khususnya negara Indonesia. Dimana negara produsen bahan pangan tidak bisa atau tidak akan mengirim ke negara lain karena untuk memenuhi kebutuhan pangan rakyatnya sendiri. Sehingga Negara yang terbiasa melakukan import pangan akan berusaha memenuhi  kebutuhan pangan secara mandiri.

Diharapkan umat islam bisa berperan dalam kemandirian pangan. Hal ini bisa dilihat dalam Al Qur’an surah Al Baqarah ayat 261 :


مَثَلُ ٱلَّذِينَ يُنفِقُونَ أَمْوَٰلَهُمْ فِى سَبِيلِ ٱللَّهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ أَنۢبَتَتْ سَبْعَ سَنَابِلَ فِى كُلِّ سُنۢبُلَةٍ مِّا۟ئَةُ حَبَّةٍ ۗ وَٱللَّهُ يُضَٰعِفُ لِمَن يَشَآءُ ۗ وَٱللَّهُ وَٰسِعٌ عَلِيمٌمٌ


“Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui”.


Seperti yang diungkapkan sayyid Muhammad Qutb di tafsir Fi Zhilalil Qur’an dalam surah al- Baqarah ayat 261, kata pertama yang disebutkan adalah مَثَلُ  yang bila melihat kamus bahasa arab bisa berarti perumpamaan. Apabila mengambil kata perumpaan, berarti apa yang diungkapkan oleh al qur’an bisa sebagai contoh atau ibroh untuk dijadikan pelajaran supaya manusia melaksanakan apa yang diajarkan dalam Al qur’an. Dan petunjuk bagaimana  manusia memikirkan untuk bisa menjadi solusi menyelesaikan permasalahan sebagaimana yang diungkap oleh Al Qur’an


Perumpamaan atas permasalahan yang diangkat adalah يُنفِقُونَ أَمْوَٰلَهُمْ manusia yang memiliki harta terutama umat islam yang memiliki harta berlebih. Karakter manusia yang diinginkan dalam al qur’an adalah manusia yang mengeluarkan harta yang diperoleh dengan cara halal dipergunakan atau dibelanjakan untuk perjuangan dijalan Allah SWT فِى سَبِيلِ ٱللَّهِ


Dalam bentuk apa saja harta yang dibelanjakan di jalan Allah SWT diantaranya adalah dengan membiayai penelitian keilmuan untuk kemaslahatan  umat, meninggalkan anak yang shaleh dengan  keilmuan yang luas dan ekonomi yang kuat, hasil penelitian yang dibukukan dan disumbangkan ke lembaga pendidikan, pembinaan masjid yang terletak di daerah marginal, mendirikan rumah singgah untuk musafir, membuat sumur di daerah kekeringan, dan tanah atau rumah diwaqafkan untuk  pengembangan ekonomi  umat, seperti yang disabdakan Rasulullah SAW "Sesungguhnya kebaikan yang akan mengiringi seorang mukmin setelah ia meninggal adalah ilmu yang ia ajarkan dan sebarkan, anak shalih yang ia tinggalkan dan Mushaf Al-Qur'an (termasuk kitab/buku agama)  yang ia wariskan, atau masjid yang ia bangun, atau rumah yang ia bangun untuk ibnu sabil, atau sungai yang ia alirkan (untuk orang lain), atau sedekah yang ia keluarkan dari harta miliknya dimasa sehat dan masa hidupnya, semuanya akan mengiringinya setelah meninggal.“(HR. Ibnu Majah, no 242. Hasan)


Bila dicerna dari bahasa Al qur’an tentang tumbuhan yang dijadikan perumpaan seperti karakteristik yang dimiliki oleh tanaman padi. Tanaman ini hanya bisa tumbuh didaerah subtropis dan tropis. Di Indonesia adalah Negara tropis dilewati garis khatulistiwa dimana tanaman padi dapat dibudidayakan dalam setahun bisa 2 kali tanam  dan maksimal bisa 3 kali tanam bila pengairan bagus bisa mengairi sawah setahun  penuh.


Allah SWT melalui kitab suci Al Qur’an memberitahu bahwa betapa pentingnya distribusi kekayaan di kalangan umat islam. Kekayaan tidak hanya berputar diantara kalangan orang kaya saja tapi juga bisa menyebar merata di kalangan umat islam yang tidak mampu. Kekayaan atau capital atau modal dapat digunakan untuk menggerakkan  ekonomi umat islam. Ekonomi yang bergerak bersama, bersinergi bersama antara pemilik modal, pemilik  tanah, dan umat yang hanya memiliki  tenaga..


Kendala budidaya padi ditingkatan petani adalah sumber daya manusia dalam memahami karakter dan perlakuan dalam  pengembangan tanaman padi. Pengetahuan pemakaian sarana produksi pertanian dalam hal ini pupuk dan pestisida kimia. Pemakaian kedua bahan  kimia ini sangat luar biasa yang melebihi dosis pemakaian yang ditentukan, sehingga dapat mempengaruhi biaya produksi yang semakin tinggi. Efek yang timbul ketika harga komoditas murah maka petani akan mengalami kerugian. Bahkan modal pun seringkali tidak akan kembali.

Bagaimana cara bisa bersinergi pemilik kekayaan yang hanya berputar di daerah perkotaan bisa menjadi capital untuk bisa menggerakkan ekonomi dalam bidang pertanian yang notabene adalah umat islam di pedesaan. Tidak usah berangan-angan dalam konteks Negara, dicoba jalankan dulu dalam konteks organisasi muhammadiyah.


Potensi jumlah anggota atau warga muhammadiyah sekitar 60 juta seluruh Indonesia berdasarkan data dari ("Muhammadiyah". Div. of Religion and Philosophy, St. Martin College, UK). Diasumsikan jumlah warga muhammadiyah di jawa timur sekitar 10% dari jumlah warga muhammadiyah secara nasional maka ada sekitar 6 juta. Diambil lagi 10% untuk warga muhammadiyah di malang raya sekitar 600.000 anggota muhammadiyah yang bisa dipenuhi kebutuhan pangan secara mandiri.


Di Muhammadiyah ada satu organ bernama Lazismu yang bisa digunakan sebagai  pihak ketiga untuk menghubungkan pemilik kekayaan perkotaan dan petani sebagai pemilik  lahan dan produsen tanaman pangan yang semuanya itu notabene adalah warga muhammadiyah di pedesaan. Selain itu organ ini bisa dijadikan untuk membeli dan menampung hasil panen dari petani warga Muhammadiyah.


Hasil panen  yang dibeli oleh Lazismu bisa diproses untuk  jadi produksi  beras. Dalam prosesnya produksi beras Lazismu ini bisa kerjasama dengan pemilik pabrik penggilingan beras, syukur-syukur kalau pemiliknya adalah warga Muhammadiyah bisa negosiasi biaya produksi yang rendah. Andaikan organ ini bisa membeli atau mendirikan sendiri pabrik  penggilingan beras akan lebih mudah untuk mengelolahnya.




Hasil dari proses yang menjadi beras bisa dikemasi dengan label atau lambang Muhammadiyah sebagai identitas bahwa Muhammadiyah memiliki peran secara ekonomi dalam kemandirian pangan. Untuk pemasaran bisa dilakukan  melalui lembaga amal usaha yang dimiliki bisa lewat pendidikan, rumah sakit atau panti asuhan yang dimiliki Muhammadiyah. Keuntungan yang didapat  akan dibagi berdasarkan prosentase antara Lazismu sebagai faktor produksi dan pemilik modal yang dikumpulkan dari umat, serta lembaga ortom atau amal usaha sebagai lembaga pemasaran beras yang jual produk ke umat islam.


Allah SWT akan melipatgandakan harta bagi manusia yang dikehendaki serta mau menjalankan ekonomi umat. Hanya Allah SWT yang mengetahui segala sesuatu yang tersembunyi. Manusia hanya bisa menganalisa dari ayat yang tersurat di Al Qur’an. Dan untuk mengetahui rahasia dan maksud dari Al Qur’an yang tertulis, manusia harus melakukan penelitian empiris melalui trial and error yang terukur dan bisa dibuktikan. Maka Allah SWT akan menyingkap tabir di balik tulisan Al Qur’an. WaAllahu A’lam bish showab.


KEMANDIRIAN PANGAN UMAT ISLAM  KEMANDIRIAN PANGAN UMAT ISLAM Reviewed by sangpencerah on Juni 16, 2022 Rating: 5

Tidak ada komentar: