Hadits ke-17 dari 111, BAB 11. MUJAHADAH, KITAB : NUZHATUL MUTTAQIEN SYARH RIYADUS SHALIHIN

Hadits ke-17 dari 111, BAB 11. MUJAHADAH, KITAB : NUZHATUL MUTTAQIEN SYARH RIYADUS SHALIHIN


عن سَعِيدُ بْنُ عَبْدِ الْعَزِيزِ عَنْ رَبِيعَةَ بْنِ يَزِيدَ عَنْ أَبِي إِدْرِيسَ الْخَوْلَانِيِّ عَنْ أَبِي ذَرٍّ جنب بن نة رضي آلله عَنْه عَن النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِيمَا يَرْوِى عَنْ اللَّهِ تَبَارَكَ وَتَعَالَى أَنَّهُ قَالَ؛ يَا عِبَادِي، إِنِّي حَرَّمْتُ الظُّلْمَ عَلَى نَفْسِي، وَجَعَلْتُهُ بَيْنَكُمْ مُحَرَّمًا، فَلَا تَظَالَمُوا. يَا عِبَادِي كُلُّكُمْ ضَالٌّ إِلَّا مَنْ هَدَيْتُهُ فَاسْتَهْدُونِي أَهْدِكُمْ، يَا عِبَادِي كُلُّكُمْ جَائِعٌ إِلَّا مَنْ أَطْعَمْتُهُ فَاسْتَطْعِمُونِي أُطْعِمْكُمْ، يَا عِبَادِي كُلُّكُمْ عَارٍ إِلَّا مَنْ كَسَوْتُهُ فَاسْتَكْسُونِي أَكْسُكُمْ، يَا عِبَادِي إِنَّكُمْ تُخْطِئُونَ
بِاللَّيْلِ وَالنَّهَارِ وَأَنَا أَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا فَاسْتَغْفِرُونِي أَغْفِرْ لَكُمْ، يَا عِبَادِي إِنَّكُمْ لَنْ تَبْلُغُوا ضَرِّي فَتَضُرُّونِي وَلَنْ تَبْلُغُوا نَفْعِي فَتَنْفَعُونِي، يَا عِبَادِي لَوْ أَنَّ أَوَّلَكُمْ وَآخِرَكُمْ وَإِنْسَكُمْ وَجِنَّكُمْ كَانُوا عَلَى أَتْقَى قَلْبِ رَجُلٍ وَاحِدٍ مِنْكُمْ مَا زَادَ ذَلِكَ فِي مُلْكِي شَيْئًا، يَا عِبَادِي لَوْ أَنَّ أَوَّلَكُمْ وَآخِرَكُمْ وَإِنْسَكُمْ وَجِنَّكُمْ كَانُوا عَلَى أَفْجَرِ قَلْبِ رَجُلٍ وَاحِدٍ مِنْكُمْ مَا نَقَصَ ذَلِكَ مِنْ مُلْكِي شَيْئًا، يَا عِبَادِي لَوْ أَنَّ أَوَّلَكُمْ وَآخِرَكُمْ وَإِنْسَكُمْ وَجِنَّكُمْ قَامُوا فِي صَعِيدٍ وَاحِدٍ فَسَأَلُونِي فَأَعْطَيْتُ كُلَّ إِنْسَانٍ مَسْأَلَتَهُ مَا نَقَصَ ذَلِكَ مِمَّا عِنْدِي إِلَّا كَمَا يَنْقُصُ الْمِخْيَطُ إِذَا أُدْخِلَ الْبَحْرَ، يَا عِبَادِي إِنَّمَا هِيَ أَعْمَالُكُمْ أُحْصِيهَا لَكُمْ ثُمَّ أُوَفِّيكُمْ إِيَّاهَا، فَمَنْ وَجَدَ خَيْرًا فَلْيَحْمَدْ اللَّهَ وَمَنْ وَجَدَ غَيْرَ ذَلِكَ فَلَا يَلُومَنَّ إِلَّا نَفْسَهُ. قَالَ سَعِيدٌ كَانَ أَبُو إِدْرِيسَ الْخَوْلَانِيُّ إِذَا حَدَّثَ بِهَذَا الْحَدِيثِ جَثَا عَلَى رُكْبَتَيْهِ. رواه مسلم.

 وروينا عن أمام أحمد بن حنبل رحمه الله قال؛ ليس لاهل الشام حديث اشرف من هذا الحديث


111. Dari Sa'id bin 'Abdul 'Aziz dari Rabi'ah bin Yazid dari Abu Idris Al Khawlani dari Abu Dzar, Jundab bin junadah ra. dari Nabi SAW dalam meriwayatkan dari (firman) Allah Tabaraka wa Ta'ala yang berbunyi, "Wahai hamba-Ku, sesungguhnya Aku telah mengharamkan diri-Ku untuk berbuat dzalim dan perbuatan dzalim itu pun Aku haramkan diantara kalian. Oleh karena itu, janganlah kalian saling berbuat dzalim! Wahai hamba-Ku, kamu sekalian senantiasa berada dalam kesesatan, kecuali orang yang telah Aku beri petunjuk. Oleh karena itu, mohonlah petunjuk kepada-Ku, niscaya Aku akan memberikannya kepada kalian! Wahai hamba-Ku, kamu sekalian berada dalam kelaparan, kecuali orang yang telah Aku beri makan. Oleh karena itu, mintalah makan kepada-Ku, niscaya Aku akan memberi makan kalian! Wahai hamba-Ku, kamu sekalian telanjang dan tidak mengenakan sehelai pakaian, kecuali orang yang Aku beri pakaian. Oleh karena itu, mintalah pakaian kepada-Ku, niscaya Aku akan memberi kalian pakaian! Wahai hamba-Ku, kamu sekalian senantiasa berbuat dosa pada malam dan siang hari, sementara Aku mengampuni segala dosa dan kesalahan. Oleh karena itu, mohonlah ampunan kepada-Ku, niscaya aku akan mengampuni kalian! Wahai hamba-Ku, kamu sekalian tidak akan dapat menimpakan mara bahaya sedikitpun kepada-Ku, tetapi kamu merasa dapat melakukannya. Selain itu, kamu sekalian tidak akan dapat memberikan manfaat sedikitpun kepada-Ku, tetapi kamu sekalian merasa dapat melakukannya. Wahai hamba-Ku, seandainya orang-orang yang terdahulu dan orang-orang yang belakangan serta manusia dan jin, semuanya berada pada tingkat ketakwaan yang paling tinggi, maka hal itu sedikit pun tidak akan menambahkan kekuasaan-Ku. Wahai hamba-Ku, seandainya orang-orang yang terdahulu dan orang-orang yang belakangan serta jin dan manusia semuanya berada pada tingkat kedurhakaan yang paling buruk, maka hal itu sedikitpun tidak akan mengurangi kekuasaan-Ku. Wahai hamba-Ku, seandainya orang-orang yang terdahulu dan orang-orang yang belakangan serta semua jin dan manusia berdiri di atas bukit (bumi) untuk memohon kepada-Ku, niscaya masing-masing akan Aku penuhi permintaannya, dan hal itu tidak akan mengurangi karunia yang ada pada-Ku, melainkan hanya seperti (tetesan) jarum benang saat setelah dimasukkan ke dalam lautan. Wahai hamba-Ku. sesungguhnya amal perbuatan kalian senantiasa akan Aku hisab (adakan perhitungan) untuk kalian sendiri dan kemudian Aku akan berikan balasannya. Barang siapa mendapatkan kebaikan, maka hendaklah ia memuji Allah SWT. Dan barang siapa yang mendapatkan selain itu (kebaikan), maka janganlah ia mencela kecuali dirinya sendiri". Abu Sa'id berkata: saat Abu Idris Al Khawlani membacakan hadits ini maka langsung (tunduk) berlutut " HR. Muslim.

dan kami juga meriwayatkan dari Ahmad bin Hambal rahimahullah, ia berkata: tidak ada yang di miliki orang Syam sebuah hadits yang lebih mulia dari hadits ini.


HR. Muslim fii kitaabil birri.(Bab Tahriimu Dzhulmi)


Lughatul Hadits:

- Dzhulmu : menempatkan sesuatu bukan pada tempatnya, memberikan haknya yang berhak kepada yang tidak berhak. dan itu juga mustahil bagi Allah Ta'ala tidak menggambarkan ke Mahasucian-Nya. dan sedangkan makna   "haramtuhu" yaitu tidak terjadi hal (dzhalim) pada-Ku.
- Dzaala: Lalai/melanggar hal-hal syari'at sebelum diutusnya rasul.
- Hazhaituhu: membimbingnya kepada apa yang dibawa oleh rasul dan mengikutinya.
- Fastahduuny: mintalah pada-Ku (Allah SWT) hidayah/petunjuk.
- sha'idun wahun: ardun wahidatun, yang asalnya bermakna permukaan tanah.
- yanqushu: terambil sehingga berkurang jadi sepertiga (dari utuh), sebagaimana digunaka secara terus, dan secara bahasa kata "inqasha" itu adalah lemah.
- Al muhith: perumpamaan.
- Uaffiikum iyyaha: kupenuhi/kubalas dengan pahala.


Faidah Hadits:

- Disyariatkan berdoa meminta hidayah/petunjuk, dan sesungguhnya hidayah/petunjuk itu hanya ditangan  (kekuasaan) Allah SWT, dan juga meminta rizki, sedangkan makhluk semuanya adalah hamba Allah Ta'ala dan tidak memilikinya sedikitpun. dan juga rizki juga ada ditangan/kekuasaan Allah Ta'ala, memberikannya kepada siapa yang dikehendakinya. dan ini tidak bertentangn dengan alasan yang jelas, karena hal itu  (rizki) juga bagian dari makhluk Allah SWT. dan  itulah sebab (makhluk) tidak berdaya dengan sendirinya.
- Disyariatkan beristrighar (memohon ampun) dan memperbanyak ucapannya, taubat dengan sebenarnya, dan Allah SWT akan mengampuni semua dosa-dosa jika niatnya benar dan lurusanya aktivitas.
- Sesungguhnya Allah SWT tidak ada kemanfaatn bagi-Nya atas ketaatan (makhluk-Nya) sebagaimana tidak ada kemudharatan/bahaya bagi-Nya atas kemaksiatan (makhluk-Nya)





Hadits ke-17 dari 111, BAB 11. MUJAHADAH, KITAB : NUZHATUL MUTTAQIEN SYARH RIYADUS SHALIHIN Hadits ke-17 dari 111, BAB 11. MUJAHADAH, KITAB : NUZHATUL MUTTAQIEN SYARH RIYADUS SHALIHIN Reviewed by sangpencerah on November 13, 2023 Rating: 5

Tidak ada komentar: