Lanjutan Tafsir QS. An-Nasr ayat 1-3 Ibnu katsir (2-Habis)
Maka Marwan mengangkat cemetinya dengan maksud
akan memukul Abu Sa'id; dan ketika kedua teman duduknya itu melihat situasi
memanas, maka keduanya berkata mendukung Abu Sa'id, "Dia benar."
Hadis ini diriwayatkan oleh Imam Ahmad secara munfarid. Dan hadis yang diingkari
oleh Marwan ini terhadap orang yang mengatakannya (yaitu Abu Sa'id) bukanlah
hadis yang munkar. Karena sesungguhnya telah terbuktikan melalui riwayat Ibnu
Abbas, bahwa Rasulullah SAW. bersabda di hari kemenangan:
«لَا هِجْرَةَ وَلَكِنْ جِهَادٌ وَنِيَّةٌ،
وَلَكِنْ إِذَا اسْتُنْفِرْتُمْ فَانْفِرُوا»
Tiada hijrah lagi (sesudah ini), tetapi jihad
dan niat;dan apabila kalian diperintahkan untuk berangkat berperang, maka
berangkatlah.
Imam Bukhari dan Imam Muslim telah
mengetengahkannya di dalam kitab sahih masing-masing.
Dan pendapat yang dikemukakan oleh sebagian
sahabat dari kalangan orang-orang yang ada di dalam majelis Umar saat itu
mempunyai alasan yang benar dan baik. Mereka mengatakan bahwa Allah telah
memerintahkan kepada kita bila Dia telah memenangkan kita atas kota-kota besar
dan benteng-benteng musuh, hendaknya kita memuji kepada Allah, bersyukur, dan
bertasbih kepada-Nya. Yakni mengerjakan salat dan memohon ampun kepada-Nya.
Hal ini telah terbukti kebenarannya dengan
adanya salat yang dilakukan oleh Nabi SAW. di Mekah pada hari penaklukannya,
yaitu diwaktu duha sebanyak delapan rakaat. Maka sebagian orang mengatakan
bahwa salat itu adalah salat duha. Tetapi disanggah bahwa Rasulullah SAW. belum
pernah membiasakan salat tersebut, lalu mengapa beliau melakukan salat itu,
padahal beliau dalam keadaan musafir dan tidak berniat untuk mukim di Mekah?
Karena itulah maka beliau tinggal di Mekah hanya sampai akhir Ramadan, yang
lamanya kurang lebih sembilan belas hari; dan selama itu beliau mengqasar
salatnya. Lalu beliau berbuka bersama semua tentara kaum muslim. yang saat itu
jumlahnya kurang lebih sepuluh ribu personel. Mereka yang menyanggah pendapat
pertama mengatakan bahwa salat yang dilakukan oleh mereka tiada lain adalah
salat Al-Fat-h. Mereka mengatakan bahwa untuk itu maka dianjurkan bagi pemimpin
pasukan apabila mendapat kemenangan atas suatu negeri, hendaknya ia melakukan
salat di dalam negeri itu saat pertama kali dia memasukinya sebanyak delapan
rakaat. Hal yang semisal telah dilakukan oleh Sa'd ibnu Abu Waqqas di hari
kemenangan atas kota-kota besar (negeri Persia).
Kemudian sebagian dari ulama mengatakan bahwa
Nabi SAW. mengerjakan salat yang delapan rakaat itu dengan sekali salam. Tetapi
menurut pendapat yang sahih, Nabi SAW. melakukan salam pada setiap dua
rakaatnya, sebagaimana yang disebutkan di dalam kitab Sunan Abu Daud, bahwa
Rasulullah SAW. melakukan salat pada tiap dua rakaat di hari kemenangan atas
kota Mekah.
Adapun menurut penafsiran Ibnu Abbas dan Umar
r.a. yang menyatakan bahwa surat ini merupakan pemberitahuan akan dekatnya
kewafatan Rasulullah SAW., maka seperti berikut: Ketahuilah bahwa apabila Aku
taklukkan Mekah untukmu karena ia adalah kota yang telah mengusirmu, dan
manusia mulai memasuki agama Allah secara berbondong-bondong, maka sesungguhnya
akan Kami selesaikan tugasmu di dunia. Karena itu bersiap-siaplah kamu untuk
datang menghadap kepada Kami, maka negeri akhirat itu lebih baik bagimu
daripada dunia. Dan sesungguhnya'Tuhanmu akan memberimu pahala yang membuatmu
merasa puas dengannya. Karena itulah maka disebutkan oleh firman-Nya: maka
bertasbilah dengan memuji Tuhanmu dan mohonlah ampunan kepada-Nya. Sesungguhnya
Dia adalah Maha Penerima tobat. (An-Nasr: 3)
قَالَ النَّسَائِيُّ: أَخْبَرَنَا عَمْرُو بْنُ
مَنْصُورٍ، حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ مَحْبُوبٍ، حَدَّثَنَا أَبُو عَوَانَةَ،
عَنْ هِلَالِ ابن خَبَّابٍ، عَنْ عِكْرِمَةَ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ: لَمَّا
نَزَلَتْ: {إِذَا جَاءَ نَصْرُ اللَّهِ وَالْفَتْحُ} إِلَى آخِرِ السُّورَةِ،
قَالَ: نُعيت لِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نفسُه حِينَ
أُنْزِلَتْ، فَأَخَذَ فِي أَشَدِّ مَا كَانَ اجْتِهَادًا فِي أَمْرِ الْآخِرَةِ،
وَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بَعْدَ ذَلِكَ: "جَاءَ
الْفَتْحُ، وَجَاءَ نَصْرُ اللَّهِ، وَجَاءَ أَهْلُ الْيَمَنِ". فَقَالَ
رَجُلٌ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، وَمَا أَهْلُ الْيَمَنِ؟ قَالَ: "قوم رقيقة
قلوبهم، لَيِّنة قلوبهم، الإيمان يَمانٍ، وَالْحِكْمَةُ يَمَانِيَةٌ، وَالْفِقْهُ
يَمَانٍ"
Imam Nasai mengatakan, telah menceritakan
kepada kami Amr ibnu Mansur, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu
Mahbub, telah menceritakan kepada kami Abu Uwwanah, dari Hilal ibnu Khabbab,
dari Ikrimah, dari Ibnu Abbas yang mengatakan bahwa ketika turun firman Allah SWT.:
Apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan. (An-Nasr: 1)
sampai akhir surat. Menurut Ibnu Abbas, ini merupakan berita tentang dekatnya
masa kewafatan Rasulullah SAW. Sesudah itu beliau SAW. kelihatan lebih
meningkatkan kesungguhannya dalam urusan akhirat. Dan sesudah itu Rasulullah SAW.
bersabda: "Telah datang kemenangan dan telah datang pertolongan Allah,
dan telah datang penduduk Yaman.” Maka seorang lelaki bertanya, "Wahai
Rasulullah, siapakah penduduk Yaman itu?” Rasulullah SAW. menjawab,
"Mereka adalah kaum yang berhati lunak dan berwatak lemah lembut. Iman
adalah Yaman, hikmah adalah Yaman, dan fiqih adalah Yaman.”
قَالَ الْبُخَارِيُّ: حَدَّثَنَا عُثْمَانُ بْنُ
أَبِي شَيْبَةَ، حَدَّثَنَا جَرير، عَنْ مَنْصُورٍ، عَنْ أَبِي الضحَى، عَنْ
مَسْرُوقٍ، عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ: كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُكْثِرُ أَنْ يَقُولَ فِي رُكُوعِهِ وَسُجُودِهِ:
"سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ رَبَّنَا وَبِحَمْدِكَ، اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي"
يَتَأَوَّلُ الْقُرْآنَ.
Imam Bukhari mengatakan, telah menceritakan
kepada kami Usman ibnu Abu Syaibah, telah menceritakan kepada kami Jarir, dari
Mansur, dari Abud Duha, dari Masruq, dari Aisyah yang mengatakan bahwa
Rasulullah SAW. dalam rukuk dan sujudnya memperbanyak bacaan: Mahasuci
Engkau, ya Allah, Tuhan Kami; dan dengan memuji kepada Engkau, ya Allah,
ampunilah aku.
Nabi SAW. melakukan demikian sebagai
pengamalannya terhadap makna surat ini.
Dan Jamaah lainnya telah mengetengahkannya
selain Imam Turmuzi melalui hadis Mansur dengan sanad yang sama.
قَالَ الْإِمَامُ أَحْمَدُ: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ
بْنُ أَبِي عَدِيٍّ، عَنْ دَاوُدَ، عَنِ الشَّعْبِيِّ، عَنْ مَسْرُوقٍ قَالَ:
قَالَتْ عَائِشَةُ: كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
يُكْثِرُ فِي آخِرِ أَمْرِهِ مِنْ قَوْلِ: "سُبْحَانَ اللَّهِ وَبِحَمْدِهِ،
أَسْتَغْفِرُ اللَّهَ وَأَتُوبُ إِلَيْهِ". وَقَالَ: "إِنَّ رَبِّي
كَانَ أَخْبَرَنِي أَنِّي سَأَرَى عَلَامَةً فِي أُمَّتِي، وَأَمَرَنِي إِذَا
رَأَيْتُهَا أَنْ أُسَبِّحَ بِحَمْدِهِ وَأَسْتَغْفِرَهُ، إِنَّهُ كَانَ
تَوَّابًا، فَقَدْ رَأَيْتُهَا: {إِذَا جَاءَ نَصْرُ اللَّهِ وَالْفَتْحُ
وَرَأَيْتَ النَّاسَ يَدْخُلُونَ فِي دِينِ اللَّهِ أَفْوَاجًا فَسَبِّحْ بِحَمْدِ
رَبِّكَ وَاسْتَغْفِرْهُ إِنَّهُ كَانَ تَوَّابًا}
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada
kami Muhammad ibnu Abu Adiy, dari Daud, dari Asy-Sya'bi, dari Masruq yang
mengatakan bahwa Aisyah telah mengatakan bahwa Rasulullah SAW. di akhir usianya
memperbanyak bacaan: Mahasuci Allah dan dengan memuji kepada-Nya, aku
memohon ampun kepada Allah dan bertobat kepada-Nya. Dan beliau SAW.
bersabda: Sesungguhnya Tuhanku telah memberitahuku bahwa aku akan melihat
suatu tanda (dekatnya ajalku) di kalangan umatku, dan Dia memerintahkan
kepadaku apabila telah melihatnya untuk (memperbanyak) bacaan tasbih, tahmid,
dan istigfar kepada-Nya, sesungguhnya Dia Maha Penerima tobat. Dan sesungguhnya
aku telah melihatnya, yaitu melalu ifirman-Nya, "Apabila telah datang
pertolongan Allah dan kemenangan, dan kamu lihat manusia masuk agama Allah
dengan berbondong-bondong, maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan mohonlah
ampun kepada-Nya. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penerima tobat. (An-Nasr:
1-3)
Imam Muslim meriwayatkan melalui jalur Daud
ibnu Abu Hindun dengan sanad yang sama.
قَالَ ابْنُ جَرِيرٍ: حَدَّثَنَا أَبُو
السَّائِبِ، حَدَّثَنَا حَفْصٌ، حَدَّثَنَا عَاصِمٌ، عَنِ الشَّعْبِيِّ، عَنْ
أُمِّ سَلَمَةَ قَالَتْ: كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
فِي آخِرِ أَمْرِهِ لَا يَقُومُ وَلَا يَقْعُدُ، وَلَا يَذْهَبُ وَلَا يَجِيءُ،
إِلَّا قَالَ: "سُبْحَانَ اللَّهِ وَبِحَمْدِهِ". فَقُلْتُ: يَا رَسُولَ
اللَّهِ، إِنَّكَ تُكْثِرُ مِنْ سُبْحَانِ اللَّهِ وَبِحَمْدِهِ، لَا تَذْهَبُ
وَلَا تَجِيءُ، وَلَا تَقُومُ وَلَا تَقْعُدُ إِلَّا قُلْتَ: سُبْحَانَ اللَّهِ
وبحمده؟ قال: "إني أمرت بها"، فقال: {إِذَا جَاءَ نَصْرُ اللَّهِ وَالْفَتْحُ}
إِلَى آخِرِ السُّورَةِ
Ibnu Jarir mengatakan, telah menceritakan
kepada kami Abus Sa'ib, telah menceritakan kepada kami Hafs, telah menceritakan
kepada kami Asim, dari Asy-Sya'bi, dari Ummu Salamah yang mengatakan bahwa
Rasulullah SAW. di penghujung usianya, tidak sekali-kali beliau berdiri, duduk,
pergi, dan datang melainkan membaca: Mahasuci Allah dan dengan memuji
kepada-Nya. Maka aku bertanya, "Wahai Rasulullah, aku telah melihatmu
memperbanyak bacaan tasbih dan tahmid kepada Allah, tidak sekali-kali engkau
pergi, datang, berdiri, atau duduk melainkan engkau membaca, "Mahasuci
Allah dan dengan memuji kepada-Nya." Maka beliau SAW. menjawab, bahwa
sesungguhnya beliau diperintahkan untuk melakukannya, lalu beliau membaca
firman-Nya: Apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan.
(An-Nasr: 1), hingga akhir surat.
Hadis ini berpredikat garib. Kami telah menulis
hadis tentang kifarat majelis dengan berbagai macam jalur periwayatan
dan lafaznya dalam suatu pembahasan yang terpisah, maka tidak perlu dikemukakan
di sini.
قَالَ الْإِمَامُ أَحْمَدُ: حَدَّثَنَا وَكيع،
عَنْ إِسْرَائِيلَ، عَنْ أَبِي إِسْحَاقَ، عَنْ أَبِي عُبَيدة، عَنْ عَبْدِ
اللَّهِ قَالَ: لَمَّا نَزَلَتْ عَلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وسلم: {إِذَا جَاءَ نَصْرُ اللَّهِ وَالْفَتْحُ} كَانَ يُكْثِرُ إِذَا قَرَأَهَا
-ورَكَعَ-أَنْ يَقُولَ: "سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ رَبَّنَا وَبِحَمْدِكَ،
اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ" ثَلَاثًا
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan
kepada kami Waki', dari Israil, dari Abu Ishaq, dari Abu Ubaidah, dari Abdullah
yang mengatakan bahwa ketika diturunkan kepada Rasulullah SAW. firman Allah SWT.
yang mengatakan: Apabila telah datang per tolongan Allah dan kemenangan.
(An-Nasr: 1), hingga akhir surat. Maka beliau memperbanyak bacaan berikut bila
sedang rukuk, yaitu: Mahasuci Engkau, ya Allah, Tuhan kami;dan dengan
memuji kepada Engkau, ya Tuhan kami, ampunilah daku; sesungguhnya Engkau adalah
Tuhan Yang Maha Penerima tobat lagi Maha Penyayang. Sebanyak tiga kali.
Imam Ahmad meriwayatkan hadis mi secara
munfarid. Ibnu Abu Hatim meriwayatkannya dari ayahnya, dari Amr ibnu Murrah,
dari Syu'bah, dari Abu Ishaq dengan sanad yang sama.
Yang dimaksud dengan al-fath di sini ialah
kemenangan atas kota Mekah, menurut kesepakatan semuanya. Karena sesungguhnya
kabilah-kabilah Arab pada mulanya menggantungkan keislaman mereka dengan
kemenangan atas kota Mekah. Mereka mengatakan, "Jika dia (Nabi SAW.)
beroleh kemenangan atas kaumnya, berarti dia benar seorang nabi." Dan ketika
Allah SWT. memenangkannya atas kota Mekah, maka masuklah mereka ke dalam agama
Allah dengan berbondong-bondong.
Belum lagi berlalu masa dua tahun, seluruh
penduduk Jazirah Arabia telah beriman, dan tiada suatu kabilah Arabpun
melainkan mereka menampakkan keislamannya. Segala puji dan harapan hanyalah
dipanjatkan bagi Allah SWT.
Imam Bukhari di dalam kitab sahihnya telah
meriwayatkan dari Amr ibnu Salamah, bahwa ketika kemenangan atas kota Mekah
diraih oleh kaum muslim, maka semua kaum berlomba-lomba menyatakan keislamannya
kepada Rasulullah SAW. Dan sebelumnya semua kaum menggantungkan keislaman
mereka dengan kemenangan atas kota Mekah. Mereka mengatakan, "Biarkanlah
dia dan kaumnya; jika dia dapat menang atas mereka, berarti dia adalah seorang
nabi yang baru."
Kami telah menulis kisah tentang perang
kemenangan atas kota Mekah di dalam kitab kami yang berjudul As-Sirah.
Untuk itu bagi siapa yang ingin memperoleh keterangan yang lebih detail,
hendaklah ia merujuk kepada kitab tersebut; segala puji bagi Allah SWT atas
karunia-Nya.
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan
kepada kami Mu'awiyah ibnu Amr, telah menceritakan kepada kami Abu Ishaq, dari
Al-Auza'i, telah menceritakan kepadaku Abu Ammar, telah menceritakan kepadaku
seorang tetangga, dari Jabir ibnu Abdullah. Dia menceritakan bahwa ketika ia
baru datang dari suatu perjalanan, tiba-tiba Jabir ibnu Abdullah datang
berkunjung ke rumahnya. Jabir mengucapkan salam kepadanya, kemudian aku
ceritakan kepadanya tentang terpecah belahnya manusia dan hal ikhwal kebid'ahan
yang mereka buat-buat. Maka Jabir saat itu juga menangis. Kemudian Jabir r.a.
berkata bahwa dirinya pernah mendengar Rasulullah SAW. bersabda:
«إِنَّ النَّاسَ دَخَلُوا فِي دِينِ اللَّهِ
أَفْوَاجًا وَسَيَخْرُجُونَ مِنْهُ أَفْوَاجًا»
Sesungguhnya manusia masuk ke dalam agama Allah
secara berbondong-bondong, dan kelak mereka akan keluar darinya secara
berbondong-bondong (pula).
Demikianlah akhir tafsir surat An-Nasr, segala
puji bagi Allah SWT. atas semua karunia-Nya.
Tidak ada komentar: