Keteladanan yang Gersang

 Keteladanan yang Gersang
Oleh: Angga Adi Prasetya, S.Pd
(Guru SD Muhammadiyah 1 Malang dan Alumni SKMM 4)

 


Hari ini kita menyaksikan kehidupan generasi muda penerus bangsa benar-benar memprihatinkan,mereka sudah seperti kehilangan orentasi hidup. Bahkan sebagian di antara mereka justru sudah tidak punya semangat lagi, mereka tidak tahu tujuan hidup yang sesungguhnya. Bagi mereka, hidup itu hanya sebatas memenuhi kebutuhan jasmani dan bersenang-senang semata. Media sosial dan permainan game hampir sudah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan generasi zaman sekarang. Dan kemudahan akses internet telah merusak mental sekaligus pola pikir mereka. Mirisnya lagi, mereka tidak sadar, bahwa apa yang mereka nikmati itu dapat mengancam masa depan mereka.

 

Dengan kenikmatan yang mereka dapatkan, mereka tumbuh dengan mental pemalas. Tidak semangat lagi dalam beribadah, menuntut ilmu, juga tidak terdorong lagi untuk memikirkan masa depan secara serius. Pada akhirnya mereka pun mudah terjer umus ke dalam perbuatan-perbuatan yang buruk. Hidup jadi terasa gersang. Pertanyaannya, kenapa mereka bisa hidup seperti itu? Kenapa dunia kegelapan itu begitu mudahnya menyerang kehidupan generasi bangsa kita? Adakah yang salah dengan mereka?

Kalau kita membaca fenomena itu dengan kacamata yang adil, kita tidak bisa sepenuhnya menyalahkan mereka. Tapi kita juga, sebagai orang-orang yang punya tanggungja wab dalam mendidik mereka, perlu mengoreksi dan mengintrospeksi gaya kehidupan kita sendiri.

 

Apakah selama ini kita sudah berupaya untuk memberikan keteladanan yang baik, atau jangan­ jangan selama ini, kita mengajari anak-anak muda untuk berkata jujur,tapi bukankah kita sendiri sering berbohong? Kita meminta mereka untuk semangat dalam menuntut ilmu. Tapi bukankah kita sendiri sering malas dalam urusan membaca buku? Maka hari ini generasi muda kita hanya mendapatkan nasihat yang baik,tapi mereka tidak banyak menyaksikan keteladanan yang baik

 

            Padahal, orang bijak itu, "lisanul hal afdhal min lisanil maqal." (Lisan keadaan itu lebih utama, sekaligus lebih berdampak, ketimbang lisan ucapan). Maksudnya, keteladanan yang kita tampilkan dengan keadaan akhlak kita itu jauh lebih baik ketimbang omongan yang banyak dan berbusa-busa.

 

Sebagai umat Rasullullah SAW, kita harus meniru, mengikuti seperti yang sudah Rasullullah SAW sampaikan dan ajarkan kepada kita semua.

Bagaimana beliau berbudi luhur dengan perangai akhlaq al-karimah dan uswah hasanah. Meneladani Rasulullah dengan ber- akhlaq al­ karimah dan memberikan uswah di setiap hal kebaikan adalah selaras dengan misi diturunkannya Rasul, Nabi Muhammad SAW bersabda :


 إِنَّمَا بُعِثْتُ لأُتَمِّمَ صَالِحَ الأَخْلاَقِ


"Sesungguhnya aku (Rasulullah) diutus untuk menyempurnakan akhlaq yang baik." (HR. Ahmad 2/381)

Pada riwayat lain Rasulullah SAW juga bersabda,


 أَكْمَلُ الْمُؤْمِنِينَ إِيمَانًا أَحْسَنُهُمْ خُلُقًا


"Orang-orang Mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaknya" ( HR. At­ Tirmizi 1162).

 

Kemuliaan Rasulullah SAW juga diteguhkan dalam al­Qur'an, Allah SWT berfirman:

وَإِنَّكَ لَعَلَىٰ خُلُقٍ عَظِيمٍ

"Sesungguhnya kamu (hai Muhammad) memiliki akhlak yang sangat agung”.(QS Al­Qolam: 4)"

 

Kemudian dalam surat lainnya Allah SWT berfirman:

لَّقَدْ كَانَ لَكُمْ فِى رَسُولِ ٱللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَن كَانَ يَرْجُوا۟ ٱللَّهَ وَٱلْيَوْمَ ٱلأَخِرَ وَذَكَرَ ٱللَّهَ كَثِيرًا

 

"Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat dan yang banyak mengingat Allah" (QS al -Ahzab:21)

 

Penegasan demi penegasan inilah sebagai panduan dalam pergerakan, di kekinian ini dibutuhkan muslim yang mencerahkan selalu menjadi uswah berhias akhlaq al-karimah sebagai jawaban kekacauan masalah internal umat Islam dan masalah dari eksternal umat Islam. Sebenarnya, yang dibutuhkan oleh para generasi muda penerus bangsa hari ini bukan hanya penjelasan soal buruk dan baik.

 

Tapi yang paling mereka butuhkan justru keteladanan yang baik dan mencerahkan. Dengan memberikan keteladanan, tidak berarti bahwa kita harus hidup sempurna, dan terhindar dari berbagai macam dosa. Tak akan ada manusia yang mampu mewujudkan hal itu. Tapi paling tidak, kita berupaya untuk memberikan keteladanan itu, dalam batas kemampuan kita sebagai manusia. Orang tua, guru, pengajar, ustadz, pemimpin negara, para pejabat, dan orang-orang yang punya kedudukan lebih, punya tanggungjawab lebih untuk member ikan keteladanan itu.

Kebutuhan kita akan keteladanan yang baik itu jauh lebih besar dampaknya, serta ditambah retorika-retorika menarik yang mampu mendorong orang lain untuk melakukan perbuatan baik. Akhlak dan perangai yang baik pasti akan memberikan pengaruh yang baik.

 

Generasi muda hari ini sangat butuh dengan keteladan yang baik dan mencerahkan.




 

Keteladanan yang Gersang  Keteladanan yang Gersang Reviewed by sangpencerah on November 11, 2022 Rating: 5

Tidak ada komentar: