KONSEP PENDIDIKAN SEIMBANG

 KONSEP PENDIDIKAN SEIMBANG
Oleh. Ust. Hafidz, S.Pd., M.Pd.I
(Dikdasmen dan PNF PCM Klojen)

 


Pendahuluan

Bicara masalah pendidikan bukan persoalan jangka pendek atau menengah, tapi lebh pada keberlangsungan hidup manusia di dunia ini. Karena itu maka bagi setiap orangtua bertanggungjawab untuk memberikan pendidikan kepada para putra-putrinya, selain sebagai hak anak untuk mengenyam pendidikan dalam hidupnya juga sebagai upaya orangtua untuk mempersiapkan mereka para generasi yang akan meneruskan perjuangan hidup kita dan diri mereka sendiri yang lebih baik dan berkemajuan, dan kita sebagai orangtua jangan sampai meninggalkan generasi sebagai generasi pewaris yang lemah. Sebagaimana amanah Allah SWT,  

 

وَلْيَخْشَ ٱلَّذِينَ لَوْ تَرَكُوا۟ مِنْ خَلْفِهِمْ ذُرِّيَّةً ضِعَٰفًا خَافُوا۟ عَلَيْهِمْ فَلْيَتَّقُوا۟ ٱللَّهَ وَلْيَقُولُوا۟ قَوْلًا سَدِيدًا

 

 Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar   (QS.an-Nisa’;4;9), sementara sistem pendidikan di Indonesia sampai saat ini dan ke depan telah diformalkan oleh Pemerintah dengan pendidikan wajib 9 tahun. yaitu Pendidikan Dasar dan Menengah (SD-SMP) atau sederajat, dan pendidikan yang sukses tidak hanya sukses di dunia nyata ini dengan ilmu umum, tapi juga harus berorientasi ke akhirat yaitu ilmu agamanya, akhlaknya, yang menjadi karakter anak yang bermoral.

 

Bagaimana anak memperoleh keduanya.

Sebagai orangtua tentu menginginkan putra-putrinya menjadi generasi yang berkualitas yaitu sukses dunia dan sukses akhiratnya, serta membanggakan kedua orangtuanya, dan ironisnya hal ini masih tergolong langka di Indonesia khususnya di Kota Malang, lalu bagaimana orangtua bisa memenuhi keduanya bagi putra-putri tercintanya, solusinya bagi orangtua jangan sampai salah memilih pendidikan bagi mereka, tapi carilah sekolah yang berkualitas dan mengolaborasikan keduanya, sehingga mereka memiliki kecerdasan ganda, yaitu cerdas intelektualnya (untuk kepentingan hidup mereka di dunia),  dan cerdas spiritualnya (bermanfaat bagi dirinya dan untuk kedua orangtuanya). Memang tidak ada larangan bagi orangtua memasukan putra-putrinya ke sekolah yang meng-cover keduanya, sekaligus memudahkan dan meringankan beban tanggungjawab orangtuanya.

 

Mengingat pentingnya pendidikan di atas maka diperlukan tambahan bagi lembaga pendidikan yang bernuansa Islam yaitu dengan muatan pendidikan non-formal, hal ini bisa dengan adanya Madrasah Diniah khususnya bagi generasi alpha yang sangat diperlukan sebagai benteng keimanan. Begitu juga dengan pendidikan akhlak dan moral, mengajarkan dan melatih peserta didik untuk berperilaku baik, sopan serta jujur. Harapannya, peserta didik tidak hanya tumbuh dengan kemampuan akademik saja, mereka juga tumbuh dengan benteng keimanan yang kokoh, menjadi pribadi agamis serta mempunyai budi pekerti yang baik dan berbudi luhur.

Dengan adanya program madrasah diniyah di sebuah sekolah dapat menjawab kebutuhan dan memudahkan beban para orangtua yang menghendaki putra-putrinya tumbuh menjadi anak shalih-shalihah dengan dasar keimanan yang kokoh. Dan peserta didik dilatih untuk terbiasa menjadi pribadi yang baik, disiplin, dan istiqamah. Tentu dalam hal ini masih banyak lagi program-program tambahan lainnya untuk membangun pendidikan akhlaq dan moral mereka ke depan yang akan hidup di tengah pesatnya arus digitalisasi.

Sebagai langkah antisipasi, maka diperlukan adanya upaya penguatan dan penggalakan, terutama kepada lembaga sekolah dan lembaga lainnya. Karena dalam pendidikan moral dan akhlak tidak hanya cukup dengan materi di kelas, atau pelatihan penguatan moral dan akhlak sekali tempo saja apalagi secara instan, tapi diperlukan kontinuitas berkelanjutan sampai anak usia 15 tahun.

Disamping hal di atas, dalam menanamkan pendidikan moral dan akhlak, perlu adanya teladan yang baik, yang memberikan contoh kepada para peserta didik bagaimana menjadi pribadi yang berakhlak dan bermoral. Sehingga peserta didik dapat melihat dan meniru akhlak dan moral seperti apa yang harus mereka tanamkan. Sebab, generasi alpha memiliki kecenderungan meniru sikap dan perilaku orang di sekitarnya daripada mendengarkan. Maka sangat diperlukan keteladanan baik di sekolah (guru), maupun di rumah (orangtua), keduanya harus bisa berkolaborasi dalam mencetak generasi shalih-shalihah yang bermanfaat untuk kedua orangtuanya.

 

Mengutip pernyataan Anggota Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah (DikdasmenPNF) Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Tengah, M Yazid Jamil bahwa “Madrasah dan sekolah adalah bagian dari pencerahan umat, sebab pendidikan merupakan hal yang paling utama dalam membangun keluarga sebagai basis peradaban bangsa,” apalagi dalam ajaran Islam, ada larangan bagi para orang tua untuk meninggalkan keturunan dalam kondisi yang lemah. Sebagai pendidik utama dalam keluarga,

 

Tantangan Yang Akan Dihadapi Para Orangtua

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi membawa dampak positif dan negatif terhadap anak, sehingga menuntut orangtua mendidik anak-anak dengan nilai-nilai keagamaan sebagai landasan pembentukan kepribadian anak. Dari segi negatifnya, yaitu membawa dampak destruktif (merusak) terhadap perkembangan kepribadian (akhlak) anak dalam kehidupan keluarga. Tati Nurhayati dalam pemaparan disertasinya yang berjudul Pendidikan Anak Dalam Keluarga Muslim Kontemporer menjelaskan bahwa Pendidikan yang dilakukan orangtua terhadap anak-anak akan menampilkan perilaku (behavior) anak-anak yang berbeda. Jika keluarga konsisten menginternalisasikan nilai-nilai akhlak mulia dan pendidikan intelektual yang baik kepada anak, maka anak tersebut akan mampu menampilkan perilaku yang baik pula, termasuk keterampilan intelektual. “Sangat diperlukan peran orangtua dalam mengadakan komunikasi langsung dengan anak, yaitu melakukan komunikasi yang baik dengan anak dalam memberikan pendidikan. Hal tersebut penting dilakukan agar anak menjadi manusia yang beriman, bertaqwa, cerdas, dan memiliki keterampilan yang berguna bagi hidup anak. Di era keluarga muslim kontemporer saat ini banyak orang tua yang sibuk akan kegiatannya, sehingga pendidikan terhadap anak lebih sering diserahkan ke sekolah dan pembantu rumah tangga,“ dan ini tidak boleh terjadi bagi kaum muslimin.

 

Lalu apa solusinya, sebagai solusinya ada beberapa tindakan yang dapat dilakukan oleh orangtua dalam melakukan pendidikan terhadap anak, selain yang telah dijelaskan di atas, yaitu dengan memilih media pendukung seperti pendekatan langsung, dengan mengemas materi pelajaran sesuai perkembangan intelektual anak. Selain itu memahami emosional, perilaku sosial, dan spiritual anak sangat diperlukan dalam memberikan pendidikan terhadap anak. “Orangtua dalam memberikan pendidikan terhadap anak dapat memanfaatkan metode keteladanan, nasihat, teguran, dan dengan pendekatan pendidikan rasional dan kasih sayang, sehingga anak akan merasa aman dan nyaman berada di lingkungan keluarga. Selain itu karena orangtua adalah pendidik dalam konteks pendidikan keluarga, dimana terdapat dimensi yang tidak dapat disampaikan orang lain kepada anak yang menjadi otoritas orangtua,”

 

Sementara itu, menurut Prof. Dr. Usman Abubakar, MA, saat ini di Indonesia masih langka doktor spesialis pendidikan keluarga. Karena pada dasarnya keluarga merupakan pilar bangsa yang utama dan pertama. “Saya rasa pendidikan terhadap keluarga, khususnya terhadap anak, itu sangat penting guna membentuk akhlak, dan kepribadian anak yang baik. Dan saat ini pendidikan keluarga, khususnya pendidikan keluarga muslim kontemporer masih langka, sehingga saya berharap Tati Nurhayati dapat mengembangkan dan melanjutkan disertasi terkait pendidikan keluarga tersebut sebagai doktor yang fokus terhadap pendidikan keluarga,”

 

Dikutip dari pernyataan Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Prof. Muhadjir Effendy, M.Ap. Bagi penyelenggara pendidikan jangan menciptakan peserta didik yang tidak imbang antara pengetahuan umum dan pengetahuan agamanya. artinya jangan berat sebelah dalam memberikan pendidikan kepada generasi bangsa. Sebab jika hanya berat urusan agama yang ditonjolkan maka besar kemungkinan akan lemah dalam urusan dunia, padahal sesuai perintah Allah SWT mengurus urusan dunia juga penting bagi kaum muslim.

Dua-duanya harus seimbang, karena dalam Al Qur’an juga mengungkapkan hal itu, dan juga jika hanya menonjolkan pendidikan untuk urusan dunia, maka generasi muslim akan besar kemungkinan kehilangan peluang berjaya di akhirat kelak. sebab keberhasilan di dunia nanti juga sebagai bekal keberhasilan di akhirat.

Menurut beliau, untuk mengejar ketertinggalan umat muslim dari dunia Barat dan lainnya diantaranya dengan melakukan akselerasi dalam pendidikan umumnya. Meski program tahfidz Qur’an baik, tapi program ekstra yang lain tetap tidak boleh ditinggalkan atau diabaikan oleh lembaga-lembaga pendidikan yang berwawasan keIslaman harus berada di depan dan banyak referensi dan literasi bagi pendidiknya, dua kali lipat harus lebih banyak dibandingkan lembaga umum.

Konsep pendidikan seimbang tersebut memiliki landasan kuat dalam filosofi pendidikan yang diajarkan oleh KH. Ahmad Dahlan sebagai proklamator pendidikan Muhammadiyah. Oleh karena itu, Prof. Muhadjir mendukung upaya Muhammadiyah mendirikan Boarding School sebagai proses pembelajaran yang paripurna disamping program tahfidz al-Qur’an yang menjadi ciri khas dan keunggulan dari sekolah-sekolah Muhammadiyah,”

 

Namun demikian, beliau memberikan catatan terhadap sekolah-sekolah Muhammadiyah, di mana masih lemahnya peserta didik dalam penguasaan keterampilan dasar beragama-berIslam. minimal lulusan sekolah Muhammadiyah mampu membaca Al Qur’an dengan lancar, tartil dan benar.  konsep ini harus diupayakan sudah tuntas pada tingkat pendidikan dasar, jadi peserta didik lulusan SMP atau Tsanawiyah Muhammadiyah harus betul-betul sudah menguasai bacaan Al Qur’an secara baik,”dan hafal 10-15 juz.



KONSEP PENDIDIKAN SEIMBANG KONSEP PENDIDIKAN SEIMBANG Reviewed by sangpencerah on Juli 10, 2024 Rating: 5

Tidak ada komentar: