Hadits ke-2 dari 86, BAB 8. ISTIQAMAH, KITAB : NUZHATUL MUTTAQIEN SYARH RIYADUS SHALIHIN
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: قَارِبُوا وَسَدِّدُوا وَاعْلَمُوا أَنَّهُ لَنْ يَنْجُوَ أَحَدٌ مِنْكُمْ بِعَمَلِهِ قَالُوا؛ يَا رَسُولَ اللَّهِ وَلَا أَنْتَ قَالَ وَلَا أَنَا إِلَّا أَنْ يَتَغَمَّدَنِيَ اللَّهُ بِرَحْمَةٍ مِنْهُ وَفَضْلٍ. رواه مسلم.
والقارية : القصد الذي لا غلوّ فيه ولا تقصير.
والسداد : الإستقامة والاصابة.
ويتغمّدني: يلبسني ويستروني. قال العلماء: معني الاستقامة، لزوم طاعة الله تعالي؛
قالوا: وهي من جوامع الكلم، وهي نظام الأمور: وبالله التوفيق.
86. Dari Abu Hurairah ra berkata: Rasulullah SAW bersabda; mendekatlah dan tujulah (kepada Istiqamah ketaqwaan) dan ketahuilah bahwa sesungguhnya tidak ada seorangpun yang selamat dengan amalnya. Kemudian mereka bertanya: dan tidak juga engkau wahai Rasulullah?, Beliau menjawab; dan tidak juga denganku hanya saja Allah menganugrahiku Rahmat dan karunia-Nya. HR. Muslim
- Wassaddu: Istiqamah dan mengarah.
- Wayaghamadduny: menganugerahiku dan menjagaku.
- Para ulama berkata: makna Istiqamah adalah berlanjutnya ketaatan kepada Allah Ta'ala.
- Qaalu: yaitu dari kumpulan perkataan orang banyak, yaitu perkara disiplin ilmu. Wabillahi Taufik.
HR Muslim fiil munaafiqiin (Bab lan yadzkhulu ahadun Al jannata bi 'amalihi.)
Faidah Hadits:
- Tidak bisa dipastikan dengan (cukup dengan hitungan) akal suatu pahala, dan tidak pula hukuman dan tidak pula juga hukum secara syari, dan akan tetapi ditentukan dengan ketetapan syariat (kehendak Allah SWT)
- Karunia (yang diberikan) Allah Ta’ala terhadap hamba-Nya, lebih luas dari (semua) amalannya hamba, (dan karunia tersebut) tidaklah wajib bagi Allah Ta’ala /terserah kehendak Allah Ta’ala
- Tidaklah sesorang bisa mendapatkan surga hanya cukup dengan amal shalehnya saja selama belum mendapatkan juga rahmat Allah Ta’ala. Firman Allah Ta’ala QS, An-Nahl 32 :
ادْخُلُوا الْجَنَّةَ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُوْنَ
Artinya: masuklah ke dalam surga karena apa yang telah kalian kerjakan
hal tersebut bukanlah berarti mendapatkan surga karena amal shalehnya saja, akan tetapi karena sebab janji Allah Ta’ala (sebagai penentu tingkatan surga yang didapatkannya)
- Bukanlah karena ketaatan seseorang untuk memenuhi hak rububiyah, akan tetapi limpahan nikmat Allah Ta’ala sangat banyak dan dibalasnya pahala manusia atas tingkatan syukurnya, Allah SWT berfirman QS, An-Nahl 18:
وَإِن تَعُدُّوا۟ نِعْمَةَ ٱللَّهِ لَا تُحْصُوهَآ
Artinya: Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tak dapat menentukan jumlahnya
- Amal-amal yang shaleh merupakan sebab masuknya surga, dan kemenangan memperoleh surga melainkan dengan karunia Allah Ta’ala dan rahmat-Nya serta belas kasih-Nya
- Setiap mukmin dalam beramal shaleh agar menyertainya dengan usaha dan doa, agar mendapatkan rahmat Allah SWT serta taufik/bimbingan-nya dengan (balasan) surga.
Tidak ada komentar: