MILLAH IBRAHIM MENUJU MASYARAKAT UTAMA

MILLAH IBRAHIM MENUJU MASYARAKAT UTAMA

Oleh: Ust. Drs. Muhammad Ibrahim

(SKMM-3 dan anggota PCM Klojen)


 

Lafadz millah Ibrahim sering kita dapati dalam teks ayat-ayat al-Quran, kadang kita penasaran dengan makna dari lafadz tersebut maksudnya bagaimana, lantas, kira-kira maknanya apa ya? Kita akan sedikit mengutip  penjelasan tentang ungkapan “millah ibrahim”, lafadz tersebut ada beberapa kali disebutkan dalam al-Quran, diantaranya dalam ayat berikut:

وَقَالُوا۟ كُونُوا۟ هُودًا أَوْ نَصَٰرَىٰ تَهْتَدُوا۟ ۗ قُلْ بَلْ مِلَّةَ إِبْرَٰهِۦمَ حَنِيفًا ۖ وَمَا كَانَ مِنَ ٱلْمُشْرِكِينَ

 

“Dan mereka berkata: “Hendaklah kamu menjadi penganut agama Yahudi atau Nasrani, niscaya kamu mendapat petunjuk”. Katakanlah: “Tidak, melainkan (kami mengikuti) agama Ibrahim yang lurus. Dan bukanlah dia (Ibrahim) dari golongan orang musyrik”. (QS  Al-Baqarah:135).

 

Umumnya, kata millah dalam pemakaiannya disandarkan pada Nabi yang membawanya, seperti millah Ibrahim, millah para Nabi (Syu’aib, Ismail, dan keturunan Ishaq). Adapun kata yang sering digunakan al-Qur’an untuk memaknai millah adalah kata din, yang berasal dari kata “dana-yadinu- dinan; bila ia menyertai, menyerah kepada, dan menaati seseorang)”. Beberapa ulama seperti Abu al-A’la al-Mauwdudi mendefinisikan millah dengan din yang memiliki karakteristik sama, dimana kata din itu memiliki tiga arti; pertama, kehormatan pemerintah, negara dan kekuasaan; kedua, ketundukan, kepatuhan, penghambaan dan penyerahan diri; ketiga, memperhitungkan, mengadili, memberi hukuman atas perbuatan-perbuatan.

-   Millah Ibrahim adalah prinsip ajaran Islam yang dianut oleh Nabi Muhammad dari Nabi Ibrahim yang berisi ketauhidan, fitrah, penegakan keadilan, dan keramah tamahan

-   Millah Ibrahim  menuju ad-Diin al-hanif berarti "lurus," tidak cenderung kepada yang batil. "Agama yang hanif ialah agama yang benar, agama yang dapat mencapai jalan yang benar, jalan untuk kebahagiaan di dunia dan akhirat. Bahkan agama yang belum dicampuri oleh sesuatu pun dan tidak bergeser sedikit pun dari asalnya.

 

Oleh karenanya Nabi sallallahu alaihi wa sallam mengabarkan bahwa tidaklah beliau diutus melainkan dengan millah/agama yang lurus “al-millah al-hanifiah”


إِنَّ عَائِشَةَ قَالَتْ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:  يَوْمَئِذٍ لِتَعْلَمَ يَهُودُ أَنَّ فِي دِينِنَا فُسْحَةً إِنِّي أُرْسِلْتُ بِحَنِيفِيَّةٍ سَمْحَةٍ


“Sesungguhnya Aisyah berkata, "Pada suatu hari Rasulullah SAW  pernah bersabda, 'Pada hari nanti orang Yahudi mengetahui bahwa di dalam agama kita terdapat kelapangan, sesungguhnya saya diutus dengan hanifiyah (agama yang lurus) yang penuh toleran." HR. Ahmad 24855 Hasan

 

Nabi juga mengabarkan bahwa al-hanifiah itu adalah jalan/metode terbaik yang dicintai oleh Allah ta’ala, Ibnu Abbas berkata:

 

قيل لِرَسولِ الله صلَّى اللهُ عليه وسلَّم: أيُّ الأديانِ أحَبُّ إلى اللهِ؟ قال: الحَنيفيَّةُ السَّمْحةُ

 

Ditanyakan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, ‘Agama manakah yang paling dicintai oleh Allah?’ Beliau bersabda, ‘Alhanifiyyah Assamhah (yang lurus lagi toleran” (H.R Ahmad no 2107, Shahih lighairihi).

 

“millah ibrahim” dia adalah “al-hanifiah” yaitu agama Allah SWT yang lurus, merupakan ideologi Nabi Ibrahim alaihissalam, dan juga aqidah seluruh Nabi dan Rasul, dan keduanya adalah Islam itu sendiri, ajaran yang dibawa oleh Rasul Muhammad sallallahu alaihi wa sallam yang menyerukan pada pengesaan ibadah kepada Allah dan menjauhi segala bentuk kesyirikan dan kekufuran,

 

Ad -Dinul al Haniif  dapat terwujudnya manusia muslim yang berakhlak mulia, cakap, percaya pada diri sendiri dan berguna bagi masyarakat dan bangsa suatu keniscayaan. Sehingga pemeluk ad-Diin al Haniif selalu menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.. Millah adalah keparcayaan, komunitas spiritual, agama. Dalam bahasa Turki Usmani kata millah dijadikan sebutan untuk seluruh agama yang berkembang di wilayah imperium Turki. Kata millah Hal ini merupakan proses pembentukan karakter  yang sangat perlu diperhatikan bagi masyarakat kita di Indonesia saat ini. Dalam tafsiran lain sebutan "Millah Ibrahim” Ibrahim juga banyak diterangkan dalam al-Qur’an sebagai agama Nabi Ibrahim, yang tidak lain adalah tuntunan atau ajaran-ajaran yang disampaikan oleh Nabi Ibrahim AS kepada masyarakat sebagai pedoman hidup mereka2. ketertiban masyarakat. Milllah Ibrahim adalah tuntunan hidup yang diajarkan oleh Nabi Ibrahim Alaihissalam, yang meruangakan pedoman hidup bagi manusia pada saat itu. Millah Ibrahim ini terus dilanjutkan sebagai ajaran yang turun temurun dan disempurnakan pada rasul berikutnya sampai kepada nabi rasul terakhir Millah adalah kewajiban-kewajiban hidup yang harus dilaksanakan demi tegaknya aturan- aturan dan demi Muhammad SAW. Allah berfirman  dalam QS. Al Hajj 78

 

وَجَٰهِدُوا۟ فِى ٱللَّهِ حَقَّ جِهَادِهِۦ ۚ هُوَ ٱجْتَبَىٰكُمْ وَمَا جَعَلَ عَلَيْكُمْ فِى ٱلدِّينِ مِنْ حَرَجٍ ۚ مِّلَّةَ أَبِيكُمْ إِبْرَٰهِيمَ

 

Dan berjihadlah kamu pada jalan Allah dengan jihad yang sebenar-benarnya. Dia telah memilih kamu dan Dia sekali-kali tidak menjadikan untuk kamu dalam agama suatu kesempitan. (Ikutilah) agama orang tuamu Ibrahim....


 Dalam memahami kata Millah, Quraish Shihab sejalan dengan Raghib al isfahani memaknai bahwa millah adalah keseluruhan agama yang dirinci. Dari itu, ajaran Nabi Muhammad termasuk pula Millah Ibrahim karena didalamnya memuat prinsip yang sama yakni tauhid, sesuai fitrah, moderasi, penegakan hak dan keadilan, dan keramah tamahan. Karena terpengaruh dalam konteks keindonesiaan maka tidak heran apabila Quraish Shihab dalam penafsirannya terhadap Millah Ibrahim menyangkut pautkan tentang moderasi serta keberagaman yang berlanjut pada pluralisme.(”berfikir bukan beramal ibadah) Nabi Ibrahim mengajarkan monoteisme, penyembahan kepada Tuhan yang maha Esa meskipun memiliki jalan keselamatannya masing-masing. Hal itu dapat dilihat dari nilai-nilai universal Millah Ibrahim yang meliputi keniscayaan keberagaman, ketauhidan (yang tersebut dalam Syahadat "Tidak ada sesembahan yang patut di ibadahi  melainkan Allah  لآإِلَهَ إِلاَّ الله

 

Di Indonesia, sikap toleransi atau tasamuh sangat diperlukan. Hal itu mengingat latar belakang masyarakat Indonesia yang sangat plural, salah satunya dalam aspek kepercayaan dan agama. Oleh sebab itu, toleransi beragama sangat perlu kembali untuk dikukuhkan setelah merosotnya toleransi pada beberapa tahun terakhir. Bagaimanapun, toleransi beragama adalah ialah sikap sabar dan menahan diri untuk tidak mengganggu dan tidak melecehkan agama atau system keyakinan dan ibadah penganut agama dan kepercayaan lain. Karena, makna toleransi sebenarnya bukanlah mencampuradukkan keimanan dan ritual dengan agama lain sebagaimana yang banyak dituduhkan selama ini, melainkan menghargai eksistensi agama lain yang sama-sama hidup di masyarakat Indonesia


Asal perpecahan dan konflik berasal dari sikap ekslusivisme dan klaim kebenaran. Mereka mengeklusifkan monoteisme Islam dan Nabi Ibrahim serta memposisikan agama lain sebagai lawan. Selain itu, kelompok ini juga menampilkan ayat-ayat al-Qur’an yang secara lahiriah mengabsahkan tindakan kekerasan. Begitu juga dengan agama lain terhadap Islam, seolah-olah Nabi Ibrahim memiliki versi dari masing-masing agama. Menjadikan Nabi Ibrahim sebagai titik temu diantara ketiga agama samawi sudah lebih dari cukup dan tidak perlu mengkalim secara eksklusif terhadapnya.

Saat mendoakan kita berdoa negeri kita  agar aman seperti nabi Ibrahim berdoa


وَإِذْ قَالَ إِبْرَٰهِۦمُ رَبِّ ٱجْعَلْ هَٰذَا بَلَدًا ءَامِنًا وَٱرْزُقْ أَهْلَهُۥ مِنَ ٱلثَّمَرَٰتِ مَنْ ءَامَنَ مِنْهُم بِٱللَّهِ وَٱلْيَوْمِ ٱلْءَاخِرِ ۖ قَالَ وَمَن كَفَرَ فَأُمَتِّعُهُۥ قَلِيلًا ثُمَّ أَضْطَرُّهُۥٓ إِلَىٰ عَذَابِ ٱلنَّارِ ۖ وَبِئْسَ ٱلْمَصِيرُ

“Dan (ingatlah), ketika Ibrahim berdoa: "Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini, negeri yang aman sentosa, dan berikanlah rezeki dari buah-buahan kepada penduduknya yang beriman diantara mereka kepada Allah dan hari kemudian. Allah berfirman: "Dan kepada orang yang kafirpun Aku beri kesenangan sementara, kemudian Aku paksa ia menjalani siksa neraka dan itulah seburuk-buruk tempat kembali".”

 

WALLAHU A’LAM BI SHOWAAB
Kepustakaan

1.    Cyril Glase, Ensiklopedi Islam, Raja Grafmdo Persada,Jakarta. 1999,h.269

2.    M. Q. Shihab, Tafsir al-Misbah: Pesan, Kesan dan Keserasian al-Qur’an, vol. 1. Jakarta: Lentera Hati, 2002.

3.   D. Anggraeni, “Agama Pra-Islam Perspektif Al-Qur’an,” Jurnal Studi Al- Qur’an: Membangun TradisiBeriikir Qur’ani, vol. 12, no. 1, 2016

4.   Ustadz Setiawan Tugiyono, M.H.I, apa itu millah Ibrahim?, https://bimbinganislam.com/apa-itu-millah-ibrahim/

5.   Muhammad Abdul Rohman Al Chudaifi,, Siti Muliana: Nilai Universal Millah Ibrahim  dalam Tafsir Al‐Misbah Sebagai Basis Epistemologi






MILLAH IBRAHIM MENUJU MASYARAKAT UTAMA MILLAH IBRAHIM MENUJU MASYARAKAT UTAMA Reviewed by sangpencerah on Juli 08, 2022 Rating: 5

Tidak ada komentar: