Hadits ke-5 dari 99, BAB 11. MUJAHADAH, KITAB : NUZHATUL MUTTAQIEN SYARH RIYADUS SHALIHIN
عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا انها قَالَتْ؛ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، إِذَا دَخَلَ الْعَشْرُ أَحْيَا اللَّيْلَ، وَأَيْقَظَ أَهْلَهُ، وَجَدَّ، وَشَدَّ الْمِئْزَرَ. متفق عليه.
المراد :العشر الاواخر من شهر رمضان، والمئزر؛ الازار، وهو كناية عن اعتزال النساء. وقيل؛ المراد تشميره للعبادة. يقال؛شددت لهذا الأمر مئزري؛ اي تشمرت وتفرغت له
99. Dari Aisyah ra, ia berkata, "Ketika Rasulullah SAW memasuki sepuluh terakhir (Ramadhan), maka beliau menghidupkan malam-malamnya (dengan qiamullail) dan membangunkan keluarganya serta mengencangkan sarungnya (menjauhi istrinya untuk lebih konsentrasi dan maksimal beribadah)." HR Muttafaqun alaih
Maksudnya adalah di sepuluh terakhir bulan Ramadhan.
Dan Mi'zar atau Sarung, yaitu kiasan tentang menjauhi istri, dan ada yang mengatakan berpisah (sementara) untuk (memaksimalkan ibadah), dan dikatakan juga: aku kencangkan untuk perkara sarung yaitu aku berpisah dan meninggalkannya (untuk sementara demi ibadah)
HR. Bukhari Fii shalati tarawih (Bab 'amali fil 'asyril awakhiri min ramadhan) wa Muslim fil i'tikaf (Bab I'tikaful 'asryl awakhiri min ramadhan)
Faidah hadits:
Anjuran untuk lebih memperhatikan waktu-waktu utama dengan memperbanyak amal-amal shalih

Tidak ada komentar: