Tafsir QS. Al-Baqarah, ayat 215 Ibnu Katsir
أَمْ حَسِبْتُمْ أَنْ تَدْخُلُوا الْجَنَّةَ
وَلَمَّا يَأْتِكُمْ مَثَلُ الَّذِينَ خَلَوْا مِنْ قَبْلِكُمْ مَسَّتْهُمُ
الْبَأْسَاءُ وَالضَّرَّاءُ وَزُلْزِلُوا حَتَّى يَقُولَ الرَّسُولُ وَالَّذِينَ
آمَنُوا مَعَهُ مَتَى نَصْرُ اللَّهِ أَلا إِنَّ نَصْرَ اللَّهِ قَرِيبٌ (214)
Apakah kalian mengira bahwa kalian akan masuk
surga, padahal belum datang kepada kalian (cobaan) sebagaimana halnya
orang-orang terdahulu sebelum kalian? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan
kesengsaraan, serta diguncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga
berkatalah rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya, "Bilakah
datangnya pertolongan Allah?" Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu
amat dekat.
Firman Allah SWT:
أَمْ حَسِبْتُمْ أَنْ تَدْخُلُوا الْجَنَّةَ
Apakah kalian mengira bahwa kalian akan masuk
surga. (Al-Baqarah: 214)
Yakni sebelum kalian mendapat cobaan, ujian,
dan kesengsaraan seperti apa yang pernah dialami oleh orang-orang sebelum
kalian dari kalangan umat terdahulu? Karena itulah dalam ayat selanjutnya
disebutkan:
وَلَمَّا يَأْتِكُمْ مَثَلُ الَّذِينَ خَلَوْا
مِنْ قَبْلِكُمْ مَسَّتْهُمُ الْبَأْسَاءُ وَالضَّرَّاءُ
padahal belum datang kepada kalian (cobaan)
sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kalian? Mereka ditimpa oleh
malapetaka dan kesengsaraan. (Al-Baqarah: 214)
Yaitu berupa berbagai macam penyakit,
kesengsaraan, musibah, dan malapetaka.
Ibnu Mas'ud, Ibnu Abbas, Abul Aliyah, Mujahid,
Sa'id ibnu Jubair, Murrah Al-Hamdani, Al-Hasan, Qatadah, Ad-Dahhak, Ar-Rabi',
As-Saddi, dan Muqatil ibnu Hayyan mengatakan bahwa al-ba-sa-u artinya
kemiskinan, sedangkan ad-darra-u artinya penyakit. Wa-zul zilu
artinya takut oleh musuh dengan takut yang sangat. Mereka mendapat cobaan yang
sangat besar, seperti yang disebutkan di dalam hadis sahih dari Khabbab ibnul
Art yang telah menceritakan hadis berikut:
قُلْنَا: يَا رَسُولَ اللَّهِ، أَلَا
تَسْتَنْصِرُ لَنَا؟ أَلَا تَدْعُو اللَّهَ لَنَا؟ فَقَالَ: "إِنَّ مَنْ
كَانَ قَبْلَكُمْ كَانَ أَحَدُهُمْ يُوضَعُ الْمِنْشَارُ عَلَى مفْرَق رَأْسِهِ
فَيَخْلُصُ إِلَى قَدَمَيْهِ، لَا يَصْرفه ذَلِكَ عَنْ دِينِهِ، ويُمْشَطُ
بِأَمْشَاطِ الْحَدِيدِ مَا بَيْنَ لَحْمِهِ وَعَظْمِهِ، لَا يَصْرِفُهُ ذَلِكَ
عَنْ دِينِهِ". ثُمَّ قَالَ: "وَاللَّهِ لَيُتِمَّنَّ اللَّهُ هَذَا
الْأَمْرَ حَتَّى يَسِيرَ الرَّاكِبُ مِنْ صَنْعَاءَ إِلَى حَضْرَمَوْتَ لَا
يَخَافُ إِلَّا اللَّهَ وَالذِّئْبَ عَلَى غَنَمِهِ، وَلَكِنَّكُمْ قَوْمٌ
تَسْتَعْجِلُونَ".
Kami berkata, "Wahai Rasulullah, mengapa
engkau tidak meminta pertolongan buat kami, mengapa engkau tidak berdoa kepada
Allah untuk kami?" Maka Rasulullah Saw. bersabda, "Sesungguhnya
orang-orang sebelum kalian ada seseorang dari mereka yang diletakkan pada
ubun-ubunnya sebuah gergaji, lalu ia, dibelah dengan gergaji itu sampai kepada
kedua telapak kakinya, tetapi hal itu tidak: memalingkannya dari agamanya. Ada
pula yang antara daging dan tulangnya disisir dengan sisir besi, tetapi hal
tersebut tidak menggoyahkan imannya dari agamanya." Kemudian
Rasulullah Saw. bersabda: Demi Allah, sesungguhnya Allah pasti akan
menyempurnakan agama ini hingga seorang pengendara berjalan dari San'a ke
Hadramaut tanpa merasa takut kecuali kepada Allah dan serigala yang mengancam
ternak kambingnya, tetapi kalian ini adalah kaum yang tergesa-gesa.
Allah SWT. telah berfirman:
الم* أَحَسِبَ النَّاسُ أَنْ يُتْرَكُوا أَنْ
يَقُولُوا آمَنَّا وَهُمْ لَا يُفْتَنُونَ* وَلَقَدْ فَتَنَّا الَّذِينَ مِنْ
قَبْلِهِمْ فَلَيَعْلَمَنَّ اللَّهُ الَّذِينَ صَدَقُوا وَلَيَعْلَمَنَّ
الْكَاذِبِينَ
Alif Lam Mim. Apakah manusia itu mengira bahwa
mereka dibiarkan (saja) mengatakan, "Kami telah beriman," sedangkan
mereka tidak diuji lagi? Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang yang
sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan
sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta.
(Al-'Ankabut: 1-3)
Sesungguhnya hal seperti itu pernah dialami
oleh para sahabat, yaitu cobaan yang sangat besar
pada hari menjelang Perang Ahzab.
Sebagaimana yang disebutkan di dalam
firman-Nya:
إِذْ جاؤُكُمْ مِنْ فَوْقِكُمْ وَمِنْ أَسْفَلَ
مِنْكُمْ وَإِذْ زاغَتِ الْأَبْصارُ وَبَلَغَتِ الْقُلُوبُ الْحَناجِرَ
وَتَظُنُّونَ بِاللَّهِ الظُّنُونَا. هُنالِكَ ابْتُلِيَ الْمُؤْمِنُونَ
وَزُلْزِلُوا زِلْزالًا شَدِيداً. وَإِذْ يَقُولُ الْمُنافِقُونَ وَالَّذِينَ فِي
قُلُوبِهِمْ مَرَضٌ مَا وَعَدَنَا اللَّهُ وَرَسُولُهُ إِلَّا غُرُوراً
(Yaitu) ketika mereka datang kepada kalian dari
atas dan dari bawah kalian, dan ketika tidak tetap lagi penglihatan (kalian)
dan hati kalian naik menyesak sampai ke tenggorokan dan kalian menyangka
terhadap Allah dengan bermacam-macam purbasangka. Dan di situlah diuji
orang-orang mukmin dan diguncangkan (hatinya) dengan guncangan yang sangat. Dan
(ingatlah) ketika orang-orang munafik dan orang-orang yang berpenyakit dalam
hatinya berkata, "Allah dan Rasul-Nya tidak menjanjikan kepada kami
melainkan tipu daya." (Al-Ahzab: 10-12), dan ayat-ayat selanjutnya.
Ketika Heraklius bertanya kepada Abu Sufyan,
"Apakah kalian mememeranginya?" Abu Sufyan menjawab, "Ya."
Heraklius bertanya kembali, "Bagaimanakah keadaan perang di antara
kalian?" Abu Sufyan menjawab, "Silih berganti, terkadang dia
mengalami kemenangan atas kami, dan adakalanya kami mengalami kemenangan atas
dia." Heraklius menjawab, "Demikianlah para rasul mendapat cobaan,
tetapi pada akhirnya akibat yang terpuji berada di pihak para rasul."
Firman Allah SWT.:
مَثَلُ الَّذِينَ خَلَوْا مِنْ قَبْلِكُمْ
sebagaimana orang-orang yang terdahulu sebelum
kalian. (Al-Baqarah: 214)
Yakni sebagaimana hukum yang telah berlaku atas
mereka. Perihalnya sama dengan makna yang terkandung di dalam ayat lain, yaitu
firman-Nya:
فَأَهْلَكْنا أَشَدَّ مِنْهُمْ بَطْشاً وَمَضى
مَثَلُ الْأَوَّلِينَ
Maka telah Kami binasakan orang-orang yang
lebih besar kekuatannya daripada mereka itu (musyrikin Mekah) dan telah
terdahulu (tersebut dalam Al-Qur'an) perumpamaan umat-umat masa dahulu.
(Az-Zukhruf: 8)
Adapun firman Allah SWT.:
وَزُلْزِلُوا حَتَّى يَقُولَ الرَّسُولُ
وَالَّذِينَ آمَنُوا مَعَهُ مَتَى نَصْرُ اللَّهِ
mereka diguncangkan (dengan bermacam-macam
cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya,
"Bilakah datangnya pertolongan Allah?"
(Al-Baqarah: 214)
Artinya, bilakah mereka mendapat kemenangan
atas musuh-musuh mereka dan mereka berdoa di saat keadaan sempit dan susah agar
pertolongan dan kemenangan disegerakan.
Firman Allah SWT.:
أَلا إِنَّ نَصْرَ اللَّهِ قَرِيبٌ
Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu
dekat. (Al-Baqarah: 214)
Seperti makna yang terkandung di dalam
firman-Nya:
فَإِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْراً إِنَّ مَعَ
الْعُسْرِ يُسْراً
Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada
kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. (Alam
Nasyrah: 5-6)
Yakni sebagaimana ada kesusahan, maka akan
diturunkan pula pertolongan yang semisal dengannya. Karena itulah maka
disebutkan: Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat.
(Al-Baqarah: 214)
Di dalam sebuah hadis dari Abu Ruzain
disebutkan:
"عَجب رَبُّكَ مِنْ قُنُوط عِبَادِهِ،
وقُرْب غَيْثِهِ فَيَنْظُرُ إِلَيْهِمْ قَنطين، فَيَظَلُّ يَضْحَكُ، يَعْلَمُ
أَنَّ فَرَجَهُمْ قَرِيبٌ" الْحَدِيثَ
Tuhanmu merasa heran dengan keputusasaan
hamba-hamba-Nya, padahal saat pertolongan-Nya sudah dekat. Maka Tuhan memandang
mereka yang dalam keadaan putus asa itu seraya tertawa karena Dia mengetahui
bahwa jalan keluar mereka sudah dekat.
Tidak ada komentar: