Kita berlindung
kepada Allah SWT dari segala godaan syaitan yang terkutuk, dan dengan asmaNya (Allah SWT) kita mohon tetap
dikasihi dan disayangi hingga nafas terakhir dalam keadaan khusnul khatimah. Innalillahi wa inna ilaihi roji’un,
seluruh masyarakat Malang khususnya dan bangsa Indonesia pada umumnya
menyatakan rasa duka cita sedalam-dalamnya atas tragedi Kanjuruhan pada Sabtu,
1 Oktober 2022. Sebuah tragedi yang sangat tragis di Stadion Kanjuruhan Malang
yang disertai dengan kerusuhan supporter pasca pertandingan rivalitas lokal
Derbi Super Jawa Timur yang mempertemukan Arema dengan Persebaya Surabaya. Berdasarkan
data Dinas Kesehatan Pemprov Jatim Sabtu (8/10) pukul 08.00 WIB, jumlah korban
meninggal dunia 131 orang, luka ringan sebanyak 550 orang, luka berat 23 orang,
dan 37 masih menjalani perawatan di rumah sakit, sehingga sementara total jatuh
korban 704 orang. Kita semua berdo’a semoga yang meninggal senantiasa
mendapatkan tempat terbaik di sisi Allah SWT, bagi yang sedang dirawat semoga
senantiasa diberikan kepulihan, serta diberikan kesabaran dalam menghadapi
musibah. Amin.
Tragedi
Kanjuruhan sebagai dampak dari pertandingan rivalitas lokal antara Arema dengan
Persebaya Surabaya. Jika di lihat dari perspektif manajerial, maka tidak
terlepas dari mekanisme sistemik yang butuh terus dibenahi, baik dari aspek
pengelola itu sendiri, lebih-lebih soal keamanan dan keselamatan yang
melibatkan aparat keamanan. Pastinya ke depan pola manajerial sebagai bagian
dari mekanisme sistemik harus ditata menjadi lebih baik, sehingga
persepakbolaan nasional lebih maju dan sungguh-sungguh menjunjung tinggi sportifitas.
Dengan adanya peristiwa ini semoga menjadi sebuah titik balik yang akan
mendorong ke arah kemajuan sepak bola nasional lebih gemilang di masa yang akan
datang.
Sedangkan dilihat
dari perspektif agama, maka sesungguhnya tidak ada segala sesuatu terjadi di
muka bumi tanpa seizinNya, tak terkecuali meninggalnya supporter Arema yang
berjumlah 131 orang serta beberapa korban luka (berat/ringan) lainnya, semuanya
telah terencana dalam desain Allah SWT, menyesuaikan urutan waktu peristiwa terjadinya
dalam kuasa dan kehendakNya. Misalnya di dalam al-Qur’an (al-An'am: 59) Allah SWT
jelaskan:
وَمَا تَسْقُطُ مِنْ وَرَقَةٍ إِلَّا يَعْلَمُهَا
وَلَا حَبَّةٍ فِي ظُلُمَاتِ الْأَرْضِ وَلَا رَطْبٍ وَلَا يَابِسٍ إِلَّا فِي
كِتَابٍ مُبِينٍ
…. dan Tidak ada sehelai daun pun
yang gugur yang tidak diketahui-Nya. Tidak ada sebutir biji pun dalam kegelapan
bumi dan tidak pula sesuatu yang basah atau yang kering, yang tidak tertulis
dalam Kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh).
Melalui ayat
ini, Allah SWT menunjukkan kepada kita bahwa Allah SWT memiliki otoritas atas
setiap makhluknya, sekaligus mengajarkan kepada kita tentang kepasrahan dan
kesabaran semata-mata karenaNya, mengingat semuanya telah ada dalam
pengetahuan, kehendak dan kuasaNya. Mengutip dari Ibnu Katsir QS.Luqman, 34,
Imam Bukhari mengatakan, bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda:
قَالَ رَسُولُ
اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: مَفَاتِيحُ الْغَيْبِ خَمْسٌ لَا
يَعْلَمُهُنَّ إِلَّا اللَّهُ: {إِنَّ اللَّهَ عِنْدَهُ عِلْمُ السَّاعَةِ وَيُنزلُ
الْغَيْثَ وَيَعْلَمُ مَا فِي الأرْحَامِ وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ مَاذَا تَكْسِبُ
غَدًا وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ بِأَيِّ أَرْضٍ تَمُوتُ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ
خَبِيرٌ}
Kunci- kunci perkara yang gaib
itu ada lima, tidak ada yang mengetahuinya kecuali hanya Allah. Yaitu yang disebutkan oleh firman- Nya: Sesungguhnya Allah,
1. Hanya pada sisi- Nya sajalah pengetahuan tentang hari kiamat; 2.
Dialah yang menurunkan hujan, 3. Dia mengetahui apa yang ada dalam rahim,
4. tiada seorang pun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang
akan diusahakannya besok, 5. tiada
seorang pun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati.
Sesungguhnya Allah maha mengetahui lagi maha mengenal.
Oleh karena itu
menjadi semakin jelas bahwa tidak ada yang dapat berkuasa di jagat raya ini
kecuali kehendak dan kuasa yang ada padaNya (Allah SWT). Kematian dan berbagai
jenis musibah lainnya merupakan media pemaknaan bagi kita yang masih hidup,
agar dapat kembali refresh, bermuhasabah, mereview tentang siapa kita (manusia)
yang sesungguhnya. Terkait dengan tragedi Kanjuruhan, hampir tidak dapat
dibayangkan, bagitu mudahnya manusia ‘hilang’ (meninggal) dalam jumlah ratusan,
di waktu yang singkat bergelimpangan, tidak mampu menahan nafas, hingga ajal
menemuinya. Tentu saja ini adalah kejadian luar biasa, tak terjangkau dengan
logika apapun, kecuali dengan keimanan. Bersama iman seorang hamba akan tunduk,
seraya menggambarkan bahwa diri manusia memang lemah, dan kekuatannya akan
pulih ketika mampu kembali menuju ridlaNya seraya memohon pemaafan dariNya.
وَأَنِ
اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ ثُمَّ تُوبُوا إِلَيْهِ يُمَتِّعْكُمْ مَتَاعًا حَسَنًا
إِلَى أَجَلٍ مُسَمًّى وَيُؤْتِ كُلَّ ذِي فَضْلٍ فَضْلَهُ
… dan hendaklah kamu memohon
ampunan kepada Tuhanmu dan bertobat kepada-Nya, niscaya Dia akan memberi
kenikmatan yang baik kepadamu sampai waktu yang telah ditentukan, dan Dia
akan memberikan karunia-Nya kepada setiap orang yang berbuat baik.
(Qs. Hud, 3)
Terdapat banyak hikmah yang
dapat kita petik dari tragedi Kanjuruhan, diantaranya:
a. Musibah
selalu mendidik dan mengajarkan kita, betapa pentingnya pemahaman atas makna
إِيَّاكَ نَعْبُدُ
وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ |
b. Musibah
kanjuruhan merupakan bagian dari kehendak Allah dalam skala yang besar, dengan
tujuan agar hambanya tetap di jalaNya, terhindar dari kemaksiatan dan kerusakan
dengan skala yang jauh lebih besar. Dengan musibah apapun diharapkan
menyadarkan setiap hamba agar bisa memperbaiki keadaan kedepan, serta semakin mendekatkan
diri kepada-Nya.
c. Musibah
merupakan wujud lain dari sifat rahman-rahim Allah sebagai pembuktian ikhlas
tidaknya atas setiap Qudrah-irodahNya, dengan keikhlasannya akan taqdir Allah,
sehingga Allah anugerahkan keutamaan bagi masa selanjutnya.
d. Musibah
menyuburkan rasa solidaritas persaudaraan, saling berbagi, berempati, sehingga
terbangun hubungan kerekatan, saling menopang, saling memberikan semangat,
bahwa ini bukanlah akhir, sebaliknya hal ini akan membawa pada level yang akan
membanggakan di masa yang akan datang.
e. Musibah
secara pasti akan mendatang kesedihan serta duka yang mendalam, selanjutnya
akan tiba pula masanya berganti menjadi suatu kejayaan yang gemilang sebagai
titik balik dari keterpurukan, mendatangkan komitmen perbaikan, kedisiplinan,
sportifitas yang tinggi. Boleh jadi musibah terjadi sebagai teguran atas
kelalaian sehingga harus ditebus dengan harga yang mahal, bahkan dengan nyawa.
Tapi dengan keyakinan yang mendalam, bahwa dibalik kesulitan pasti ada
kemudahan (Qs. ash-Sharh, 6).
f. Musibah
laksana eksperimen peneguhan kesabaran dan keimanan dariNya dalam rangkan
meningkatkan kesadaran akan kelemahan diri manusia, yang sepenuhnya dalam satu
kendali Allah dan hanya akan kembali kepadaNya.
g. Musibah
menjernihkan aqidah, mempererat tali ikatan makhluk kepada Kholiqnya, sehingga
ketika manusia terpuruk maka tidak ada tempat kembali terbaik baginya kecuali
hanya kepada Tuhannya.
وَإِذَا مَسَّهُ الشَّرُّ فَذُو
دُعَآءٍ عَرِيضٍ
“… dan
apabila ia ditimpa malapetaka maka ia banyak berdo’a.” (QS. Fushilat, 51)
Dengan musibah, kita
akan semakin dekat kepadaNya, seraya memanjatkan do’a dengan sungguh-sungguh,
menghadirkan rasa khouf dan roja’, memurnikan keikhlasan dan
kekhusu’an dalam beribadah, beristi’anah,
berharap Allah SWT akan memberikan anugerah kebahagiaan sebagai gantinya. Dengan
bermuhasabah dan pandai mengambil hikmah, kedepan Arema Malang raya bersama
seluruh aparat keamanan akan semakin berbenah, semakin sholeh (pribadi) dan
muslih (sholeh secara sosial/mampu membagikan kebaikannya kepada orang lain),
sehingga dapat bangkit menyongsong kemenangannya yang gemilang di masa yang
akan datang.
Sebagai closing, mengutip dari Ibnu Muflih, dia
mengatakan: “seandainya tidak ada berbagai
musibah, niscaya seorang hamba akan menyombongkan diri, malampui batas, dan
sewenang-wenang. Jadi dengan musibah-musibah tersebut Allah menjaga seorang
hamba dari semua itu, dan membersihkan dosa-dosanya. Maka maha suci Dzat yang
merahmati dengan berbagai ujianNya, dan menguji dengan nikmat-nikmatNya.”
(al-Adab asy-Syar’iyyah, 2/191). Semoga para korban tragedi Kanjuruhan kembali
dalam keadaan khusnul khatimah, serta keluarga yang ditinggalkan dianugerahi
kesabaran dan ketabahan, tim pengelola, supporter dan aparat keamanan semakin
berbenah menyongsong kegemilangan besar di masa yang akan datang. Amin. Wallahu a’lam.
Tidak ada komentar: