Dengan
kondisi global yang penuh tidak kepastian. Dilihat dari adanya pandemic Covid
19 selama 2 tahun dan disusul dengan peristiwa perang antara Rusia dan Ukraina
dimana Negara Ukraina adalah penghasil pangan pokok gandum yang memenuhi hampir
50% kebutuhan negara-negara di dunia.
Negara Rusia adalah penghasil gandum yang memenuhi 30% kebutuhan gandum secara
global. Dengan peristiwa ini maka Negara-negara di dunia akan mencari
alternatif bahan pangan pokok yang lain, hal ini adalah beras sebagai bahan
pangan pokok kedua setelah gandum.
Dengan
meningkatnya permintaan bahan pangan pokok alternative maka telah dapat
mempengaruhi ketersediaan pangan pokok terutama beras di semua negara khususnya
negara Indonesia. Dimana negara produsen bahan pangan tidak bisa atau tidak
akan mengirim ke negara lain karena untuk memenuhi kebutuhan pangan rakyatnya
sendiri. Sehingga Negara yang terbiasa melakukan import pangan akan berusaha
memenuhi kebutuhan pangan secara
mandiri.
Diharapkan umat islam bisa berperan dalam kemandirian pangan. Hal ini bisa dilihat dalam Al Qur’an surah Al Baqarah ayat 261 :
مَثَلُ ٱلَّذِينَ يُنفِقُونَ أَمْوَٰلَهُمْ فِى سَبِيلِ ٱللَّهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ أَنۢبَتَتْ سَبْعَ سَنَابِلَ فِى كُلِّ سُنۢبُلَةٍ مِّا۟ئَةُ حَبَّةٍ ۗ وَٱللَّهُ يُضَٰعِفُ لِمَن يَشَآءُ ۗ وَٱللَّهُ وَٰسِعٌ عَلِيمٌمٌ
“Perumpamaan (nafkah yang
dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah
serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir
seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki.
Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui”.
Seperti yang diungkapkan sayyid Muhammad Qutb di
tafsir Fi Zhilalil Qur’an dalam surah al- Baqarah ayat 261, kata pertama yang
disebutkan adalah مَثَلُ
yang
bila melihat kamus bahasa arab bisa berarti perumpamaan. Apabila mengambil kata
perumpaan, berarti apa yang diungkapkan oleh al qur’an bisa sebagai contoh atau
ibroh untuk dijadikan pelajaran supaya manusia melaksanakan apa yang diajarkan
dalam Al qur’an. Dan petunjuk bagaimana
manusia memikirkan untuk bisa menjadi solusi menyelesaikan permasalahan sebagaimana
yang diungkap oleh Al Qur’an
Perumpamaan
atas permasalahan yang diangkat adalah يُنفِقُونَ
أَمْوَٰلَهُمْ manusia yang
memiliki harta terutama umat islam yang memiliki harta berlebih. Karakter
manusia yang diinginkan dalam al qur’an adalah manusia yang mengeluarkan harta
yang diperoleh dengan cara halal dipergunakan atau dibelanjakan untuk
perjuangan dijalan Allah SWT فِى سَبِيلِ ٱللَّهِ
Dalam
bentuk apa saja harta yang dibelanjakan di jalan Allah SWT diantaranya adalah dengan
membiayai penelitian keilmuan untuk kemaslahatan umat, meninggalkan anak yang shaleh
dengan keilmuan yang luas dan ekonomi
yang kuat, hasil penelitian yang dibukukan dan disumbangkan ke lembaga
pendidikan, pembinaan masjid yang terletak di daerah marginal, mendirikan rumah
singgah untuk musafir, membuat sumur di daerah kekeringan, dan tanah atau rumah
diwaqafkan untuk pengembangan
ekonomi umat, seperti yang disabdakan
Rasulullah SAW "Sesungguhnya kebaikan
yang akan mengiringi seorang mukmin setelah ia meninggal adalah ilmu yang ia
ajarkan dan sebarkan, anak shalih yang ia tinggalkan dan Mushaf Al-Qur'an
(termasuk kitab/buku agama) yang ia
wariskan, atau masjid yang ia bangun, atau rumah yang ia bangun untuk ibnu
sabil, atau sungai yang ia alirkan (untuk orang lain), atau sedekah yang ia
keluarkan dari harta miliknya dimasa sehat dan masa hidupnya, semuanya akan
mengiringinya setelah meninggal.“(HR.
Ibnu Majah, no 242. Hasan)
Bila dicerna dari bahasa Al qur’an tentang tumbuhan yang
dijadikan perumpaan seperti karakteristik yang dimiliki oleh tanaman padi.
Tanaman ini hanya bisa tumbuh didaerah subtropis dan tropis. Di Indonesia
adalah Negara tropis dilewati garis khatulistiwa dimana tanaman padi dapat
dibudidayakan dalam setahun bisa 2 kali tanam
dan maksimal bisa 3 kali tanam bila pengairan bagus bisa mengairi sawah
setahun penuh.
Allah
SWT melalui kitab suci Al Qur’an memberitahu bahwa betapa pentingnya distribusi
kekayaan di kalangan umat islam. Kekayaan tidak hanya berputar diantara
kalangan orang kaya saja tapi juga bisa menyebar merata di kalangan umat islam
yang tidak mampu. Kekayaan atau capital atau modal dapat digunakan untuk
menggerakkan ekonomi umat islam. Ekonomi
yang bergerak bersama, bersinergi bersama antara pemilik modal, pemilik tanah, dan umat yang hanya memiliki tenaga..
Kendala budidaya padi ditingkatan petani adalah sumber daya
manusia dalam memahami karakter dan perlakuan dalam pengembangan tanaman padi. Pengetahuan
pemakaian sarana produksi pertanian dalam hal ini pupuk dan pestisida kimia.
Pemakaian kedua bahan kimia ini sangat
luar biasa yang melebihi dosis pemakaian yang ditentukan, sehingga dapat mempengaruhi
biaya produksi yang semakin tinggi. Efek yang timbul ketika harga komoditas
murah maka petani akan mengalami kerugian. Bahkan modal pun seringkali tidak
akan kembali.
Bagaimana cara bisa bersinergi pemilik kekayaan yang hanya
berputar di daerah perkotaan bisa menjadi capital untuk bisa menggerakkan
ekonomi dalam bidang pertanian yang notabene adalah umat islam di pedesaan.
Tidak usah berangan-angan dalam konteks Negara, dicoba jalankan dulu dalam konteks
organisasi muhammadiyah.
Potensi jumlah anggota atau warga muhammadiyah sekitar 60
juta seluruh Indonesia berdasarkan data dari ("Muhammadiyah". Div. of Religion and Philosophy, St. Martin College, UK). Diasumsikan jumlah warga muhammadiyah di jawa timur sekitar 10% dari jumlah
warga muhammadiyah secara nasional maka ada sekitar 6 juta. Diambil lagi 10%
untuk warga muhammadiyah di malang raya sekitar 600.000 anggota muhammadiyah
yang bisa dipenuhi kebutuhan pangan secara mandiri.
Di Muhammadiyah ada satu organ bernama Lazismu yang bisa
digunakan sebagai pihak ketiga untuk
menghubungkan pemilik kekayaan perkotaan dan petani sebagai pemilik lahan dan produsen tanaman pangan yang
semuanya itu notabene adalah warga muhammadiyah di pedesaan. Selain itu organ
ini bisa dijadikan untuk membeli dan menampung hasil panen dari petani warga Muhammadiyah.
Hasil panen yang
dibeli oleh Lazismu bisa diproses untuk
jadi produksi beras. Dalam
prosesnya produksi beras Lazismu ini bisa kerjasama dengan pemilik pabrik
penggilingan beras, syukur-syukur kalau pemiliknya adalah warga Muhammadiyah
bisa negosiasi biaya produksi yang rendah. Andaikan organ ini bisa membeli atau
mendirikan sendiri pabrik penggilingan
beras akan lebih mudah untuk mengelolahnya.
Hasil dari proses yang menjadi beras bisa dikemasi dengan
label atau lambang Muhammadiyah sebagai identitas bahwa Muhammadiyah memiliki peran
secara ekonomi dalam kemandirian pangan. Untuk pemasaran bisa dilakukan melalui lembaga amal usaha yang dimiliki bisa
lewat pendidikan, rumah sakit atau panti asuhan yang dimiliki Muhammadiyah.
Keuntungan yang didapat akan dibagi
berdasarkan prosentase antara Lazismu sebagai faktor produksi dan pemilik modal
yang dikumpulkan dari umat, serta lembaga ortom atau amal usaha sebagai lembaga
pemasaran beras yang jual produk ke umat islam.
Allah SWT akan melipatgandakan harta bagi manusia yang dikehendaki
serta mau menjalankan ekonomi umat. Hanya Allah SWT yang mengetahui segala
sesuatu yang tersembunyi. Manusia hanya bisa menganalisa dari ayat yang tersurat
di Al Qur’an. Dan untuk mengetahui rahasia dan maksud dari Al Qur’an yang
tertulis, manusia harus melakukan penelitian empiris melalui trial and error
yang terukur dan bisa dibuktikan. Maka Allah SWT akan menyingkap tabir di balik
tulisan Al Qur’an. WaAllahu A’lam bish showab.
Tidak ada komentar: