(Guru MTs N 1 Kota Malang dan PCM Klojen)
Dalam
momentum hari raya Idul Adha identik dengan qurban yang hadir setiap tahun
secara berualang-ulang di tengah kehidu pan
umat muslim sedunia, harus menjadi perhatian serius bagi hamba yang beriman.
Karena keimanannya itulah maka umat
Muslim yang mampu dianjurkan untuk menyembelih hewan qurban sebagai bukti dari
keimanannya, bentuk pengabdian kepada Allah SWT. Hewan qurban yang biasanya
digunakan adalah domba, kambing, sapi, atau unta. Hewan-hewan ini harus
memenuhi syarat tertentu, baik dari segi umur, kesehatan, dan kebersihan.
Daging hewan qurban yang disembelih kemudian dibagi-bagikan kepada keluarga,
tetangga, baik mereka itu meminta atau tidak, dan orang-orang yang membutuhkan.
Ibadah
qurban memiliki makna yang mendalam dalam agama Islam. Selain sebagai bentuk
ketaatan kepada Allah SWT, qurban juga mengandung nilai sosial dan kepedulian
terhadap sesama. Melalui qurban, umat Muslim diajarkan untuk berbagi rezeki
dengan orang lain, terutama mereka yang kurang beruntung. Kata qurban itu
berasal dari bahasa Arab qaraba-yuqaribu-qurbanan-qaribun, yang artinya
dekat. Dengan begitu, sahabat karib berarti teman dekat. Makna qurban secara
istilah berarti kita berusaha menyingkirkan hal-hal yang dapat menghalangi
upaya mendekatkan diri kepada Allah SWT. Penghalang itu bisa berupa berhala
dalam berbagai bentuknya, seperti ego, nafsu, cinta kekuasaan, cinta
harta-benda dan lain-lainnya secara berlebihan.
Dalam
konteks Idhul Adha, pesan mendasar dalam perintah tersebut adalah agar manusia
tidak sesat dalam menjalani hidup. Untuk itu, harus selalu menjalin kedekatan
dengan Allah SWT. dan merasakan kebersamaan dengan-Nya setiap saat. Karena
manusia mudah sekali teperdaya oleh kenikmatan sesaat yang dijumpai dalam
perjalanan hidupnya, maka Allah SWT memberikan metode dan bimbingan
untuk selalu melihat kompas kehidupan berupa shalat dan dzikir agar kapal
kehidupan tidak salah arah. Di balik praktik Qurban terdapat filosofi yang
mendalam.
Di
era modern ini, pelaksanaan Qurban telah mengalami transformasi. Umat Muslim
dapat melakukan Qurban melalui lembaga-lembaga amil zakat, yayasan-yayasan
kemanusiaan, atau bahkan secara online. Teknologi telah memudahkan umat Muslim
untuk berpartisipasi dalam praktik Qurban, tanpa harus secara langsung terlibat
dalam proses pengorbanan hewan.
Sebagaimana
pesan dalam teks-teks agama, qurban dalam bahasa Arab adalah qurban
yang berarti mendekatkan diri kepada Tuhan. qurban tahunan yang dirayakan oleh
umat Islam di seluruh dunia seharusnya tidak lagi dimaknai sebagai ibadah yang
sebatas proses ritual. Sebaliknya, itu harus ditafsirkan sebagai penegasan
nilai-nilai kemanusiaan dan semangat pembebasan. Salah satu non-pembebasan
sosial adalah pemahaman syirik, yang menggunakan sistem feodal yang berbeda dan
memandang dunia terbagi, kacau, dan kontradiktif. Pandangan dunia Tauhid adalah
pandangan yang memandang realitas sebagai integral, holistik, monoteistik, dan
universal.
Peristiwa
Nabi Ibrahim untuk anaknya, atau Nabi Ismail untuk dirinya yang siap
disembelih, jelas menunjukkan ketundukan mereka pada perintah Allah SWT.
Ketaatan kita tidak hanya berakhir dengan penebusan dosa. Ada satu pesan penting
yang perlu disampaikan,
bukan hanya tentang memotong leher makhluk pendamai dalam diskusi ilmiyah.
Nabi Ibrahim as berkata: "Hai anakku sesungguhnya aku
melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa
pendapatmu!" Ia menjawab: "Hai bapakku, kerjakanlah apa yang
diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang
yang sabar". QS. As-Saffat
102.
Mengingat peristiwa kenabian Ibrahim as dan Ismail as yang digambarkan pada bagian di atas, terdapat
contoh
yang signifikan, bahwa pentingnya melakukan ketaatan yang
menghasilkan kedekatan dengan Allah SWT dengan terus berfokus pada-Nya.
Kedekatan
dalam kondisi memperhatikan perintah Allah SWT secara
tegas akan mempengaruhi umat Islam, semua latihan kerja kita memiliki kontrol
dan semua hal buruk akan dijauhkan. Pendekatan diri dan menyelesaikan perintah
Tuhan harus selalu dilakukan di setiap pintu terbuka yang kita miliki selama
perjalanan hidup di planet ini. Karena pentingnya cinta perdamaian adalah untuk
memberikan jiwa dan membangun kembali jiwa kepatuhan kepada Allah SWT
yang
tampak dalam keseluruhan aktvitas kita, termasuk tidak membatasi
bagaimana kita menafsirkan agama secara parsial
dan sempit. Karena itu semua perintah dalam agama sudah pasti ada manfaat dan
hikmah dalam kehidupan manusia.
Manfaat apa yang diperoleh para Mudhahhi
1. Sarana mendekatkan diri kepada Allah
SWT
Qurban
merupakan salah satu ibadah yang dijalankan sebagai sarana untuk mendekatkan
diri kepada Allah SWT. Sebagaimana firmanNya:
فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ ٢
"Maka, laksanakanlah shalat karena Tuhanmu dan
berqurbanlah!" QS. Al Kautsar 2
Menurut Tafsir Kementerian Agama RI, Allah SWT
memerintahkan untuk melaksanakan shalat dengan ikhlas semata-mata karena-Nya,
bukan tujuan riya’ dan memerintahkan untuk berqurban demi Allah SWT dengan
menyembelih hewan sebagai ibadah dan sarana mendekatkan diri kepada Allah SWT.
2. Sebagai ungkapan syukur
Menurut
ulama madzhab Hanafi sebagaimana dijelaskan Wahbah az-Zuhaili dalam kitab
fiqihnya, qurban menjadi wajib hukumnya apabila dituntut dari orang kaya untuk
melaksanakannya setiap Hari Raya Idul Adha.
Qurban yang dimaksud di sini bukan dalam rangka
nadzar atau sengaja dibeli untuk disembelih, melainkan dilakukan sebagai
ungkapan syukur atas nikmat kehidupan yang diberikan Allah SWT dan menghidupkan
sunnah yang diwariskan Nabi Ibrahim as.
3. Sebagai penghapus dosa
Manfaat
berqurban lainnya adalah sebagai penghapus dosa dan penebus kesalahan. Hadits
mengenai qurban
sebagai penghapus dosa juga diriwayatkan oleh Al Bazzar dan Ibnu Hibban, "Hai
Fatimah, berdirilah di sisi kurbanmu dan saksikanlah ia, sesungguhnya tetesan
darahnya yang pertama itu adalah pengampunan bagimu atas dosa-dosamu yang telah
lalu."
4. Menjadi amalan yang amat dicintai Allah
SWT
Ammi
Nur Baits dalam bukunya Panduan Qurban menjelaskan, menyembelih qurban termasuk
amal saleh yang memiliki keutamaan besar. Disebutkan dalam sebuah riwayat yang
berasal dari Aisyah RA, ia menceritakan bahwa Nabi SAW bersabda:
"Tidaklah
anak Adam melakukan suatu amalan pada hari Nahr (Idul Adha) yang lebih dicintai
oleh Allah melebihi mengalirnya darah (kurban), maka hendaknya kalian merasa
senang karenanya," (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah, sebagian ulama
mengatakannya dha’if).
Meskipun
hadits tersebut lemah, namun, kata Ammi Nur Baits, tidak menyebabkan hilangnya
keutamaan qurban. Syaikhul Islam dalam Majmu' Fatawa mengatakan, keutamaan qurban
ini lebih utama daripada shadaqah. “Berqurbanlah, aqiqah, hadyu sunah, semuanya lebih
baik, daripada shadaqah dengan uang senilai hewan yang disembelih," dan
perlu dipahami bahwa jenis hewan yang di qurbankan minimal adalah kambing/domba
yang paling bagus bukan yang jelek dan yang lainnya, misalnya (qurban)
hasil
panen, sayur dan jenis buah-buahan lainnya, hal itu
mutlak tidak akan diterima oleh Allah SWT, QS.5;27.
Hikmah
Dari
pembahasan di atas, dapat kita lengkapi dengan hikmah dari kerelaan berqurban
diantaranya; Pertama,
ibadah kurban bisa menjadi salah satu sarana pendidikan untuk kita semua agar
tidak lupa bersedekah di jalan Allah SWT. Kedua adalah qurban menjadi
penegasan kepada seluruh umat Islam di dunia, bahwa sesungguhnya perintah Allah
SWT harus benar-benar dilaksanakan dan jangan disia-siakan. Ketiga, qurban
ini akan menjadi motivasi bagi kita untuk berbagi kebahagiaan bersama
orang-orang yang tidak mampu di sekitar kita.
Tidak ada komentar: