Tafsir QS. Ash-Shaffat, ayat 20-26 Ibnu Katsir
وَقَالُوا يَا وَيْلَنَا
هَذَا يَوْمُ الدِّينِ (20) هَذَا يَوْمُ الْفَصْلِ الَّذِي كُنْتُمْ بِهِ تُكَذِّبُونَ
(21) احْشُرُوا الَّذِينَ ظَلَمُوا وَأَزْوَاجَهُمْ وَمَا كَانُوا يَعْبُدُونَ
(22) مِنْ دُونِ اللَّهِ فَاهْدُوهُمْ إِلَى صِرَاطِ الْجَحِيمِ (23) وَقِفُوهُمْ إِنَّهُمْ
مَسْئُولُونَ (24) مَا لَكُمْ لَا تَنَاصَرُونَ (25) بَلْ هُمُ الْيَوْمَ مُسْتَسْلِمُونَ
(26)
Dan mereka berkata, "Aduhai,
celakalah kita!" Inilah hari pembalasan. Inilah hari keputusan yang kamu
selalu mendustakannya. (Kepada malaikat diperintahkan), "Kumpulkanlah
orang-orang yang zalim beserta teman sejawat mereka dan sembahan-sembahan yang
selalu mereka sembah selain Allah, maka tunjukkanlah kepada mereka jalan ke
neraka. Dan tahanlah mereka (di tempat perhentian), karena sesungguhnya mereka
akan ditanya, 'Mengapa kamu tidak tolong-menolong?' Bahkan pada hari itu mereka
menyerah diri.”
Allah SWT. menceritakan apa yang
diucapkan oleh orang-orang kafir pada hari kiamat nanti, bahwa mereka mencela
diri mereka sendiri, dan mengakui bahwa mereka dahulu sewaktu di alam dunia
telah berbuat aniaya terhadap diri sendiri. Apabila mereka menyaksikan
kengerian-kengerian di hari kiamat, barulah mereka menyesali perbuatan mereka
dahulu dengan penyesalan yang sebesar-besarnya. Pada saat itu tiada gunanya
lagi penyesalan, karena nasi telah menjadi bubur.
وَقَالُوا يَا وَيْلَنَا
هَذَا يَوْمُ الدِّينِ
Dan mereka berkata, "Aduhai, gelakalah kita!"
Inilah hari pembalasan (Ash-Shaffat: 20)
Maka para malaikat dan orang-orang mukmin berkata kepada
mereka:
هَذَا يَوْمُ الْفَصْلِ الَّذِي
كُنْتُمْ بِهِ تُكَذِّبُونَ
Inilah hari keputusan yang kamu selalu mendustakannya.
(Ash-Shaffat: 21)
Ini dikatakan kepada mereka
dengan nada kecaman dan cemooh, dan Allah SWT. memerintahkan kepada malaikat
untuk memisahkan orang-orang kafir dari orang-orang mukmin dalam tempat pemberhentian
mereka. Karena itulah disebutkan oleh firman selanjutnya:
احْشُرُوا الَّذِينَ ظَلَمُوا
وَأَزْوَاجَهُمْ
Kumpulkanlah orang-orang yang. zalim beserta teman sejawat
mereka. (Ash-Shaffat: 22)
Al-Nu'man ibnu Basyir r.a.
mengatakan bahwa yang dimaksud dengan azwajahum ialah orang-orang yang serupa
dan yang semisal dengan mereka. Hal yang sama telah dikatakan oleh Ibnu Abbas,
Sa'id ibnu Jubair, Ikrimah, Mujahid, As-Saddi, Abu Saleh, Abul Aliyah, dan Zaid
ibnu Aslam.
Sufyan As-Sauri telah meriwayatkan
dari Sammak, dari An-Nu'man ibnu Basyir ibnu Umar ibnul Khattab r.a. yang telah
mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: Kumpulkanlah orang-orang yang
zalim beserta teman sejawat mereka. (Ash-Shaffat: 22) Bahwa yang dimaksud
dengan azwajahum ialah teman-teman mereka.
Syarik telah meriwayatkan dari
Sammak, dari An-Nu'man yang mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya ini,
bahwa ia pernah mendengar Umar membaca firman-Nya: Kumpulkanlah orang-orang
yang zalim bersama teman sejawat mereka. (Ash-Shaffat: 22) Makna yang dimaksud
ialah orang-orang yang serupa dengan mereka. Umar mengatakan bahwa para penzina
dikumpulkan bersama-sama para penzina lainnya, para pemakan riba dikumpulkan
bersama para pemakan riba lainnya, dan para peminum khamr dikumpulkan dengan
para peminum khamr lainnya.
Kasif telah meriwayatkan dari
Miqsam, dari Ibnu Abbas r.a, bahwa yang dimaksud dengan azwajahum ialah
istri-istri mereka: tetapi pendapat ini garib, karena yang terkenal dari Ibnu
Abbas adalah pendapat yang pertama tadi, seperti yang diriwayatkan oleh Mujahid
dan Sa'id ibnu Jubair dari Ibnu Abbas, bahwa yang dimaksud dengan azwajahum
ialah teman-teman sejawat mereka dan apa yang dahulu mereka sembah selain
Allah, yakni berhala-berhala dan sekutu-sekutu yang mereka sembah-sembah
dikumpulkan bersama-sama mereka di suatu tempat khusus buat mereka.
Firman Allah SWT.:
فَاهْدُوهُمْ إِلَى صِرَاطِ
الْجَحِيمِ
maka tunjukkanlah kepada mereka jalan ke neraka
(Ash-Shaffat-23)
Yakni tunjukkanlah mereka jalan
menuju ke Jahanam. Makna ayat ini sama dengan yang disebutkan dalam ayat lain
melalui firman-Nya:
وَنَحْشُرُهُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ عَلَى وُجُوهِهِمْ عُمْيًا
وَبُكْمًا وَصُمًّا مَأْوَاهُمْ جَهَنَّمُ كُلَّمَا خَبَتْ زِدْنَاهُمْ سَعِيرًا
Dan Kami akan mengumpulkan mereka
pada hari kiamat dengan muka mereka (diseret) dalam keadaan buta, bisu, dan
pekak. Tempat kediaman mereka adalah neraka Jahanam. Tiap-tiap kali nyala api
Jahanam itu akan padam, Kami tambah bagi mereka nyalanya. (Al-Isra: 97)
Adapun firman Allah SWT.:
وَقِفُوهُمْ إِنَّهُمْ مَسْئُولُونَ
Dan tahanlah mereka (di tempat
perhentian) karena sesungguhnya mereka akan ditanya. (Ash-Shaffat: 24)
Yakni hentikanlah mereka untuk
menjalani pertanyaan tentang amal perbuatan dan ucapan-ucapan yang pernah
mereka lakukan selama di dunia, sebagaimana yang diriwayatkan oleh Ad-Dahhak
dari Ibnu Abbas, bahwa dikatakan, "Hentikanlah mereka, sesungguhnya mereka
akan menjalani perhitungan amal perbuatan."
قَالَ ابْنُ أَبِي حَاتِمٍ:
حَدَّثَنَا أَبِي، حَدَّثَنَا النُّفَيلي، حَدَّثَنَا الْمُعْتَمِرُ بْنُ سُلَيْمَانَ
قَالَ: سَمِعْتُ لَيْثًا يُحدّث عَنْ بِشْرٍ، عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ [رَضِيَ اللَّهُ
عَنْهُ] قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "أَيُّمَا
دَاعٍ دَعَا إِلَى شَيْءٍ كَانَ مَوْقُوفًا مَعَهُ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ، لَا
يُغَادِرُهُ وَلَا يُفَارِقُهُ، وَإِنْ دَعَا رَجُلٌ رَجُلًا"، ثُمَّ قَرَأَ:
وَقِفُوهُمْ إِنَّهُمْ مَسْئُولُونَ
Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah
menceritakan kepada kami ayahku, telah menceritakan kepada kami An-Nufaili,
telah menceritakan kepada kami Al-Mu'tamir ibnu Sulaiman yang mengatakan, bahwa
ia pernah mendengar Lais menceritakan hadis berikut dari Bisyr, dari Anas ibnu
Malik r.a. yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda: Barang siapa
yang menyeru kepada sesuatu, maka sesuatu itu dikumpulkan bersamanya sampai
hari kiamat tanpa bisa meninggalkannya dan tanpa berpisah darinya. Jika yang
diserunya adalah seorang lelaki, maka yang menemaninya adalah seorang lelaki. Kemudian
Rasulullah Saw. membaca firman-Nya: Dan tahanlah mereka (di tempat perhentian)
karena sesungguhnya mereka akan ditanya (Ash-Shaffat: 24)
Iman Turmuzi meriwayatkannya
melalui hadis Lais ibnu Abu Salim, dan Ibnu Jarir meriwayatkannya dari Ya'qub
ibnu Ibrahim, dari Mu'tamir, dari Lais, dari seorang lelaki, dari Anas r.a.
secara marfu'.
Abdullah ibnul Mubarak mengatakan
bahwa ia pernah mendengar Usman ibnu Zaidah mengatakan bahwa sesungguhnya yang
mula-mula dipertanyakan kepada seseorang adalah teman-teman sekedudukannya,
kemudian dikatakan kepada mereka dengan nada kecaman dan cemoohan: Mengapa kamu
tidak tolong-menolong? (Ash-Shaffat: 25) Sebagaimana yang kalian duga bahwa
kalian semua mendapat pertolongan.
بَلْ هُمُ الْيَوْمَ مُسْتَسْلِمُونَ
Bahkan mereka pada hari itu menyerah diri. (Ash-Shaffat: 26)
Yakni taat kepada perintah Allah, tidak berani menentang-Nya
dan tidak berani menyimpang dari perintah-Nya; hanya Allah-lah Yang Maha
Mengetahui.

Tidak ada komentar: