Oleh: Ust. Hafidz, S.Pd., M.Pd.I
Al-Qur’an merupakan satu-satunya pedoman hidup bagi manusia, khususnya bagi kaum muslimin di seluruh pernjuru dunia. Berpedoman pada al-Qur’an menunjukan bukti keimanan kepada Allah SWT. Karena itu al-Qur’an dengan kemu’jizatannya banyak memberikan manfaat dan keuntungan bagi manusia, manfaat itu bisa dirasakan saat hidup di dunia, misalnya; manusia pada mulanya dilahirkan dalam keadaan lemah, lalu jadi kuat, dari tidak tau apa-apa menjadi pinter, dari tidak bisa berpikir jadi pemikir sesuatu bahkan dari tidak memiliki kekayaan apa-apa menjadi pengusaha dan lain sebagianya. Kelemahan itu sebagiamana dijelsakan Allah SWT dalam kitabNya;
وَخُلِقَ الْإِنْسَانُ ضَعِيفًا
“Dan manusia diciptakan dalam keadaan lemah’” (QS. An Nisa;4: 28)
Ayat berikutnya menjelaskan tentang bekal hidup yang diberikan oleh Allah SWT kepada manusia setelah lahir ke dunia :
وَاللّٰهُ اَخْرَجَكُمْ مِّنْۢ بُطُوْنِ اُمَّهٰتِكُمْ لَا تَعْلَمُوْنَ شَيْـًٔاۙ وَّجَعَلَ لَكُمُ السَّمْعَ وَالْاَبْصَارَ وَالْاَفْـِٕدَةَ ۙ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ
“Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu pun, dan Dia memberimu pendengaran, penglihatan , dan hati nurani, agar kamu bersyukur”.(QS. An-Nahl;16:78)
Bukti kecerdasan manusia dalam memperbaiki kualitas kehidupannya, yaitu; bahwa indera pendengaran disebutkan pertama oleh Allah SWT, sebab pendengaran adalah unsur utama yang pertama kali dipergunakan oleh orang yang akan belajar untuk memahami segala sesuatu. Menurut sebuah teori penemuan modern bayi yang masih dalam kandungan bisa menangkap pesan yang disampaikan dari luar dan ia sangat peka.
Dengan kepekaan manusia yang didukung oleh panca inderanya, maka manusia dapat meraih apa yang diinginkan di dunia ini, sehingga anusia bisa menikmati makanan, tempat tinggal, kendaraan dan yang lainnya, bahkan bisa merasakan kebahagiaan hidup dirinya, dan juga bahagia bersama keluarganya, serta berbahagia bersama makhluq Allah SWT lainnya.akan tetapi setelah manusia mendapatkan sebagian atau semuanya keinginannya di dunia ini (yang hiasa disebut dunia), kadang kalanya mereka lupa dan terlena dengan pemilik dunia ini yakni Allah SWT. Supaya manusia tidak terlena dengan apa yang sudah diperoleh dalam kehidupan di dunia ini, mari kita refresh kembali pemahman kita tentang dunia yang sedang kita tempati dan yang telah diperoleh, sedang dimiliki bahkan akan kita cari ke depannya sampai batas waktu yang telah ditentukan dan segera menghadap Allah SWT. Bahasanya sebagai berikut:
Asal kata dunia = دنى = rendah atau dekat.
Al Qur’an mengemukakan tiga pengertian dunia yaitu adakalanya bermakna dekat, rendah, dan adakalanya mengandung pengertian awal.
Dari pengertian itu tersimpul bahwa dunia adalah suatu kehidupan awal, dekat dan pendek, atau rendah. Pengertian ini menunjukkan bahwa dunia adalah kehidupan jarak pendek yang memerlukan persiapan-persiapan awal.
Dengan cara apa kita mempersiapkan itu semua?
Berikut ilustrasi tentang dunia, dilihat dari kacamata al-Qur’an sebagai pedoman hidup paling sempurna. diantara gambaran dunia tersebut adalah:
1. Dunia adalah permainan dan senda gurau.
وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا لَعِبٌ وَلَهْوٌ
“Dan tiadalah kehidupan dunia ini melainkan permainan dan senda gurau.” (QS. al-An’am;6:32)
Dari sini kita pahami bahwa dunia ini hanya seperti permainan yang akan berakhir di saat waktunya sudah terlewatkan, lalu apa yang kita dapatkan dalam permainan itu? Renungkan!
2. Dunia adalah sesuatu yang kecil dan remeh.
فَمَا مَتَاعُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا فِي الْآخِرَةِ إِلَّا قَلِيلٌ
“Padahal kenikmatan hidup di dunia ini (dibandingkan dengan kehidupan) di akhirat hanyalah sedikit.” (QS. at-Taubah;9:38)
Pemhaman terhadap ayat ini memberikan gambaran kebahagiaan hidup dunia ini, hanya sementara dan aka nada kebahagiaan hidup yang abadi yaitu akhirat, bekal apa yang sudah kita persiapkan untuk akhirat? Camkan!
3. Dunia adalah penyebab kelalaian manusia.
وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا مَتَاعُ الْغُرُورِ
“Kehidupan dunia hanyalah kesenangan yang memperdaya.” (QS.Ali Imran;3:185)
Masih masalah dunia yang memperdaya pola dan gaya hidup manusia, ada istilah humoran, tapi sarat hikmah dan pelajaran bagi kita semua, yaitu; jangan mati-matian mengejar dunia, karena dunia tidak bisa di bawa mati. Sekalipun kalimat ini tidak selamanya benar, tapi jadikan sebagai pengingat saja. Supaya hidup kita lebih santai, serius dan fokus dengan tujuan akhir dari kehidupan ini.
4. Dunia dijadikan nampak indah di mata orang kafir.
زُيِّنَ لِلَّذِينَ كَفَرُوا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا وَيَسْخَرُونَ مِنَ الَّذِينَ آمَنُوا
“Kehidupan dunia dijadikan terasa indah dalam pandangan orang-orang yang kafir, dan mereka menghina orang-orang yang beriman.” (QS. al-Baqarah;2:212)
Ayat ini mengisyaratkan kepada kita, bahwa dalam menyikapi kehidupan ini jangan seperti orang-orang yang tidak percaya terhadap al-Kitab yaitu al-Qur’an. Siapa mereka? Orag-orang kafir.
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الدُّنْيَا سِجْنُ الْمُؤْمِنِ وَجَنَّةُ الْكَافِرِ.
Daripada Abu Hurairah RA berkata: Rasulullah SAW bersabda: "Dunia adalah penjara bagi orang mukmin dan syurga bagi orang kafir." (HR. Muslim 2956)
5. Harta dan anak adalah hiasan dunia.
الْمَالُ وَالْبَنُونَ زِينَةُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا
“Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia.” (QS. al-Kahfi;18:46)
Pelajaran yang perlu ditanamkan dalam diri kita adalah, cinta dan sayang kepada dunia dan keturunan, tidak mengalahkan cintanya kepada Allah SWT
6. Dunia nampak cantik tetapi jadi ujian bagi manusia.
زَهْرَةَ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا لِنَفْتِنَهُمْ فِيهِ
“(sebagai) bunga kehidupan dunia agar Kami uji mereka dengan (kesenangan) itu.” (QS. Taha;20:131)
7. Dunia dijual belikan dengan akhirat
أُولَٰئِكَ الَّذِينَ اشْتَرَوُا الْحَيَاةَ الدُّنْيَا بِالْآخِرَةِ
“Mereka itulah orang-orang yang membeli kehidupan dunia dengan (kehidupan) akhirat.” (QS. al-Baqarah;2:86)
Jangan menukar kehidupan dunia yang sementara dengan kehidupan akhirat yang kekal abadi.
8. Manusia lebih senang dengan dunia yang singkat dan segera .
أَرَضِيتُمْ بِالْحَيَاةِ الدُّنْيَا مِنَ الْآخِرَةِ
“Apakah kalian lebih puas (menyenangi) dengan kehidupan di dunia daripada kehidupan di akhirat?” (QS. at-Taubah;9:38)
9. Manusia lebih berbangga dengan dunia.
وَفَرِحُوا بِالْحَيَاةِ الدُّنْيَا
“Mereka bergembira dengan kehidupan dunia.” (QS. Ar-Ra’du;13:26)
10. Manusia lebih mengharapkan dunia dibandingkan akhirat?
الَّذِينَ يَسْتَحِبُّونَ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا عَلَى الْآخِرَةِ
(Yaitu) orang yang lebih menyukai kehidupan dunia daripada (kehidupan) akhirat.” (QS. Ibrahim;14:3)
Sekalipun sifat ini termasuk fithrah bagi manusia, akan tetapi harus bisa membatasi diri dengan segala yang melalaikan diri kita untuk mendekat kepada Allah SWT
11. Manusia memang bernafsu terhadap dunia
وَلَمْ يُرِدْ إِلَّا الْحَيَاةَ الدُّنْيَا
“dan tidak mengingini kecuali kehidupan duniawi..”(QS. an-Najm;53:29)
12. Manusia lebih memilih dunia dari akhirat.
بَلْ تُؤْثِرُونَ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا , وَالْآخِرَةُ خَيْرٌ وَأَبْقَىٰ
Tetapi kamu (orang-orang kafir) memilih kehidupan duniawi. Sedang kehidupan akhirat adalah lebih baik dan lebih kekal (QS. al A' laa; 87:16-17)
13. Yang mengutamakan dunia daripada akhirat, tempat akhir mereka adalah neraka.
فَاَمَّا مَنْ طَغٰى ,وَاٰثَرَ الْحَيٰوةَ الدُّنْيَا ,فَاِنَّ الْجَحِيْمَ هِيَ الْمَأْوٰى
"Maka (dapatlah masing-masing mengetahui kesudahannya); adapun orang yang melampaui batas (perbuatan durhakanya). Serta ia lebih mengutamakan kehidupan dunia semata-mata, Maka sesungguhnya neraka Jahanamlah tempat kediamannya. (QS. an-Nazi’at;79:37-39)
الَّذِينَ اتَّخَذُوا دِينَهُمْ لَهْوًا وَلَعِبًا وَغَرَّتْهُمُ الْحَيَاةُ الدُّنْيَا فَالْيَوْمَ نَنسَاهُمْ كَمَا نَسُوا لِقَاءَ يَوْمِهِمْ هَـٰذَا وَمَا كَانُوا بِآيَاتِنَا يَجْحَدُونَ
(Yaitu) orang-orang yang menjadikan agama mereka sebagai main-main dan senda gurau, dan kehidupan dunia telah menipu mereka". Maka pada hari (kiamat) ini, Kami melupakan mereka sebagaimana mereka melupakan pertemuan mereka dengan hari ini, dan (sebagaimana) mereka selalu mengingkari ayat-ayat Kami. (QS. al A’raf;7:51)
Sebagai kesimpulan dari pembahasan di atas, jadikan hidup ini sebagai seorang hamba yang bertuhan kepada Allah SWT, dan jadikan dunia ini sebagai gerakan kebaikan, dan jadikan diri sebagai penebar kemaslahatan bagi diri, keluarga dan masyarakat disekitarnya.
Karena apapun yang telah kita miliki di dunia ini, semuanya akan berakhir, kecuali amal shalaeh yang telah kita lakuka selama hidupnya. Manusia akan kembali pada asalnya (dari tanah, hidup di atas tanah, makan dari makan dari tanah, dan akan berakhir di dalam tanah!
Tidak ada komentar: