Oleh. Ust. Drs. H. Nurdin Hasan, M.Ag.
قُلِ اللَّهُمَّ مَالِكَ
الْمُلْكِ تُؤْتِي الْمُلْكَ مَنْ تَشَاءُ وَتَنْزِعُ الْمُلْكَ مِمَّنْ تَشَاءُ
وَتُعِزُّ مَنْ تَشَاءُ وَتُذِلُّ مَنْ تَشَاءُ بِيَدِكَ الْخَيْرُ إِنَّكَ عَلَى
كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
Katakanlah: "Wahai Tuhan Yang mempunyai
kerajaan, Engkau berikan kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau
cabut kerajaan dari orang yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan orang yang
Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki. Di tangan
Engkaulah segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu.
(Q.S Ali -Imran 3 : 26 )
Pemimpin
bertanggung Jawab..Hadist Rasulullah SAW
Karakter Pemimpin Islam yang utama
adalah sebagaimana sifat-sifat yang dimiliki Rasulullah SAW, yaitu siddiq (benar), amanah (dapat dipercayai),
tabligh (menyampaikan), dan fathonah (cerdas). Disamping itu, Al-Qur’an juga
memberikan rambu-rambu tentang karakter seorang pimpinan.
- Beriman dan bertakwa kepada Allah SWT dengan sebenar-benarnya. Seorang Pemimpin senantiasa dalam keadaan apapun dimanapun kapanpun dia berada selalu bertaqwa kepada Allah SWT. (QS AL Ali Imran 3 : 102 )
- Seorang pemimpin senantiasa dalam kehidupannya selalu memempuh jalan yang ditetapkan Allah SWT untuk dirinya dan para pengikutnya, tidak mau mengikuti selain jalan yang telah ditetapkan Allah SWT. Lihat (QS Al-An’am 6: 153)
- Senantiasa berpegang teguh pada Islam, dan menjaga persatuan dan kesatuan. (QS Ali-Imran, 3: 103)
- Konsisten, sesuai antara perkataan dan perbuatan, karena Allah SWT sangat murka kepada orang yang ia katakan, tetapi ia sendiri tidak mengerjakan. (QS Ash Shaff ,61: 2-3 )
- Orang yang tidak dilalaikan oleh perniagaan dan jual beli atau urusan dunia dari mengingat Allah SWT, mendirikan shalat dan membayar zakat,. (QS An Nur ,24: 37 )
- Ikhlas dan rela berkorban. Seorang pemimpin dituntut untuk ikhlas berkorban dalam segala hal, seperti, waktu, tenaga, pikiran, harta dan bahkan jiwanya, untuk semata-mata mencari ridha Allah SWT , bukan riya, bukan untuk popularitas, bukan untuk mendapat pujian dan sejenisnya. (QS Al-Hajj, 22: 367 dan QS Al-Bayyinah, 98: 5)
- Memiliki sikap istiqomah, artinya seorang pemimpin memiliki sifat ketekunan dalam memimpin , memiliki ketetapan dalam pendirian dalam hal tauhid dan tetap beramal sholeh. (QS Al-Ahqof 46: 13)
- Memiliki kemampuan menahan diri sabar, menguasai emosi, lemah lembut, penyantun, rendah hati, dan bertawakkal kepada Allah SWT. (QS Al-Imraan 3 : 159 )
- Adil dan Amanah, karena Allah SWT memerintahkan kita berbuat adil dan juga menyerahkan amanah kepada ahlinya. (QS An-Nisa, 4: 58 dan Al-Maidah 5 : 8 )
- Bijaksana, artinya seorang pemimpin hendaknya memiliki sikap kebijaksanaan,apalagi ia sebagai penentu kebijakan. Kebijaksanaan pemimin akan mewarnai kepemimpinannya, dan keputusan keputusan yang diambilnya. Segala tutur kata dan tingkah lakunya penuh dengan kebijaksanana, termasuk juga dalam perdebatan, kata-kata penuh dengan hikmah (QS An –Nahl 16: 125 )
- Mampu meninggalkan perbuatan sia-sia, tidak mau menjadi saksi palsu, tidak tuli dan buta terhadap peringatan Allah SWT. (QS Al-Furqon, 25 : 72-73 )
- Memiliki kelebihan ilmu, kesehatan, dan kekuatan jasmani yang kuat. memiliki Ilmu pengetahuan sesuai dengan bidangnya mutlak diperlukan bagi seorang pemimpin. Sesuatu pekerjaan yang diserahkan bukan pada ahlinya tunggu saja saat saat kehancurannya (HR Bukhari ). (Lihat Q.S Al-Baqarah 2 : 147 )
- Ada kemampuan untuk mempengaruhi dan menggerakan mentalitas untuk saling membantu dalam masalah-masalah kebajikan, dan sebaliknya tidak mau bekerja sama dalam hal kejahatan dan dosa (QS Al-Maidah 5 : 2 )
- Suka bermusyawarah, bukan seorang yang otoriter, Allah SWT memerintahkan untuk memusyawarahkan masalah-masalah dunia, seperti masalah politik, ekonomi, perniagaan, dan masalah kemasyarakatan lainnya, Firman Allah SWT dalam ( QS Ali-Imran, 3: 159 dan dalam QS Asy-Syura, 42: 38 )
- Memiliki Keberanian/Pemberani (Syaja’ah ), bukan pengecut dan penakut, berani menjadi resiko, berani menghadapi lawan, berani menyatakan kebenaran meskipun pahit (QS Ali-Imran 3 :60 )
- Menjadi contoh teladan dalam masyarakat menjadi panutan bagi umat lebih kehidupan berkeluarga menjadi keluarga yang sakinah dan mawaddah warahmah dan mampu melahirkan generasi yang dapat melanjutkan perjuangan orang tuanya Anak –anaknya, isterinya senantiasa diajak untuk shalat berjama’ah ikut aktif di Muhammadiyah, di Aisyiyah, di Ortom-ortom serta masjid –masjid Muhammadiyah dari situlah akan melahirkan generasi yang akan mewaris keteladan Rasulullah SAW seperti doa Nabi Zakaria dalam QS Maryam 19: 2-5 atau Q.S Al-Ahzab 33 : 21
- Tawaddu (rendah hati), tidak sombong. Seorang pemimpin yang baik, walaupun ia memiliki berbagai kelebihan, ia tetap merasa rendah hati, menghargai /menghormati bawahan dan orang lain.ia tidak menyombongkan diri. Rendah hati dapat dilihat dari kedalaman jiwa yang akan memancarkan mengiringi perilaku seseorang.Allah SWT mengingatkan bahwa seseorang tidak boleh menyombongkan diri karena orang yang sombong karena hartanya karena ilmunya karna banyak turunan dan menolak kebenaran akan dimasukan Allah SWT dalam Neraka jahannam ( QS Al-Mu’min 40 : 60 )
- Senantiasa Zuhud dalam hidup atau dengan kata lain penuh dengan kesederhanaan walaupun punya kelebihan harta yang berlimpah –limpah tetap zuhud kepada Allah SWT dan terhadap orang lain jika kita Zuhud kepada Allah SWT maka pemimpin itu akan dicintai Allah SWT dan Zuhud kepada sesama manusia maka akan dicinta manusia. Kita harus yakin bahwa apa yang ada ditangan kita tidak lebih baik dari apa yang ada ditangan Allah SWT. Dan mengharamkan apa yang diharamkan Allah SWT,dan menghalalkan apa yang dihalalkan Allah SWT. musibah yang menimpa tidak ingin cepat diangkat oleh Allah SWT tetapi sabar dan syukur serta mengharapkan pahala dan insyirah dari Allah SWT.
- Senantiasa mengajak kepada kebaikan dan memerintah yang makruf dalam keadaan papun sesuai dengan kemampuan kita “Barang siapa diantara kamu melihat kemungkaran ,hendaklah dia mengubahnya dengan tangannya.Kalau tidak sanggup (dengan tangan, maka ubahlah) dengan lisannya. Dan apabila tidak sanggup (dengan lisan) maka ubahlah dengan hatinya. Yang demikian itu adalah selemah-lemah iman“. (HR .Muslim)
- Faham terhadap kondisi dan keadaan Umat. Seorang pemimpin harus tahu benar-benar keadaan dan kondisi rakyat yang dipimpinnya. Bukan sekedar pecaya sepenuhnya dari laporan yang terkadang bersifat ABS (Agar bapak senang ) Untuk itu seorang pemimpin harus dekat dengan rakyat/merakyat, sehingga tau benar apa yang menjadi keinginan dan aspirasi rakyat, tentu senantiasa terjun ke ranting-ranting, ke masjid-mesjid dimana jama’ah berkumpul sehingga tahu detak detak hati rakyat.
- Pemimpin harus punya waktu untuk mengurus organisasi tidak sekedar jadi pimpinan ramai ramai mencalonkan diri di Muktamar, Muswil, Musyda, Muscab dan Musran kalau sudah terpilih sekedar hanya mencantumkan namanya maka ini namanya mengkhianati Amanah umat.(lihat QS al-anfal 8 : 27)
- Kepemimpin Muhammadiyah yang akan datang sudah waktunya memikirkan hal-hal yang berkaitan dengan Law Politik. karena kekuasaan dalam suatu negara Demokrasi sangat menentukan berjalanya dakwah islam dakwah terhambat karena kekuasaan, Segenggam kekuasaan adalah lebih penting dari segudang Ilmu atau segudang Profesor tetapi tidak punya kekuasaan. Dalam Hukum Islam dikenal dengan Fiqh Politik atau Siy’asatul Islamiyah, tujuan. Pertama Iqomatud Din (menegakan Agama ) dan Ri’ayatul Ummah (mengayomi dan melayani umat atau rakyat. )
Malang 17 Rabiul Akhir 1444 H (12 Nopember 2022 M)
Tidak ada komentar: