Tafsir QS. Al-An'am, ayat 151 Ibnu Katsir (1)
قُلْ تَعَالَوْا أَتْلُ مَا حَرَّمَ رَبُّكُمْ
عَلَيْكُمْ أَلَّا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا وَلَا
تَقْتُلُوا أَوْلَادَكُمْ مِنْ إِمْلَاقٍ نَحْنُ نَرْزُقُكُمْ وَإِيَّاهُمْ وَلَا
تَقْرَبُوا الْفَوَاحِشَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ وَلَا تَقْتُلُوا
النَّفْسَ الَّتِي حَرَّمَ اللَّهُ إِلَّا بِالْحَقِّ ذَلِكُمْ وَصَّاكُمْ بِهِ
لَعَلَّكُمْ تَعْقِلُونَ (151)
Katakanlah, "Marilah kubacakan apa yang
diharamkan atas kalian oleh Tuhan kalian; yaitu: Janganlah kalian
mempersekutukan sesuatu dengan Dia, berbuat baiklah terhadap kedua orang ibu
bapak, dan janganlah kalian membunuh anak-anak kalian karena takut kemiskinan
—Kami akan memberi rezeki kepada kalian dan kepada mereka—,- dan janganlah
kalian mendekati perbuatan-perbuatan yang keji, baik yang tampak di antaranya
maupun yang tersembunyi, dan janganlah kalian membunuh jiwa yang diharamkan
Allah (membunuhnya) melainkan dengan sesuatu (sebab)
yang benar.” Demikian itu yang diperintahkan oleh Tuhan kalian kepada kalian
supaya kalian memahaminya).
Daud Al-Audi telah meriwayatkan dari
Asy-Sya'bi, dari Alqamah, dari Ibnu Mas'ud r.a. yang mengatakan bahwa barang
siapa yang ingin melihat wasiat Rasulullah SAW. yang padanya terdapat cap
cincinnya, hendaklah ia membaca ayat-ayat berikut, yaitu firman-Nya: Katakanlah,
"Marilah kubacakan apa yang diharamkan atas kalian oleh Tuhan kalian,
yaitu: "Janganlah kalian mempersekutukan sesuatu dengan Dia.” (Al-An'am:
151) sampai dengan firman-Nya: supaya kalian memahaminya). (Al-An'am:
151)
Al-Hakim di dalam kitab Mustadrak-nya mengatakan,
telah menceritakan kepada kami Bakar ibnu Muhammad As-Sairafi, dari Urwah,
telah menceritakan kepada kami Abdus Samad ibnul Fadl, telah menceritakan
kepada kami Malik ibnu Ismail Al-Mahdi, telah menceritakan kepada kami Israil,
dari Abu Ishaq, dari Abdullah ibnu Khalifah yang mengatakan bahwa ia pernah
mendengar Ibnu Abbas berkata bahwa di dalam surat Al-An'am terdapat ayat-ayat muhkom
yang semuanya adalah Ummul Kitab, lalu ia membacakan firman-Nya: Katakanlah,
"Marilah kubacakan apa yang diharamkan atas kalian oleh Tuhan kalian.” (Al-An'am:
151), hingga beberapa ayat berikutnya.
Kemudian Imam Hakim mengatakan bahwa asar ini sahih
sanadnya, tetapi keduanya (Bukhari dan Muslim) tidak mengetengahkannya.
Menurut kami, asar ini diriwayatkan pula oleh
Zuhair, Qais ibnur Rabi' —keduanya dari Abu Ishaq—, dari Abdullah ibnu Qais,
dari Ibnu Abbas dengan sanad yang sama.
Imam Hakim meriwayatkan pula di dalam kitab
mustadraknya:
مِنْ حَدِيثِ يَزِيدُ بْنُ هَارُونَ، عَنْ
سُفْيَانَ بْنِ حُسَيْنٍ، عَنِ الزُّهْرِيِّ، عَنْ أَبِي إِدْرِيسَ، عَنْ
عُبَادَةَ بْنِ الصَّامِتِ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ: "أَيُّكُمْ يُبَايِعُنِي عَلَى ثَلَاثٍ؟ " -ثُمَّ تَلَا
رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: قُلْ تَعَالَوْا أَتْلُ مَا
حَرَّمَ رَبُّكُمْ عَلَيْكُمْ حَتَّى فَرَغَ مِنَ الْآيَاتِ -فَمَنْ وَفَّى
فَأَجْرُهُ عَلَى اللَّهِ، وَمَنِ انْتَقَصَ مِنْهُنَّ شَيْئًا فَأَدْرَكَهُ
اللَّهُ بِهِ فِي الدُّنْيَا كَانَتْ عُقُوبَتَهُ وَمَنْ أُخِّرَ إِلَى الْآخِرَةِ
فَأَمْرُهُ إِلَى اللَّهِ، إِنْ شَاءَ عَذَّبَهُ وَإِنْ شَاءَ عَفَا عَنْهُ".
melalui hadis Yazid ibnu Harun, dari Sufyan
ibnu Husain, dari Az-Zuhri, dari Abu Idris, dari Ubadah ibnus Samit yang
mengatakan bahwa Rasulullah SAW. telah bersabda, "Siapakah di antara
kalian yang mau berbaiat (mengucapkan janji setia) kepadaku sebanyak tiga kali."
Kemudian Rasulullah SAW. membacakan firman-Nya: Katakanlah, "Marilah
kubacakan apa yang diharamkan atas kalian oleh Tuhan kalian." (Al-An'am:
151), hingga beberapa ayat berikutnya. Lalu Rasulullah SAW. bersabda: Barang
siapa yang menunaikannya, maka pahalanya akan diberikan oleh Allah kepadanya.
Dan barang siapa yang mengurangi sesuatu darinya, lalu Allah menimpakan musibah
kepadanya di dunia ini, maka hal itu merupakan hukumannya. Dan barang siapa
yang ditangguhkan sampai di akhirat, maka urusannya terserah kepada Allah; jika
Allah menghendaki, niscaya Dia mengazabnya; dan jika Allah menghendaki, niscaya
memaafkannya.
Kemudian Imam Hakim berkata bahwa hadis ini sahih
sanadnya, tetapi keduanya (Bukhari dan Muslim) tidak mengetengahkannya.
Sesungguhnya yang disepakati oleh keduanya
(Bukhari dan Muslim) hanyalah hadis Az-Zuhri, dari Abu Idris, dari Ubadah yang
mengatakan:
"بَايِعُونِي عَلَى أَلَّا تُشْرِكُوا
بِاللَّهِ شَيْئًا"
Berbaiatlah kalian kepadaku, yaitu: Janganlah
kalian mempersekutukan Allah dengan sesuatu pun, hingga akhir hadis.
Sufyan ibnu Husain meriwayatkan kedua hadis tersebut,
maka tidaklah layak menisbatkan salah satu dari kedua hadis itu kepada dugaan
(yang tidak pasti) jika keduanya dapat digabungkan pengertiannya.
Mengenai tafsir ayat ini dapat dikatakan bahwa
Allah berfirman kepada Nabi dan Rasul-Nya (yaitu Muhammad SAW.),
"Katakanlah, hai Muhammad, kepada orang-orang musyrik itu yang telah
menyembah selain Allah dan mengharamkan apa yang Dia rezekikan kepada mereka,
serta membunuh anak-anak mereka sendiri, yang perbuatan tersebut mereka lakukan
hanya berdasarkan pendapat-pendapat mereka sendiri yang dipengaruhi oleh
bisikan setan."
قُلْ
Katakanlah
kepada mereka
تَعَالَوْا
"Marilah.” (Al-An'am:
151)
Yakni kemarilah dan menghadaplah kalian.
أَتْلُ مَا حَرَّمَ رَبُّكُمْ عَلَيْكُمْ
kubacakan apa yang diharamkan atas kalian oleh
Tuhan kalian. (Al-An'am: 151)
Maksudnya, aku akan menceritakan kepada kalian
dan akan kusampaikan kepada kalian tentang apa yang diharamkan atas kalian
oleh Tuhan kalian dengan sesungguhnya, bukan dengan dugaan, bukan pula atas
dasar prasangka, melainkan berdasarkan wahyu dan perintah dari sisiNya.
أَلا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا
janganlah kalian mempersekutukan sesuatu dengan
Dia. (Al-An'am: 151)
Seakan-akan dalam konteks ayat ini terdapat
kalimat yang tidak disebutkan. Bentuk lengkapnya ialah seperti berikut,
"Saya perintahkan kepada kalian." janganlah kalian mempersekutukan
sesuatu dengan Dia. (Al-An'am: 151)
Karenanya dalam akhir ayat ini disebutkan:
ذَلِكُمْ وَصَّاكُمْ بِهِ لَعَلَّكُمْ
تَعْقِلُونَ
Demikian itu yang diperintahkan oleh Tuhan
kalian kepada kalian supaya kalian memahami(nya). (Al-An'am:
151)
Hal ini sama dengan perkataan seorang penyair:
حَجَّ وأوصَى بسُلَيمى الأعْبُدَا ... أنْ لَا
تَرَى وَلَا تُكَلِّم أحَدا ...
وَلَا
يَزَلْ شَرَابُها مُبَرَّدا
Berhajilah dan perintahkanlah kepada Sulaima
Al-A'buda; janganlah ia memperlihatkan dirinya dan jangan pula berbicara kepada
seorang pun. Biarkanlah minumannya tetap dalam keadaan dingin.
Orang-orang Arab mengatakan, "Saya
perintahkan kepadamu, janganlah kamu berdiri."
Di dalam kitab Sahihain melalui hadis
Abu Zar r.a. disebutkan bahwa Rasulullah SAW. pernah bersabda:
"أَتَانِي جِبْرِيلُ فَبَشَّرَنِي
أَنَّهُ مَنْ مَاتَ لَا يُشْرِكُ بِاللَّهِ شَيْئًا مِنْ أُمَّتِكَ، دَخَلَ
الْجَنَّةَ. قُلْتُ: وَإِنْ زَنَا وَإِنْ سَرَقَ؟ قَالَ: وَإِنْ زَنَا وَإِنْ
سَرَقَ. قُلْتُ: وَإِنْ زَنَا وَإِنْ سَرَقَ؟ قَالَ: وَإِنْ زَنَا وَإِنْ سَرَقَ.
قُلْتُ: وَإِنْ زَنَا وَإِنْ سَرَقَ؟ قَالَ: وَإِنْ زَنَا وَإِنْ سَرَقَ، وَإِنْ
شَرِبَ الْخَمْرَ"
Jibril telah datang kepadaku dan menyampaikan
berita gembira kepadaku bahwa barang siapa dari kalangan umatku mati dalam
keadaan tidak mempersekutukan Allah dengan sesuatu pun niscaya masuk surga. Aku
bertanya, "Sekalipun dia berzina dan mencuri?”Jibril menjawab, "Ya,
sekalipun berzina dan mencuri.” Aku bertanya, "Sekalipun dia berzina dan
mencuri? Jibril menjawab, "Ya, sekalipun berzina dan mencuri.” Aku bertanya,"Sekalipun
dia berzina dan mencuri?” Jibril menjawab, "Ya, sekalipun berzina,
mencuri, dan meminum khamr.”
Menurut sebagian riwayat, yang menanyakan
demikian adalah Abu Zar, ditujukan kepada Rasulullah SAW. Kemudian disebutkan
bahwa pada yang ketiga kalinya Rasulullah SAW. bersabda:
"وَإِنْ رَغِمَ أنفُ أَبِي ذَرٍّ"
Ya, sekalipun hidung Abu Zar keropos.
Tersebutlah bahwa Abu Zar setiap kali
menyampaikan hadis ini pada penghujungnya selalu mengatakan: Ya, sekalipun
hidung Abu Zar keropos.
Di dalam sebagian kitab musnad dan kitab sunnah
disebutkan dari Abu Zar, bahwa Rasulullah SAW. pernah bersabda,
"يَقُولُ اللَّهُ تَعَالَى: يَا ابْنَ
آدَمَ، إِنَّكَ مَا دَعَوْتَنِي وَرَجَوْتَنِي فَإِنِّي أَغْفِرُ لَكَ عَلَى مَا
كَانَ مِنْكَ وَلَا أُبَالِي، وَلَوْ أَتَيْتَنِي بِقِرَابِ الْأَرْضِ خَطِيئَةً
أَتَيْتُكَ بِقِرَابِهَا مَغْفِرَةً مَا لَمْ تُشْرِكْ بِي شَيْئًا، وَإِنْ
أَخْطَأْتَ حَتَّى تَبْلُغَ خَطَايَاكَ عَنَان السَّمَاءِ ثُمَّ اسْتَغْفَرْتَنِي،
غَفَرْتُ لَكَ"
"Allah SWT. berfirman: 'Hai
anak Adam, sesungguhnya kamu selama masih mau berdoa kepada-Ku dan berharap
kepada-Ku, maka sesungguhnya Aku memberikan ampunan bagi-Mu terhadap semua dosa
yang ada padamu, tanpa Aku pedulikan lagi. Seandainya kamu datang kepada-Ku
dengan membawa dosa sepenuh bumi, niscaya Aku datang kepadamu dengan membawa
ampunan sepenuh bumi, selagi kamu tidak mempersekutukan Aku dengan sesuatu pun.
Dan jika kamu banyak berdosa sehingga dosamu mencapai puncak langit, kemudian
kamu memohon ampun kepada-Ku. niscaya Aku memberikan ampunan bagimu'.”
Makna hadis ini mempunyai syahid (bukti)
yang menguatkannya di dalam Al-Qur'an, yaitu oleh firman-Nya:
إِنَّ اللَّهَ لَا يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ
وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَلِكَ لِمَنْ يَشَاءُ
Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa
syirik, dan Dia mengampuni dosa yang selain dari (syirik)
itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. (An-Nisa: 48 dan 116)
Di dalam hadis sahih Muslim disebutkan sebuah
hadis melalui Ibnu Mas'ud yang mengatakan:
"مَنْ مَاتَ لَا يُشْرِكُ بِاللَّهِ
شَيْئًا، دَخَلَ الْجَنَّةَ"
Barang siapa yang mati dalam keadaan tidak
mempersekutukan Allah dengan sesuatu pun, niscaya masuk surga.
Ayat-ayat Al-Qur'an dan hadis-hadis yang
menerangkan hal ini cukup banyak.
Ibnu Murdawaih telah meriwayatkan melalui hadis
Ubadah dan Abu Darda:
"لَا تُشْرِكُوا بِاللَّهِ شَيْئًا، وإن
قُطِّعتم أو صُلِّبتم أو حُرِّقتم"
Janganlah kalian mempersekutukan Allah dengan
sesuatu pun, sekalipun kalian dipotong-potong atau disalib atau dibakar.
قَالَ ابْنُ أَبِي حَاتِمٍ: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ
بْنُ عَوْف الحِمْصي، حَدَّثَنَا ابْنُ أَبِي مَرْيَمَ، حَدَّثَنَا نَافِعُ بْنُ
يَزِيدَ حَدَّثَنِي سَيَّارُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ، عَنْ يَزِيدَ بْنِ قَوْذر،
عَنْ سَلَمَةَ بْنِ شُرَيح، عَنْ عُبَادَةَ بْنِ الصَّامِتِ قَالَ: أَوْصَانَا
رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِسَبْعِ خِصَالٍ:
"أَلَّا تُشْرِكُوا بِاللَّهِ شَيْئًا، وَإِنْ حُرِّقْتُمْ وَقُطِّعْتُمْ
وَصُلِّبْتُمْ"
Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan
kepada kami Muhammad ibnu Auf Al-Himsi, telah menceritakan kepada kami Ibnu Abu
Maryam, telah menceritakan kepada kami Nafi' ibnu Yazid, telah menceritakan
kepadaku Sayyar ibnu Abdur Rahman, dari Yazid ibnu Qauzar, dari Salamah ibnu
Syuraih, dari Ubadah ibnus Samit yang mengatakan bahwa Rasulullah SAW. pernah
berwasiat kepada kami akan tujuh perkara, antara lain: Janganlah kalian
mempersekutukan Allah dengan sesuatu pun, sekalipun kalian dibakar,
dipotong-potong, dan disalib. (Riwayat Ibnu Abu Hatim)
Firman Allah SWT.:
وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا
berbuat baiklah terhadap kedua orang ibu bapak (Al-An'am:
151)
Tuhan telah mewasiatkan dan memerintahkan kepada kalian untuk berbuat baik kepada kedua orang tua, yakni perlakukanlah mereka dengan perlakuan yang baik. Seperti yang disebutkan dalam ayat lain oleh firman-Nya:
وَقَضَى رَبُّكَ أَلا تَعْبُدُوا إِلا إِيَّاهُ
وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا
Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kalian
jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kalian berbuat baik pada ibu bapak
kalian. (Al-Isra: 23)
Sebagian ulama membaca ayat ini dengan bacaan
berikut, yaitu:
"وَوَصَّى رَبُّكَ أَلَّا تَعْبُدُوا
إِلَّا إِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا".
"Dan Tuhanmu telah memerintahkan,
janganlah kalian menyembah selain Dia dan berbuat baiklah kepada kedua orang tua."
Yakni perlakukanlah orang tua kalian dengan
baik.
Allah SWT. sering sekali mengiringi perintah
taat kepada-Nya dengan perintah berbuat baik kepada kedua orang tua,
sebagaimana yang disebutkan di dalam firman-Nya:
أَنِ اشْكُرْ لِي وَلِوَالِدَيْكَ إِلَيَّ
الْمَصِيرُ وَإِنْ جَاهَدَاكَ عَلى أَنْ
تُشْرِكَ بِي مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ فَلا تُطِعْهُمَا وَصَاحِبْهُمَا فِي
الدُّنْيَا مَعْرُوفًا وَاتَّبِعْ سَبِيلَ مَنْ أَنَابَ إِلَيَّ ثُمَّ إِلَيَّ
مَرْجِعُكُمْ فَأُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ
Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu
bapakmu, hanya kepada-Kulah kembali kalian. Dan jika keduanya memaksamu untuk
mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu,
maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia
dengan baik dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku. kemudian hanya
kepada-Kulah kembali kalian, maka Kuberitakan kepada kalian apa yang telah
kalian kerjakan. (Luqman: 14-15)
Dalam ayat ini Allah memerintahkan berbuat baik
kepada kedua orang tua, sekalipun keduanya musyrik; kemusyrikannya itu
ditanggung oleh keduanya. Allah SWT. telah berfirman pula:
وَإِذْ أَخَذْنَا مِيثَاقَ بَنِي إِسْرَائِيلَ
لَا تَعْبُدُونَ إِلا اللَّهَ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا
Dan (ingatlah) ketika Kami mengambil janji dari
Bani Israil, (yaitu): Janganlah kalian menyembah selain Allah, dan
berbuat kebaikanlah kepada ibu bapak. (Al-Baqarah: 83), hingga akhir ayat.
Ayat-ayat yang bermakna senada banyak didapati
di dalam Al-Qur’an.
Di dalam kitab Sahihain disebutkan dari
sahabat Ibnu Mas'ud r.a.. :
قَالَ: سَأَلْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: أَيُّ الْعَمَلِ أَحَبُّ إِلَى اللَّهِ؟ قَالَ:
"الصَّلَاةُ عَلَى وَقْتِهَا". قُلْتُ: ثُمَّ أَيٌّ؟ قَالَ: "بِرُّ
الْوَالِدَيْنِ". قُلْتُ: ثُمَّ أَيٌّ؟ قَالَ: "الْجِهَادُ فِي سَبِيلِ
اللَّهِ". قَالَ ابْنُ مَسْعُودٍ: حَدَّثَنِي بِهِنَّ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَلَوِ اسْتَزَدْتُهُ لَزَادَنِي
bahwa ia pernah bertanya kepada Rasulullah SAW.,
"Amal apakah yang paling utama?" Rasul SAW. menjawab, "Mengerjakan
salat tepat pada waktunya." Ia bertanya, "Kemudian apa
lagi?"" Rasul SAW. menjawab, "Berbakti kepada kedua orang tua."
Ia bertanya lagi, "Kemudian apa lagi?" Rasul SAW. menjawab, "Jihad
di jalan Allah."' Ibnu Mas'ud r.a. mengatakan, "Kesemuanya itu
disampaikan oleh Rasulullah SAW. kepadaku secara langsung. Seandainya aku
meminta tambahan keterangan, niscaya beliau SAW. memberikan tambahannya
kepadaku."
Al-Hafiz Abu Bakar ibnu Murdawaih telah
meriwayatkan berikut sanadnya, dari Abu Darda dan Ubadah ibnus Samit;
masing-masing dari keduanya mengatakan bahwa kekasihnya (yakni Rasulullah SAW.)
telah memerintahkan kepadanya:
"أَطِعْ وَالِدَيْكَ، وَإِنْ أَمَرَاكَ
أَنْ تَخْرُجَ لَهُمَا مِنَ الدُّنْيَا، فَافْعَلْ"
Taatilah kedua orang tuamu; dan jika keduanya
memerintahkan kepadamu untuk keluar dari dunia ini (mati) buat
(membela) keduanya, maka lakukanlah.
Tetapi di dalam sanad hadis ini terkandung kedaifan.
Firman Allah SWT.:
وَلا تَقْتُلُوا أَوْلادَكُمْ مِنْ إِمْلاقٍ
نَحْنُ نَرْزُقُكُمْ وَإِيَّاهُمْ
dan janganlah kalian membunuh anak-anak kalian
karena kemiskinan, Kami akan memberi rezeki kepada kalian dan kepada mereka. (Al-An'am:
151)
Tidak ada komentar: