Diceritakan pernah ada seorang sahabat Nabi bernama
Alqamah. Sekitar tiga hari badannya meregang sakit seperti sekarat/naza’,(keadaan
tubuh bergetar,biasanya hanya bisa berbaring, tak bisa diapa apakan lagi/tak bisa berbuat apa-apa
lagi). Dia
selalu berteriak kesakitan, Sampai-sampai paman/ mertuanya mentalqinnya;
”Ucapkanlah Laa ilaaha illallaah”
Alqamah tak mampu mengucapkannya, yang dipanggilnya Ibunya,
Istri, saudara, mertua dan yang lain merasa prihatin dan kasihan melihat
keadaan Alqamah. Mertua Alqamah bertanya pada Istri Alqamah; Apa kau sudah memberitahu Rasulullah
tentang hal ini?
”Belum Ayah.”Lebih baik satu
diantara kita memberitahu Rasulullah, Barang kali Rasulullah bisa membantu”.”Baiklah saya menjumpai Rasulullah”,
kata paman Alqamah. Sesampai di Rumah Nabi
SAW, diceritakanlah kejadiannya. Rasulullah SAW bertanya, Apa dia masih punya ibu?” Masih ya Rasulullah.” jawab sang paman. ”Mintalah Ibunya untuk mengunjungi ku”
.Kata Nabi. Lalu sang paman menemui Ibu Alqamah, meminta sang Ibu untuk mengunjungi Alqamah.
Tetapi ibunya tak bersedia menjenguk anaknya,
karena mengingat sikap-sikap Alqamah selama ini yang
dianggapnya sangat menyakitkan. Kemudian saudaranya mengajaknya menemui Rasulullah
SAW. Sesampainya di rumah Nabi
SAW, sang Ibu ditanya mengapa begitu membenci Alqamah?
Dia menjelaskan; Sebenarnya Alqamah berbakti, namun setelah menikah berubah. Dia terlalu memperhatikan istrinya. Sementara ibunya diabaikannya begitu saja.
· Suatu hari Ia mengunjungi rumahku.Setelah kubukakan
pintu,Dia membukakan bungkusan. Tanpa pilih-pilih, Ia memberikan oleh-oleh baju yang sangat bagus sehingga
aku sangat gembira. Eh,ternyata Dia minta lagi baju itu, katanya Dia keliru memberikan. itu untuk istrinya. Untukku baju yang lain, yang jelek.
· Saat Aku berkunjung ke rumahnya, pas aku kelelahan dan
lapar, aku minta izin padanya untuk makan kue yang tersaji di meja.
Dia tak mengizinkanku karena kue itu pesanan Istrinya
yang dibelinya dengan susah payah.
· Saat Aku mengutus seseorang ke rumah Dia dengan membawa
surat,….Anakku, Aku tak mempunyai sesuatu untuk dimakan, bisakah kau
membantuku, titipkan pada orang yang membawa surat ini. Dia berpesan, uangku hanya cukup untuk beberapa hari saja.
Aku khawatir istriku marah kalau uang ini berkurang.
kalau nanti ada rizki lagi, insyaallah aku antar ke rumah Ibu.
Nabi bertanya: Apa
Kau masih tetap pada pendirianmu? Aku tak sudi untuk mengenalnya lagi dan aku tak kan
pernah datang ke rumahnya. Lalu Nabi SAW Menyuruh Bilal, Ammar dan lainnya untuk mengumpulkan kayu bakar untuk
membakar Alqamah. Sang Ibu terkejut, dijelaskan, agar Alqamah hanya merasakan siksa dunia saja.
Lalu sang ibu berkenan memaafkan dan meridloi nya,
tak lama kemudian, sebelum orang-orang yang di rumah Nabi SAW sampai rumah Alqamah, Alqamah menghembuskan nafas terakhir tanpa kesulitan,
didahului ucapan Laa ilaaha illallaah berkat ridlo Ibunda.
Jika
ada riwayat lain mengenai hal ini yang dianggap lebih shahih,penulis mengikuti
riwayat tersebut.
Sungguh
indah petuah Rasulullah SAW berikut,
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى الله
عَليْهِ وسَلَّمَ : لاَ يَجْزِي وَلَدٌ وَالِدَهُ، إِلاَّ أَنْ يَجِدَهُ
مَمْلُوكًا فَيَشْتَرِيَهُ فَيُعْتِقَهُ.
“Seorang
anak belum dianggap berbakti pada ortu nya kecuali ia mendapati ortunya sebagai
budak, lalu ia membelinya dan memerdekakannya” (HR
Ibnu Majah 3659)
Seperti
kita ingat,Abu Bakar RA yang kaya raya itu sigap memerdekakan Bilal RA,seorang
budak yang disiksa tuannya (Umayyah) karena keislaman Bilal. Dana pembebasan
Bilal mencapai 40 ons emas/ 4000 gram. Andai harga emas 400rb, berarti sejumlah
1.600.000.000 (Satu Milyar Enam Ratus Juta Rupiah)
Berarti,
sebelum kita mengeluarkan uang sekitar 1,6M ,belum bisa menganggap diri telah
berbakti pada orang tua
Dari
Abdullah bin Masud, Aku bertanya kepada Nabi SAW: ,amal apa yang terbaik? Beliau
menjawab; Shalat tepat waktunya, bakti kepada orang tua, jihad fie sabilillah. Lalu
aku tak menambah pertanyaan lagi karena menjaga perasaannya (HR Bukhary I/134,Muslim no 120)
Firman Allah SWT,
Kami
perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya,
ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah
(pula). Mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan sehingga
apabila dia telah dewasa dan umurnya sampai empat puluh tahun ia berdoa,
"Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmat Engkau yang telah
Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat
amal yang saleh yang Engkau ridai; berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi
kebaikan) kepada anak cucuku Sesungguhnya aku bertobat kepada Engkau dan
sesungguhnya aku temasuk orang-orang yang berserah diri.” Mereka itulah
orang-orang yang Kami terima dari mereka amal yang baik yang telah mereka
kerjakan dan Kami ampuni kesalahan-kesalahan mereka, bersama penghuni-penghuni
surga, sebagai janji yang benar yang telah dijanjikan kepada mereka.
( QS Al ahqaf 46: 15-16.)
Senada
dengan ini,
Dan
Kami wajibkan manusia (berbuat) kebaikan kepada dua orang ibu bapaknya. Dan
jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan Aku dengan sesuatu yang tidak
ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya. Hanya
kepada-Kulah kembalimu, lalu Aku kabarkan kepadamu apa yang telah kamu
kerjakan. -Dan orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh benar-benar
akan Kami masukkan mereka ke dalam (golongan) orang-orang yang saleh. (QS
Al ‘ankabut( 29); 8.
حُسْناً =berbuat
baik =kt Ibnu ‘Athiyah; wajib mentaati mereka dalam hal yang mubah.
Katakanlah
(Muhammad), Katakanlah, "Sesungguhnya aku takut akan azab hari yang
besar (hari kiamat) Jika aku mendurhakai Tuhanku.”QS Al an’am 15)
“Sekali-kali
jangan begitu! Sesungguhnya catatan orang yang durhaka benar-benar tersimpan
dalam Sijjīn.**
(QS.
Al Muthaffifin 7) Sijjin: Nama kitab yang mencatat segala perbuatan orang-orang
yang durhaka.
dan
sesungguhnya orang-orang yang durhaka benar-benar berada dalam neraka.
(QS Al Infithar 14)
Sesungguhnya
ketika air naik (sampai ke gunung), Kami Membawa (nenek moyang) kamu **ke dalam
kapal, (QS. Al Haqqah 11). **Yang dibawa dalam
kapal Nabi Nuh untuk diselamatkan ialah keluarga Nabi Nuh dan orang- orang yang
beriman, tidak termasuk anaknya yang durhaka.
dan (juga) kaum
Nuh sebelum itu. Sungguh, mereka adalah orang-orang yang paling zalim dan
paling durhaka.
(QS
An Najm 52)
“Beginilah
(keadaan mereka). Dan sungguh, bagi orang-orang yang durhaka pasti (disediakan)
tempat kembali yang buruk”,(QS Shaad 55)
Dan
(Kami) telah Menjaganya dari setiap setan yang durhaka,
(QS Assoffat 7)
Lalu
keduanya memakannya, lalu tampaklah oleh keduanya aurat mereka dan mulailah
keduanya menutupinya dengan daun-daun (yang ada di) surga, dan telah durhakalah
Adam kepada Tuhan-nya, dan sesatlah dia.**
(QS
Thaha 121)
**Yang
dimaksud “durhaka” di sini ialah melanggar larangan Allah SWT karena lupa,
tidak sengaja, sebagaimana disebutkan dalam ayat 115 surah ini. Dan yang
dimaksud “sesat” ialah mengikuti apa yang dibisikkan setan. Kesalahan Adam a.s.
meskipun tidak begitu besar menurut ukuran manusia biasa sudah dinamai durhaka
dan sesat karena tingginya martabat Adam a.s. dan untuk menjadi teladan bagi
orang besar dan pemimpin-pemimpin agar menjauhi perbuatan-perbuatan yang
terlarang, bagaimanapun kecilnya.
” dan Kami akan Menggiring orang yang
durhaka ke neraka Jahannam dalam keadaan dahaga.”
(QS Maryam 86)
“dan
sangat berbakti kepada kedua orang tuanya, dan dia bukan orang yang sombong
(bukan pula) orang yang durhaka”. (QS Maryam 14)
“Dan
tidak ada suatu negeri pun (yang durhaka penduduknya), melainkan Kami
Membinasakannya sebelum hari Kiamat atau Kami Siksa (penduduknya) dengan siksa
yang sangat keras. Yang demikian itu telah tertulis di dalam Kitab (Lauh
Mahfuzh)” (QS Al Isra’ 58)
Dan
tidak ada satu negeri pun melainkan Kami Membinasakannya sebelum hari kiamat,
atau Kami Mengazabnya dengan azab yang dahsyat. Yang demikian itu termaktub di
dalam al-Kitab.
Wa
im ming qaryatin illā nahnu muhlikūhā
(dan tidak ada satu negeri pun melainkan Kami Membinasakannya), yakni Kami
Jadikan penghuni negeri itu mati.
Qabla
yaumil qiyāmati au mu‘adz-dzibūhā ‘adzābaη syadīdā
(sebelum hari kiamat, atau Kami Mengazabnya dengan azab yang dahsyat), yakni
dengan pedang (serangan musuh) dan berbagai penyakit.
Kāna
dzālika (yang demikian itu), yakni kebinasaan dan
azab itu.
Fil
kitābi mas-thūrā (termaktub di dalam
al-Kitab), yakni termaktub di Lauh Mahfuzh dan akan terjadi.
(penjelasan
dalam tafsir oleh Ibnu ‘Abbas QS Al Isra’ 58)
Sepintas
tentang durhaka,adalah ketidak patuhan seseorang terhadap obyeknya (Allah SWT/ Rasul
SAW/ ortu) salah satu bentuknya; gangguan yang ditimbulkan seorang anak pada
kedua orang tuanya berupa perkataan dan
perbuatan, uffin/cis/ah/berkata dengan kalimat yang keras/ menyakitkan hati, menggertak,
mencaci dll. berlaku kasar, memukul dengan tangan/kaki bila orang tua
menginginkan sesuatu/menyuruh untuk memenuhi keinginannya, membenci, tak
mempedulikan, tak bersilaturrahmi/tak memberi nafkah pada mereka yang miskin.
Sanksi
bagi yang durhaka adalah siksa di dunia dan akhirat.
Wallahu
A’lam Bis Shawab
Tidak ada komentar: