Tafsir QS. Al-Haqqah, ayat 19-24 Ibnu Katsir
وَأَمَّا مَنْ أُوتِيَ كِتَابَهُ بِشِمَالِهِ
فَيَقُولُ يَا لَيْتَنِي لَمْ أُوتَ كِتَابِيَهْ (25) وَلَمْ أَدْرِ مَا
حِسَابِيَهْ (26) يَا لَيْتَهَا كَانَتِ الْقَاضِيَةَ (27) مَا أَغْنَى عَنِّي
مَالِيَهْ (28) هَلَكَ عَنِّي سُلْطَانِيَهْ (29) خُذُوهُ فَغُلُّوهُ (30) ثُمَّ
الْجَحِيمَ صَلُّوهُ (31) ثُمَّ فِي سِلْسِلَةٍ ذَرْعُهَا سَبْعُونَ ذِرَاعًا
فَاسْلُكُوهُ (32) إِنَّهُ كَانَ لَا يُؤْمِنُ بِاللَّهِ الْعَظِيمِ (33) وَلَا
يَحُضُّ عَلَى طَعَامِ الْمِسْكِينِ (34) فَلَيْسَ لَهُ الْيَوْمَ هَاهُنَا
حَمِيمٌ (35) وَلَا طَعَامٌ إِلَّا مِنْ غِسْلِينٍ (36) لَا يَأْكُلُهُ إِلَّا
الْخَاطِئُونَ (37)
Adapun orang yang kitabnya diberikan di tangan
kirinya, maka dia berkata,'' Wahai, alangkah baiknya kiranya tidak diberikan
kepadaku kitabku (ini), dan aku tidak mengetahui apa hisab terhadap diriku.
Wahai, kiranya kematian itulah yang menyelesaikan segala sesaatu. Hartaku
sekali-kali tidak memberi manfaat kepadaku. Telah hilang kekuasaanku
dariku." (Allah berfirman), "Peganglah dia, lalu belenggulah
tangannya ke lehernya.” Kemudian masukkanlah dia ke dalam api neraka yang
menyala-nyala. Kemudian belitlah dia dengan rantai yang panjangnya tujuh puluh
hasta. Sesungguhnya dia dahulu tidak beriman kepada Allah Yang Mahabesar. Dan
juga dia tidak mendorong (orang lain) untuk memberi makan orang miskin. Maka
tiada seorang teman pun baginya pada hari ini di sini, Dan tiada (pula) makanan
sedikitpun (baginya) kecuali dari darah dan nanah. Tidak ada yang memakannya
kecuali orang-orang yang berdosa.
ini merupakan berita tentang keadaan yang dialami
oleh orang-orang yang celaka apabila seseorang dari mereka menerima kitab
catatan amalnya dari sebelah kirinya di tempat hisab hari kiamat. Maka pada
hari itu dia menyesali amal yang telah dilakukannya di dunia dengan penyesalan
yang tiada taranya.
فَيَقُولُ يَا لَيْتَنِي لَمْ أُوتَ
كِتَابِيَهْ وَلَمْ أَدْرِ مَا حِسَابِيَهْ يَا لَيْتَهَا كَانَتِ الْقَاضِيَةَ
maka dia berkata, "Wahai, alangkah
baiknya kiranya tidak diberikan kepadaku kitabku (ini). Dan aku tidak
mengetahui apa hisab terhadap diriku. Wahai, kiranya kematian itulah yang
menyelesaikan segala sesuatu." (Al-Haqqah: 25-27)
Ad-Dahhak mengatakan yakni kematian yang tiada
kehidupan lagi sesudahnya. Hal yang sama dikatakan oleh Muhammad ibnu Ka'b,
Ar-Rabi', dan As-Saddi.
Qatadah mengatakan bahwa orang kafir saat itu
menginginkan kematian, padahal ketika di dunia tiada sesuatu pun yang lebih
dibencinya selain kematian.
مَا أَغْنَى عَنِّي مَالِيَهْ هَلَكَ عَنِّي
سُلْطَانِيَهْ
Hartaku sekali-kali tidak memberi manfaat
kepadaku. Telah hilang kekuasaanku dariku. (Al-Haqqah: 28-29)
Yakni harta dan kedudukanku tidak dapat membelaku
dari azab Allah dan pembalasan-Nya, bahkan segala sesuatunya ditanggung oleh
diriku, tiadayang menolongku dan tidak ada orang yang melindungiku. Maka di
saat itulah Allah SWT. berfirman:
خُذُوهُ فَغُلُّوهُ ثُمَّ الْجَحِيمَ
صَلُّوهُ
Peganglah dia lalu belenggulah tangannya ke
lehernya. Kemudian masukkanlah dia ke dalam api neraka yang menyala-nyala.
(Al-Haqqah: 30-31)
Allah SWT. memerintahkan kepada Malaikat
Zabaniyah (juru siksa) untuk memegangnya dengan kasar dari tempat perhimpunan,
lalu lehernya dibelenggu, kemudian diseret ke neraka Jahanam, lalu dimasukkan
ke dalamnya, dan api neraka Jahanam menelannya.
Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan
kepada kami Abu Sa'id Al-Asyaj, telah menceritakan kepada kami Abu Khalid, dari
Amr ibnu Qais, dari Al-Minhal ibnu Amr yang mengatakan bahwa tatkala Allah SWT.
berfirman, "Peganglah dia !" Maka berebutan untuk menanganinya
sebanyak tujuh puluh ribu malaikat, masing-masing dari mereka melakukan hal
yang sama, maka ia menjumpai tujuh puluh ribu malaikat itu di dalam neraka.
Ibnu Abud Dunia mengatakan di dalam kitab Al-Ahw'ah bahwa orang kafir didatangi
oleh empat ratus ribu malaikat, dan tiada sesuatu pun melainkan memukulinya,
lalu si orang kafir itu berkata, "Aku tidak punya salah denganmu."
Maka yang memukulinya berkata, "Sesungguhnya Tuhan murka terhadapmu, maka
segala sesuatu murka pula terhadapmu."
Al-Fudail ibnu Iyad mengatakan bahwa tatkala
Allah SWT. berfirman, "Peganglah dia dan belenggulah dia," maka
berebutan untuk melaksanakannya sebanyak tujuh puluh ribu malaikat, untuk
memperebutkan siapa yang paling dahulu dari mereka yang memasang belenggu di
leher si kafir itu.
ثُمَّ الْجَحِيمَ صَلُّوهُ
Kemudian masukkanlah dia ke dalam api neraka
yang menyala-nyala. (Al-Haqqah: 31) Maksudnya, lemparkanlah dia ke
dalamnya.
Firman Allah SWT:
ثُمَّ فِي سِلْسِلَةٍ ذَرْعُهَا سَبْعُونَ
ذِرَاعًا فَاسْلُكُوهُ
Kemudian belitlah dia dengan rantai yang
panjangnya tujuh puluh hasta. (Al-Haqqah: 32)
Ka'bul Ahbar mengatakan bahwa setiap mata rantai
darinya sama dengan semua besi yang ada di dunia. Al-Aufi telah meriwayatkan
dari Ibnu Abbas dan Ibnu Juraij, bahwa hasta ini berdasarkan hasta malaikat.
Ibnu Juraij mengatakan bahwa Ibnu Abbas telah
mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: Kemudian belitlah dia.
(Al-Haqqah: 32) Yakni rantai itu dimasukkan dari liang duburnya, kemudian
dikeluarkan dari mulutnya. Kemudian mereka disate dalam rantai itu
sebagaimana belalang dimasukkan ke dalam tusuk sate saat hendak dipanggang.
Al-Aufi telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas, bahwa
rantai itu dimasukkan dari liang anusnya, kemudian dikeluarkan dari kedua
lubang hidungnya agar ia tidak dapat berjalan pada kedua kakinya.
قَالَ الْإِمَامُ أَحْمَدُ: حَدَّثَنَا
عَلِيُّ بْنُ إِسْحَاقَ، أَخْبَرَنَا عَبْدُ اللَّهُ، أَخْبَرَنَا سَعِيدُ بْنُ
يَزِيدَ، عَنْ أَبِي السَّمْحِ، عَنْ عِيسَى بْنِ هِلَالٍ الصَّدَفي، عَنْ عَبْدِ
اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ: "لَوْ أَنَّ رَصَاصة مِثْلَ هَذِهِ -وَأَشَارَ إِلَى [مِثْلِ] جُمْجُمة-أُرْسِلَتْ
مِنَ السَّمَاءِ إِلَى الْأَرْضِ، وَهِيَ مَسِيرَةُ خَمْسِمِائَةِ سَنَةٍ،
لَبَلَغَتِ الْأَرْضَ قَبْلَ اللَّيْلِ، وَلَوْ أَنَّهَا أُرْسِلَتْ مِنْ رَأْسِ
السِّلْسِلَةِ، لَسَارَتْ أَرْبَعِينَ خَرِيفًا الليلَ والنهارَ، قَبْلَ أَنْ
تَبْلُغَ قَعْرَهَا أَوْ أَصْلَهَا".
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada
kami Ali ibnu Ishaq, telah menceritakan kepada kami Abdullah, telah
menceritakan kepada kami Sa'id ibnu Yazid, dari Abus Samah, dari Isa ibnu Hilal
As-Sadafi, dari Abdullah ibnu Amr yang mengatakan bahwa Rasulullah SAW. Pernah
bersabda: Seandainya sebuah batu sebesar ini —seraya menunjuk ke arah sebuah
tengkorak kepala kambing— dilemparkan dari langit ke bumi yang jaraknya sama
dengan perjalanan lima ratus tahun, niscaya batu itu telah sampai ke bumi
sebelum malam tiba. Tetapi seandainya batu ini dilemparkan dari ujung rantai
tersebut, niscaya ia masih terus terjatuh selama empat puluh musim gugur
(tahun), malam dan siang harinya (tanpa berhenti) sebelum mencapai pada bagian
bawahnya atau pangkalnya.
Imam Turmuzi mengetengahkannya dari Suwaid ibnu
Sa'id, dari Abdullah ibnul Mubarak dengan sanad yang sama. Dan Imam Turmuzi
mengatakan bahwa hadis ini sahih.
Firman Allah SWT.:
إِنَّهُ كَانَ لَا يُؤْمِنُ بِاللَّهِ
الْعَظِيمِ وَلا يَحُضُّ عَلَى طَعَامِ الْمِسْكِينِ
Sesungguhnya dia dahulu tidak beriman kepada
Allah Yang Mahabesar. Dan juga dia tidak mendorong (orang lain) untuk memberi
makan orang miskin. (Al-Haqqah: 33-34)
Yakni dia tidak pernah menunaikan hak Allah yang
menjadi kewajibannya, seperti amal ketaatan dan menyembah kepada-Nya, tidak mau
memberi manfaat kepada makhluk-Nya serta tidak mau menunaikan hak mereka yang
ada pada hartanya. Karena sesungguhnya menjadi kewajiban bagi hamba-hamba Allah
untuk mengesakan-Nya dan tidak mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun, juga
sudah menjadi kewajiban bagi sebagian dari mereka atas sebagian yang lainnya
menunaikan kebajikan dan bantu-membantu dalam hal kebajikan dan ketakwaan.
Karena itulah maka Allah memerintahkan manusia
untuk mendirikan shalat dan menunaikan zakat. Dan ketika Nabi SAW. mengembuskan
nafas terakhirnya, beliau sempat bersabda:
"الصَّلَاةَ، وما ملكت أيمانكم"
Peliharalah shalat, dan budak-budak yang
dimiliki oleh kalian.
Firman Allah SWT.:
فَلَيْسَ لَهُ الْيَوْمَ هَاهُنَا حَمِيمٌ
وَلا طَعَامٌ إِلا مِنْ غِسْلِينٍ لَا يَأْكُلُهُ إِلا الْخَاطِئُونَ
Maka pada hari ini tiada seorang teman pun
baginya di sini. Dan tiada (pula) makanan sedikit pun (baginya) kecuali dari
darah dan nanah. Tidak ada yang memakannya kecuali orang-orang yang berdosa.
(AL-Haqqah: 35-37)
Pada hari ini tiada seorang pun yang dapat
menyelamatkannya dari azab Allah. Hamim artinya teman dekat. Tiada teman
dekat. tiada pemberi syafaat yang didengar, dan tiada makanan baginya di sini
kecuali gislin. Menurut Qatadah, gislin adalah makanan yang
paling buruk bagi penduduk neraka. Ar-Rabi' dan Ad-Dahhak mengatakan bahwa gislin
adalah nama sebuah pohon di dalam neraka Jahanam.
Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan
kepada kami ayahku, telah menceritakan kepada kami Mansur ibnu Abu Muzahim,
telah menceritakan kepada kami Abu Sa'id Al-Mu'addib, dari Khasif, dari
Mujahid, dari Ibnu Abbas yang mengatakan bahwa ia tidak mengetahui apa itu gislin,
tetapi ia mempunyai dugaan kuat bahwa gislin adalah nama lain dari pohon
zaqqum.
Syabib ibnu Bisyr telah meriwayatkan dari
Ikrimah, dari Ibnu Abbas yang telah mengatakan bahwa gislin adalah darah
dan nanah yang mengalir dari tubuh mereka sendiri. Ali ibnu Abu Talhah telah
meriwayatkan dari Ibnu Abbas, bahwa gislin adalah keringat atau nanah
ahli neraka.
Tidak ada komentar: