KERTAS-KERTAS KEHIDUPAN

KERTAS-KERTAS KEHIDUPAN
Oleh. Dr. Dodi Iskandar S.Si., M.Pd
(Anggota CMM 304)


Bila kita mau berkomtemplasi, merefleksikan diri, merenungkan secara mendalam, ternyata hidup kita di planet bumi ini hanya bagaikan kumpulan kertas-kertas. ketika kita baru lahir dari perut ibu kita dan tercatat dalam akte kelahiran, akte lahir adalah kertas dari kecil kemudian besar dan menikah dan memiiki keluaraga seluruh anggota keluarga tercatat dalam kartu keluarga, kartu keluarga juga kertas.


Ijazah kelulusan suatu gelar baik itu tingkat sarjana, magister, doktor, ijazahnya juga kertas. semuanya hampir berupa kertas... dua pasutri yang baru menikah di KUA tercatat dalam akad nikah, akad nikah juga kertas... surat bukti kepemilikan tanah atau disebut sertifikat tanah juga kertas... kita berobat ke dokter dan mendapatkan resep, resep dokter juga kertas.. bahkan harta kita berupa uang juga dalam bentuk kertas........


Kehidupan kita ini layaknya berbagai lembaran-lembaran kertas yang ditumpuk di lemari-lemari rumah kita....dan seiring waktu berlalu, banyak dari kertas-kertas tadi akan dirobek, kemudian dibuang, berapa banyak orang yang bersedih karena kertas-kertas yang dimilikinya, dan juga tidak seidkit banyak orang yang begitu bangga bahagia senang dengan kertas-kertas yang dimilikinya... 

namun, ada satu lembar kertas yang tidak akan dilihat oleh pemiliknya, apa itu? yaitu lembar kertas yang berupa surat kematian, maka dari itu mari kita mempersiapkannya untuk mengahadapi kematian, menghadapi sakaratul maut, karena itu salah satu kertas yang terpenting dalam kehidupan kita...


Dalam sebuah hadist diterangkan bahwa, Rasulullah SAW ditanya


يَا رَسُولَ اللَّهِ أَيُّ الْمُؤْمِنِينَ أَفْضَلُ؟


“wahai Rasulullah, bagaimana (ciri) orang-orang mukmin yang paling utama?”


قَالَ أَحْسَنُهُمْ خُلُقًا


Beliau menjawab: “Yang paling baik akhlaknya diantara mereka”


قَالَ فَأَيُّ الْمُؤْمِنِينَ أَكْيَسُ ؟


Lalu bertanya lagi; “ Yang bagaimanakah (ciri) orang-orang mukmin yang paling cerdas?”


قَالَ أَكْثَرُهُمْ لِلْمَوْتِ ذِكْرًا وَأَحْسَنُهُمْ لِمَا بَعْدَهُ اسْتِعْدَادًا أُولَئِكَ الْأَكْيَاسُ


beliau menjawab, "Orang yang paling banyak mengingat kematian, dan yang paling baik diantara mereka persiapannya setelah kematian, merekalah orang-orang yang cerdas” (HR Ibnu Maajah no 4249, dan dihasankan oleh Syaikh Al-Albani, lihat juga As-Shahihah no 1384)



sebuah ungkapan bijak menyebutkan: dua perkara yang tidak akan kekal dalam diri seorang mukmin yaitu masa muda dan kekuatannya, dua hal yang berguna bagi setiap mukmin adalah akhlak yang mulia dan jiwa yang lapang, dua hal yang dapat mengangkat derajat seorang mukmin yaitu sikap tawadhu (rendah hati) dan suka menolong kesulitan orang lain, dan dua hal yang dapat menolak bala yaitu sedekah dan silaturahim


Ternyata dalam diri kita ini ada 3 fase kehidupan: fase pertama yaitu masa puber, di masa ini anda punya waktu dan kekuatan tapi tidak punya uang fase kedua adalah masa bekerja, dimasa ini punya banyak harta dan kekuatan tapi tidak punya waktu fase ketiga masa tua, di masa ini banyak diantara kita punya harta dan waktu tapi tidak punya kekuatan. Inilah kehidupan selalu bergulir secara dinamis, manakala kita mendapatkan sebuah karunia, seringkali sesudah itu hilang karunia lainnya, kecuali bagi kita yang senantiasa bersyukur kepada Allah Azza Wajalla.


وَإِذۡ تَأَذَّنَ رَبُّكُمۡ لَئِن شَكَرۡتُمۡ لَأَزِيدَنَّكُمۡۖ وَلَئِن كَفَرۡتُمۡ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٞ  


Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih". (QS Ibrahim 7)



Terkadang kita merasa bahwa kehidupan orang lain selalu lebih baik dari hidupan kita, tahukah bahwa ternyata orang lain justru meyakini bahwa kehidupan kita lebih baik darinya. Mengapa bisa terjadi demikian, hal ini karena kita melupakan perkara yang sangat penting dalam hidup kita yaitu sikap qana'ah yaitu merasa cukup dengan apa yang kita miliki dan mensyukurinya.


seandainya kebahagiaan itu tersedia di supermarket niscaya akan manusia akan berbondong-bondong membelinya meskipun dengan harga yang sangat mahal...

kebahagiaan hanya akan didapatkan jika kita benar-benar mentauhidkan Allah SWT, mengesakan Allah SWT dalam semua sisi peribadahan kita, dan menjauhkan diri dari segala bentuk kesyirikan yang akan menghancurkan tauhid, kebahagiaan hanya akan diperoleh jika kita beribadah hanya ber-ittiba (mengikuti) syariat Rasulullah Muhammad SAW.  



Itulah contoh berbagai kertas yang menghiasi kehidupan kita, namun ternyata masih ada satu kertas lagi yang maha penting, yang akan kita terima kelak yakni kertas berisi catatan amal ibadah kita dan amal maksiat kita, ingatlah bahwa setiap yang kita lakukan sekecil apapun pasti ditulis oleh para malaikat yang mulia, Perkataan, perbuatan, pandangan, keputusan, prasangka, semuanya tidak ada yang terlewatkan oleh para notulen para pencatat dari kalangan para malaikat, Allah Azza wajalla, berfirman:


مَّا يَلۡفِظُ مِن قَوۡلٍ إِلَّا لَدَيۡهِ رَقِيبٌ عَتِيدٞ  


“Tiada suatu ucapanpun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir”. (QS. Qaf 18)



وَوُضِعَ ٱلۡكِتَٰبُ فَتَرَى ٱلۡمُجۡرِمِينَ مُشۡفِقِينَ مِمَّا فِيهِ وَيَقُولُونَ يَٰوَيۡلَتَنَا مَالِ هَٰذَا ٱلۡكِتَٰبِ لَا يُغَادِرُ صَغِيرَةٗ وَلَا كَبِيرَةً إِلَّآ أَحۡصَىٰهَاۚ وَوَجَدُواْ مَا عَمِلُواْ حَاضِرٗاۗ وَلَا يَظۡلِمُ رَبُّكَ أَحَدٗا  


“Dan diletakkanlah kitab, lalu kamu akan melihat orang-orang bersalah ketakutan terhadap apa yang (tertulis) di dalamnya, dan mereka berkata: "Aduhai celaka kami, kitab apakah ini yang tidak meninggalkan yang kecil dan tidak (pula) yang besar, melainkan ia mencatat semuanya; dan mereka dapati apa yang telah mereka kerjakan ada (tertulis). Dan Tuhanmu tidak menganiaya seorang juapun". (Qs. Al-Kahfi 49)



perbuatan kita bukan hanya dicatat namun pasti juga diberikan balasan sepadan yang telah kita perbuat, sepada dengan kualitas, sepadan dengan kuantitas, sesuai dengan kadar dan setimpal dengan jenis amal yang kita kerjakan



فَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَهُ (7) وَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَرَهُ (8). 


“Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. (7) Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula (8).(QS. Az-Zalazalah 7-8)



Marilah kita perbaiki catatan kertas yang telah dicatat oleh para notulen oleh para malaikat amal perbuatan yang telah kita lakukan, bagi yang pernah atau belum berhenti dari kesyirikan mari kita hentikan segera sebelum ajal datang,  bagi yang masih kecanduan mengamalkan ibadah yang tidak ada dasarnya yang sahih dari Nabi SAW mari kita segera pensiunankan dini, dan bagi yang masih membiasakan maksiat yang kita kerjakan, mari kita tinggalkan secepatnya, kawan-kawan para pelaku maksiat mari kita ajak bertaubat, mari kita move on segera dan istiqamah mentauhidkan Allah SWT, move on segera beramal dengan beritiba kepada Rasulullah SAW, move on untuk segera menjauhi maksiat dengan melawan hawa nafsu kita, agar kertas catatan yang akan kita terima kelak didominasi oleh amal shaleh yang akan mendatangkan keridhaan Allah SWT dan atas ke-Ridhaan dan Rahmat-Nya yang akan memasukkan kita kedalam surga. Aamien.

KERTAS-KERTAS KEHIDUPAN KERTAS-KERTAS KEHIDUPAN Reviewed by sangpencerah on Agustus 18, 2023 Rating: 5

Tidak ada komentar: