Tarhib Ramadhan: Menghidupkan 4 Amalan Utama

 Tarhib Ramadhan:
Menghidupkan 4 Amalan Utama
Oleh. Ust. Akhmad Fakhrur Rouzi, SHI, SH
(Guru SMP ‘Aisyiyah Muhammadiyah 3 Malang, Anggota CMM &
Sekretaris PCM Blimbing Kota Malang)

 
 

Alhamdulillah, kalimat indah nan mulia ini patut dijadikan ungkapan syukur kepada Allah SWT, karena  tanpa terasa kita berjumpa lagi dengan bulan yang penuh berkah, bulan penuh ampunan yaitu bulan Ramadhan. Bulan di mana Allah SWT membuka seluas-luasnya pintu ampunan dan mengganjar kebaikan dengan berlipat-lipat ganda.

Menurut metode Hisab Muhammadiyah, tahun ini Ramadhan/ibadah puasa (shiyam) jatuh pada hari Kamis 23 Maret 2023. Kesempatan yang berharga ini jangan sampai dilewatkan begitu saja. Sebagai mukmin harus mampu dalam memanfaatkan kesempatan ini dengan semaksimal mungkin. Tanamkan  dalam hati dan pikiran kita bahwa Bulan Ramadhan tahun ini adalah Bulan Ramadhan terakhir, sehingga lebih optimal dalam mengisi Bulan Ramadhan ini dengan banyak beramal shaleh dan menjauhi bermaksiat

Bulan Ramadhan sebagai istilah dari perintah menunaikan ibadah puasa,  puasa yang ditunaikan tidak hanya bernilai puasa  dalam arti fiqih yaitu menahan lapar dan dahaga saja. Sedangkan mulut, mata, telinga serta perilaku kita belum ikut  berpuasa. Misalnya saat puasa,  masih ghibbah (bergosip), masih senang memandang yang kurang pantas/di larang atau masih suka mendengarkan sesuatu yang bukan hak kita atau tidak bermanfaat. Intinya  puasa yang kita tunaikan jangan dirusak denganbanyak bermaksiat kepada Allah SWT.

Lalu apa yang harus dilakukan supaya puasa kita bermakna?

Ada beberapa kegiatan yang bisa kita lakukan untuk mengisi Bulan Ramadhan supaya lebih bermakna yaitu:

Pertama, dzikrullah dan tilawatil Qur’an. Ibnu Taimiyah mengatakan bahwa fungsi dzikir terhadap  hati adalah bagaikan air bagi ikan. Bagaimana keadaan ikan itu apabila diangkat atau dikeluarkan dari air..? Dizkir merupakan makanan hati dan jiwa. Bila seorang hamba tidak memiliki makanan tersebut, maka ia menjadi seperti tubuh yang kehabisan makanan. Dzikir penangkal dari godaan syetan, mengalahkan dan menundukkannya. Membuat Allah SWT ridha kepadanya. Dzikir artinya ingat kepada Allah SWT, Seperti firman-Nya dalam al-Qur’an surat al Baqarah ayat 152, “Maka ingatlah kalian kepada-Ku, niscaya Aku akan ingat kepadamu”.

فَٱذْكُرُونِىٓ أَذْكُرْكُمْ


Bulan Ramadhan adalah bulan yang sangat tepat untuk dijadikan sebagai sarana dalam membiasakan diri berdzikir kepada Allah SWT. Karena situasi Bulan ini bernuansa religius yang memotivasi terhadap setiap usaha beribadah termasuk berdzikir kepada Allah SWT.

Diantara dzikir yang utama adalah tilawatil qur’an. Bisa dengan cara taddarus al-qur’an, latihan tahfidz, dengan merenungi maknanya atau tadabbur al-qur’an. Karena banyak diantara  umat Islam yang sudah fasih membaca al-Qur’an tapi masih belum sempat mentaddaburinya. Padahal memahami arti dari ayat-ayat dalam al-Qur’an itu sangat penting karena dengan memahami arti dari ayat-ayat yang kita baca dapat menguatkan keyaninan kita akan kebenaran al-Qur’an. Maka tidak heran bulan Ramadhan disebut  Syahrul Qur’an.


Kedua, memperbanyak istighfar. Istighfar ialah meminta ampunan atas dosa dan kesalahan yang pernah diperbuat.  Ada tiga kondisi terkait dengan istighfar ini. Kondisi Pertama  bersifat perintah seperti dalam al-Qur’an surat al-Muzammil ayat 20, Dan mohonlah ampunan kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Kondisi Kedua, memuji kepada pelakunya seperti yang terdapat dalam al-Qur’an surat Ali Imran ayat 17, (yaitu) orang-orang yang sabar, yang benar, yang tetap taat, yang menafkahkan hartanya (di jalan Allah), dan yang memohon ampun di waktu sahur. Dan kondisi ketiga, Allah SWT mengampuni orang yang memohon ampun kepada-Nya, seperti dalam al-Qur’an surat an-Nisa’ ayat 110, Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan dan menganiaya dirinya, kemudian ia mohon ampun kepada Allah, niscaya ia mendapati Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

Al- Imam Hasan al-Basri pernah menyampaikan manfaat  istighfar ini, perbanyaklah istighfar di rumahmu, di meja makanmu, di jalan-jalan, di pasar-pasar, di majlis-majlismu dan di mana saja kamu berada, karena kamu tidak tahu di mana dan kapan turunnya ampunan dan maghfirah Allah SWT kepadamu.

Begitu dahsyatnya istighfar dlam menggerus dosa-dosa, maka merugilah jika di Bulan Ramadhan ini tidak kita maksimalkan untuk beristighfar kepada Allah SWT. Allah SWT akan mengampuni segala dosa-dosa kita, sehingga nanti bila sewaktu-waktu diwafatkan oleh Allah SWT, kita bisa menghadap Allah SWT dengan wajah yang ceria karena telah terbebas dari dosa.


 Ketiga, berdo’a. Allah SWT berfirman dalam surat al-Mu’min ayat 60, berdoalah kepada-Ku niscaya Ku-kabulkan. Dari ayat ini Nampak jelas bahwa Allah SWT menyuruh kita untuk berdoa tanpa batas.  Artinya selama kita selalu berdoa kepada Allah SWT dan yakin padaNya, maka Allah SWT akan mengabulkan doa kita. Apalagi bila doa yang kita panjatkan itu dilakukan pada saat kita sedang berpuasa, seperti sabda Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah “Berkata Rasulullah SAW bersabda,


 

ثَلَاثَةٌ لَا يُرَدُّ دُعَاؤُهُمْ: الْإِمَامُ الْعَادِلُ, وَالصَّائِمُ حَتَّى يُفْطِرَ, وَدَعْوَةُ الْمَظْلُومِ ,يَرْفَعُهَا اللَّهُ فَوْقَ الْغَمَامِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَيَفْتَحُ لَهَا أَبْوَابَ السَّمَاءِ, وَيَقُولُ الرَّبُّ عَزَّوَجَلَّ: وَعِزَّتِي لَأَنْصُرَنَّكَ وَلَوْ بَعْدَ حِينٍ

 


“Terdapat tiga (kaum) yang doanya tidak akan ditolak: imam yang adil, orang yang puasa sampai dia berbuka, dan orang yang teraniaya. Allah akan mengangkat (doa)nya ke atas awan, dan membukakan baginya pintu-pintu langit, seraya berfirman, "Demi kemuliaan-Ku, sungguh Aku akan menolongmu meski beberapa saat lamanya.”. (HR. Ahmad 9743 Shahih, Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa hadits ini shahih dengan berbagai jalan dan penguatnya,, Ibnu Majah 1752, HR. Tirmidzi 3598 Hasan)

 

Bagaimana kriteria do’a yang dikabulkan? Tentunya do’a yang kita panjatkan, adalah do’a yang baik-baik dan bisa membawa diri kita bahagia di kehidupan dunia dan akhirat. Dan iringi do’a kita dengan keyakinan dalam hati, dan husnunudzan kepada Allah, lalu bertawakkal yang terbaik bagi menurut Allah SWT.


Keempat adalah mendirikan qiyamul lail. Pentingnya shalat malam ini tergambar jelas dalam firman Allah SWT. surat al-Furqan ayat 64, Dan orang (hamba-hamba ar Rahman itu) yang melalui malam hari dengan bersujud dan berdiri untuk Tuhan mereka. Dan juga dalam hadits Rasulullah SAW, yang diriwayatkan oleh Muslim 1163 Shahih


وأَفْضَلُ الصَّلاةِ، بَعْدَ الفَرِيضَةِ، صَلاةُ اللَّيْلِ

“shalat yang paling utama setelah shalat fardhu ialah qiyamul lail”.


Nampak dari dua dalil aqli dan naqli ini, bahwa kedudukan shalat malan itu sangat tinggi derajatnya. Bahkan dilain ayat Allah SWT menyampaikan akan meninggikan derajat orang yang mendirikan shalat malam. (QS al Isra’ ayat 79). Maka momentum Bulan Ramadhan yang di dalamnya ada ibadah sunnah yaitu shalat tarawih jangan sampai kita tinggalkan. Jangan shalat tarawih dengan tipe tutup gong, hanya awal dan akhir Bulan Ramadhan saja umat Muslim bersemangat mendirikan shalat tarawih tetapi di tengah-tengah Bulan Ramadhan semanganya kendor.

Shalat Tarawih adalah shalat malam yang diawalkan artinya mari kita gunakan shalat tarawih ini sebagai media latihan bagi kita untuk terbiasa mendirikan shalat malam atau qiyamul lain.

Itulah empat amalan yang bisa kita lakukan untuk mengisi Bulan Ramadhan kita tahun ini agar lebih bermakna dan berkualitas. bila empat hal itu bisa kita lakukan secara terus menerus (baca: istiqomah) selama Bulan Ramadhan maka puasa kita terindikasi berkualitas.

Akhirnya semoga Allah SWT memberikan kemudahan dan keberkahan hidup bagi kita semua dalam menjalani ibadah puasa di Bulan Ramadhan tahun ini, dan semoga Bulan Ramadhan tahun ini lebih baik dari Bulan Ramadhan tahun-tahun sebelumnya.

Wallahu a’lam bish-shawab. 



Tarhib Ramadhan: Menghidupkan 4 Amalan Utama Tarhib Ramadhan: Menghidupkan 4 Amalan Utama Reviewed by sangpencerah on Maret 23, 2023 Rating: 5

Tidak ada komentar: