Dua Kekuatan Umat Islam Yang Ditakuti

 “Dua Kekuatan Umat Islam Yang Ditakuti”
Oleh. Ust. NUR ZAINI, S.Ag., M.Pd.I
(GURU MAN 2 dan CMM:110)

 


Sedikitnya ada dua jenis doktrin bagi umat Islam jika dilaksanakan akan melahirkan kekuatan luar biasa. Tetapi dua doktrin itu, tidak terlalu mendapatkan perhatian oleh umat Islam sendiri, sehingga kekuatan itupun tidak muncul. Pertama adalah keharusan membayar zakat, dan yang kedua adalah pemenuhan anjuran shalat berjamaah di masjid. Jika dua hal ini dijalankan oleh umat Islam secara konsisten dan apalagi bersifat massal, maka akan melahirkan kekuatan umat Islam yang tangguh. 


Pernyataan tersebut kiranya sangat masuk akal. Sebab seumpama, umat Islam benar-benar mau mengeluarkan zakat dengan disiplin, maka hasil pengumpulan zakat itu akan sedemikian besarnya. Hal ini dimungkinkan karena mempunyai dasar teologis yang kuat yaitu firman Allah SWT dalam surat At Taubah ayat 103 berikut ini


 خذ من اموالهم صدقة تطهّرهم وتزكّيهم بها..


“maka ambilah dari sebagian harta mereka sebagai shadaqah (Zakat) yang dapat membersihkan dan mesucikan mereka dengan zakat itu)

Belum lagi, andaikan misalnya, umat Islam tidak saja mengeluarkan zakat, melainkan juga yang terkait dengan ibadah lain, misalnya infaq, shadakah, hibah, dan wakaf. Jika konsep tersebut selalu dijalankan, maka umat Islam yang sedemikian besar, maka setiap tahun akan terkumpul triliyunan rupiah. 


Dana yang berhasil dikumpulkan atas dasar doktrin agama tersebut akan dapat digunakan untuk membangun berbagai kebutuhan umat Islam, seperti membangun lembaga-lembaga pendidikan, tempat ibadah, mengentaskan kemiskinan, membuka lapangan kerja baru, dan lain-lain. Selain itu, maka kesenjangan kehidupan sosial yang terlalu jauh, juga akan bisa diatasi dengan dana tersebut. Sehingga kehidupan sosial ekonomi masyarakat juga akan tertolong dan seimbang.

Potensi seperti ini sangat diperlukan di negeri ini, mengingat jurang kesenjangan yang semakin hari tambah meluas dan melebar, karena itu mengimplementasikan printah Allah SWT di atas, sangat urgent(mendesak) bagi para kaum muslimin dunia, dan Indonesia secara spesifik, upaya dan usaha yang sepeti ini sangat bermanfat bagi keberlansungan hidup manusia saat ini dan yang akan datang dari segala aspek kehidupan, sehingga masyarakat lebih sejahtera dan berdaya guna.


Tetapi sayangnya, umat Islam dalam menjalankan doktrin keagamaan tersebut belum terlalu maksimal. Umpama saja di sana-sini zakat sudah dilaksanakan, maka baru sebatas zakat fitrah yang dilakukan setahun sekali, menjelang shalat  hari raya idul fitri. Selama ini, umat Islam di mana-mana belum tergolong memiliki kesadaran tinggi dalam menunaikan zakat, terutama zakat maal. Itulah sebabnya, doktrin zakat belum memberikan sumbangan nyata terhadap pengembangan ekonomi umat, dan juga belum merupakan kekuatan yang perlu dikhawatirkan bagi pihak lain.

 

Kekuatan berikutnya adalah berupa shalat  berjamaah. Bisa dibayangkan andaikan umat Islam setiap datang waktu shalat , mereka segera meninggalkan aktivitasnya masing-masing, dan kemudian bersama-sama mendatangi masjid/musholla sebagaimana hal itu dilakukan ketika menjalankan shalat  Jumat atau shalat  Id, maka akan tampak kekuatan yang luar biasa. Umat Islam akan terkesan bersatu dan kokoh. Sillaturrahmi dan solidaritas antar sesama kaum muslimin akan terbangun dengan sendirinya. Semangat berjamaah ini akan mudah terwujud jika setiap umat Islam mengamalkan firman Allah SWT yang tertulis dalam Al qur’an surat Al Baqarah ayat 43 : 

واقيموا الصّلاة واتوا الزّكوة واركعوا مع الرّاكعين


“dan dirikanlah shalat dan tunaikan zakat, dan ruku’lah bersama-sama dengan orang-orang yang ruku’


Ayat ini memberikan petunjukan kepada umat Islam, bagaimana menata kehidupan yang merta tanpa ada kesenjangan yang menyolok dari pandangan kebanyakan manusia. Maksudnya dari pelaksanaan shalat lima waktu sehari semalam, tidak hanya selesai sampai di sini, tapi harus bisa mengamalkan apa yang tersirat dari pelaksanaan shalat, yaiu bagi sasama tidak boleh saling mengganggu, baik secara fisik, atau nn fisik, dan mafaat dari bacaan dan geraan shalat ini merupakan gangguan  dalam hal no fisik, sedagkan gangguan fisiknya kita tidak boleh menahan diri dai zakat yang harus kita berikan kepada yang berhak menerimanya.


ketahuilah bahwa rezeki yang akan diganti oleh Allah SWT. itu tak hanya dalam bentuk harta saja, tetapi bisa juga Allah SWT. ganti dengan kesehatan yang baik, keluarga yang harmonis, anak-anak yang saleh salehah, pekerjaan yang baik, dan lain sebagainya.

Dan ternyata di dalam harta yang kita miliki saat ini rupanya ada hak orang lain yang perlu kita keluarkan. Hal itu telah Allah SWT. sampaikan dalam firman-Nya, “Bahwa dalam setiap harta terdapat hak orang lain (orang yang meminta-minta dan orang yang tidak meminta-minta).” (Q.S. Adz-Dzaariyat: 19)

Karena itu,  jangan kumpulkan harta tanpa mengeluarkan hak dari harta itu. Biarkan harta yang kita miliki menjadi bersih dengan sedekah yang kita keluarkan. Karena dengan sedekah yang kita tunaikan rupanya bisa menyucikan harta dan jiwa kita

Atas pandangan tersebut, mungkin akan ada sementara orang berpendapat, bahwa jika shalat  berjamaah dilakukan pada setiap waktu, akan mengganggu aktivitas sehari-hari dan bahkan akan melahirkan kerugian, menjadi boros misalnya. Kekhawatiran seperti itu boleh-boleh saja. Tetapi pada kenyataannya, bisa jadi justru produktivitas kerja akan menaik. Sebab tatkala seseorang telah bekerja selama empat jam, pasti memerlukan istirahat. Maka dengan menjalankan shalat  berjamaah,----untuk memanfaatkan waktu istirahat, dengan berwudlu, lalu berkumpul shalat  berjamaah maka tenaganya akan segar kembali, dan akhirnya produktivitas akan meningkat. Umat Islam dengan demikian akan menjadi lebih produktif. 


Bicara masalah pemberdayaan masyarakat dan kesejahteraan manusia, menurut pengamatan penulis, akan terus berlanjut dan berlangsung di tengah-tengah kehidupan manusia, maka smakin cepet penanganan masalah kesenjangan ini, maka semakin baik dan martabat semakin meningkat dan seimbang.


Mengutip istilah Pemberdayaan adalah upaya untuk membantu pertumbuhan pembangunan ekonomi hingga kualitas hidung masyarakat yang lebih baik dan mandiri. Pada umumnya semua kepala daerah haruslah membuat tindakan yang mencerminkan kepedulian dan dukungan bagi pemberdayaan masayrakat, tidak terkecuali kepada desa. Saat ini Desa-desa di pelosok Indonsia  mengalami masalah pada keadaan sosial masyarakat khususnya dimasa pasca pandemi. Maka dari itu perlu untuk mengetahui sejauh mana kemudian tindakan pemeritnah desa dalam memperbaiki masalah tersebut dengan upaya pemberdayaan. Maka diperlukan sebuah Penelitian yang dilakukan di seluruh Desa di Indoensia.  Maka untuk mengetahui sejauh mana peran pemerintah desa dalam memberdayakan masyarakat dengan melaui metode yang dilakukan dan bagaiamna kondisi pemberdayaan terhadap pembangunan ekonomi pedesaan.  Melalui hasil penelitian yang dilakukan, dapat dijadikan oleh pemerintah desa untuk memberdayakan masyarakat. Hal ini dikarenakan dari tindakan kebijakan maupun program pemberdayaan beum dirancang oleh pemerintah desa hingga akhirnya mempengaruhi kondisi masyarakat yang belum mendapatkan solusi dalam mengatasi kesenjangan sosial. Bahkan potensi-potensi daerah yang harusnya bisa dimanfaatkan untuk diberdayaan juga tidak dilakukan dan beberapa kegiatan individu masyarakat desa, di samping itu juga belum mendapatkan dukungan untuk meningkatkan keadan ekonomi masyarakat desa. maka sangat diperlukan perhatian para kepala desa untuk membuat suatu program pemberdayaan dilengkapi kegiatan-kegiatan pendekatan kepada masayrakat dengan mengutamakan terlebih dahulu potensi daerah yang dimiliki saat ini sambil melakukan upaya support dari pemerintah pusat.


Selama ini, dua doktrin tersebut masih sama-sama kurang dijalankan sepenuhnya. Pembayaran zakat dan lainnya masih belum ditunaikan secara maksimal, dan bahkan di sana-sini masih sulit digerakkan. Demikian pula shalat  berjamaah belum menjadi kebiasaan atau kebutuhan. Kebanyakan umat Islam masih lebih menyukai shalat  sendiri-sendiri, sekalipun sejumlah masjid dan atau mushalla di mana-mana dibangun. Maka kekurangan itu, umat Islam masih belum menjadi kekuatan yang perlu dikhawatirkan. Sebab pada kenyataannya, sekalipun secara kuantitas cukup besar, tetapi secara kualitas masih lemah. Mereka belum bersemangat membayar zakat dan juga menegakkan shalat berjamaah. Jika shalat dan zakat dapat dilakukan dengan baik dan benar sesuai yang telah diajarkan oleh Nabi kepada kita umatnya, maka akan menjadikan umat ini bahagia dunia akhirat dan sejehtera lahir bathin. Dan bisa bersama-sama secara berombongan menuju syurganya Allah SWT. Sebagaimana firman Allah SWT dalam suraat az-Zumar;39:73. Dan orang-orang yang bertakwa kepada Tuhannya diantar ke dalam surga secara berombongan.

Wallahu alam.

 



Dua Kekuatan Umat Islam Yang Ditakuti  Dua Kekuatan Umat Islam Yang Ditakuti Reviewed by sangpencerah on November 09, 2023 Rating: 5

Tidak ada komentar: